SNI 7381 2008 Minyak Kelapa Virgin VCO
SNI 7381 2008 Minyak Kelapa Virgin VCO
ICS 67.200.10
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
SNI 7381:2008
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .....................................................................................................................................ii
1
Ruang lingkup.................................................................................................................... 1
Cara Uji.............................................................................................................................. 2
Higiene............................................................................................................................... 3
Pengemasan..................................................................................................................... 3
10
Penandaan ...................................................................................................................... 3
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Daftar isi
SNI 7381:2008
Standar Nasional Indonesia (SNI) Minyak kelapa virgin (VCO) disusun oleh Panitia Teknis
67-04 Makanan dan Minuman dan telah dibahas dalam rapat konsensus Panitia Teknis
pada tanggal 21 November 2006 di Jakarta. Hadir dalam rapat konsensus anggota Panitia
Teknis dan wakil produsen konsumen, lembaga pengujian, Lembaga IPTEK dan instansi
terkait lainnya,
Adapun tujuan standar ini adalah untuk menjamin mutu minyak kelapa virgin (VCO) yang
beredar di Indonesia maupun untuk ekspor dan melindungi keamanan konsumen.
Dalam merumuskan SNI ini telah memperhatikan:
1. Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
2. Undang-undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
4. Keputusan Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/VII/89
tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan.
5. Keputusan Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan No. 03726/B/SK/VII/89
tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada bulan 29 Agustus 2007 sampai dengan
bulan 29 November 2007 dan langsung disetujui menjadi RASNI
ii
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Prakata
SNI 7381:2008
Ruang lingkup
Standar ini menetapkan syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, higiene, minyak kelapa
virgin (VCO).
2.1
minyak kelapa virgin (VCO)
minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan
diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau
pemanasan tidak lebih dari 60 C dan aman dikonsumsi manusia,
CATATAN
Bahan baku utama dalam pembuatan VCO yakni daging buah kelapa tua dan segar.
4 Persyaratan mutu
Tabel 1 - Syarat mutu
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis uji
Satuan
Keadaan:
1.1 Bau
1.2 Rasa
1.3 Warna
Persyaratan
Khas kelapa segar,tidak tengik
Normal, khas minyak kelapa
Tidak berwarna hingga kuning pucat
%
g iod/100 g
%
Maks 0,2
4,1 11,0
Maks 0,2
mg ek/kg
Maks 2,0
%
%
%
%
ND 0,7
4,6 10,0
5,0 8,0
45,1 53,2
1 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
SNI 7381:2008
No.
Jenis uji
6.5 Asam miristat (C14 : 0)
6.6 Asam palmitat (C16 : 0)
6.7 Asam stearat (C18)
6.8 Asam oleat (C18 : 1)
6.9 Asam linoleat (C18 : 2)
6.10 Asam linolenat (C18:3)
7
8
Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total
Cemaran Logam :
8.1 Timbal (Pb)
8.2 Tembaga (Cu)
8.3 Besi (Fe)
8.4 Cadmium (Cd)
(lanjutan)
Satuan
Persyaratan
%
%
%
%
%
%
koloni/ml
16,8 - 21
7,5 10,2
2,0 4,0
5,0 10,0
1,0 2,5
ND 0,2
Maks 10
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 0,1
Maks 0,4
Maks 5,0
Maks 0,1
mg/kg
Maks 0,1
Pengambilan contoh
Cara Uji
VCO dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu sesuai Pasal 5.
2 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Tabel 1
SNI 7381:2008
Higiene
Pengemasan
VCO dikemas dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat. Bahan kemasan tidak
dipengaruhi atau mempengaruhi isi, sehingga produk tetap baik selama penyimpanan dan
pengangkutan.
10
Penandaan
VCO harus diberi label sesuai dengan peraturan tentang label dan iklan pangan.
3 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
SNI 7381:2008
(normatif)
A.1
Acuan
SNI 19 0429 1989, Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat.
A.2
Prinsip
Pengambilan contoh VCO dalam kemasan dilakukan dengan cara melihat banyaknya unit
contoh dan contoh diambil secara acak.
A.3
Alat yang dipergunakan untuk pengambilan contoh harus bersih dan kering. Pengambilan
dilaksanakan di tempat yang terlindung dari hal-hal yang dapat mempengaruhi contoh (debu,
hujan, suhu, dan lain-lain).
A.3.1
Bila tanding berbentuk curah, contoh sebaiknya diambil ketika bahan dialirkan melalui pipa
penyalur ke dalam tangki.
Untuk cairan yang telah tertampung dalam bak atau tangki pengambilan contoh dilakukan
dengan menggunakan alat yang sesuai.
A.3.1.1
Kecepatan aliran cairan dalam pipa harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
menyebabkan gerakan yang mengaduk cairan. Contoh diambil dengan menggunakan pipa
berkeran.
