PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup
sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk
menandakan seseorang hidup berkecukupan. Namun sekarang obesitas
telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai
komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah
menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia .
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah
global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun
negara berkembang. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan
faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan
obesitas.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional
dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan
di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah
anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum
mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai
melirik masalah obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu
sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari. Prevalensi obesitas di
Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang membahayakan.
Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak
telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik
68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data
SUSENAS,2005).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Obesitas ?
2. Apa tipe tipe atau jenis Obesitas ?
3. Apa gejala gejala Obesitas ?
4. Apa penyebab timbulnya Obesitas ?
C. Pertanyaan Penulis
1. Bagaimana cara mengukur Obesitas ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas ?
3. Penyakit apa saja yang akan timbul bila sudah mengalami Obesitas ?
4. Bagaimana cara menanggulangi Obesitas ?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas Pengantar Biologi Manusia .
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan
yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun
pembaca mengetahui tentang apa saja yang berhubungan dengan Obesitas
(Kegemukan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan
suatu
keadaan
fisiologis
akibat
dari
penimbunan lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih
dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil,
Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama
populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas
meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap
oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama
(Lucy A. Bilaver,2009).
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyak makan,
terlalu sedikit beraktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya
(Misnadierly, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Obesitas
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai
tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
1. Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok , yaitu :
a. Obesitas ringan
b. Obesitas sedang
c. Obesitas berat
Kg/m2
<18,5
18,5 22,9
23,0
23,0 24,9
25,0 40,0
40,0 100,0
BB ( Kg)
2
T (m)
10
11
12
terjadi
ketika
kelenjar
tiroid
tidak
hormon
ini
dapat
mempengaruhi
metabolisme,
13
14
15
adipose
coklat.
Kemungkinan
lainnya
adalah
yang
diaktifkan
oleh
gen
manusia.
Leptin
16
samping
beberapa
obat
dapat
menyebabkan
kategori
Underweight
(kekurangan
berat
badan),
17
18
19
2. Serangan jantung
Lemak dalam tubuh bisa menutupi pembuluh darah jantung dan
menyumbatnya. Ini yang kemudian menyebabkan serangan jantung
koroner.
3. Hipertensi
Orang gemuk cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini
bisa diatasi dengan mengurangi berat badan dan berolahraga.
4. Sleep apnea
Tandanya adalah sulit tidur nyenyak dan suka mengorok saat tidur.
Ini adalah gangguan pernafasan yang membuat jalan udara seakan
berhenti beberapa kali kala terlelap. Sleep apnea dikaitkan dengan
kemunculan hipertensi, gagal jantung, dan penyakit lainnya.
5. Asam urat
Orang obesitas empat kali lebih berisiko mengalami asam urat atau
gout. Penyakit ini menyerang sendi yang diakibatkan tingginya kadar
purin di daerah sendi. Sendi bisa bengkak, memerah, dan nyeri.
Mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu solusi.
6. Kolesterol tinggi
Kegemukan cenderung memicu tingginya kolesterol jahat (LDL)
ketimbang kolesterol baik (HDL). Banyaknya kolesterol jahat menjadi
penyebab penyakit kardiovaskular dan stoke.
20
21
kondisi
tubuhnya.
Beberapa
kali
diwawancarai,
yang
22
2. Pengaturan Diet
Makin gemuk seseorang maka makin mudah untuk merasa lapar.
Ini karena pengaruh zat atau hormon yang terdapat dalam sel-sel
lemak. Maka usaha pembatasan diet harus dilakukan sesegera
mungkin. Jika yang bersangkutan menganggap bahwa usaha
pembatasan diet bisa dilakukan kapan saja (tetapi tidak saat ini), tentu
usahanya menjadi lebih sulit. Karena itu, pada saat ini juga,
tetapkanlah bahwa saya harus membatasi diet saya, sebelum menjadi
lebih gemuk lagi dengan risiko lebih susah lagi untuk berdiet. Carilah
makanan yang rendah kalori. Mulailah hari kita hanya dengan
mengonsumsi setengah dari porsi makan Anda sehari-hari. Semua
porsi yang kita makan dikurangi separoh. Itu saja. Jangan lupa pula
membatasi makanan manis, asin, dan lemak. Tetapi harus diingat,
jangan sampai kebablasan mengatasi kegemukan. Anjuran WHO,
jumlah penurunan massa tubuh yang baik dan aman adalah sekitar
setengah hingga 1 kg per minggu.
3. Pola Hidup Sehat
Selain pengaturan diet, biasakanlah menimbang badan Anda untuk
mengevaluasi usaha Anda. Hal ini kelihatan sepele namun memberi
efek yang tidak kalah besarnya dengan program diet itu sendiri. Begitu
pula dengan berolahraga, lakukan dengan baik dan benar.
4. Terapi Kedokteran
Meskipun banyak obat-obatan yang ditawarkan agar bisa menjadi
langsing, namun sebaiknya sebelum menggunakan obat-obatan,
berkonsultasi dulu dengan dokter. Tanyakanlah bagaimana cara kerja,
efek samping, atau bahaya jika obat tersebut secara berlebihan terdapat
dalam tubuh. Obat yang cocok pada seseorang belum tentu cocok dan
sesuai pada orang lain. Dan program penurunan berat badan tidak bisa
hanya bergantung pada obat-obatan.
23
5. Pembedahan
Pembedahan
berupa
pengambilan
lemak
perut
(omentum)
dilakukan jika seseorang telah memiliki BMI sama atau lebih dari 40.
Selain itu bisa juga dilakukan pada BMI kurang dari 35, jika telah
memiliki penyakit yang bisa mengancam jiwa akibat berat tubuh
berlebihan.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola hidup sehat, penting untuk mencegah dan mengatasi obesitas
dari risiko penyakit yang ditimbulkannya. Lingkar perut adalah barometer
kesehatan anda. Bila bagian pinggang dari pakaian anda terasa sempit,
waspadai adanya Sindrom Metabolik. Obesitas terjadi karena adanya
kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan
keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas
primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas
sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik
(meliputi 10%).
Dampak-dampak
yang
ditimbulkan
dari
obesitas
selain
A. Saran
Sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Selain itu disarankan pula
melakukan exercise dengan prinsip bagi penderita obesitas disarankan
untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat serta FIT (frequency,
intensity and time).
Bagi penderita super obesitas disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter untuk mengetahui treatment (jenis bedah atau terapi) apa
yang dibutuhkan dan cocok untuk keadaannya.
25