Anda di halaman 1dari 7

ARTRITIS REUMATOID

Pathogenesis: penyakit inflamasi kronik yang menginduksi perubahan pada komposisi selular
dari membran sinovial yang menyebabkan hiperplasia fibroblas sinovial, kerusakan struktur
kartilago, tulang, dan ligament
Umur : 20-40 thn
Etiologi: Masih belum diketahui pasti, namun terdapat beberapa teori, autoimun
Faktor genetic: hubungan gen HLA-DRB1 dengan kejadian RA
Hormon seks: perempuan 2,5 x lebih banyak daripada laki2
Faktor infeksi: beberapa virus dan bakteri diduga sebagai agen penyebab penyakit, ex:
Mycoplasma, parvovirus B19, Mycobacteria, dll. Disini mekanisme mycobacteria ialah
melalui HSP manusia yang homolog dengan HSP mycobacteria shg antibody dan sel T
mengenbali epitopreaksi silangreaksi imun.
Faktor resiko:
Peningkatan resiko: jenis kelamin perempuan, riwayat keluarga menderita RA, umur lebih tua,
paparan salisilat, minum kopi decaffeinated >3 x/hari dan merokok.
Penurunan resiko: makanan tinggi vit D, konsumsi teh, penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan.
Gejala : nyeri saat bangun pagi, membaik dgn aktivitas, inflamasi (+), temuan sendi khusus
deviasi ulnar, swan neck, boutonniere.
Awitan :perlahan
Diagnosis:
Kriteria diagnosis RA berdasarkan ACR:
Kaku pagi hari sekurangnya 1 jam (> jam)
Artritis sekurangnya 3 sendi (poli&kecil)
Artritis pada sendi pergelangan tangan, MCP, PIP
Artritis yang simetris
Nodul reumatoid
Faktor reumatoid serum positif (80% pd RA)
Gambaran radiologis spesifik (erosi/dekalsifikasi pada tangan atau perg. Tangan )
Untuk diagnosis RA perlu 4 kriteria dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1-4 harus minimal diderita
selama 6 minggu
RA mengenai sendi apa saja??? Terbanyak memang di pergelangan tangan, MCP, PIP. Namun
bisa juga menyerang sendi lain seperti vertebra servikal, temporomandibular, bahu
(acromioclavicular, sternoclavicular), siku, panggul, lutut, pergelangan kaki.
Manifestasi ekstraatrikuler (sistemik): biasanya didapatkan pada penderita yang mempunyai
titer faktor rheumatoid serum yang tinggi.
konstitusional
Demam, anoreksia, lemah,linfadenopati
Kulit
Nodul (SC) rheumatoid: umumnya ditemukan di daerah ulna, olekranon, jari
tangan, tendon achiles, atau bursa olekranon. vaskulitis
Mata
Sjogren synd (keratokonjungtivitis sicca), skelirits

Kardiovaskular Pericarditis, endocarditis, efusi pericardial


Paru
Pleuritis, efusi pleura, nodul rematoid pada paru, caplan synd (infiltrate
noduler pada paru dengan pneumoconiosis)
Hematologi
Anemia on chr disease, trombositosis, eosinofilia, Felty synd (AR dengan
neutropenia,splenomegali,ulkus di tungkai)
GIT
Sjogren synd (xerostomia)
Neurologi
Entrapment neuropati
Ginjal
Amiloidosis, RTA, nefritis intersitiel, splenomegali
Metabolic
Osteoporosis
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan lab dasar utk evaluasi: DL, faktor rheumatoid (+), LED, CRP.
Imaging: foto polos, MRI
Erosi sendi, osteopenia
Dd: SLE, gout.
Terapi:
Prinsip tatalaksana RA:
Mengurangi nyeri dan pembengkakan
Memperbaiki fungsi sendi
Menghentikan kerusakan sendi
Mencegah disabilitas dan morbiditas
Keempat fungsi di atas dapat dicapai melalui:
Edukasi
Non faramakologik: terapi puasa, suplementasi asam lemak esensial, terapi spa, latihan
(sendi tetap digerakkan, jangan angkat yang berat2)
Farmakologik:
Inisial :
a. NSAID: mengurangi nyeri dan pembengkakan tetapi tidak menghambat progresivitas
kerusakan sendi. Selekoksib (NSAID generasi pertama golongan inhibitor selektif COX-2)
Karena tidak menghambat COX-1, efek samping saluran cerna yang ditunjukkan oleh hampir

lebih dianjurkan untuk


reumatoid artritis karena efek antiradangnya paling kuat.
semua obat AINS sangat minimal ditunjukkan oleh selekoksib.

b. Glukokortiokoid dosis rendah: prednisone dengan dosis < 10 mg/hari cukup efektif
utk meredakan gejala dan dapat memperlambat kerusakan sendi. Karena salah satu
efek dari steroid ialah osteoporosis, maka pemberian steroid juga diberikan kalsium
1500 mg dan vitamin D 400-800 iu/hr.
Definitif: DMARD obat yang digunakan adalah
metrotreksat