Contoh diambil pada selang waktu tertentu yang ditentukan oleh percobaan, tergantung
kepada sifat bahan. Penampungan contoh sedemikian rupa sehingga masing-masing
pengambilan volumenya sama, dan pada akhirnya diperoleh jumlah yang dikehendaki.
Batas ukuran tanding yang dapat diwakili oleh satu contoh maksimum 500 ton. Bila besar
tanding lebih dari 500 ton, maka kelebihannya dianggap tanding lain.
A.3.1.2
Bila tangki berbentuk silinder vertikal, berada di darat, atau tangki kapal, pengambilan contoh
dilakukan sebagai berikut:
Contoh diambil pada jarak tiap 30 cm dari dasar sampai ke permukaan cairan. Volume tiap
pengambilan harus sama, dan seluruhnya disatukan jadi satu contoh.
Bila isi tangki diketahui homogen, contoh diambil dari lima tempat ketinggian, satu kali pada
jarak sepersepuluh tinggi cairan dari dasar, tiga kali dari pertengahan tinggi cairan, dan satu
kali dari 9/10 tinggi cairan dari dasar, kelima hasil pengambilan yang sama volumenya
masing-masing dicampur menjadi satu contoh.
4 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Lampiran A
SNI 7381:2008
A.3.2
Lapisan cairan
Atas
Tengah
Bawah
Atas
Tengah
Bawah
10
100
20
10
100
30
20
10
60
40
40
25
10
70
30
50
30
10
80
20
60
55
36
10
10
80
10
70
65
40
10
10
80
10
80
65
45
10
10
80
10
90
85
50
10
10
80
10
100
90
50
10
10
80
10
Cairan mungkin dikemas dalam tangki kecil atau drum, atau dalam wadah-wadah kecil
seperti botol, kaleng, dan lain-lain yang kemudian beberapa botol/kaleng dikemas lagi dalam
dus/peti, dan lain-lain.
A.3.2.1
Sesuai dengan sifat dari bahan bila perlu drum terlebih dahulu digoyang-goyangkan atau isi
drum diaduk hingga serba sama.
Contoh diambil dengan menggunakan tabung pengambil contoh. Tergantung kepada jumlah
drum, contoh yang akan diambil sesuai Tabel A.2.
Pemilihan drum-drum yang akan diambil contohnya, ditentukan dengan cara acak
menggunakan Daftar Nomor Acak pada Tabel A.3.
Misal tanding terdiri dari 50 drum. Semua drum diberi nomor dari 01, 02, 03 .... 50.
Berdasarkan petunjuk di atas, contoh harus diambil dari 4 drum, dan dengan menggunakan
Daftar Nomor Acak ternyata drum no. 04, 46, 29, 17. Dari tiap drum diambil cairan yang
volumenya sama, lalu dicampur menjadi satu contoh.
Batas ukuran tanding yang dapat diwakili oleh satu contoh maksimum 500 ton. Bila besar
tanding lebih dari 500 ton, maka kelebihannya dianggap tanding lain
5 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Bila tangki merupakan tangki mobil, atau tangki silinder horizontal, pengambilan contoh
dilakukan sebagai berikut :
Beberapa bagian contoh diambil dengan perbandingan volume tertentu, seperti dilukiskan
pada Tabel A.1. Banyaknya pengambilan bagian contoh dan beberapa perbandingan
volumenya ditentukan oleh beberapa persen tinggi tangki terisi oleh cairan. Bagian-bagian
itu dicampur menjadi satu.
SNI 7381:2008
Jumlah drum/kaleng/botol
dalam tanding
Kurang dari 4
4 100
Lebih dari 100
Semua drum/kaleng/botol
20% dari jumlah drum/kaleng/botol, minimum 4.
10% dari jumlah drum/kaleng/botol, minimum 20.
6 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Tabel A.2 - Jumlah pengambilan contoh dari drum, kaleng dan botol
SNI 7381:2008
Line
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
(1)
78994
04909
46582
29242
68104
17156
50711
35449
75622
01020
08337
76829
89708
89836
25903
71345
61454
80376
45144
12191
62936
31588
20787
45063
31606
10452
37016
66725
07380
71621
03466
12692
52192
56691
74952
18752
61961
49197
19436
39143
82244
55847
94095
11751
69902
21850
75850
29648
82740
36842
(2)
36244
58485
73576
89792
81339
02182
94789
52409
82729
55151
89989
47229
30641
55817
61370
03422
92263
08909
54373
88527
59120
96798
96048
00745
64782
33074
64633
97865
74438
57688
13263
32931
30941
72529
43042
43693
04944
43948
87291
64803
67549
56155
95970
69469
08995
25352
46992
22086
28448
42092
(3)
32673
70686
33004
88634
97090
82504
07171
75095
76916
36132
24260
19706
21267
56747
66081
01015
14547
30470
05505
58852
73957
43668
84726
84635
34027
76718
67301
25409
82120
58256
23917
97387
44998
66063
58869
32867
43111
78947
71884
14605
76491
42878
97826
25521
27821
25556
25165
42581
42734
52075
(4)
25475
93930
61795
60285
20601
19880
02103
77720
72657
51971
08618
30094
56501
75195
54076
68025
08473
40200
90074
51175
35969
12611
17512
43079
56734
99556
50949
37498
17890
47702
20417
34822
17833
73570
15677
53017
28325
60207
74859
13543
09761
23708
25991
44097
11758
92161
55906
85677
25518
83926
7 dari 28
(5)
84953
34880
86477
07190
78940
93747
99057
39729
58992
32155
66798
69430
95182
06818
67442
19703
34124
46448
24783
11534
21598
01714
39450
52724
09365
16026
91298
00816
40963
74724
11315
53775
94563
86860
78598
22661
82319
70667
76501
09621
74494
97999
37584
07511
46989
23592
62339
20251
82827
42875
(6)
61792
73059
46736
07795
20228
80910
98775
03025
32756
60735
25889
92399
72442
83043
52964
77313
107740
617742
86299
87218
47287
77266
43618
14262
20008
00013
74969
99261
55757
98419
52805
91674
23062
68125
43520
39610
65589
39843
93456
68301
91307
40131
56966
88996
61920
43294
88958
39641
35325
71500
(7)
50243
06825
60460
27011
22083
78260
37997
09313
01154
64867
52860
98749
21445
47403
23823
04555
40839
11643
20900
04876
39394
55079
30629
05750
93559
78411
73631
14471
13492
08025
33072
76549
95725
40436
97521
03796
96048
60607
95714
69817
64222
52360
68623
30122
32121
10479
91717
65786
90288
69216
(8)
63423
80257
70345
85941
96070
25136
18325
43545
84890
35424
57375
22081
17276
58266
02718
83425
05620
92121
15144
85584
08778
24690
24356
89373
78384
95107
57397
10232
68294
68519
07723
37635
38463
31303
83248
02622
98198
15328
92518
52140
66592
90390
83454
67542
28165
37879
15756
80689
32911
01350
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
SNI 7381:2008
Cairan dikemas dalam wadah-wadah kecil, seperti botol plastik dan botol
Tergantung kepada jumlah wadah dalam tanding dan ukuran masing-masing wadah, jumlah
contoh yang diambil adalah seperti dalam Tabel A.4. Misal terdapat 400 kotak, masingmasing berisi 48 kaleng berukuran no. 300. Jumlah kaleng seluruhnya 19.200 buah.
Berdasarkan Tabel A.3 jumlah contoh yang harus diambil 13 buah yang diambil secara acak
menggunakan Daftar Nomor Acak. Seluruh 13 wadah diserahkan untuk pemeriksaan
8 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
A.3.2.2
gelas
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
II
Ukuran wadah
sama dengan, atau
lebih besar dari 250
ml tapi tidak lebih
besar dari 500 ml
3.60114.400
14.40148.000
48.00196.000
96.001156.000
156.001228.000
228.001300.000
300.001420.000
12.00124.000
24.00148.000
48.00172.000
72.001108.000
108.001168.000
168.001240.000
Lebih dari
420.000
2.400
atau kurang
2.40112.000
1.200
atau
kurang
1.2017200
7.20115.000
15.00124.000
24.00136.000
36.00160.000
60.00184.000
84.001120.000
IV
200
atau
kurang
201800
8011.600
1.6012.400
2.4013.600
3.6018000
8.00116.000
16.00128.000
25
atau
kurang
2680
81200
201400
401800
8011.200
1.2012.000
2.0013.200
Lebih dari
3.200
13
21
29
38
48
60
72
Jumlah maksimum
contoh cacat yang
diterima
III
Lebih dari
240.000
9 dari 28
Lebih dari
120.000
Lebih dari
28.000
SNI 7381:2008
B.1
Persiapan contoh
B.1.1
Buka kemasan minyak kelapa virgin secara aseptis kemudian dimasukkan ke dalam wadah
untuk uji mikrobiologi.
B.1.2
Buka kemasan minyak kelapa virgin kemudian pindahkan contoh ke wadah uji organoleptik.
B.1.3
Kocok contoh minyak kelapa virgin hingga homogen lalu pindahkan contoh ke wadah uji
kimia.
B.2
Keadaan
B.2.1
Bau
B.2.1.1
Prinsip
Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera
penciuman (hidung).
B.2.1.2
a)
b)
c)
B.2.1.3
a)
b)
Cara kerja
jika tercium bau khas minyak kelapa segar dan tidak tengik maka hasil dinyatakan
normal;
jika tercium bau asing maka hasil dinyatakan tidak normal.