Inhibitor dihidrofolat 2,5-7


mg
per Supresi
sutul,
reduktase,
minggu,
waktu anemia, leucopenia,
menghambat
respons 1-2 bulan
gangguan liver

Etanercept

kemotaksis,
efek
antiinflamasi melalui
induksi
pelepasan
adenosin
Antagonis TNF alfa
25
mg
SC
2 Reaksi ringan pada
x/minggu,
Waktu suntikan
responsnya
cepat:
beberpa
hari-12
minggu

OSTEOARTRITIS
Definisi: meliputi komponen patologi, radiologi, dan klinis.
Patologi : destruksi fokal dari tulang subkondral
Radiologi : osteofitosis, penyempitan celah sendi, sklerosis subkondral formasi kista dan
abnormalitas struktur tulang
Manifestasi klinis : nyeri, kekakuan, pembengkakan sendi, krepitus, dan deformitas
struktur sendi
Patogenesis OA ialah kerusakan pada rawan sendi. Kerusakan disebabkan karena adanya
gangguan homeostasis rawan sendi (ketidakseimbangan antara proses sintesis dan degradasi
tulang rawan sendi yang diperantarai oleh enzim Metaloproteinase/MMP). Konsep pathogenesis
ialah degenerasi dan inflamasi.
Faktor resiko:
Obesitas
Usia > 50 tahun
Wanita
Trauma dan pekerjaan tertentu
Abnormalitas anatomi sendi
Mutasi gen COL2A1
Diagnosis:
OA menyerang sendi penopang tubuh: OA servikal, OA lumbal, OA lutut, OA panggul. Namun
dapat juga terjadi OA tangan.
Anamnesedan Pemeriksaan fisik:
Nyeri sendi: nyeri bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Nyeri pada OA lumbal dapat menjalar sampai ke betis (klaudikasio int) akibat dari
stenosis spinal
Hambatan gerakperubahan gaya berjalan
Kaku pagi: nyeri atau kaku dapat timbul setelah imobilitass, seperti duduk atau setelah
bangun tidur.
Krepitasi: rasa gemeretak (kadang dapat terdengar) pada sendi yg sakit
Pembesaran sendi (deformitas) ASIMETRIS

Penunjang:
Radiografi (penyempitan celah sendi dan osteofit)
DL (Hb, leuko, LED) dalam batas normal. Bedakan LED pada RA yang meningkat.
Pem imunologi (ANA, faktor rheumatoid, komplemen) dbN
Kriteria diagnosis menurut ACR:
1. OA lutut:
Nyeri lutut + 1 dari 3 kriteria :
Usia > 50 th
Kekakuan< 30 menit
Krepitus + osteofit
2. OA panggul
Nyeri panggul dan sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala sbb :
LED <20 mm/jam
Ro terdapat osteofit di acetabular atau femoral
Penyempitan celah sendi
3. OA tangan
Nyeri di tangan, kekakuan dan 3 atau 4 gambaran sbb :
Pembesaran jaringan 2 dari 10 sendi tangan tertentu (DIP 2 dan 3 kiri kanan)
Pembesaran pada 2 sendi DIP
< 3 pembengkakan pada sendi MCP
Deformitas pada sekurang-kurangnya 1 dari 10 sendi tangan tertentu
Terapi: pengelolaan terdiri dari 3 hal yaitu:
a. Non farmakologik:
Edukasi
Terapi fisik dan rehabilitasi
Penurunan BB
b. Farmakologik:
Awalnya terapi yakni dengan analgesic oral non opiate (asetaminofen) maupun
analgesic topikal (capsaicin)
Analgesik dan antiinflamasi: NSAID dan cox2 selektif
Tramadol dan analgesic opioid
Kortikosterioid intraarticular.
Condroprotective agents: obat yang dapat menjaga atau merangsang repair tulang
rawan sendi pasien OA (slow acting anti osteoarthritis drus/SAAODs atau disease
modifying anti osteoarthritis drugs/DMOADs). Yang termasuk: tetrasiklin, asam
hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C.
c. Bedah
GOUT ARTHRITIS/arthritis pirai
Patogenesis: deposisi Kristal MSU (monosodium urat) pada jaringan atau akibat supersaturasi
asam urat di dalam cairan ekstrasel. Terjadinya hiperurisemia (peningkatan asam urat darah) bisa
primer dengan penyebab yang tidak diketahui maupun sekunder (peningkatan biosintesis de

novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat),
dan kelainan yang menyebabkan underekskresi).
Faktor resiko: Obesitas, alkohol, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit ginjal, hiperparatiroid,
penyakit limfoproliperatif, obat TB (Etambutol, pirazinamid), obat HT (HCT), obat kanker
(siklosporin)
Manifestasi klinik: tdd arthritis gout akut, interkritikal gout, gout menahun dengan tofi.
a. Stadium arthritis gout akut
Manifestasi timbulnya sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa gejala
apa2, namun saat bangun pagi terasa sakit hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya
bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri mendadak, bengkak,
terasa hangat, merah (inflamasi +) dengan gejala sistemik berupa demam,
menggigil, dan merasa lelah. Paling sering gout mengenai MTP-1 yang biasa disebut
podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan
tangan/kaki, lutut, dan siku. Adapun faktor pencetus serangan akut antara lain berupa
trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian
obat diuretic atau penurunan dan peningkatan asam urat. Penurunan asam urat darah
secara mendadak dengan alopurinol atau obat urikosurik dapat menimbulkan
kekambuhan (tofi pecah sehingga Kristal tofus beredar dalam darah)
Stadium interkritikal: terjadi periode asimptomatik interkritik. Secara klinik tidak
didapatkan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan Kristal
urat.
Stadium arthritis gout menahun: terjadi pada pasien yang self medikasi shg dalam
tidak berobat secara teratur ke dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai
tofi/tofus yang banyak dan terdapat poliartikular. Lokasi tofi yg plg srg pd cuping
telinga, MTP-1, bursitis olekranon, tendon achiles, dan jari tangan. Pada stadium ini
bisa disertai dengan BSK sampai peny ginjal menahun.
Kriteria diagnosis menurut ACR:
Didapatkan kristal monosodium urat di dalam cairan sendi, atau
Didapatkan kristal monosodium urat di dalam tofus, atau
Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut :
1. Inflamasi maksimal pada hari pertama
2. Serangan artritis akut > 1x
3. Artritis monoartikuler
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP I
6. Serangan pada sendi MTP unilateral
7. Serangan pada sendi tarsal unilateral
8. Tofus
9. Hiperurisemia
10. Pembengkakan sendi asimetris pada gambaran radiologis

11. Kista subkortikal tanpa erosi pada gambaran radiologis


12. Kultur bakteri cairan sendi negatif
P penunjang:
Analisa cairan sendi
Asam urat darah dan urin 24 jam
Ureum dan kreatinin darah (bila curiga BSK)
Radiologi sendi : erosi
Komplikasi:
Tofus
Deformitas sendi
Nefropati gout
Gagal ginjal
Batu saluran kemih
Terapi:
Edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi
Pengobatan arthritis gout:
Menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan:
a. Kolkisin oral 3-4 kali, 0,5-0,6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg.
b. NSAID: jenis NSAID yg banyak dipakai ialah indometasin (dosis 150-200 mg/hari
selama 2-3 hari dilanjutkan 75-100 mg/hari sampai minggu berikut atau sampai nyeri
berkurang).
c. Kortikosteroid dan hormone ACTH diberikan bila kolkisin dan NSAID tidak efektif
maupun terdapat KI.
Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar asam
urat, sampai kadar normal guna mencegah kekambuhan
a. Diet rendah purin
b. Hiperurisemia tipe overproduksi : alopurinol (penghambat xantin oksidase)
c. Hiperurisemia tipe underekskresi: probenesid (urikosurik)
SLE
Definisi: Penyakit autoimun yang ditandai dengan produksi antibodi terhadap komponen inti sel
yang mengakibatkan manifestasi klinis yang luas.
Epidemiologi:
Wanita : laki-laki = 2:1
Usia 15-40 th
Kembar monozigot 25-50%
Kriteria diagnosis menurut ACR:
1. Malar rash
2. Ruam diskoid
3. Fotosensitivitas

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ulserasi di mulut atau nasofaring tdk nyeri


Artritis
Serositis (pleuritis atau perikarditis)
Kelainan ginjal (proteinuria >0,5 g/hari atau silinder sel )
Kelainan neurologi (kejang, atau psikosis)
Kelainan hematologi (anemia hemolitik, atau leukopenia, atau limfopenia, atau
trombositopenia)
10. Kelainan imunologis, sel LE +, atau anti Ds-DNA +, atau anti Sm +, atau tes serologis
untuk sifilis + palsu,anti fosfolipid +)
11. ANA +
Diagnosis ditegakkan bila didapatkan 4 dari 11 kriteria
Penunjang:
LED, CRP
C3, C4
ANA, Anti Ds DNA
Coomb tes bila ada anemia hemolitik
Biopsi kulit
Ureum kreatinin, protein urin 24 jam
Radiologi dada
Hb, leukosit, trombosit
Komplikasi:
Anemia hemolitik
Trombosis DVT, trombosis arteri
Lupus serebral penurunan kesadaran, kejang
Nefritis lupus gagal ginjal
Terapi:
Proteksi terhadap sinar matahari
Manifestasi non organ vital (kulit dan sendi) klorokuin 4 mg/kgBB/hari
Mengenai organ vital, prednison 1-1,5 mg/kgBB/hari selama 6 mgg lalu tapp off
Bila dengan steroid hasilnya tidak memuaskan dapat diberikan imunosupresif lain seperti
siklofosfamid/mtx, azatioprin, siklosporin dll.

Anda mungkin juga menyukai