B.2.2
Rasa
B.2.2.1
Prinsip
Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera
perasa (lidah).
B.2.2.2
a)
Cara kerja
tuangkan contoh dalam sendok teh bersih dan rasakan dengan lidah,
10 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Lampiran B
(normatif)
Cara uji VCO
SNI 7381:2008
lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli.
B.2.2.3
a)
b)
B.2.3
Warna
B.2.3.1
Prinsip
Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik dengan menggunakan indera
penglihat (mata).
B.2.3.2
Cara kerja
a) jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasil dinyatakan normal;
b) jika terlihat warna lain maka hasil dinyatakan tidak normal.
B.3
Kadar air
B.3.1
Metode oven
B.3.1.1
Acuan
ISO 662 1089 (E), Second edition 1998 09 15, Annual and Vegetable fats and oil
Determination of moisture and volatile matter content.
B.3.1.2
Prinsip
Kehilangan pada bobot pemanasan 105 C dianggap sebagai kadar air yang terdapat dalam
contoh.
B.3.1.3
a)
b)
c)
d)
Peralatan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
b)
SNI 7381:2008
B.3.1.5
Perhitungan
Kadar air dinyatakan sebagai % (b/b), dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan
rumus:
m1 m2
Kadar air = ----------- x 100%
m1
dengan :
m1 adalah bobot cuplikan
m2 adalah bobot cuplikan setelah pengeringan
B.4
B.4.1
Bilangan iod
Acuan
Prinsip
Penambahan larutan iodium monokhlorida dalam campuran asam asetat dan sikloheksan ke
dalam contoh. Setelah melewati waktu tertentu dilakukan penetapan halogen yang
dibebaskan dengan penambahan kalium iodida (KI). Banyaknya iod yang dibebaskan
dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat dan indikator kanji.
B.4.3
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pereaksi
Cyclohexane
Asam asetat
Larutan kalium iodida (KI) 20 %, larutkan 20 g kalium iodida dalam100 ml air suling.
Larutan natrium tiosulfat 0,1 N. Pembuatan 1 N standar natrium tiosulfat.
Timbang 248 natrium tiosulfat. Larutkan dengan air suling bebas CO2 dan masukkan ke
dalam labu ukur 1 liter kemudian tera dan himpitkan. Encerkan 100 ml larutan natrium
tiosulfat 1 N ke dalam labu ukur 1 liter dan tera labu ukur sampai tanda garis dengan
air suling bebas CO2.
Indikator larutan kanji 0,5 %. 0,5 g serbuk kanji dididihkan dengan 100 ml air suling.
Larutan wijs.
Pembuatan:
Timbang 13 g iod dilarutkan ke dalam 1 liter asam asetat pekat lalu dialiri gas khlor
(tidak boleh berlebihan), sehingga sejumlah khlor yang terikat setara dengan iod yaitu
diperlukan 3,6 g khlor.
Untuk mengetahui apakah jumlah tersebut sudah cukup, erlenmeyer berisi larutan
asam asetat ditimbang sebelum dan sesudah dialiri gas khlor atau dengan
memperhatikan perubahan warna dari coklat tua menjadi coklat kekuning-kuningan.
Larutan wijs dimasukkan ke dalam botol berwarna dan disimpan di tempat gelap pada
suhu kurang dari 30 C.
CATATAN
12 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
f)
g)
h)
SNI 7381:2008
a)
b)
c)
d)
B.4.5
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Peralatan
Neraca analitik, ketelitian minimal 0,1 mg, terkalibrasi;
Erlenmeyer 500 ml bertutup asah;
Pipet gondok 25 ml, terkalibrasi;
Buret 50 ml, ketelitian 0,1 ml, terkalibrasi.
Cara kerja
Timbang dengan teliti sejumlah contoh berdasarkan bilangan iod dari contoh tersebut
ke dalam erlenmeyer 500 ml, bertutup asah, lihat Tabel B.1 ;
Tambahkan 15 ml pelarut (sikloheksan : asam asetat, 1 : 1) dengan menggunakan
gelas ukur untuk melarutkan lemak;
Tambahkan dengan tepat 25 ml larutan wijs dengan menggunakan pipet gondok
(jangan dipipet dengan mulut), kemudian tutuplah erlenmeyer tersebut;
Simpan selama 1 jam 2 jam dalam tempat/ruang gelap untuk lemak yang mempunyai
nilai bilangan iod di bawah 50, simpan di tempat gelap selama 1 jam. Untuk lemak
yang mempunyai bilangan iod di atas 50, simpan di tempat gelap selama 2 jam;
Tambahkan 10 ml larutan KI 20% dan 100 ml air suling. Tutup erlenmeyer dengan
segera, kocok dan titar dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N dan larutan kanji sebagai
indikator;
Lakukan penetapan duplo;
Lakukan penetapan blanko;
Hitung bilangan iod dalam contoh.
Tabel B.1 - Bobot contoh berdasarkan perkiraan bilangan iod
B.4.6
Contoh (gram)
<5
5 20
21 50
51 100
101 150
151 200
3,00
1,00
0,40
0,20
0,13
0,10
Perhitungan
Bilangan iod dinyatakan sebagai gram iod yang diserap per 100 gram dihitung sampai dua
desimal dengan menggunakan rumus:
( V0 V1 ) x N x 12,69
Bilangan iod = ---------------------------m
dengan :
N adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N
V0 adalah volume larutan tio 0,1 N yang diperlukan pada penitaran blanko, (ml).
V1 adalah volume lautan tio 0,1 N yang diperlukan pada penitaran contoh, (ml).
m adalah bobot contoh, (g).
13 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.4.4
SNI 7381:2008
B.5.1
Prinsip
Pereaksi
Peralatan
Neraca analitik, ketelitian minimal 0,1 ml, terkalibrasi.
Erlenmeyer 250 ml, terkalibrasi.
Buret 10 ml atau 50 ml, terkalibrasi.
Cara kerja
Timbang dengan seksama 30 gr contoh ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 50 ml etanol 95 % netral.
Tambahkan 3 tetes 5 tetes indikator PP dan titar dengan larutan standar NaOH 0,1 N
hingga warna merah muda tetap (tidak berubah selama 15 detik).
Lakukan penetapan duplo.
Hitungan bilangan asam/kadar asam lemak bebas/derajat asam dalam contoh.
Perhitungan
Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat), dinyatakan sebagai persen asam lemak,
dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus :
V x N x 200
Asam lemak bebas ( sebagai asam laurat ) = -------------m x 10
dengan :
V adalah volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran, (ml)
N adalah normalitas NaOH
m adalah bobot contoh, (g)
200 adalah bobot molekul asam laurat
14 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.5
SNI 7381:2008
Bilangan peroksida
B.6.1
Acuan
Prinsip
Larutan contoh dalam asam asetat glasial, dan kloroform direaksikan dengan larutan KI.
Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat.
B.6.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pereaksi
CATATAN
B.6.4
a)
b)
c)
d)
e)
f)
B.6.5
a)
b)
c)
d)
e)
Peralatan
Neraca analitik, ketelitian 0,1 mg, terkalibrasi;
Erlenmeyer, bertutup asah 250 ml 300 ml;
Pipet gondok 20 ml, terkalibrasi;
Labu ukur 100 ml, terkalibrasi;
Buret 10 ml dan 50 ml, terkalibrasi;
Gelas ukur 50 ml dan 100 ml.
Cara kerja
Timbang ke dalam erlenmeyer 300 ml, sebanyak 0,3 gram 5 gram contoh.
Tambahkan 10 ml kloroform dan larutkan contoh dengan cara menggoyangkan
erlenmeyer dengan kuat.
Tambahkan 15 ml asam asetat glasial dan 1 ml larutan kalium iodida jenuh.
Tutuplah segera erlenmeyer tersebut dan kocok kira-kira 5 menit di tempat gelap pada
suhu 15 C 25 C.
Tambahkan 75 ml air suling dan kocok dengan kuat.
15 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.6
SNI 7381:2008
g)
h)
i)
Titar dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,02 N dengan larutan kanji sebagai
indikator.
Lakukan penetapan blanko.
Lakukan penetapan duplo.
Hitung bilangan peroksida dalam contoh.
B.6.6
Bobot cuplikan
(g)
0 12
12 20
20 30
30 50
50 90
2,0 5,0
1,2 2,0
0,8 1,2
0,5 0,8
0,3 0,5
Perhitungan
Bilangan peroksida dapat dinyatakan dalam miligram ekivalen dari oksigen aktif per kg.
Dihitung sampai dua desimal contoh dengan menggunakan rumus :
(V1 V0) x N
Bilangan peroksida (mg/kg) = ------------------ x 1000 atau
m
dengan :
Vo adalah volume dari larutan natrium tiosulfat untuk penitaran blanko, (ml);
V1 adalah volume dari larutan natrium tiosulfat untuk penitaran contoh, (ml);
N adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat yang digunakan;
m adalah berat contoh, (g).
B.7
B.7.1
Asam-asam lemak
Acuan
16 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
f)
SNI 7381:2008
a.
Peralatan
Gas Kromatografi (GC), dilengkapi dengan Flame Ionization Detector, injektor dan
suhu oven terprogram.
Kondisi operasi :
Temperatur injektor
: 250 C
Temperatur Oven
:
Tabel B.3 - Kondisi operasi
Temperatur FID
Gas Pembawa
Kecepatan alir
Gas Pembakar
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Suhu (C)
Waktu
(menit)
Tingkat
(C /mnt)
100
150
250
0.00
3.00
3.00
5.0
5.0
end
: 250 C
: Helium
: 0.75 ml/menit
: Udara tekan dan hidrogen
Kolom
: Kapiler panjang 30 m
Diameter dalam 0,25 mm
Film 0,25 mm
Neraca analitik terkalibrasi
Kondensor
Penangas air
Labu didih 250 ml
Labu kocok
B.7.4 Pereaksi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
B.7.5
B.7.5.1
Cara kerja
Penimbangan contoh
Penimbangan contoh jumlahnya tidak ditentukan, tetapi perlu diketahui untuk menentukan
ukuran labu dan jumlah yang akan digunakan seperti Tabel B.4 berikut ini :
17 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.7.3
SNI 7381:2008
B.7.5.2
c)
d)
NaOH 0.5 N
(ml)
BF 3 Methanol
(ml)
100 250
250 500
500 750
750 1000
50
50
125
125
4
6
8
10
5
7
9
12
Persiapan sampel
B.7.5.2.2
a)
Kapasitas labu
(ml)
Persiapan contoh
B.7.5.2.1
a)
b)
Contoh
(mg)
c)
d)
Pisahkan lapisan bagian atas (larutan petroleum yang mengandung asam lemak), dan
cuci larutan petroleum eter dengan air suling hingga bebas basa
Masukkan larutan petroleum eter yang mengandung metil ester ke dalam labu didih
berdasar bulat, kemudian uapkan larutan dengan vakum evaporator hingga kering
Larutkan residu hingga 1 ml dengan petroleum eter
Larutan siap untuk diinjeksikan ke dalam alat GC.
B.8
Cemaran Mikroba
b)
B.8.1
Acuan
Pembebasan sel-sel bakteri yang mungkin terlindung oleh partikel makanan dan untuk
menggiatkan kembali sel-sel bakteri yang mungkin viabilitasnya berkurang karena kondisi
yang kurang menguntungkan dalam makanan. Persiapan dan homogenisasi contoh
bertujuan agar bakteri terdistribusi dengan baik di dalam contoh makanan yang ditetapkan.
18 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
SNI 7381:2008
Larutan pengencer
10 g
5g
3,5 g
1,5 g
1000 ml
Larutkan bahan-bahan di atas menjadi 1000 ml dengan air suling dan atur pH menjadi 7,0.
Pipet 225 ml larutan tersebut ke dalam botol 500 ml dan 9 ml ke dalam tabung reaksi.
Sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.
B.8.2.3
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
B.8.2.4
a)
b)
Peralatan
Homogenisasi contoh
Pipet 25 g contoh dan masukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi 225 ml larutan
pengencer sehingga diperoleh pengenceran 1 : 10.
Kocok campuran beberapa kali sehingga homogen.
B.8.3
B.8.3.1
Prinsip
Pertumbuhan bakteri misofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam pembenihan yang
sesuai selama 48 jam pada suhu (35 1) C.
B.8.3.2
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Peralatan
B.8.3.3
Pembenihan
5g
2,5 g
1g
15 g
19 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.8.2.2
SNI 7381:2008
B.8.3.4
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Cara kerja
B.8.3.5
Perhitungan
Pernyataan hasil
Cara menghitung
a)
pilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara
25 koloni 250 koloni setiap cawan petri. Hitung semua koloni dalam cawan petri
menggunakan alat penghitung koloni. Hitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan
dengan faktor pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per gram;
b)
jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 koloni
atau lebih besar dari 250 koloni, hitung jumlah koloni yang terletak antara 25 koloni
250 koloni dan kalikan dengan faktor pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah
bakteri per gram;
contoh :
10-2
120
105
10-3
25
20
120 + 105 + 25
ALT = ------------------------------ = 124,9375
[( 1x 2) + (0, 1x 1) x 10-2]
20 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Air suling
1000 ml
Larutkan bahan-bahan di atas menjadi 1000 ml dengan air suling dan atur pH menjadi 7,0.
Masukkan sebanyak 300 ml 500 ml larutan tersebut ke dalam botol 500 ml. Sterilkan
menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.
SNI 7381:2008
jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25 koloni
250 koloni, hitung jumlah koloni dari masing-masing pengenceran koloni per g dengan
rumus :
C
ALT = -----------------------------[(1 x n1) + (0,1 x n2) x d]
dengan :
C adalah jumlah koloni dari tiap-tiap petri;
n1 adalah jumlah petri dari pengenceran pertama yang dihitung;
n2 adalah jumlah petri dari pengenceran kedua;
d adalah pengenceran pertama yang dihitung;
Contoh :
10-2
131
a) 25
10-3
30
131 + 143 + 30 + 25
ALT = --------------------------------- = 164,3357
[(1 x 2) + (0,1 x 2) x 10-2]
d)
jika jumlah koloni dari masing-masing petri lebih dari 25 koloni nyatakan sebagai
jumlah bakteri perkiraan;
- jika jumlah koloni per cm2 kurang dari 100 koloni maka nyatakan hasilnya sebagai
jumlah perkiraan : jumlah bakteri dikalikan faktor pengenceran.
Contoh :
10-2
10-3
Jumlah bakteri perkiraan
~
640
1000 x 640 = 640.000 (6.4 x 105)
2
- jika jumlah koloni per cm lebih dari 100 koloni maka nyatakan hasilnya :
area x faktor pengenceran x 100 contoh rata-rata jumlah koloni 110 per cm2
10-2
~
~
10-3
7150
6490
area (cm2)
65
59
e)
jika jumlah koloni dari masing-masing koloni yang tumbuh pada cawan petri kurang dari
25 maka nyatakan jumlah bakteri perkiraan lebih kecil dari 25 koloni dikalikan
pengenceran yang terendah;
f)
21 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
c)
SNI 7381:2008
Cemaran logam
B.9.1
Acuan
- Association of Official Analytical Chemistry. 2000. AOAC Official Method 986. 15, Arsenic,
Cadmium, Lead, Selenium, and Zinc in Human and Pet Foods, Multielement Method, 17th
Edition, Chapter 9.1.01.
- SNI 01-2896 -1998, Cara Uji cemaran logam dalam makanan.
B.9.2
B.9.2.1
Prinsip
Peleburan contoh dengan cara pengabuan kering pada 500 C 550 C yang dilanjutkan
dengan pelarutan dalam larutan asam. Logam yang terlarut dihitung menggunakan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
B.9.2.2
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
B.9.2.3
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Peralatan
Pereaksi
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.9
SNI 7381:2008
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
23 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
i)
Pipet 10 ml larutan baku 200 g/ml Cu ke dalam labu ukur 100 ml kemudian encerkan
dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku ketiga ini memiliki
konsentrasi 20 g/ml Cu.
larutan baku kerja Cu;
Pipet ke dalam labu ukur 100 ml masing-masing sebanyak 0 ml; 1 ml; 2 ml; 4 ml; 7 ml;
dan 9 ml larutan baku 20 g/ml kemudian tambahkan 5 ml larutan HNO3 1 N atau HCl
6 N, dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku
kerja ini memiliki konsentrasi 0 g/ml; 0,2 g/ml; 0,4 g/ml; 0,8 g/ml; 1,4 g/ml; dan
1,8 g/ml Cu.
larutan baku 1000 g/ml Pb;
Larutkan 1,000 g Pb dengan 7 ml HNO3 pekat dalam gelas piala 250 ml dan masukkan
ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda garis.
Alternatif lain, bisa digunakan larutan baku Pb 1000 g/ml siap pakai.
larutan baku 50 g/ml Pb;
Pipet 5,0 ml larutan baku 1000 g/ml Pb ke dalam labu ukur 100 ml dan encerkan
dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini memiliki
konsentrasi Pb 50 g/ml.
larutan baku kerja Pb;
Pipet ke dalam labu ukur 100 ml masing-masing sebanyak 0 ml; 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml;
dan 5 ml larutan baku 50 g/ml kemudian tambahkan 5 ml larutan HNO3 1 N atau HCl
6 N, dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku
kerja ini memiliki konsentrasi 0 g/ml; 0,5 g/ml; 1 g/ml; 1,5 g/ml; 2,0 g/ml; dan
2,5 g/ml Pb.
larutan baku 1000 g/ml Fe;
Larutkan 1,000 g Fe dengan 7 ml HNO3 pekat dalam gelas piala 250 ml dan masukkan
ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda garis.
Alternatif lain, bisa digunakan larutan baku Fe 1000 g/ml siap pakai.
larutan baku 50 g/ml Fe;
Pipet 5,0 ml larutan baku 1000 g/ml Fe ke dalam labu ukur 100 ml dan encerkan
dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini memiliki
konsentrasi Fe 50 g/ml.
larutan baku kerja Fe;
Pipet ke dalam labu ukur 100 ml masing-masing sebanyak 0 ml; 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml;
dan 5 ml larutan baku 50 g/ml kemudian tambahkan 5 ml larutan HNO3 1 N atau HCl
6 N, dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku
kerja ini memiliki konsentrasi 0 g/ml; 0,5 g/ml; 1 g/ml; 1,5 g/ml; 2,0 g/ml; dan
2,5 g/ml Fe.
larutan baku 1000 g/ml Cd;
Larutkan 1,000 g Cd dengan 7 ml HNO3 pekat dalam gelas piala 250 ml dan masukkan
ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda garis.
Alternatif lain, bisa digunakan larutan baku Cd 1000 g/ml siap pakai.
larutan baku 50 g/ml Cd;
Pipet 5,0 ml larutan baku 1000 g/ml Cd ke dalam labu ukur 100 ml dan encerkan
dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini memiliki
konsentrasi Cd 50 g/ml.
larutan baku kerja Cd;
Pipet ke dalam labu ukur 100 ml masing-masing sebanyak 0 ml; 1 ml; 2 ml; 3 ml; 4 ml;
dan 5 ml larutan baku 50 g/ml kemudian tambahkan 5 ml larutan HNO3 1 N atau HCl
6 N, dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku
kerja ini memiliki konsentrasi 0 g/ml; 0,5 g/ml; 1 g/ml; 1,5 g/ml; 2,0 g/ml; dan 2,5
g/ml Cd.
SNI 7381:2008
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
Cara kerja
B.9.2.5
Perhitungan hasil
C
Kandungan Logam (mg/kg) = ------- x V
m
dengan :
C adalah konsentrasi logam dari kurva kalibrasi, (g/ml)
V adalah volume larutan akhir, (ml);
m adalah bobot contoh, (g).
B.9.2.6
Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan deviasi (RSD) maksimal 11%. Jika RSD lebih besar dari 11%
maka analisis harus diulang.
B.10
B.10.1
Cemaran arsen
Acuan
- Association of Official Analytical Chemistry. 2000. AOAC Official Method 986. 15, Arsenic,
Cadmium, Lead, Selenium, and Zinc in Human and Pet Foods, Multielement Method, 17th
Edition, Chapter 9.1.01.
- SNI 01 4866 1998, Cara uji cemaran arsen dalam makanan.
24 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.9.2.4
SNI 7381:2008
Prinsip
Contoh didestruksi dengan asam menjadi larutan arsen. Larutan As5+ direduksi dengan KI
menjadi As3+ dan direaksikan dengan NaBH4 sehingga terbentuk AsH3 yang kemudian
dibaca dengan SSA pada panjang gelombang 193,7 nm.
B.10.3
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
B.10.4
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Peralatan
Pereaksi
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.10.2
SNI 7381:2008
B.10.5.1
a)
b)
c)
d)
b)
c)
d)
b)
c)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
B.10.6
a)
Pengabuan kering
B.10.5.3
a)
Pengabuan basah
timbang 5 g contoh ke dalam labu kjeldahl dan tambahkan 20 ml H2SO4 p.a dan 15 ml
HNO3 p.a;
setelah reaksi selesai, panaskan dan tambahkan HNO3 pekat sedikit demi sedikit
sehingga contoh berwarna coklat atau kehitaman;
tambahkan 10 ml HClO4 sedikit demi sedikit dan panaskan lagi sehingga larutan
menjadi jernih atau berwarna kuning (jika terjadi pengarangan setelah penambahan
asam perklorat, tambahkan lagi sedikit HNO3 p.a);
pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 ml dan encerkan dengan air suling
sampai tanda garis.
B.10.5.2
a)
Persiapan contoh
Cara kerja
siapkan larutan NaBH4 dan HCl 8M dalam tempat yang sesuai dengan yang ditentukan
oleh alat;
pipet 25 ml larutan destruksi dan tambahkan 2 ml HCl 8M, 0,1 ml KI 20% kemudian
biarkan minimal 2 menit;
tuangkan larutan tersebut ke dalam tabung contoh pada alat;
tuangkan larutan baku kerja As 0,01 g/ml; 0,02 g/ml; 0,03 g/ml; 0,04 g/ml;
0,05 g/ml; serta blanko ke dalam 6 tabung contoh lainnya. Nyalakan burner serta
tombol pengatur aliran pereaksi dan aliran contoh;
baca nilai absorbans maksimum larutan baku kerja As, larutan contoh dan larutan
blanko menggunakan SSA pada panjang gelombang 193,7 nm;
buat kurva kalibrasi antara konsentrasi As (g/ml) sebagai sumbu X dan absorbans
sebagai sumbu Y;
plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi;
hitung kandungan As dalam contoh.
B.10.7
Perhitungan
C
Kandungan Arsen (mg/kg) = ------ x V
m
26 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
B.10.5
SNI 7381:2008
B.10.8
Ketelitian
Kisaran hasil dua kali ulangan deviasi (RSD) maksimal 16%. Jika RSD lebih besar dari 16%,
Maka analisis harus diulang kembali.
27 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
dengan :
C adalah konsentrasi logam dari kurva kalibrasi, (g/ml)
V adalah volume larutan akhir, (ml);
m adalah bobot contoh, (g).
SNI 7381:2008
28 dari 28
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Bibliografi
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan