Anda di halaman 1dari 82

!

" #" #
$# % " "& " #

' ( )#

"*

# *"
*

"

"#
"
' ( )#

'
+ #' " #
#
*
1 0

&

+
"
# +
" "!
"
#" #
#
"
'#
# "'
# #
# 2 # #
# "*
"'
#

"
#

, #"
#.
$# % " " & " #

+
/
01 &
"
" "#
*

&
"

#
- .* #

#
**
* 0 . " # " ) "#
#" + " #
+ "
# , #"
#. #'
#'
# * ". # "2. # "
'#
+
" "
#" )
#
"
# 2 #
" +
*
+ .
# #
#
"
. "
'#
" "
#
# #
2
#
# #
* * + + " #'
*
#
*
#'
*1 * "
# #
#
# #
#
#.
," #
#
#
%
"+
#
#' "
##'
**
*3
" " #"
+ "
#
# . ""
"# + # " * "
#
#'
#
#
+
#
2
+ #' " #
. # "2. # "
# #
*
# #
2
#
'#
# . "* " + ) #
"
#
) # 2) #
"
'#
*
#) +* %
" " #
" "+
+
* #'
#,
"
# # + "
#' #
,# " #
" ++ "
*
#" 2
"
# ' # ) + * #' *
" "# #
+# +
#
# , "
+ #' " # ' # " "
# # + "
# '#
. + $#
*
*#
# #
"2
" #
'#
# #
. + +
*
#
+ # "
#
# #
"2
" " #
*
#* "
# +#
'#
*
#")
4 5
*"
+ # " $# % " " & " #
' ( )#
#
02
# " #'
* " * #'
+
# # #
* "# '#
. +
# & #
+
#
" # #" #
+ *)
+ *
# #+ #
*# #
*
# ")
" # "
**

+
#
# #

6#

00
0
0
0

1
3
;
<

"

#
0

"
"
#'

#
#
"

,
,
#

'

8#
!
3
0
0
07

<
<
7

#
1 5
# #
3 9 #
#8 "
30 9 #
3
9 #

#
#"

"

10
1
1
11
13
1

0
8#
# ,

# #
+"
#
9
"
+"
#
# # & ," # ! # " 8 #
: "
: "
8#
#
#
'# & ""
<0
#
<
9 ))

#9

#"
#"
"

,
+ "
## - #
#
# 98
# 94

%
9
" #
* "8 #
#(
8#
#
8#
5
#
"
# 4 ) '2:
8#
#

#
30 9 #
3
"

3
;
<
7
1

#" #
5
#
# # & ," # & #" #
# #&
%

&

# 984

)
=0
* = ,* > # #
=
% ,! # "
?
=
% , "
=1 =
# @#
"
=3 9
"2
"@#
=
"

," # & #" #

$$
11
1<
17
30
3
3<
'(
7
;0
*!

ii

*'
;
;
;;
;;
;;
;<

+ &
/
/

*
*

&
%
/ , + #' "

A B
C
# y = 2 y #

/ , penyelesaian y = y 2 sin( x ) untuk y (0) =


# y =

y 1
x

1
2

<

/ , + #'

/
/
/
/
/
/

*
*
*
*
*
*

&
&
&
9 #
9 #
9 #

%
%
%
# "
#
# !

A
A
C
"

9 #

#"

!"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""" 7

1
3
30

"

3
;

0 A B3

#
#

#
C A
'
# '

A
#

iii

0 A

7
# #'
# #'

1
3
<
7
1

#
#
#
#

$
%

$ '%
$

%
& %
%
$

$
$

"

"

%
%

"
"

1.1 Persamaan Diferensial


Persamaan diferensial (differential equation) adalah persamaan yang melibatkan
variabel-variabel tak bebas dan derivatif-derivatifnya terhadap variabel-variabel bebas.
Berikut ini adalah contoh persamaan diferensial:

dy
= e x + sin(x) ,
dx
y"2 y '+ y = cos( x ) ,
2

u
x

u
y

u
,
t

(1)
(2)
(3)

(4)
3 x 2 dx + 2 ydy = 0 .
Persamaan diferensial (disingkat PD) dibagi dalam dua kelas yaitu biasa dan parsial.
Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) adalah suatu persamaan
diferensial yang melibatkan hanya satu variabel bebas. Jika diambil y(x) sebagai suatu
fungsi satu variabel, dengan x dinamakan variabel bebas dan y dinamakan variabel tak
bebas, maka suatu persamaan diferensial biasa (disingkat PDB) dapat dinyatakan dalam
bentuk
F x, y , y , y ,..., y ( n ) = 0 .
Jelas bahwa persamaan (1), (2), dan (4) adalah PDB, sedangkan (3) adalah tidak.
Sebenarnya, (3) adalah suatu persamaan diferensial parsial (partial differential equation).
Persamaan diferensial parsial (disingkat PDP) adalah suatu persaman diferensial yang
melibatkan dua atau lebih variabel bebas.
Tingkat (order) dari persamaan diferensial didefinisikan sebagai tingkat dari
derivatif tertinggi yang muncul dalam persamaan diferensial. Sebagai contoh:
d3y
dy
(a)
x 2 3 6x
+ 10 y = 0
adalah PDB tingkat 3,
dx
dx
(b)
adalah PDB tingkat 2,
x (t ) + sin[ x (t )] = 0
(c)
adalah PDB tingkat 2,
y + ay = 0
adalah PDB tingkat 1,
(d)
x (t ) + x (t ) = 0

u u

=0
x y

(e)

2u

(f)

2u

adalah PDP tingkat 1,

2u

adalah PDP tingkat 2.


t 2 x 2 y 2
Dari persamaan di atas mudah dilihat mana yang merupakan variabel bebas atau
variabel tak bebas. Sebagai contoh, pada (a) variabel tak bebasnya yaitu y = y(x), pada (b)
variabel tak bebasnya x dalam t yang dinyatakan secara eksplisit. Pada (c) dan (d) dipilih
variabel bebasnya adalah sembarang tetapi biasanya dianggap y = y(x) dan x = x(t).
Persamaan diferensial parsial (e) mempunyai variabel tak bebas u = u(x, y),
sedangkan pada (f) variabel tak bebasnya yaitu u = u(x, y, t). Seringkali dinotasikan
derivatif parsial dengan subscript (tulisan di bawah garis), seperti kasus (e) dapat ditulis
menjadi u x u y = 0 dan untuk (f) menjadi utt = u xx + u yy .
Derajat (degree) dari suatu persamaan diferensial adalah pangkat dari suku
derivatif tertinggi yang muncul dalam persamaan diferensial. Sebagai contoh:

dy
dx

=3

d2y

(a)

1+

(b)

x ( y )3 + ( y )4 y = 0

adalah PDB tingkat dua berderajat satu.

dx 2

adalah PDB tingkat dua berderajat tiga.

2u 2u
2u

=0
adalah PDP tingkat dua berderajat dua.
xy
x 2 y 2
Selanjutnya pada buku ini hanya akan dibahas mengenai persamaan diferensial
biasa. Kata-kata persamaan diferensial diartikan sebagai persamaan diferensial biasa
kecuali keadaannya diperjelas bahwa yang dimaksud adalah persamaan diferensial
parsial.
Suatu persamaan diferensial dengan syarat tambahan pada fungsi yang tidak
diketahui dan derivatif-derivatifnya, semua diberikan pada nilai yang sama untuk variabel
bebas, merupakan suatu masalah nilai awal (initial-value problem). Syarat tambahan
tersebut dinamakan syarat awal (initial conditions). Jika syarat tambahan diberikan pada
lebih dari satu nilai variabel bebas, dinamakan masalah nilai batas (boundary-value
problem) dan syaratnya dinamakan syarat batas.
Sebagai contoh, masalah y + 2 y = e x ; y ( ) = 1, y ( ) = 2 adalah masalah nilai
awal,
sebab
dua
syarat
tambahan
diberikan
pada
Masalah
x = .
x
y + 2 y = e ; y (0) = 1, y (1) = 1 adalah suatu masalah syarat batas, sebab dua syarat
tambahan diberikan pada nilai yang berbeda yaitu x = 0 dan x = 1.
(c)

&

Suatu persamaan diferensial adalah linear dalam himpunan satu atau lebih variabelvariabel tak bebas jika hanya jika setiap suku persamaan yang memuat variabel-variabel
tersebut atau derivatif-derivatifnya adalah berderajat satu.
Suatu persamaan diferensial yang tidak linear dalam beberapa variabel tak bebas
dikatakan tidak linear dalam variabel tersebut. Suatu persamaan diferensial yang tidak
linear dalam himpunan semua variabel tak bebas secara sederhana dikatakan tak linear.
Sebagai contoh:

&

"

#"

"

Persamaan Diferensial
y + 4 x y + 2 y = cos( x )
y + 4 y y + 2 y = cos( x )

Linearitas
Linear, biasa, dan tingkat 2
Tidak linear karena memuat y y

2u v
+
+ u + v = sin(u )
x2 t

Linear dalam v tetapi tidak linear dalam u karena


memuat sin(u). Jadi, persamaan adalah tidak linear.

d 2x

Linear dalam setiap variabel tak bebas x dan y, tetapi


tidak linear dalam himpunan {x, y}. Jadi, persamaan
adalah tidak linear.

dt 2

,"

dy
+ x y = sin(t )
dt
- #

&

Persamaan diferensial tingkat 1 dan 2 secara umum dapat dituliskan seperti


(5a)
F ( x, y , y ) = 0 ,
(5b)
F (x, y , y , y ) = 0 ,
dengan notasi yang jelas untuk persamaan tingkat tinggi, sehingga persamaan
seringkalidiasumsikan dapat diselesaikan untuk derivatif tertinggi dan dituliskan
(6a)
y = f ( x, y ) ,
(6b)
y = f ( x, y , y ) .
Suatu fungsi terdiferensial y = (x) adalah penyelesaian dari (5) pada interval J jika
F (x, ( x ), ( x ) ) = 0 , x J. Biasanya suatu persamaan tingkat satu mempunyai suatu
keluarga penyelesaian y = (x, c) yang tergantung pada parameter tunggal c. Suatu
persamaan tingkat dua biasanya mempunyai dua parameter dalam keluarga
penyelesaiannya, misalnya y = (x, c1, c2). Parameter-parameter tersebut adalah seperti
konstanta-konstanta integrasi.
Selanjutnya, suatu persamaan diferensial dikatakan berbentuk diferensial jika
dituliskan sebagai
M(x, y) dx + N(x, y) dy = 0.
(7)
Suatu fungsi terdiferensial y = (x) adalah penyelesaian dari (8) jika substitusi
y = (x), dy = ( x) dx
ke (7) membentuk identitas. Suatu fungsi terdiferensial x = (y) adalah suatu
penyelesaian dari (8) jika substitusi
x = (y), dx = ( y ) dy
ke (7) membentuk identitas.

Pada persamaan-persamaan berikut ini, klasifikasikan sebagai persamaan diferensial


biasa (PDB) atau persamaan diferensial parsial (PDP), berikan tingkatnya. Jika
persamaan tersebut adalah PDB, nyatakan variabel bebas dan tak bebasnya, dan juga
nyatakan apakah persamaan itu linear atau tidak linear.
2. y t 2 y = 3y 2
1. ty y = 2t 4
3.

ty y = (ty ) 2

&

4.

"

#"

"

2 x( y + 1)dx x 2 + 1 dy = 0

5.

dr
+ r tan( ) = cos 2 ( )
d

6.

7.

y 2 y + y = sin(t ) 3e t

8.

9.

d 2x

+2

dx
+ 9 x = 2 cos(3t )
dt

dp
dt

10.

dt 2
u u
+
+ xt = 0
11.
x t

= ap(b p)

12. 2 y + ( y )2 + 2 y 2 = 0

13. y ( 4 ) y = t 1
15.

dx
+ x = sin(2t )
dt
dy y
t
= 3
dt t y

14.

dx x(1 + 3 y )
=
dy y (2 3 x)

y y
+
+ y2 = 0
x t

Buktikan bahwa sebuah atau beberapa fungsi yang diberikan adalah suatu penyelesaian
dari persamaan yang diberikan.
16. xy ( x + 1) y + y = 0 ; y1 ( x) = e x , y 2 ( x ) = x + 1
17. 2 y + 9 y + 12 y + 5 y = 0 ; y ( x) = ( x + 1)e x
18. 4 x 2 y + 8 xy + y = 0 ; y ( x) = x
19. y = 6 y 13 y ; y ( x) = e

3x

ln( x )

cos(2 x)

20. y + 4 y = x 2 3 sin( 2 x ) ; y ( x) = 121 x 3 +

&

"

#"

"

25
32

x cos( 2 x ) + 161 x 2 sin( 2 x )

#
#
#
#

( )
$
'%

&

$
'
&

*'
*&

"
%

( )
( )

"
% &
&

"
"

,
Suatu persamaan diferensial biasa tingkat satu derajat satu adalah suatu persamaan
yang memuat satu variabel bebas, biasanya dinamakan x, satu variabel tak bebas,
dy
biasanya dinamakan y, dan derivatif
. Suatu persamaan diferensial tingkat satu derajat
dx
satu dapat diambil dalam bentuk
dy
= f ( x, y )
(1)
dx
dengan f(x, y) adalah kontinu di x dan y. Seringkali persamaan (1) dituliskan dalam
bentuk lain seperti
M(x, y)dx + N(x, y)dy = 0.
(2)

Gambar 2.1: Keluarga kurva f(x) = x2 2kx + y2.


Suatu persamaan diferensial memberikan informasi tentang fungsi tak diketahui
y(x). Penyelesaian umum (general solution) dari suatu persamaan diferensial tingkat satu

adalah keluarga dari semua fungsi y(x) yang memenuhi persamaan. Setiap fungsi dalam
keluarga tersebut adalah suatu penyelesaian khusus (particular solution) dari persamaan
diferensial. Dalam beberapa kasus, keluarga fungsi-fungsi akan tergantung oleh suatu
konstanta k, dan grafik dari fungsi tersebut akan berbentuk suatu keluarga dari kurvakurva pada bidang XY tetapi tidak saling bersentuhan satu dengan yang lainnya, seperti
pada Gambar 2.1.
Selanjutnya akan dibicarakan beberapa bentuk persamaan diferensial biasa tingkat
satu derajat satu beserta metode elementer untuk menyelesaikannya.
,

Suatu persamaan diferensial terpisahkan (separable differential equation) adalah


suatu persamaan diferensial biasa tingkat satu yang secara aljabar dapat direduksi ke
suatu bentuk diferensial baku dengan setiap suku tak nol memuat secara tepat satu
variabel. Sebagai contoh yaitu f(x)dx + g(y)dy = 0, dengan penyelesaiannya tentu saja
adalah
f ( x ) dx + g ( y ) dy = k .
Persamaan diferensial (1) adalah terpisahkan jika dapat dituliskan ke bentuk
dy
= P( x)Q( y ) ,
(3)
dx
sedangkan jika persamaan diferensial diberikan dalam bentuk (2), maka persamaan
diferensial ini dikatakan terpisahkan jika dapat dituliskan ke bentuk
f(x)G(y)dx + F(x)g(y)dy = 0.
(4)
Suatu penyelesaian umum untuk persamaan (3) dapat ditemukan dengan lebih dahulu
mengalikannya dengan dx , selanjutnya dibagi dengan Q(y) dan diintegralkan:
dy
(5)
= P ( x) dx + k .
Q( y)
Untuk persamaan (4), penyelesaian dapat ditemukan dengan lebih dahulu membaginya
dengan hasil kali F ( x)G ( y ) untuk memisahkan variabel dan selanjutnya diintegralkan:
f ( x)
g ( y)
(6)
dx +
dy = k .
F ( x)
G( y)
Perlu dicatat bahwa bentuk (5) dan (6) sebenarnya dapat dibawa ke bentuk yang
sama menjadi
M ( x) dx + N ( y ) dy = k .
Berikut ini diberikan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial
terpisahkan yang diberikan dalam bentuk (1):
Langkah 1. Persamaan dituliskan dalam bentuk (3) untuk menentukan Q(y), dan
diselesaikan persamaan Q(y) = 0 untuk memperoleh penyelesaian konstan
dari PD.
Langkah 2. Digunakan beberapa operasi aljabar untuk memisahkan variabel dan
selanjutnya diintegralkan.
Jika mungkin, diselesaikan untuk y sebagai fungsi dari x. Penyelesaian ini
biasanya tergantung pada suatu konstanta k
Langkah 3. Dituliskan penyelesaian umum untuk PD yang diperoleh pada langkah 1
dan 2 dengan memperhatikan apakah penyelesaian konstan dapat diperoleh
dari penyelesaian pada Langkah 2.

&

"

#"

"

Langkah 4.

Jika suatu nilai awal y(x0) = y0 diberikan, digunakan syarat tersebut untuk
menemukan konstanta k dan penyelesaian khusus dari masalah nilai awal.
Perlu dicatat bahwa mungkin penyelesaian khususnya adalah penyelesaian
konstan pada Langkah 1.
Untuk kasus Q(y) = 0 dan Q(y) 0 harus dilakukan secara terpisah pada langkah 1 dan 2,
sebab pembagian oleh Q(y) pada langkah 2 tidak dapat dilakukan untuk Q(y) = 0.

1.

.2 , ,
Selesaikan masalah nilai awal
dy
= 2 y ,
y(1) = 5.
dx
- #
, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diambil Q(y) = 2y dan diselesaikan 2y = 0, diperoleh y(x) = 0 adalah
penyelesaian konstan untuk PD.
Langkah 2. Memisahkan variabel dan mengintegralkan kedua sisi.
dy
= 2dx
ln (y) = 2x + k
y = e 2 x + k
y
Langkah 3.

Langkah 4.

y = ce 2 x , dengan c = e k jika y > 0, dan c = e k jika y < 0.


Karena penyelesaian konstan bisa diperoleh dari penyelesaian pada
Langkah 2 dengan mengambil c = 0, maka penyelesaian umum untuk
persamaan diferensial adalah:
y = ce 2 x .
Disubstitusikan 1 untuk x dan 5 untuk y pada penyelesaian umum:

5 = ce 2.1
c = 5e 2 .
Jadi, penyelesaian khusus untuk PD:
y ( x ) = 5e 2 e 2 x = 5e 2 2 x .
Grafik dari penyelesaian khusus ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2: Grafik penyelesaian y = 2 y untuk y(1) = 5.


1.

.2 , ,
Tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial
dy
= y 2 sin( x) .
dx
Selanjutnya tentukan penyelesaian khususnya jika y (0) = 12 .

&

"

#"

"

- #
Langkah 1.
Langkah 2.
Langkah 3.

Langkah 4.

, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


Diambil Q(y) = y2 dan diselesaikan y2 = 0, diperoleh y(x) = 0 adalah
penyelesaian konstan untuk PD.
y 2 dy = sin( x) dx
y 2 dy = sin( x) dx + k
y 1 = cos( x) + k
y = (cos( x) k )1 .
Penyelesaian umum untuk persamaan diferensial adalah:
y(x) = 0
atau
y ( x ) = (cos( x ) k )1 ,
karena y(x) = 0 tidak bisa diperoleh dari penyelesaian kedua.
Penyelesaian konstan tidak memenuhi syarat awal. Karena itu

y ( 0) =

1
2

= (cos(0) k )1 = (1 k )1

k = 1.

Jadi, penyelesaian khusus untuk PD:


y ( x ) = (cos( x ) + 1)1 ,
yang diilustrasikan pada Gambar 2.3. Ini didefinisikan hanya untuk
< x < dan menuju untuk x mendekati .

Gambar 2.3: Grafik penyelesaian y = y 2 sin( x) untuk y (0) = 12 .


1.

.2 , ,"
Tentukan penyelesaian khusus untuk
dy y 2 1
, y(1) = 2.
=
dx
x
- #
, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diambil Q(y) = y2 1 dan diselesaikan y2 1 = 0, diperoleh
y = 1 and y = 1.
Langkah 2. Persamaan ditulis kembali menjadi
dy
dx
=
.
2
y 1 x

Langkah 3.

Menggunakan teknik integrasi fungsi rasional, diperoleh


1
y 1
ln
= ln( x) + k .
2
y +1
Penyelesaian untuk persamaan diferensial adalah
y = 1
1 ln y 1 = ln( x) + k .
2
y +1

( )

&

"

#"

"

Gambar 2.4: Grafik penyelesaian y =


Langkah 4.

y 2 1
x

untuk y(1) = 2.

Disubstitusikan x = 1 dan y = 2 ke penyelesaian Langkah 2, diperoleh


k = 12 ln 13 .

()

Penyelesaian yang diberikan dalam bentuk implisit dituliskan kembali


dalam bentuk eksplisit yaitu
3 + x2
y=
3 x2
dengan grafiknya dinyatakan pada Gambar 2.4.

1.

.2 , ,$
Gerak suatu benda jatuh dalam suatu media penahan dinyatakan dengan
dv
= g bv
dt
ketika daya tahannya sebanding dengan kecepatan v. Tentukan kecepatan setiap saat
dengan persyaratan v(0) = 0 .
- #
, Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diselesaikan Q(v) = g bv = 0, diperoleh penyelesaian konstan
g
v(t ) = .
b
dv
dv
Langkah 2.
= dt
= dt + k
g bv
g bv
1
ln( g bv) = t + k
ln( g bv) = b(t + k )
b
1
v = g e b (t + k ) .
g bv = e b (t + k )
b
Langkah 3. Penyelesaian konstan tidak bisa diperoleh dari penyelesaian pada
Langkah 2 untuk suatu nilai k, maka penyelesaian umum untuk
persamaan diferensial adalah:

v(t ) =

&

"

#"

"

g
b
1
b

(g e

b ( t + k )

).

10

Langkah 4.

Karena penyelesaian konstan tidak memenuhi syarat awal, disubstitusi


t = 0 dan v = 0 ke penyelesaian pada Langkah 2, diperoleh
1
g e bk = 0
g e bk = 0
e bk = g
b
1
k = ln( g ) .
bk = ln(g )
b
Jadi persamaan kecepatan dari benda jatuh dinyatakan dengan
g
v(t ) = 1 e bt .
b

1.

.2 , ,!
Selesaikan persamaan-persamaan diferensial di bawah ini dengan memisahkan
variabel-variabel.
dy x 2
=
(a)
dx
y

dy
x2
=
dx y 1 + x 3
- #
,

(b)

(a)

(b)

1
= 0 , maka tidak ada suatu penyelesaian konstan
y
untuk PD. Selanjutnya dicari penyelesaian tak konstan.
Persamaan diferensial ditulis kembali menjadi
y dy = x 2 d x
dan selanjutnya diselesaikan sebagai berikut:
y 2 x3
yd y = x 2 d x
yd y = x 2 d x
=
+k
2
3
3y2 2x3 = 6k.
Seperti pada soal bagian (a), persamaan tidak mempunyai penyelesaian
konstan. Selanjutnya persamaan dapat ditulis kembali menjadi
x2
y dy =
dx
1 + x3
dan diselesaikan sebagai berikut:
x2
y2 1
yd y =
d
x
= ln 1 + x 3 + k1
3 y 2 2 ln 1 + x 3 = k 2
3
2
3
1+ x
dengan k2 = 6k1.
Karena tidak ada y sehingga

1.

.2 , ,'
Selesaikan persamaan-persamaan diferensial berikut ini:
(a) x(y2 + 2)dx + y(x2 + 1)dy = 0
(b) (y2 + 1)dx + (x2 + 1)dy = 0
- #
,
(a) Persamaan dibagi oleh (y2 + 2)(x2 + 1) menjadi
x
y
dx + 2
dy = 0.
2
x +1
y +2
Menggunakan teknik integrasi fungsi rasional, diperoleh

&

"

#"

"

11

x
2

x +1
1 ln
2

(x

dx +

y +2

(
ln{(x + 1)(y

)
+ 1)}

+ 1 + 12 ln y 2 + 1
2

k1

k1

= ln (k2)
[ln (k2) = 2k1]
x y + x + y + 1 = k2
x2y2 + x2 + y2 = k.
[k = k2 1]
2
2
Persamaan dibagi oleh (y + 1)(x + 1) menjadi
1
1
dx + 2
dy = 0,
2
x +1
y +1
dan diintegralkan sebagai berikut:
1
1
dx +
dy = k1
2
2
x +1
y +1
arctan(x) + arctan(y) = arctan(k).
[arctan(k) = k1]
Dengan memisalkan
arctan(x) = , arctan(y) = , arctan(k) =
tan() = x, tan() = y, tan() = k,
diperoleh
tan( ) + tan( )
= tan( )
+=
tan( + ) = tan()
1 tan( ).tan( )
2 2

(b)

dy

x+ y
=k
1 xy

y=

kx
.
1 + kx

Untuk menghindari kesalahan, penyelesaian umum dapat diperiksa dengan


diferensiasi. Sebagai contoh, penyelesaian untuk Contoh 2.2.2 dapat diperiksa sebagai
berikut.
y(x)
= (cos( x) + 1)1
dy
= (cos( x ) + 1)2 ( sin( x ) )
dx
= (cos x + 1)2 (sin( x) )
= y2sin(x).

.
/ .
)
)
+
,
Pada soal 1 40, tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial.
1.
2.
y = x sin x 2
y = e 3 x

( )

3.

y = e y

4.

y = y 3

5.

y = y 2 1

6.

y = xy ( y + 1)

7.

y = 1 + y 2 e x
y = y tan( x )

8.
10.

y = cos( x ) 1 y 2
y = y sin(x )

12.

y = 1 + y 2

9.

1 2

y = x y , x 0
2x + 1
y =
2y 1

11.
13.

&

14.

"

#"

"

(8 x )yy + x(1 y ) = 0
2

12

dy (x + 1)
x + 1 1
+
y=
y
dx
x
2x

15.

2 sin( p) dt + t cos( p) dp = 0

16.

17.

(x

18.

19.

x (t ) + 5t 4 x (t ) 4 = 0

20.

21.

y = y 2e x

22.

x 2 + 1 y = xy 2
dx
= 9 x2
dt
x 2 y = 1 + y

23.

b 2 xdx + a 2 ydy = 0

24.

3 x 4 ydx = x 3 dy

25.

2 xydx + 3 x 2 dy = 0

26.

27.

y 2 dx + 2 xydy = 0

28.

3 x 2 ydx + 2 x 3 dy = 0
xdy ydx
=0
x2

29.

2dx + x 1dy = 0

30.

cos( x)dx + ydy = 0

31.

xdy + 3 y 2 dx = 0

32.

e dr re d = 0

33.

1 e4
4

34.

2dx e y x dy = 0

35.
37.
39.
40.

sinh( x ) dx + y 1 cosh( x) dy = 0
36.
sin( y ) dx + cos( y )dy = 0
38.
sinh( x) cos( y ) dx = cosh( x) sin( y ) dy
2 sin( 2 x) sinh( y )dx = cos(2 x) cosh( y )dy

+ 1 y = 2 x(1 + y )

dr + re 4 d = 0

Pada soal 41 60, selesaikan masalah nilai awal.


y(1) = 2
42.
41.
y = y 2 x3 ,
43.

y =

45.

47.

ln( x)
,
y

2 y 1 cos( 2 x ) dx = y 2 sin( 2 x ) dy
sin( y ) sin( x)dx = cos( y ) cos( x)dy

y = x y ,

y(0) = 3

44.

y = xy y + 2 x 2 ,

y(0) = 0

46.

y = e y (x 4 )sin( x ) ,

y(2) = 4

y = e x + y , y(0) = 0

48.

y = y 2 3 y + 2 x ,

49.

4 xdx + 9 ydy = 0 , y(3) = 0

50.

51.

(2 xydx + dy )e x

53.

y =

55.

(1 x )y + xy = x , y(0) = 2

y(4) = 8
3 x 4 y 2 dx = 2 x 3 ydy ,
1
y =
, y(0) = 1
2
y x 1
y +1
y =
, y(0) = 1
x +1
dy
= 1 + t 2 + y 2 + t 2 y 2 , y(0) = 1
dt

57.

xyy =

59.
60.

3 x 2 ( y 1)2 dx + 2 x 3 ( y 1)dy = 0 , y(2) = 2,5


cos( x) cos(2 y )dx = 2 sin( x) sin( 2 y ) dy , y(1,5) = 0,5

&

y(1) = 2

dy
= 1 x , y(1) = 1
dx

= 0 , y(0) = 2

52.

x 1
, y(0) = 1
y +1

54.

56.

x2 +1
y2 1

, y(1) = 2

"

58.

#"

"

y(1) = 2

( y + 3)dx + (x 2)dy = 0 , y(1) = 7

13

,"

Suatu fungsi F(x,y) adalah fungsi homogen berderajat n dalam x dan y jika
F(x, y) = n F(x,y)
untuk setiap parameter . Sebagai contoh:
(a)

F ( x, y ) =

(b)

G (u , v ) =

x2 + y2
x 2 + xy + y 2
u+v

adalah fungsi homogen berderajat 0.

adalah fungsi homogen berderajat 1.


u 2 + 2uv + v 2
u
H (u , v) =
(c)
adalah fungsi homogen berderajat 12 .
u+v
Persamaan (2) dinamakan persamaan diferensial dengan koefisien fungsi
homogen jika M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi homogen berderajat sama, katakan n.
Lebih lanjut, jika persamaan tersebut dibawa ke bentuk (1), maka persamaan dapat
dituliskan kembali menjadi

( )
( )

x n M 1, xy
dy
M ( x, y )
y
=
=
= f
.
y
n
dx
N ( x, y )
x
x N 1,

(7)

Perlu dicatat bahwa ruas kanan tidak berubah apabila secara bersamaan x diganti dengan
ax dan y diganti dengan ay. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan
persamaan tersebut:
y ( x)
Langkah 1. Dimisalkan u ( x) =
untuk x 0, atau ekuivalen dengan y(x) = u(x).x,
x
dy
du
=u+x
dan derivatifnya
atau dy = udx + xdu.
dx
dx
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan pada Langkah 1 ke persamaan diferensial dan
dikelompokkan dalam dua suku diferensial dx dan du sehingga akan
diperoleh persamaan diferensial terpisahkan.
Langkah 3. Diselesaikan persamaan diferensial terpisahkan.
y
Langkah 4. Disubstitusikan u = ke persamaan yang diperoleh pada Langkah 3
x
sebagai penyelesaian untuk PD awal.

1.

.2 ,",
Selesaikan persamaan diferensial
(x2 3y2)dx + 2xy dy = 0.
- #
,
M(x,y) = x2 3y2
M(x, y) = 2 M(x,y),
N(x,y) = 2xy
N(x, y) = 2 N(x,y).
Oleh karena itu persamaan awal adalah persamaan diferensial dengan koefisien
fungsi homogen, dan diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Dimisalkan y = ux, x 0, dengan diferensialnya dy = udx + xdu.
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan y dan dy ke persamaan awal:
(x2 3(ux)2)dx + 2xux(u dx + x du) = 0
(1 u2)dx + 2ux du = 0
1
2u
[PD Terpisahkan]
dx +
du = 0.
x
1 u2

&

"

#"

"

14

Langkah 3.

Langkah 4.

PD terpisahkan diselesaikan sebagai berikut:


1
2u
dx
du = k1
x
1 u2
ln(x) ln(1 u2) = ln k
[ln k = k1]
x
= k.
1 u2
y
Disubstitusikan u = , diperoleh penyelesaian untuk PD awal:
x
3
x = k(x2 y2).

Biasanya jika N(x,y) lebih sederhana daripada M(x,y), maka akan lebih disukai
untuk menggunakan substitusi y = ux. Sebaliknya, jika M(x,y) lebih sederhana daripada
N(x,y), digunakan substitusi x = wy dengan y 0.

1.

.2 ,",
Selesaikan persamaan diferensial

ydx + x + x 2 + y 2 dy = 0 .
- #
Langkah 1.
Langkah 2.

,
Dimisalkan x = wy, y 0, dengan dx = w dy + y dw.
Disubstitusikan persamaan x dan dx ke PD awal, diperoleh

y (wdy + ydw) + wy + w 2 y 2 + y 2 dy
y 2 dw + y
1

Langkah 3.

1 + w 2 dy
dw +

1
dy
y

= 0.
1 + w2
PD pada Langkah 2 diselesaikan sebagai berikut:
1
1

dw +
dy = k1
2
y
1+ w

ln

w 2 + 1 + w + ln( y )

Disubstitusikan w =

[karena y 0]

ln k

y =
Langkah 4.

[ln k = k1]

w2 + 1 + w .

x
, diperoleh penyelesaian untuk PD awal:
y

y2 = k x + x2 + y2 .
1.

.2 ,","
Selesaikan persamaan diferensial
2 xyy y 2 + x 2 = 0 .
- #
,
Persamaan dapat dituliskan kembali menjadi

&

"

#"

"

15

dy 1 y 1
.
=

dx 2 x y
x

Langkah 1.

Langkah 2.

Langkah 3.

Langkah 4.

y ( x)
untuk x 0, dengan derivatifnya
Dimisalkan u ( x) =
x
dy
du
=u+x
.
dx
dx
Disubstitusikan persamaan pada Langkah 1 ke PD di atas:
du 1
1
du
u2 +1
2u
dx
u+x
=
u
x
=
du = .
2
dx
2u
dx 2
u
x
u +1
Diselesaikan PD terpisahkan pada Langkah 2, diperoleh
k
u 2 +1 = .
ln 1 + u 2 = ln x + ln k
x
Penyelesaian umum untuk PD awal yaitu
y2 + x2 kx = 0.

Secara khusus, terdapat suatu persamaan diferensial tak terpisahkan yang


merupakan modifikasi dari persamaan (7), yaitu
dy y
y
= +g
h(x) .
(8)
dx x
x
Dengan menggunakan substitusi yang sama akan diperoleh
du
x
= g (u )h( x)
dx
yang juga terpisahkan:
1
h( x )
du =
dx .
g (u )
x

1.

.2 ,",$
Selesaikan persamaan diferensial

y =
- #
Langkah 1.

( )

y 2 x 3 cos x 2
+
.
x
y

y ( x)
untuk x 0, dengan derivatifnya
x
dy
du
y
1
=u+x
. Diambil g
= y dan h( x ) = 2 x 2 cos x 2 .
dx
dx
x

Dimisalkan u ( x) =

( )

Langkah 2.

Langkah 3.

Disubstitusikan persamaan pada Langkah 1 ke PD awal:


du 2 x 2 cos x 2
x
=
udu = 2 x cos x 2 dx .
dx
u
Diselesaikan PD terpisahkan pada Langkah 2, diperoleh

( )

1 u2
2

&

( )

( )

( )

= sin x 2 + k

"

u = 2 sin x 2 + 2k .

#"

"

16

Langkah 4.

y ( x)
ke persamaan pada Langkah 3, diperoleh
x
penyelesaian umum untuk PD awal yaitu
Disubstitusikan u ( x) =

( )

y = x 2 sin x 2 + 2k .

.
/ .
)
)
+
,"
Pada soal 1 22, tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial yang
diberikan.
1.
2.
xy = x + y
xy 2 y = 3 x
3.

x 2 y = y 2 xy + x 2

4.

x 2 y = y 2 + xy + x 2

5.

x 2 y = y 2 + xy x 2

6.

xyy = y 2 + x 2 + 1

7.

(x + y )y = y

9.

2 xyy + 3 x 2 + y 2 = 0

8.

y y2
+
x x2

3 xy y = x + y

1 3

10.

x 2 y + xy y 2 = 0

12.

xy y = xy

14.

xy = y + x 2 sec

16.

2 xdx + x 2 (xdy ydx ) = 0

11.

y =

13.

xy y = 3 x 4 cos 2

15.

xy y x 2 tan

17.

xy = y + x 2

18.

(4 x + 2 y )dx + 2 xydy = 0

19.

y =

x
y
sin
y
x

20.

xy = y +

21.

dy t + 3 y
=
dt
y 3t

22.

dy
3t 2 + 2 y 2
=
dt
4ty

()
y
x

( )= 0
y
x

Pada soal 23 32, selesaikan masalah nilai awal.


dy
xy
= y 2 + 4x 2 , y(1) = 1
23.
24.
dx
xyy = 2 y 2 + 4 x 2 , y(2) = 4

25.

yx
, y(1) = 1
y+x
dy
1
x3
= x 2 y y 3 , y(1) = 1
dx
2
2
y
, y(2) = 6
yy = x 3 +
x
y =

27.
29.
31.

,$

()
y
x

x 5e x
4 y3

xy = 2 x + 2 y , y(0,5)= 0

y+x
, y(0) = 2
yx

26.

y =

28.

dx 2 x 4 + t 4
=
, x(1) = 1
dt
x 3t

30.

xy = x + y , y(1) = 1

32.

y =

y
+ 1+
x

y2
x2

, y(1) = 0

Pada persamaan (2), jika M(x, y) dan N(x, y) adalah fungsi linear dalam x dan y,
maka persamaan tersebut dinamakan persamaan diferensial dengan koefisien fungsi
linear. Dengan kata lain, persamaan ini mempunyai bentuk:

&

"

#"

"

17

(ax + by + c)dx + (px + qy + r)dy = 0

(9)

dengan a, b, c, p, q, r R.
Berikut ini diperhatikan dua kasus beserta langkah penyelesaiannya:
a b
Kasus 1.
= atau px + qy = k(ax + by) untuk suatu k R.
p q
Langkah 1. Dimisalkan ax + by = u, dengan diferensialnya yaitu
du adx
dy =
.
b
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan pada Langkah 1 ke PD awal untuk
memperoleh PD terpisahkan dalam x dan u.
Langkah 3. Diselesaikan PD terpisahkan.
Langkah 4. Disubstitusikan u = ax + by ke penyelesaian pada Langkah 3
untuk memperoleh penyelesaian PD awal.
a b
Kasus 2.
atau px + qy k(ax + by) untuk setiap k R.
p q
Langkah 1. Dimisalkan x = u + x1 dan y = v + y1 dengan x1 dan y1 berturutturut adalah nilai x dan y yang merupakan penyelesaian dari
sistem persamaan linear
ax + by + c = 0
px + qy + r = 0.
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan x dan y pada Langkah 1 beserta
diferensialnya, dx = du dan dy = dv, ke PD awal, untuk
memperoleh PD koefisien fungsi homogen dalam u dan v.
Langkah 3. Diselesaikan PD yang diperoleh dari Langkah 2.
Langkah 4. Disubstitusikan u = x x1 dan v = y y1 untuk memperoleh
penyelesaian PD awal.

1.

.2 ,$,
Selesaikan persamaan diferensial
(x 2 y + 9)dx (3x 6 y + 19 )dy = 0 .
- #
,
Karena 3x 6y = 3(x 2y), PD diselesaikan dengan langkah-langkah seperti berikut:
dx du
Langkah 1. Dimisalkan x 2y = u dengan dy =
.
2
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan pada Langkah 1 ke PD awal, diperoleh
(u + 9)dx (3u + 19) dx du = 0
2
( u 1)dx + (3u + 19 )du = 0
3u + 19
du
dx =
[PD terpisahkan]
u +1
Langkah 3. Diselesaikan PD terpisahkan sebagai berikut:
3u + 19
du + k
dx =
u +1
16
3+
du + k
x =
u +1
x = 3u + 16ln(u + 1) + k.

&

"

#"

"

18

Langkah 4.

1.

Disubstitusikan u = x 2y, diperoleh penyelesaian umum untuk PD


awal yaitu
x = 3(x 2y) + 16ln(x 2y + 1) + k.

.2 ,$,
Selesaikan persamaan diferensial
(7 x 3 y 7 )dx + (3x 7 y 3)dy = 0 .
- #
,
Karena 7x 3y k(3x 7y) untuk sebarang k R, maka PD diselesaikan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Sistem persamaan linear
7x 3y 7 = 0
3x 7y 3 = 0
mempunyai penyelesaian x = 1 dan y = 0. Karena itu dimisalkan x = u
+ 1 dan y = v dengan diferensialnya dx = du dan dy = dv.
Langkah 2. Disubstitusikan persamaan x dan y serta diferensialnya di Langkah 1 ke
PD awal, diperoleh
(7u 3v )du + (3u 7v )dv = 0
yang merupakan PD dengan koefisien fungsi homogen.
Langkah 3. Diselesaikan PD pada Langkah 2 sebagai berikut:
Dimisalkan v = tu, untuk t = t(u) dan u 0, dengan dv = tdu + udt.
Selanjutnya disubstitusikan ke PD, diperoleh
(7u 3tu )du + (3u 7tu )(tdu + udt ) = 0

7u 1 t 2 du + u 2 (3 7t )dt
7
du
u
7
du
u

7 ln(u )

ln (1 t )2 (1 + t )5 + k

7 ln(u )

ln 1 uv

)2 (1 + uv )5 + 7 ln(u)
2
5
ln u 7 (1 uv ) (1 + uv )

ln 1 uv

Langkah 4.

=
=

0
3 7t

dt
1 t2
3 7t
dt
1 t2

)2 (1 + uv )5

+k

Disubstitusikan u = x 1 dan v = y, diperoleh penyelesaian umum


untuk PD awal yaitu
(x y 1)2 (x + y 1)5 = k1 .
[ln k1 = k]

.
/ .
)
)
+
,$
Pada soal 1 9, tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial yang diberikan.
2y x 3
y x +1
1.
2.
y =
y =
2x 4 y + 5
yx+5
1 2 y 4x
2x + y + 3
4.
3.
y =
y =
1 + y + 2x
x + 2y + 9

&

"

#"

"

19

x+ y+3
x+ y+4
3x + y + 6
y =
6x + 2 y + 9
2x + 5 y
y =
2x + y
y =

5.
7.
9.

6.
8.
10.

2x + 2 y 2
3x + y 5
x + y 1
y =
x + y +1
x + 2y + 3
y =
y + 2x

y =

,!
Suatu persamaan diferensial berbentuk (2) dinamakan persamaan diferensial
eksak (exact differential equation) jika hanya jika terdapat suatu fungsi f sehingga
f
f
M=
dan N =
dalam keseluruhan suatu daerah. Jadi, dipunyai
x
y
f
f
dx +
dy = 0 atau d [ f ( x, y )] = 0 . Penyelesaiannya yaitu f ( x, y ) = k dengan k
x
y
adalah konstanta sebarang.
Meskipun beberapa persamaan eksak mudah untuk dikenal dan diselesaikan,
umumnya tidak mungkin untuk mengatakan dengan pendugaan apakah suatu persamaan
diferensial tingkat satu yang diberikan adalah eksak atau tidak. Berikut ini adalah kriteria
sederhana untuk keeksakan.

,!,

f
f
dan N ( x, y ) =
adalah kontinu, maka persamaan diferensial
x
y
M N
=
.
(2) adalah eksak jika hanya jika
y
x

Jika M ( x, y ) =

,
Jika persamaan diferensial (2) adalah eksak, maka terdapat suatu fungsi
diferensial f ( x, y ) sehingga d [ f ( x, y )] = 0 . Dipunyai
f
f
M ( x, y ) =
dan N ( x, y ) =
x
y
sebagai suatu syarat keeksakan. Sebagai tambahan, jika M dan N terdiferensial, maka
M
N
2f
2f
=
=
=
y y x x y x
N
M
dengan derivatif parsial campuran dari f ada dan kontinu. Karena itu,
dan
y
x
ada, kontinu, dan sama.
M N
=
Untuk membuktikan kebalikan dari teorema, diasumsikan bahwa
.
y
x
Karena itu terdapat fungsi f sehingga
f
f
= M dan
=N.
x
y

&

"

#"

"

20

Diambil pertama kali intergral M ( x, y ) terhadap x, dan tergantung y. Diperkenalkan


variabel t yang memberikan pernyataan
f ( x, y ) =

x
x0

M (t , y )dt + c ( y ) .

Bukti akan lengkap jika dapat ditentukan


Berdasarkan (10), diperoleh
f
x
=
M (t , y )dt + c' ( y )
y x0
y
=
Jadi

N (t , y )
dt + c' ( y )
x0
t
x

dan

f
= N ( x, y ) .
y

M (t , y )
dt + c' ( y )
y

c( y )

(10)

x0

N ( x, y ) N ( x 0 , y ) + c ' ( y )

f
akan sama dengan N ( x, y ) , seperti yang diminta, jika c' ( y ) = N ( x0 , y ) ,
y

yang berarti
c( y ) =

Telah ditunjukkan bahwa jika

y
y0

N ( x0 , t ) dt .

M N
=
, maka
y
x
x

f ( x, y ) =

x0

M (t , y )dt +

y0

N ( x0 , t )dt .

(11)

Bukti lengkap.
Dengan menggunakan hipotesis yang sama, kita dapat membuktikan syarat cukup
dari teorema di atas dengan pertama kali mengintegralkan N ( x , y ) terhadap y, dan
tergantung x. Dengan cara ini kita temukan fungsi g yang dinyatakan oleh
g ( x, y ) =

x
x0

M (t , y 0 )dt +

y0

(12)

N ( x, t )dt

Berikut ini akibat yang memberikan dua cara menuliskan penyelesaian.

,!,
Jika persamaan diferensial M ( x, y )dx + N ( x, y )dy = 0 adalah eksak, maka untuk
( x 0 , y 0 ) dan sebarang titik ( x, y ) ,
f ( x, y ) =

x
x0

M (t , y )dt +

y
y0

N ( x0 , t )dt = k1

(13)

N ( x, t ) dt = k 2

(14)

atau
g ( x, y ) =

x
x0

M (t , y 0 )dt +

y
y0

adalah suatu penyelesaian umum untuk persamaan diferensial.


Berikut ini langkah-langkah untuk menyelesaikan PD eksak berbentuk (2).
Langkah 1. Dituliskan fungsi diferensial
f
f
= M dan
=N.
x
y

&

"

#"

"

21

Langkah 2.

Diselesaikan
f(x, y) =

M ( x, y ) dx + k1 ( y ) ,

f(x, y) =

N ( x, y ) dy + k 2 ( x ) .

Langkah 3.

Dibandingkan kedua persamaan pada Langkah 2 untuk menentukan k1(y)


dan k2(x) sehingga diperoleh f(x, y).
Langkah 4. Penyelesaian umum untuk PD adalah
f(x, y) = k.
Untuk Langkah 2 dan Langkah 3 dapat dilakukan dengan cara lain seperti yang
ditunjukkan pada bukti syarat cukup dari Teorema 2.5.1.

1.

.2 ,!,
Tunjukkan bahwa diferensial-diferensial berikut adalah eksak dan selesaikan
persamaan diferensial yang berkorespondensi:
(a) 9 x 2 + y 1 dx (4 y x )dy = 0 .

(
(e

) (

(b) x sin( y ) 2 y sin( x) dx + e x cos( y ) + 2 cos( x) dy = 0 .


- #
,
(a) Untuk persamaan ini,
M
M ( x, y ) = 9 x 2 + y 1
=1
y
N
=1,
N ( x , y ) = 4 y + x
x
karena itu PD adalah eksak dan diselesaikan sebagai berikut:
Langkah 1. Fungsi diferensialnya yaitu
f
f
= 9 x 2 + y 1 dan
= 4 y + x .
x
y
Langkah 2.

f ( x, y ) =

(9 x

f ( x, y ) =

( 4 y + x )dy = 2 y 2 + x y + k 2 ( x)

+ y 1 dx = 3 x 3 + x y x + k1 ( y )

Langkah 3.

(b)

Dengan membandingkan kedua persamaan di atas, diperoleh


k1(y) = 2y2 dan k2(x) = 3x2 x, karena itu
f ( x, y ) = 3 x 3 + x y x 2 y 2 .
Langkah 4. Penyelesaian umum untuk PD adalah
3x 3 + x y x 2 y 2 = k .
M
= e x cos( y ) 2 sin( x) ,
M ( x, y ) = e x sin( y ) 2 y sin( x)
y
N ( x, y ) = e x cos( y ) + 2 cos( x )

N
= e x cos( y ) 2 sin( x) ,
x

karena itu PD adalah eksak.

&

Langkah 1.

Fungsi diferensialnya yaitu


f
f
= e x sin( y ) 2 y sin( x) dan
= e x cos( y ) + 2 cos( x) .
x
y

Langkah 2.

f(x, y) =

"

(e

#"

sin( y ) 2 y sin( x) dx

"

22

e x sin( y ) + 2 y cos( x) + k1 ( y )

f(x, y) =
f
=
y

e x cos( y ) + 2 cos( x) + k1 ( y ) .

f
pada Langkah 1 dan 2,
y
diperoleh k1 ( y ) = 0 atau k1(y) = konstanta. Karena itu, dipunyai

Langkah 3.

Dengan membandingkan persamaan

Langkah 4.

f ( x, y ) = e x sin( y ) + 2 y cos( x) + k1 .
Penyelesaian umum PD adalah
e x sin( y ) + 2 y cos( x) = k .

.
/ .
)
)
+
,!
Pada soal 1 23, tentukan penyelesaian umum untuk PD yang diberikan.
2. cot( y ) + x 2 dx = x csc 2 ( y ) dy
1. 3 x 2 + 4 xy dx + 2 x 2 + 2 y dy = 0
3.
5.
7.
9.

(
(3x

) (
)
4 xy )dx + (2 y 2 x )dy = 0
ye dx + (1 + xe )dy = 0
(cos( y) + 4 x )dx = x sin( y) dy
(2 x y + 2 x) dydx + (2 xy + 2 y ) = 0
2

xy

4. 3 y 4 1 + 12 xy 3 y = 0

xy

6.

8.

10.

x
dy
+ ey
=0
y
dx

12.

13. cos( y ) dx + y 2 x sin( y ) dy = 0

14.

11.

(cos( x) + ln y ) +

15. e (x

+ y2

)(x dx + y dy ) = 0

) dy
=0
dx
+ 2 y )y = 0

17. 2 x sin(3 y ) + 3 x 2 cos(3 y ) + 2 y

19. 2 y 2 + ye xy + 4 xy + xe xy
20.
21.

16.

ye x dx + 2 y + e x dy = 0

(2 xe + y )dx + (x e + x )dy = 0
(1 + ye ) + (2 y + xe ) dydx = 0
y

2 y

xy

xy

(xy + x) + yx dy
=0
dx
(2 xy 3x )dx + (x 2 y )dy = 0
(cos( x) x sin( x) + y )dx + 2 xy dy = 0
2

18. 2 cos(2 x y ) cos(2 x y )

(2 x sin( y) + y e )dx + (x cos( y) + 3 y e )dy = 0


(3x + y e )dx + (3xy e + xy e + 3 y )dy = 0
(3 y + 10 xy )dx + (6 xy 2 + 10 x y )dy = 0
3 x

3 y

2 x

2 y

3 y

2
2
2
22.
23. cos( x ). cos( y ) + 2 x (sin( x ). sin( y ) + 2 y ) y = 0

Pada soal 24 30, tentukan penyelesaian khusus untuk PD yang diberikan.


24. e x cos( y ) + 2( x y ) dx = e x sin( y ) + 2( x y ) dy , y(0) =

25.

(2 x tan( y ) + 5)dx + x
1

26.
27.

x2 + y2

sec ( y ) dy = 0 , y

(12 ) = 4

(x dx + y dy ) = 0 , y(4) = 3

y
dx + [ln(x 1) + 2 y ]dy = 0 , y(2) = 4
x 1

&

"

#"

"

dy
=0
dx

23

28.

x + y2

(x dx + y dy ) = 0 , y(0) = 4

29. e 3 x (sin(3 y ) dx + cos(3 y ) dy ) = 0 , y(0) =

(2 x cos( y) + 3x y )dx + (x
2

30.

x 2 sin( y ) y dy = 0 , y(0) = 2

,'
Jika suatu persamaan diferensial berbentuk (2) mempunyai sifat

N
M

maka
y
x

persamaannya dinamakan persamaan diferensial tak eksak. Seringkali, suatu persamaan


diferensial tak eksak dapat diubah ke persamaan diferensial eksak dengan mengalikan
keseluruhan persamaan dengan suatu faktor yang tepat, yang disebut faktor
pengintegralan (integrating factor).
Pengamatan berikut seringkali membantu dalam menemukan faktor pengintegralan:
1.
Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi
1
xdx + ydy = d x 2 + y 2 ,
2
2
2
dicoba fungsi x + y sebagai suatu pengali.
Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi
2.
xdy + ydx = d (xy ) ,
dicoba fungsi xy sebagai suatu pengali.
3.
Jika suatu persamaan diferensial tingkat satu memuat kombinasi xdy ydx , dicoba
1
1
1
1
atau 2 sebagai suatu pengali. Jika tidak, dicoba
atau 2
atau
2
xy
y
x + y2
x

fungsi dari pernyataan tersebut, sebagai suatu faktor integral, dengan mengingat:
y
xdy ydx
d ln
=
,
x
xy
y
xdy ydx
.
= 2
x
x + y2
Teorema berikut menunjukkan kemungkinan lain untuk menemukan faktor
pengintegralan dari persamaan diferensial tak eksak bentuk (2).
d tan 1

,',
1 M N
Jika

N y
x

(a)

exp

(b)

Jika

adalah suatu fungsi dari x saja, katakan f(x), maka

f ( x ) dx adalah suatu faktor pengintegralan.

1 N M

M x
y

adalah suatu fungsi y saja, katakan g(y), maka

exp g ( y ) dy adalah suatu faktor pengintegralan.

,
(a)

&

Berdasarkan hipotesis, jika p (x ) adalah faktor pengintegralan yang tergantung


pada variabel x saja, maka

"

#"

"

24

p ( x)M ( x, y )dx + p ( x) N ( x, y )dy = 0


adalah diferensial eksak. Dari Teorema 2.5.1, dipunyai syarat perlu

M
N
dp
( pM ) =
( pN )
p
=p
+N
.
y
x
y
x
dx
Akhirnya, diperoleh
dp
1 M N
=p

= p ( x). f ( x)
dx
N y
x
yang mempuyai suatu penyelesaian umum
p ( x ) = exp f ( x ) dx .

(b)

Analog.

Diberikan langkah-langkah untuk menyelesaikan PD tak eksak bentuk (2):


Langkah 1. Dihitung
N
M
dan N x =
.
My =
x
y
Langkah 2. Terdapat dua kasus.
M y Nx
Kasus 1 : Dihitung
.
N
Jika pernyataan ini adalah fungsi x saja, maka dipilih faktor pengintegralan
M y Nx
p ( x) = exp
dx .
N
Kasus 2: Dihitung

Nx M y

.
M
Jika pernyataan ini adalah fungsi y saja, maka dipilih faktor pengintegralan
Nx M y
q( y ) = exp
dy .
M
Langkah 3.

1.

Persamaan awal dikalikan dengan faktor pengintegralan dan diselesaikan


persamaan baru (eksak) seperti pada subbab sebelumnya.

.2 ,',
Tentukan faktor pengintegralan dari persamaan di bawah ini dan selesaikan
persamaan yang berkorespondensi
3 x 2 y + 2 x y + y 3 dx + x 2 + y 2 dy = 0 .
- #
,

Langkah 1.

Langkah 2.

) (

M y = 3x 2 + 2 x+ 3 y 2 ,

M ( x, y ) = 3 x 2 y + 2 x y + y 3

N ( x, y ) = x 2 + y 2
N x = 2x .
M y Nx
Karena
= 3 merupakan fungsi x saja, maka faktor
N
pengintegralannya adalah
p ( x ) = exp 3d x = e 3 x .

Langkah 3.

&

Persamaan awal dikalikan dengan p(x) dan diselesaikan.


e 3 x 3 x 2 y + 2 x y + y 3 dx + e 3 x x 2 + y 2 dy = 0 .

"

#"

"

25

Diambil fungsi diferensialnya adalah f ( x, y ) dengan


f
(i)
= e 3 x 3x 2 y + 2 x y + y 3
x
f
(ii)
= e3x x 2 + y 2 .
y
Persamaan (ii) diintegralkan terhadap y kemudian diderivatifkan
terhadap x:

(
(

f(x, y) =

f
x

e3x x 2 y +

y3
+ k ( x)
3

e 3 x (2 x y ) + 3e 3 x x 2 y +

y3
+ k ' ( x)
3

(iii)
= e 3 x 2 x y + 3 x 2 y + y 3 + k ' ( x) .
Dibandingkan persamaan (i) dan (iii), diperoleh k ' ( x ) = 0 atau dengan
kata lain k(x) = konstanta. Oleh karena itu, penyelesaian umum untuk
PD yaitu
e3x x 2 y +

y3
=k.
3

.
/ .
)
)
+
,'
Pada soal 1 15, tentukan faktor pengintegralan yang merupakan suatu fungsi x atau y
saja dan gunakan untuk mencari penyelesaian persamaan diferensial.
1. (y2 x)dx + 2ydy = 0
2. ydx (x + 6y2)dy = 0
3
3. (2x + y)dx xdy = 0
4. (5x2 y)dx + xdy = 0
2
2
6. (x + y)dx + tan(x) dy = 0
5. (5x y )dx + 2ydy = 0
7. (2x2y 1)dx + x3dy = 0
8. y2dx + (xy 1)dy = 0
10. (2y3 + 1)dx + (3xy2 + x3)dy = 0
9. (x2 + 2x + y)dx + 2dy = 0
2
11. (2cos(y) + 4x )dx = xsin(y)dy
12. y(x + y)dx + (x + 2y 1)dy = 0
13. (3xey + 2y)dx + (x2ey + x)dy = 0
14. (4xy + 3y2 x)dx + x(x + 2y)dy = 0
15. y(x + y + 1)dx + x(x + 3y + 2)dy = 0
Pada soal 16 19, gunakan faktor pengintegralan yang diberikan untuk mencari
penyelesaian umum persamaan diferensial.
16. (4x2y + 2y2)dx + (3x3 + 4xy)dy = 0, p(x, y) = xy2
17. (3y2 + 5x2y)dx + (3xy + 2x3)dy = 0, p(x, y) = x2y
18. (y5 + x2y)dx + (2xy4 2x3)dy = 0, p(x, y) = x2 y3
19. y3dx + (xy2 x2)dy = 0, p(x, y) = x2 y2
20. Tunjukkan bahwa persamaan diferensial
(axy2 + by)dx + (bx2y + ax)dy = 0
adalah eksak hanya jika a = b. Jika a b, tunjukkan bahwa xmyn adalah faktor
pengintegralan dengan
2b + a
2a + b
m=
dan n =
.
a+b
a+b

&

"

#"

"

26

,*
Berdasarkan definisi, suatu persamaan diferensial tingkat satu dikatakan linear
dalam y jika tidak dapat memuat hasil kali, pangkat atau kombinasi nonlinear lainnya dari
y atau y . Dipunyai bentuk yang paling umum yaitu
dy
F ( x) + G ( x) y = H ( x)
(15)
dx
atau muncul dalam bentuk yang lebih biasa seperti
dy
+ P( x) y = Q( x) .
(16)
dx
Jika P ( x) = 0 , maka persamaan dapat diselesaikan dengan integrasi langsung, atau
jika Q ( x) = 0 , maka persamaan adalah terpisahkan.

.
,*,
Persamaan (16) mempunyai

exp P ( x ) dx

sebagai suatu faktor pengintegralan.


,
Jika persamaan (16) dikalikan dengan exp P ( x)dx , maka persamaan dapat

dituliskan dalam bentuk

d
ye
dx
yang mempunyai penyelesaian
y=e

P ( x ) dx

P ( x ) dx

= Q( x)e

Q( x)e

P ( x ) dx

P ( x ) dx

dx + k .

(17)

Jadi, dipunyai langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu persamaan (16).


Prosedur berikut ini seringkali membantu dalam mencari penyelesaian persamaan

(16):
Langkah 1.
Langkah 2.
Langkah 3.

1.

Dihitung faktor pengintegralan.


Sisi kanan persamaan yang diberikan dikalikan dengan faktor tersebut dan
sisi kiri dituliskan sebagai derivatif dari y kali faktor pengintegralan.
Dintegralkan dan diselesaikan persamaan untuk y.

.2 ,*,
Selesaikan persamaan di bawah ini dengan metode faktor pengintegralan:
dy
dy
x ay = x2
+ y tan( x) = sec( x)
(a)
(b)
dx
dx
- #

(a)

&

Persamaan ditulis kembali menjadi

dy
a
+
y = x.
dx
x

Langkah 1.

Faktor pengintegralannya adalah exp

Langkah 2.

Persamaan dapat direduksi menjadi

"

#"

"

a
dx = x a .
x

27

x a
Langkah 3.
(b)

dy
ax a 1 y = x1a
dx
x 2 a
x a y =
+k
2a

d a
x y = x1a .
dx
x2
y=
+ kx a .
2a

Langkah 1.

Faktor integralnya adalah exp tan( x)d x = sec( x)

Langkah 2.

Persamaan direduksi menjadi


dy
sec( x) + y tan( x) sec( x) = sec2(x)
dx
d
( y sec(x)) = sec2(x)
dx
Penyelesaian umum untuk PD awal yaitu
y sec( x) = tan( x) + k
atau
y = sin( x) + k cos( x) .

Langkah 3.

.
/ .
)
)
+
,*
Selesaikan persamaan diferensial menggunakan metode faktor pengintegralan.
1. y y = x 2
2. 2 y + y = x
1
3. xy 2 y = , x > 0
4. xy + y = x , x > 0
x
5. xy + (2 x + 1) y = xe 2 x
6. x 2 + 1 y + 2 xy = x 2 e x
7. y cos( x ) + y sin( x ) = 1 , 2 < x < 2
8. y + y sec( x) = tan( x) , 2 < x <

9.

y + yx = tan( x ) ,

( )

<x<

10.

y + y sin( x ) = x
1

11.

y + y cos e x = 1

12.

y + ye x = 2e x , x > 0

13.

dy 2
ex
+ y=
dx x
x

14.

dy
2x
4x 2
+
y
=
dx 1 + x 2
1+ x2

16.

y + y cot( x ) = cos( x )

15.
17.
19.
21.

dy 3
x2 +1
+ y=
dx x
x3
dx 1
+ x = cos(t )
dt t
y y = e 2x
2y
y
= x 2 cos(3x)
x

18.
20.
22.

y sin( x)
=
x
x
xy + y + 4 = 0
dy
x 2 1 + 2 y = ( x + 1) 2
dx
y +

Selesaikan masalah nilai awal berikut ini.


23. y + y tan( x ) = sin( 2 x ) , y(0) = 1
24.

x 2 y + 2 xy x + 1 = 0 , y(1) = 0

25.

x (t ) + 4t 3 x (t ) = 4t 3 , x(0) = 0

,3

,3,

##

&

"

#"

"

28

Suatu persamaan diferensial Bernoulli mempunyai bentuk


dy
+ P( x) y = Q( x) y n
(18)
dx
Secara jelas, untuk n = 0 atau 1 maka persamaan adalah linear; sedangkan untuk nilai
lainnya maka persamaan adalah tidak linear.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan persamaan Bernoulli:
Langkah 1. Diperkenalkan variabel tak bebas z = y1 n dengan z = (1 n) y n y .
Langkah 2.

Persamaan (17) dikalikan dengan (1 n) y n , diperoleh

Langkah 3.

(1 n) y n y + (1 n) P ( x) y1 n = (1 n)Q ( x) .
Menggunakan persamaan di Langkah 1 akan didapatkan
z + (1 n) P ( x) z = (1 n)Q ( x ) .
Berdasarkan rumus (17), diperoleh penyelesaian untuk (19), yaitu

z=e
Langkah 4.

1.

(1 n ) P ( x ) dx

(1 n)Q ( x)e

(1 n ) P ( x ) dx

(19)

dx + k

Penyelesaian umum dari persamaan (18) dapat dicari dengan


mensubstitusikan y1n untuk z. Jika n > 0, maka persamaan (18) juga
mempunyai penyelesaian y = 0.

.2 ,3,
Selesaikan persamaan Bernoulli

2x y

dy
y2 = x2 .
dx

- #
,
Persamaan ditulis kembali menjadi
dy 1
x 1
y=
y .
2
dx 2 x

dz dz dy
dy
=
= 2y
.
dx dy dx
dx

Langkah 1.

Dimisalkan z = y 2 dengan derivatifnya

Langkah 2.

Persamaan diferensial dikalikan dengan (1 n) y n , kemudian


disubstitusikan z dan z akan didapatkan
dz
1
+ z = x.
dx
x
Penyelesaian untuk persamaan di atas yaitu

Langkah 3.

z=e
Langkah 4.

1
dx
x

xe

1
dx
x dx

+ k = e ln( x )

ln( x )

dx + k = x 2 + kx .

Disubstitusikan z = y 2 , diperoleh penyelesaian umum untuk PD awal


yaitu
y=

&

( xe

"

#"

"

x2 + k x .

29

,3,

44

Persamaan diferensial Riccati mempunyai bentuk


dy
= P( x) y 2 + Q( x) y + R( x)
(20)
dx
Secara jelas, jika R ( x) = 0 , maka persamaan menjadi persamaan Bernoulli. Jika
R ( x) 0 , penyelesaian umum dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diambil satu penyelesaian khusus y = u (x) (biasanya sudah diketahui),
dan karena itu dipunyai
du
= P( x)u 2 + Q( x)u + R( x) .
(21)
dx
Langkah 2.

Disubstitusikan y = u +

1
dengan derivatifnya
z

dy d
du 1 d z
1
=
u+
=

dx dx
z
d x z2 d x
ke persamaan Riccati, diperoleh

du 1 d z
1
2
= P( x) u +
dx z dx
z

+ Q( x) u +

(22)

1
+ R( x)
z

2u 1
1
+ 2 + Q( x) u +
+ R ( x)
z z
z
2u
1
1
= P ( x)u 2 +
P ( x) + 2 P ( x) + Q( x) u + Q( x) + R( x)
z
z
z
2u
1
1
P( x) + 2 P( x) + Q( x) .
= P( x)u 2 + Q( x) u + R( x) +
z
z
z
Karena (21), persamaan disederhanakan menjadi
1 dz
2u
1
1
2
=
P ( x) + 2 P ( x) + Q( x)
z
z
z dx
z
dz
= 2u zP ( x) P( x) zQ( x) .
dx
Diperoleh persamaan diferensial tingkat satu z:
dz
+ (2u P( x) +Q( x) )z = P( x) .
(23)
dx
Persamaan (23) diselesaikan untuk z menggunakan rumus (17).
1
Disubstitusikan penyelesaian z ke y = u +
untuk memperoleh
z
penyelesaian umum PD awal.
= P( x) u 2 +

Langkah 3.
Langkah 4.

1.

.2

,3,

Selesaikan persamaan Riccati


khususnya.
- #
Langkah 1.

&

dy
= 2 y + y 2 dengan y = 2 adalah penyelesaian
dx

,
Dipunyai suatu penyelesaian khusus y = u(x) = 2.

"

#"

"

30

Langkah 2.

Langkah 3.

Langkah 4.

1
. Karena itu persamaan Riccati direduksi menjadi
z
dz
dz
+ (2.2.1 1)z = 1
+ 3z = 1
dx
dx
Penyelesaian untuk persamaan di langkah 2 yaitu:
1
1
3dx
3dx
z=e
1.e
dx + k = e 3 x e 3 x + k = ke 3 x .
3
3
Penyelesaian umum untuk PD awal yaitu
1
y = 2 + 3 x
.
ke
13
Dimisalkan y = 2 +

.
/ .
)
)
+
,3
Pada soal 1 20, tentukan penyelesaian untuk persamaan diferensial Bernoulli yang
diberikan.
1. y + y = y 2
2. y + x 1 y = xy 2
y + y = xy 1

3.

y = x 3 y 2 + xy

4.

5.

y = y + y 3

6. 3 y + y = (1 2 x ) y 4

7.

y + xy = xy 1

9.

x3 y = x 2 y y 3

11. 3 y + xy =

8. 3 y 2 y ay 3 = x + 1
1
10. xy = y
y
x
12. y + xy =
y

x
y2

13. 2 xy = 10 x 3 y 5 + y

14. 2 xyy + ( x 1) y 2 = x 2 e x

15.

y + xy = xe x y 3

16.

17.

y + 2 xy = xy 2

18.

19.

y +

1
y=x y
x

20.

y + 3x 2 y = x 2 y 3
1
y + y = xy 2
x

y y = x3 3 y

Pada soal 21 23, gunakan penyelesaian khusus yang diberikan untuk menentukan
penyelesaian umum persamaan diferensial Riccati.
1
1
21. y + y 2 = 2 , y =
22. y = xy 2 x 3 + 1 , y = x
2x
4x
23.

dy 2 cos 2 ( x) sin 2 ( x) + y 2
, y = sin(x)
=
dx
2 cos( x)

&

"

#"

"

31

Pada soal 1 24, selesaikan persamaan diferensial tingkat satu dengan suatu metode yang
cocok.
1
2. (3 y 2 + 4 xy )dx + (2 xy + x 2 )dy = 0
1. y + y = 3x + 4
x
2
3. ( x + y )dx xdy = 0
4. y + y = 3x + 1
x
x
6. y y = cos( x )
5. (2 y e )dx + xdy = 0
7.

8. ( y 2 + xy ) dx x 2 dy = 0

y + 2 xy = 2 x

9. (3 x + sin( 2 x))dx dy = 0
11. ydx + (3 x + 4 y )dy = 0

10. ( x 2 y 4 1)dx + x 3 y 3 dy = 0
12. sin( x).( y 1)dx dy = 0

13. ( x 1) y + y = x 2 1

14. 3 ydx ( x 2 + 3 x + y 2 ) dy = 0

15.

y + 5 y = e5x

16. ( x 2 + cos y ) y = 2 xy

17. ( x + 1) y = e x y

18.

xdx + ( y + e y )( x 2 + 1) dy = 0

19.

y = 2x 1 y 2

20. (1 + y 2 )dx + (2 xy + y + 2)dy = 0

21.

y cos( x ) cos( x ) + y = 0

22. (1 + 2e 2 x + y ) dx + e 2 x + y dy = 0

23.

dy e 2 x + y
=
dx e x y

24.

dy
x +1
=
dx y ( y + 2)

Pada soal 25 30, tentukan penyelesaian khusus untuk persamaan diferensial yang
memenuhi syarat batas yang diberikan.
25.

y cos 2 ( x) + y 1 = 0 , y(0) = 5

26.

27.

y + y sec( x) = sec( x) , y(0) = 4

28.

29.
30.

y + ( 2 x 1) y = 0 , y(1) = 2
y + y tan( x ) = sec( x ) + cos( x ) , y(0) = 1

&

"

#"

"

x 3 y + 2 y = e x , y(1) = e
1
y + y = 0 , y(2) = 2
x

"
#
&

",

#
**

5
+ +

"

", ,
Diketahui keluarga kurva pada bidang XY yang dinyatakan oleh persamaan F(x, y, k)
= 0 dengan k = parameter. Kurva yang memotong tegak lurus kurva-kurva tersebut
dinamakan trayektori ortogonal dari kurva F.
1.

.2 ", ,
Diberikan keluarga kurva y = mx dan y2 + x2 = k2 yang disajikan pada satu sistem
koordinat kartesius seperti Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1: Keluarga kurva y = mx dan y2 + x2 = k2.


Terlihat bahwa suatu garis berpotongan dengan suatu lingkaran. Garis arah antara
lingkaran (pada titik potong) dan garis adalah saling tegak lurus atau ortogonal,
karena itu kedua kurva dikatakan ortogonal di titik potongnya. Dengan kata lain garis
lurus y = mx adalah trayektori ortogonal dari keluarga lingkaran tersebut. Sebaliknya
dapat dikatakan juga bahwa setiap lingkaran merupakan trayektori ortogonal dari
garis y = mx.

32

33

Langkah-langkah menentukan trayektori ortogonal untuk keluarga kurva F(x, y, k)

= 0:
Langkah 1.
Langkah 2.

Langkah 3.

Langkah 4.

1.

Ditentukan persamaan diferensial untuk keluarga kurva, yaitu


y = f ( x, y , k )
Disubstitusikan k = F(x, y) untuk memperoleh persamaan diferensial
implisit bagi F(x, y, k) = 0 berbentuk
dy
= f ( x, y ) .
dx
Dituliskan persamaan diferensial yang berkaitan untuk keluarga ortogonal,
yaitu
dy
1
.
=
dx
f ( x, y )
Diselesaikan persamaan diferensial baru. Penyelesaiannya adalah keluarga
trayektori ortogonal.

.2 ", ,
Tentukan keluarga trayektori ortogonal dari keluarga kurva berikut ini.
(a) y = cx2.
(b) y2 + x2 = 2cx.
- #
,
(a) Langkah 1. Persamaan diferensial untuk keluarga kurva y = cx2 yaitu
dy
= 2cx .
dx
y
Langkah 2. Disubstitusikan
c = 2 untuk memperoleh persamaan
x
diferensial implisit:
dy
y
2y
.
= 2. 2 . x =
dx
x
x
Langkah 3. Persamaan diferensial untuk keluarga ortogonal yaitu
dy
1
x
= 2y =
.
dx
2y
x

Langkah 4.

Diselesaikan persamaan diferensial baru (terpisahkan):

2 ydy = xdx

2 ydy = xdx + k1

y 2 = 12 x 2 + k1

2 y 2 + x 2 = 2k1 .
Jadi, persamaan trayektori ortogonal untuk keluarga kurva
2

(b)

Langkah 1.

Langkah 2.

&

y = cx 2 adalah 2 y + x = k .
Persamaan diferensial untuk keluarga kurva y2 + x2 = 2cx:
dy c x
.
=
dx
y

Disubstitusikan c =

"

#"

y2 + x2
, diperoleh
2x
dy y 2 x 2
=
.
dx
2 xy

"

34

Langkah 3.

Persamaan diferensial untuk keluarga ortogonal yaitu


dy
2 xy
.
= 2
dx x y 2

Langkah 4.

Diambil variabel baru u =

y
x

, maka dipunyai

dy
du
=x
+u .
dx
dx

Karena itu, diperoleh


du 1 u + u 3
du
2u
=
.
x
+u =
dx
dx x 1 u 2
1 u2
Penyelesaian konstannya yaitu u + u3 = 0 yang memberikan hasil
u = 0. Penyelesaian tak konstan dicari sebagai berikut:
1 u2
1
du = dx .
3
x
u+u
Dengan metode integrasi fungsi rasional, dipunyai
1
2u
1

du =
dx
ln(u ) ln u 2 + 1 = ln( x) + ln(k )
2
u 1+ u
x
u
= kx
2
u +1

dengan k 0. Dengan mensubstitusikan kembali u =

y
x

diperoleh persamaan trayektori ortogonal untuk keluarga kurva


y2 + x2 = 2cx:
y=0
.
y 2 + x 2 = ky

Gambar 3.2: Keluarga kurva y = cx2 dan trayektori ortogonalnya.

&

"

#"

"

35

Gambar 3.3: Keluarga kurva y2 + x2 = 2cx dan trayektori ortogonalnya.

",

Beberapa bahan radioaktif mengalami disintegrasi yang berbanding lurus dengan


banyaknya bahan yang ada pada saat itu. Sebagai contoh, jika X adalah bahan radioaktif
dan N(t) adalah banyaknya bahan pada saat t, maka laju perubahan N(t) terhadap waktu t
adalah
dN (t )
= kN (t )
(1)
dt
dengan k adalah konstanta positif (k > 0). Dimisalkan N(0) = N0 adalah banyaknya bahan
mula-mula dari X, maka diperoleh

N (t ) = N 0 exp ( kt ) .

(2)

Jelas bahwa dalam menentukan N(t) diperlukan lebih dulu untuk mencari konstanta k.

1.

.2 ", ,
Diketahui bahwa setengah dari banyak semula inti radioaktif mengalami disintegrasi
dalam suatu periode 1500 tahun.
Berapa persen inti radioaktif semula akan tersisa setelah 4500 tahun ?
a)
b)
Setelah berapa tahun hanya sepersepuluh dari banyak semula yang tersisa?
- #
,
Diketahui bahwa untuk t = 1500 dipunyai N = 12 N 0 , karena itu
1
2

N 0 = N 0 e k .1500

e k .1500 =

1500 k = ln

Jadi
N = N 0 exp

(a)

(12 )

1
2

ln e k .1500 = ln 12

1 ln
k = 1500

(1500t ln(12 )) = N 0 (12 )

(12 ) .

t
1500

Sesaat setelah 4500 tahun, dipunyai


N = N0

(12 )

4500
1500

= 18 N 0 .

Jadi, sesaat setelah 4500 tahun maka inti radioaktif akan menjadi 12,5% dari
semula.

&

"

#"

"

36

(b)

1 N , maka
Jika N = 10
0

(12 )

t
ln(10)
ln(2)
t = 1500
4982,89 .
1500
ln(2)
Jadi, inti radioaktif akan menjadi sepersepuluh dari semula sesaat setelah
4982,89 tahun.
1
10

","

&

N0 = N0

t
1500

ln(10) =

Diandaikan P(t) adalah banyaknya individu pada suatu populasi yang mempunyai
laju kelahiran dan kematian konstan berturut-turut dan . Dinamika suatu populasi
dapat digambarkan oleh persamaan diferensial
dP(t )
= kP(t ) .
(3)
dt
dengan k = .

1.

.2 ",",
Pada suatu kultur bakteri tertentu, banyaknya bakteri mengalami kenaikan enam kali
lipat dalam 10 jam. Berapa lama akan diperoleh populasi menjadi dua kali lipatnya.
- #
,
Dimisalkan P(t) adalah banyaknya bakteri pada saat t, maka
dP
= kP .
dt
Dinotasikan P0 adalah banyak bakteri pada saat t = 0, maka
P = P0 exp(kt ) .
Karena P(10) = 6P0, maka dipunyai
ln(6)
k=
.
6P0 = P0.exp(10k)
10
Karena itu

P (t ) = P0 exp
Selanjutnya untuk P(t) = 2P0, maka dipunyai

2 P0 = P0 exp
dan karena itu t =

1.

10 ln(2)
ln(6)

ln(6 )
t
10

ln(6 )
t
10

).
)

.2 ",",
Diandaikan bahwa ketika danau diisi dengan ikan, laju kelahiran dan kematian
berturut-turut dan berbanding terbalik dengan P .
(a) Tunjukkan bahwa

P(t ) =

1
2

kt + P0

).
2

(b)

Jika P0 = 100 dan setelah 6 bulan terdapat 169 ikan di dalam danau, maka
berapakah banyaknya ikan dalam danau tersebut setelah 1 tahun?
- #
,
(a) Waktu diukur dalam bulan. Karena dan berbanding terbalik dengan P
maka terdapat k1 dan k2 sehingga

&

"

#"

"

37

k1

dan

k2

Dari persamaan (3) diperoleh

dP
=k P
dt
dengan k = k1 k2. Persamaan ini mempunyai penyelesaian umum
2 P (t ) = kt + C .
Jika P(0) = P0, maka dari persamaan ini diperoleh
2 P (t ) = kt + 2 P0 .
Karena itu

P(t ) =
(b)

1
2

kt + P0

).
2

(4)

Jika P0 = 100 dan P(6) = 169, maka dari persamaan (4) diperoleh

169 = (3k + 10)2

k = 1.

Karena itu P(12) = 16 = 256.

",$ 2

&

Berdasarkan hukum pendinginan Newton, laju perubahan waktu dari temperatur


T(t) untuk suatu benda yang diletakkan pada suatu media bertemperatur konstan A adalah
sebanding dengan A T. Ini berarti bahwa
dT
= k (A T )
dt
dengan k adalah konstanta positif.

1.

.2 ",$,
Suatu tempat berisi susu mentega dengan temperatur awal 25 C didinginkan dengan
pengaturan temperatur pada 0 C. Diandaikan bahwa temperatur susu mentega
mengalami penurunan sampai 15 C setelah 20 menit. Kapan akan menjadi 5 C?
- #
,
Dicatat bahwa A = 0, T(0) = 25, T(20) = 15. Dinotasikan t1 adalah waktu ketika T(t1)
= 5. Berdasarkan hukum pendinginan Newton
dT
= kT .
dt
Penyelesaian umum untuk persamaan ini adalah T(t) = C.exp(kt). Berdasarkan
syarat awal T(0) = 25, dipunyai C = 25 dan T(t) = 25exp(kt). Berikutnya dicari
ln 53
konstanta k. Karena T(20) = 15 = 25exp(20k) maka dipunyai k =
. Rumus
20
untuk temperatur adalah
ln 5
T (t ) = 25 exp 3 t .
20

()

()

Selanjutnya dapat dicari t1:

T (t1 ) = 5 = 25 exp

&

"

#"

ln

(53 ) t

20

"

t1 =

20 ln(5)
= 63.01 .
ln 53

()

38

",!

Rangkaian listrik paling sederhana adalah rangkaian seri. Dalam rangkaian ini
dipunyai satu sumber tegangan listrik (gaya elektromotif) seperti generator, aki atau
batere, dan sebuah resistor, yang memanfaatkan energi, misalnya lampu listrik (Gambar
3.4).

Sumber

Resistor

Sakelar

Gambar 3.4: Rangkaian listrik sederhana.


Kalau sakelar ditutup, arus I akan mengalir melalui resistor, dan ini akan menyebabkan
turunnya tegangan, sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan tegangan antara kedua
ujung resistor. Percobaan menunjukkan berlakunya hukum berikut:
Selisih tegangan ER antara kedua ujung resistor sebanding dengan kuat arus I.
ER = RI
(5)
Konstanta kesebandingan R disebut tahanan resistor. Kuat arus I diukur dalam ampere,
tahanan R dalam ohm, dan tegangan ER dalam volt.
Dua elemen penting lainnya dalam rangkaian yang lebih rumit adalah induktor dan
kapasitor. Percobaan telah menghasilkan hukum berikut:
Selisih tegangan EL antara kedua ujung induktor sebanding dengan
laju perubahan kuat arus I terhadap waktu.
dI
EL = L
(6)
dt
Konstanta kesebandingan L disebut induktansi dan diukur dalam henry; waktu t diukur
dalam detik.
Selisih tegangan EC antara kedua ujung kapasitor sebanding dengan
muatan listrik Q dalam kapasitor.
1
EC = Q
(7)
C
Konstanta C disebut kapasitansi dan diukur dalam farad; muatan Q diukur dalam
coulomb. Karena
dQ
I (t ) =
dt
maka
1 t
EC =
I (t )dt .
(8)
t
C 0
Arus I(t) dalam suatu rangkaian dapat ditentukan melalui penyelesaian persamaanpersamaan yang diperoleh dari penerapan hukum tegangan Kirchoff:
Jumlah semua selisih tegangan dalam suatu rangkaian tertutup adalah nol,
atau selisih tegangan antara kedua ujung rangkaian sama dengan
jumlah selisih tegangan di tempat lain dalam rangkaian tersebut.

&

"

#"

"

39

",!,

R
E(t)
L
Gambar 3.5: Rangkaian RL
Untuk rangkaian RL dalam Gambar 3.5 dan berdasarkan hukum tegangan Kirchoff
serta (5) dan (6), diperoleh:

L
Kasus A.

dI
+ RI = E (t ) .
dt

(9)

Jika E(t) = E0 (konstanta), maka dari (9) diperoleh PD:

E
dI R
+ I= 0.
dt L
L

PD diselesaikan dengan faktor integral yaitu:


I(t) = e

R dt

E0
L

R dt
L dt

+k =

Rt
E0
+ ke L .
R

(10)

Suku yang terakhir mendekati nol jika t menuju tak hingga, sehingga I(t) mendekati
E
nilai batas 0 . Setelah waktu yang cukup lama, I praktis akan menjadi konstan pada
R
nilai yang tidak tergantung pada k, jadi tidak tergantung pada syarat awal yang
mungkin telah diberikan. Penyelesaian khusus untuk syarat awal I(0) = 0 adalah
Rt
E
I(t) = 0 1 e L
R

L
disebut konstanta waktu induktif.
R
Kasus B. Jika E (t ) = E 0 sin t , maka dari (9) diperoleh PD:
E
dI R
+ I = 0 sin t .
dt L
L
PD diselesaikan dengan faktor integral yaitu:
dengan

I (t ) = e

R dt
L

E0
L

sin( t )e

R dt
L dt

+k

dan dengan integrasi parsial diperoleh penyelesaian umum:


Rt
E
I (t ) = ke L + 2 0 2 2 (R sin t L cos t ) .
R + L

(11)

Suatu sistem listrik (atau dinamis) dikatakan berada dalam keadaan stabil (steady
state) jika peubah-peubah yang menjelaskan perilakunya merupakan fungsi periodik dari
waktu atau konstan, sedangkan sistem dikatakan dalam keadaan peralihan (transient
state) atau keadaan tidak stabil jika sistem tidak dalam keadaan stabil. Peubah yang

&

"

#"

"

40

menggambarkan keadaan itu masing-masing disebut fungsi keadaan stabil dan fungsi
peralihan.
E
Pada Kasus A, fungsi 0 merupakan fungsi keadaan stabil atau penyelesaian
R
keadaan stabil untuk (9), sedangkan dalam Kasus B penyelesaian keadaan stabilnya
adalah suku terakhir dalam persamaan (11).

1.

.2 ",!,
Pada rangkaian RL, jika diketahui R = 1 ohm, L = 10 henry, E(t) = 2sin(5t) volt I(0) =
6 ampere, maka menggunakan rumus (11), diperoleh
1t
2
(sin 5t 50 cos 5t ) .
I(t) = ke 10 +
2501
Selanjutnya menggunakan syarat awal, diperoleh
2
(0 50.1)
6 = k .1 +
.
k = 15106
2501
2501
Jadi
15106 101 t
2
(sin 5t 50 cos 5t ) .
e
+
I(t) =
2501
2501

",!,

R
E(t)
C
Gambar 3.6: Rangkaian RC
Dengan mengaplikasikan hukum tegangan Kirchoff dan (5), (7) pada rangkaian RC
dalam Gambar 3.6, diperoleh persamaan
dI 1
dE
R + I=
(12)
dt C
dt
yang mempunyai penyelesaian umum
1 t
1 t 1
dE
I (t ) = e RC
e RC
dt + k
(13)
R
dt

Kasus A.

Jika E = konstanta, maka

dE
= 0 , dan (13) menjadi
dt

I (t ) = k .e RC
dengan RC disebut konstanta waktu kapasitif untuk rangkaian tersebut.
Kasus B. Jika E (t ) = E 0 sin t , maka

dE
= E0 cos t .
dt
Selanjutnya disubstitusikan ke (13) dan dengan integrasi parsial diperoleh:

&

"

#"

"

(14)

41

1 t

E0 C

(cos t + RC sin t )
(15)
1 + ( RC )2
Suku yang pertama akan terus turun dengan naiknya t, sedangkan suku kedua
menggambarkan arus keadaan stabil.
I(t) = ke

1.

RC

.2 ",!,

1
farad, dan E (t ) = 36 sin(3t ) volt.
36
Arus I(t) pada rangkaian dihitung menggunakan rumus (15), yaitu
3
I(t) = ke 3t + (cos(3t ) + sin(3t ) ) .
2
3
Jika diketahui I(0) = 0, maka k = dan
2
3
3
I(t) = e 3t + (cos(3t ) + sin(3t ) ) .
2
2
Diketahui rangkaian RC dengan R = 12 ohm, C =

"

Pada soal 1 14, carilah trayektori ortogonal untuk kurva yang diberikan.
Selanjutnya gambarkan grafik sebagian kurva dan trayektorinya
1. x2 + (y C)2 = C2
3. y2 = x + C
5.

2. y2 = kx3
4. y = 2x + C

y = 12 x 2 + C
2

6. y = ln(x) + C

8. y = Cx3
10. xy = C

7. x + 2y = C
9. y = Cex
11. y2 x2 = C2
13.

12.

y = Cx 2

14. x2 + (y C2) = 1 + C2

y=C x

15. Diambil Q(t) sebagai banyaknya substansi suatu radioaktif pada waktu t. Diamati
secara eksperimental dengan alat pengukur banyaknya radiasi (Geiger Counter)
bahwa laju pada saat suatu sampel meluruh adalah berbanding lurus dengan
banyaknya substansi saat itu. Diandaikan bahwa substansi awalnya adalah 100 gram
dan setelah 7 hari yang tertinggal hanya 50 gram. Tentukan Q sebagai fungsi dari t.
16. Diambil Q(t) sebagai banyaknya substansi suatu radioaktif pada waktu t. Diamati
secara eksperimental dengan alat pengukur banyaknya radiasi (Geiger Counter)
bahwa laju pada saat suatu sampel meluruh adalah berbanding lurus dengan
banyaknya substansi saat itu. Diandaikan bahwa sejumlah tertentu ditempatkan
dalam suatu container dan setelah 10 tahun banyaknya telah berkurang 0,01%.
Berapa persen (dari jumlah aslinya) yang akan tersisa setelah 25 tahun.

&

"

#"

"

42

17. Waktu paruh aktif Cobalt adalah 5,27 tahun. Diandaikan bahwa suatu kecelakaan
nuklir pada suatu daerah tertentu mempunyai tingkat radiasi Cobalt 100 kali tingkat
yang dapat diterima untuk habitat manusia. Berapa lama daerah tersebut dapat
didiami?
18. Suatu zat radioaktif meluruh secara eksponensial. Banyaknya zat dalam suatu
sampel adalah P (t ) = 40e 0,035t mg setelah t tahun. Tentukan waktu paruhnya.
19. Radioaktif Carbon-14 meluruh secara eksponensial. Waktu paruh Carbon-14 adalah
5730 tahun. Radioaktif tersebut terkumpul dalam tanaman ketika mereka bertumbuh,
dan meluruh setelah tanaman mati. Suatu sampel tulang terdiri 20% dari jumlah
Carbon-14 asli. Berapakah umur sampel tersebut?
20. Dalam kehidupan sel terdapat suatu bahan reaksi Y yang mempunyai reaksi kimia Y
+ Y Y2 dengan Y2 hilang secara cepat. Diambil y(t) adalah banyaknya bahan reaksi
dy
= 0,3 y 2 dengan y dalam miligram dan
kimia Y pada saat t, dan diketahui bahwa
dt
t dalam menit. Ketika percobaan dimulai pada saat t = 0, suatu sistem terdiri 10
miligram Y. Nyatakan banyaknya setelah waktu t.
21. Suatu koloni bakteri bertumbuh secara eksponensial. Diambil P(t) sebagai ukuran
populasi yang diukur dalam miligram. Diandaikan pada saat t = 0 jam populasinya
adalah 10 mg, ketika t = 2 jam populasinya adalah 16 mg.
(a) Nyatakan populasi untuk setiap saat.
(b) Perkirakan populasinya ketika t = 5 jam.
22. Suatu koloni bakteri bertumbuh secara eksponensial. Diambil P(t) sebagai ukuran
populasi yang diukur dalam miligram. Diandaikan pada saat t = 0 jam populasinya
adalah 20 mg, daan menjadi dua kali lipatnya ketika t = 2,5 jam.
(a) Nyatakan populasi untuk setiap saat.
(b) Perkirakan populasinya ketika t = 6 jam.
23. Suatu populasi serangga dalam suatu daerah meningkat pada laju yang sebanding
dengan populasinya pada saat itu. Dengan meniadakan faktor luar, populasi
berkembang tiga kali lipat dalam waktu dua minggu. Pada suatu hari terdapat
migrasi 15 serangga ke daerah tersebut dan 16 dimakan oleh populasi burung lokal
dan 7 meninggal karena alam. Jika mula-mula terdapat 100 serangga dalam daerah
itu, apakah populasi akan bertahan? Jika tidak, kapan mereka semua akan mati?
24. Suatu obat X sedang diatur melalui urat nadi sebanyak 6 mg per jam. Ginjal
memindahkan obat atau racun dari aliran darah dengan laju 30% dari jumlah yang
diberikan ketika waktu t yang diukur dalam jam. Ketika perawatan dimulai pada
waktu t = 0, badan tidak berisi obat X.
(a) Tentukan banyaknya obat dalam darah pada saat t.
(b) Tingkat kandungan dari obat terjadi ketika darah terdiri paling sedikit 5 mg.
Kapan tingkat kandungan terjadi pertama kali?
25. Diandaikan bahwa temperatur suatu cangkir kopi mengikuti hukum pendinginan
Newton. Jika kopi mempunyai temperatur 200F ketika baru saja dituangkan, dan 1
menit sesudahnya telah dingin sampai 190F dalam suatu ruang pada 70F, tentukan
kapan kopi mencapai temperatur 150F.
26. Diandaikan bahwa suatu mayat ditemukan dalam suatu ruang hotel pada tengah
malam yang bertemperatur 80 F. Suhu ruangan tetap pada 60 F. Dua jam
kemudian temperatur mayat turun sampai 75 F. Tentukan waktu kematian.

&

"

#"

"

43

27. Untuk rangkaian RL pada Gambar 3.5, tentukan arus I(t) jika diketahui R = 100 ohm,
L = 2,5 henry, E0 = 110 volt, dan I(0) = 0.
28. Tentukan persamaan untuk arus I(t) dalam rangkaian RL pada Gambar 3.5 jika I(0) =
0, E0 = 110 volt, R = 550 ohm, dan L = 4 henry. Kapan arus mencapai 90% dari nilai
batasnya?
29. Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 3.5 jika R 1 ohm, L = 1
henry, dan E(t) = 1 volt untuk 0 t 3 detik, E(t) = 0 untuk t > 3 detik, dengan
syarat awal I(0) = 0,5 ampere.
30. Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 3.5 jika R = 1 ohm, L = 10
henry, dan E(t) = 6 volt untuk 0 t 10 detik, E(t) = 0 untuk t > 10 detik, dengan
syarat awal I(0) = 6 ampere.
31. Tentukan kuat arus dalam rangkaian RL pada Gambar 3.5 jika R = 2 ohm, E(t) = 4
volt, L(t) = (100 t) henry untuk 0 t 100 detik, L(t) = 0 untuk t > 100 detik,
dengan syarat awal I(0) = 0 ampere.
32. Tentukan kuat arus I(t) dalam rangkaian RC pada Gambar 3.6 jika R = 100 ohm, C =
0,01 farad, dan E(t) = 110sin(314t) volt, dengan syarat awal I(0) = 0 ampere.
33. Tentukan kuat arus I(t) dalam rangkaian RC pada Gambar 3.6 jika E = 100 volt, C =
0,25 farad, dan R berubah-ubah menurut rumus R = (100 t) ohm pada 0 t 100
detik, R = 0 pada t > 100 detik, dengan syarat awal I(0) = 1 ampere.
Untuk soal 34 38, carilah penyelesaian keadaan stabil untuk (15) jika R = 50 ohm, C =
0,04 farad, dan E(t) sama dengan
34. 125
35. 125sin(t)
36. 110cos(314t)
37. 100cos(2t) + 25sin(2t) + 200cos(4t) + 25sin(4t)

50e t + 1012sin(t)

38.

&

"

#"

"

$
%

#
#
#
#
#
#
$

(
$
%
%

"

%
% , +
( + +
%
( !
*"
+% +

''

+%

"

"
+

"
%

"

Pada umumnya persamaan tingkat dua atau tingkat tinggi lebih sulit untuk
diselesaikan daripada persamaan tingkat satu, dengan demikian akan dikonsentrasikan
terutama pada kasus paling sederhana dari persamaan linear dengan koefisien-koefisien
konstan. Pertama kali akan diperlihatkan dua kasus tak linear yang khusus.

$,

%
,

%
&

& &

#,

Diberikan persamaan diferensial tingkat dua dalam bentuk


(1)
y = F ( x, y )
dengan F (x, y ) adalah fungsi kontinu. Untuk menyelesaikan persamaan diferensial jenis
tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diambil y = z , dengan z = z(x), maka dipunyai y = z .
Langkah 2. PD (1) direduksi ke persamaan diferensial tingkat satu menjadi
(2)
z = F (x, z )
dan diselesaikan untuk z.
Langkah 3. Disubstitusikan kembali z = y dan diselesaikan untuk y.
Penyelesaian akhir akan mempunyai dua konstanta sebarang, katakan k1 dan k2.
Pada umumnya hal ini adalah merupakan kasus dari semua persamaan tingkat dua.
Dengan dua konstanta sebarang maka diperlukan dua syarat untuk mendapatkan suatu
penyelesaian tunggal. Terdapat dua jenis syarat:
1.
Syarat awal: y(x0) = a dan y (x 0 ) = b , yang menetapkan suatu nilai dan kemiringan
fungsi di suatu titik tunggal.
2.
Syarat batas: y(x1) = a dan y(x2) = b, yang menetapkan suatu nilai untuk setiap dua
titik berbeda.

44

1.

45

"

.2 $, ,
Selesaikan masalah nilai batas untuk
xy + y = 0 , y(1) = 1 dan y(3) = 0.
- #
,
Langkah 1. Diambil y = z ( x ) , maka dipunyai y = z .
Langkah 2. Persamaan awal direduksi dan diselesaikan:

dz
dx
=
z
x

xz + z = 0

z=
Langkah 3.
Langkah 4.

ln(z) = ln(x) + k

k1
.
x

k1
y = k1 ln( x ) + k 2 .
x
Karena y(1) = 1 dan y(3) = 0, maka
y =

k2 = 1 dan k1ln(3) + k2 = 0
Jadi y = 1

1.

(1 + x )y + 2 xy + 3x
2

=0.

,
Diambil y = z ( x ) , maka dipunyai y = z .
Persamaan awal direduksi dan diselesaikan:
2x
3
z +
z= 2
1 + x 2 z + 2 xz + 3 x 2 = 0
2
1+ x
x 1+ x2

=
y=

k1

1+ x
k1

1+ x

2x

z = exp

Langkah 3.

1
.
ln 3

ln x
.
ln 3

.2 $, ,"
Selesaikan persamaan
- #
Langkah 1.
Langkah 2.

k1 =

1+ x

+
2

x 1+ x2

dx +

dx

x 1+ x

exp

) dx
ln (1 + x ) + k

2x
1+ x2

dx dx + k1

x 1 + x2

= k1 arctan x + 3 ln x 32

2.

,
&
4
#
% & &
7
Diberikan persamaan diferensial tingkat dua dalam bentuk
y = F ( y , y )

##,
(3)

dengan F ( y , y ) adalah fungsi kontinu. Untuk menyelesaikan persamaan diferensial


jenis tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Diambil y = p , dengan p = p(y), maka dipunyai
dp dpdy
dp
y =
=
=p
.
(4)
dx d y dx
dy

&

"

#"

"

Langkah 2.

Langkah 3.

1.

46

"

Persamaan diferensial (3) direduksi ke tingkat satu menjadi


dp
p
= F ( y, p )
dy
dan diselesaikan untuk p.
Disubstitusikan kembali p = y dan diselesaikan untuk y.

(5)

.2 $, ,$
Selesaikan persamaan diferensial berikut ini dengan reduksi tingkat:
y = yy .
- #
,
dp
Langkah 1. Diambil y = p ( y ) , maka dipunyai y = p
.
dy
Langkah 2. Persamaan awal direduksi dan diselesaikan:
dp
dp
p
= yp
p
y =0
dy
dy
(i) p = 0, atau
2
1 2 k1
dp
p
=
y
+
(ii)
.
dp = y dy
y=0
2
2
dy
dy
, diperoleh
Langkah 3. Disubstitusikan p =
dx
(i) y = k, atau
dy 1 2
dy
dx
= y + k12
(ii)
=
2
2
dx 2
2
k1 + y

y
1
1
tan 1
= x + k2
k1
k1
2

y = k1 tan

(12 k1 x + k1k 2 ) .

Jadi penyelesaian umum untuk PD yaitu


k
y=
k1 tan (k 3 x + k 4 )
dengan k 3 = 12 k1 dan k4 = k1k2.

1.

.2 $, ,!
Selesaikan persamaan diferensial berikut ini dengan reduksi tingkat:
y + e 2 y ( y )3 = 0 .
- #
,
dp
Langkah 1. Diambil y = p ( y ) dan dipunyai y = p
.
dy
Langkah 2. Persamaan awal direduksi dan diselesaikan:
dp
dp
p
+ e2 y p3 = 0
p
+ e2 y p2 = 0
dy
dy
(i) p = 0, atau

&

"

#"

"

(ii)
Langkah 3.

47

"

dp

dp
+ e2 y p2 = 0
dy

Disubstitusikan p =
(i) y = k, atau
dy
1
=
(ii)
2
y
1
dx
e + k1

= e 2 y dy

p=

1
1 e2y
2

+ k1

dy
, diperoleh
dx

1 e2 y
2

1 e2y
4

+ k1 dy = dx

+ k1 y = x + k 2 .

Jadi penyelesaian umum untuk PD yaitu


y=k
1 e2y
4

1.

+ k1 y = x + k 2

.2 $, ,'
Selesaikan persamaan diferensial
y + 1 +

- #
Langkah 1.
Langkah 2.

( y )2 = 0 .

dp
.
dy
Persamaan awal direduksi dan diselesaikan:

Diambil y = p ( y ) dan dipunyai y = p


dp
1 2
+ 1+
p =0
dy
y

(i) p = 0, atau
dp
1
(ii)
+ 1+
p=0
dy
y
Langkah 3.

1
y

Disubstitusikan p =
(i) y = k, atau
(ii)

dp
1
+ 1+
p =0
dy
y

dp
1
= 1 + dy
p
y

p = k1

e y
.
y

dy
, diperoleh
dx

dy
e y
= k1
dx
y

( y 1)e y

ye y dy = k1dx

k1 x + k 2
.
y 1
Jadi penyelesaian umum untuk PD yaitu
y=k

= k1 x + k 2

y = ln

y = ln

k1x + k2
y 1

).

.
/ .
)
)
+
$,
Untuk soal 1 16, selesaikan persamaan diferensial dengan reduksi tingkat.
1. y = y + ( y )3
2. xy + y = 1
3. xy + 2 y = 0
4. 2 xy = 3 y
5. y + y = x + 1
6. y = y tanh( x )
7.

y = 1 + ( y )2

&

8.

"

#"

"

xy + y = ( y )2

9.
11.
13.
15.

48

"

yy + ( y )2 = 0

10.

yy = 2( y )2

12.

y + e y ( y )3 = 0

14.

y + ( y )3 cos( y ) = 0

16.

y + ( y )3 y = 0
yy + ( y )2 = 0

y + 2( y )2 = 0

y + 1 + y 1 ( y )2 = 0

17. Selesaikan masalah nilai awal xy + 2 y + x = 1 , y(1) = 2, y (1) = 1 .


18. Carilah kurva y(x) yang melalui titik asal yang bersifat y = y dan garis tangennya
di titik asal adalah y = x.
19. Carilah kurva y(x) yang melalui (0, 0) dan (1, 1) yang bersifat 2 y y = ( y )2 .
20. Carilah kurva y(x) yang melalui titik asal yang bersifat y = 12 y dan garis
tangennya di titik asal adalah sumbu-x.

$,

$, ,
{y1(x), y2(x), , yn(x)} dikatakan tidak bebas linear (linear dependent) jika terdapat
konstanta-konstanta k1, k2, , kn yang tidak semuanya nol sehingga
k1y1(x) + k2y2(x) + + knyn(x) = 0.
Jika bukan kasus tersebut, maka fungsi-fungsi tersebut dikatakan bebas linear (linear
independent).
$, ,
Wronskian dari {y1(x), y2(x), , yn(x)} yang bersifat bahwa setiap fungsi
mempunyai derivatif sampai tingkat ke-(n 1), adalah
y1
y2
yn
y1
y 2
y n
y 2
y n .
W ( y1 , y 2 , , y n ) = y1
y1( n 1)

y 2( n 1)

y n( n 1)

.
$, ,
Jika Wronskian dari {y1(x), y2(x), , yn(x)} adalah tak nol di suatu titik tertentu x0,
maka himpunan fungsi adalah bebas linear di titik x0.
,
Diasumsikan terdapat n konstanta real k1, k2, , kn sehingga
k1y1(x0) + k2y2(x0) + + knyn(x0) = 0.
Diderivatifkan terhadap x sampai (n 1) kali, diperoleh suatu sistem n persamaan
homogen dalam k1, k2, , kn:
c1 y1 (x 0 ) + c 2 y 2 (x 0 ) + + c n y n (x 0 ) = 0
c1 y1 (x 0 ) + c 2 y 2 (x 0 ) + + c n y n (x 0 ) = 0
c1 y1(x 0 ) + c 2 y 2 (x 0 ) + + c n y n (x 0 ) = 0 .
c1 y1( n 1) (x 0 ) + c 2 y 2( n 1) (x 0 ) +

&

"

#"

"

+ c n y n( n 1) (x 0 ) = 0

49

"

Berdasarkan hipotesis, Wronskian dari himpunan n fungsi {y1(x), y2(x), , yn(x)}


adalah tak nol di suatu titik tertentu x0, yaitu
y1 ( x 0 )
y 2 (x 0 )
y n (x0 )
y1 ( x 0 )
y 2 (x 0 )
y n ( x 0 )
y 2 (x 0 )
y n ( x 0 ) 0 .
W ( x 0 ) = y1( x 0 )
y1( n 1) (x 0 ) y 2( n 1) (x 0 )

y n( n 1) (x 0 )

Oleh karena itu sistem akan mempunyai penyelesaian trivial, yaitu


k1 = k2 = = kn = 0.
Jadi, himpunan n fungsi {y1(x), y2(x), , yn(x)} adalah bebas linear di x = x0.

1.

.2 $, ,
Tentukan Wronskian dari fungsi-fungsi berikut
(a) {sin 3x, cos 3x}
(b) {x, x2, x3}
- #
,
sin 3 x
cos 3 x
(a) W ( x) =
= 3 sin 2 3 x 3 cos 2 3 x = 3 .
3 cos 3 x 3 sin 3 x

x
(b)

W ( x) = 1
0

1.

x2

x3

2 x 3x 2 = 2 x 3 .
2

6x

.2 $, ,
Tunjukkan bahwa fungsi {1 x, 1 + x, 1 3x} tidak bebas linear untuk semua nilai x.
- #
,
Wronskian {1 x, 1 + x, 1 3x} yaitu
1 x 1 + x 1 3x

W ( x) = 1

3 =0
0

untuk semua nilai x. Oleh karena itu fungsi {1 x, 1 + x, 1 3x} adalah tidak bebas
linear untuk semua nilai x.

$,"

2 &

.
$,",
Persamaan diferensial tingkat dua homogen selalu mempunyai dua penyelesaian yang
bebas linear. Jika y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian yang bebas linear untuk
persamaan, maka
y(x) = k1y1(x) + k2y2(x)
adalah penyelesaian umumnya.
Secara khusus, persamaan linear tingkat dua homogen mempunyai bentuk
dy
d2y
+ P ( x)
+ Q( x) y = 0 .
2
dx
dx

(6)

Jika y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian bebas linear dari persamaan tersebut, maka

&

"

#"

"

50

"

y(x) = k1(x)y1(x) + k2(x)y2(x)


(7)
adalah penyelesaian umum untuk persamaan (6).
.
$,",
Diandaikan y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian bebas linear dari persamaan (6),
maka fungsi koefisien (coefficient functions) P(x) dan Q(x) secara tunggal ditentukan
oleh y1(x) dan y2(x).
,
Berdasarkan hipotesis, y1(x) dan y2(x) adalah dua penyelesaian yang bebas linear dari
persamaan. Dipunyai
y1( x) + P( x) y1 ( x) + Q( x) y1 ( x) = 0
.
y 2 ( x) + P( x) y 2 ( x) + Q( x) y 2 ( x) = 0
Persamaan tersebut dapat diperlakukan sebagai persamaan linear homogen dalam
variabel P(x) dan Q(x). Karena y1(x) dan y2(x) adalah bebas linear,
makaWronskiannya
y y2
W ( x) = 1
= y1 ( x) y 2 ( x) y1 ( x) y 2 ( x)
y1 y 2
adalah tak nol. Karena itu persamaan linear mempunyai penyelesaian tunggal untuk
P(x) dan Q(x) yang diberikan oleh
y ( x) y 2 ( x) y1( x) y 2 ( x)
W ( x)
P( x) = 1
=

y1 ( x) y 2 ( x) y1 ( x) y 2 ( x)
W ( x)
dan
y ( x) y 2 ( x) y1( x) y 2 ( x)
Q( x) = 1
.
W ( x)

.
$,","
Diandaikan u(x) adalah penyelesaian tak nol dari persamaan (6), maka
x
d
v( x) = u ( x) exp P(t )dt
(8)
x0
x0
[u ( )]2
adalah penyelesaian khusus untuk persamaan.
,
Berdasarkan hipotesis, u(x) dan v(x) adalah penyelesaian persamaan. Maka dipunyai
(i)
u ( x ) + P ( x )u ( x ) + Q ( x )u ( x ) = 0
dan
(ii)
v ( x ) + P ( x)v ( x ) + Q ( x )v ( x ) = 0 .
Dari (i) v(x) (ii) u(x), diperoleh
(u v u v ) + P ( x)(u v u v ) = 0
yang berarti
(uv u v ) + P( x)(u v u v ) = 0

yang merupakan persamaan linear tingkat satu dalam (u v u v ) , dan diperoleh


penyelesaiannya yaitu

u v u v = exp

x
x0

P (t )dt

yang bisa dituliskan menjadi

&

"

#"

"

51

"

u v u v
u2

u 2 ( x)

exp

x
x0

P(t )dt .

Persamaan di atas dapat direduksi menjadi

x
v
1
= 2
exp P(t )dt
x0
u
u ( x)
atau
x

v
1
=
exp P (t )dt d .
2
x
x
u
0 u ( )
0
Akhirnya diperoleh

v( x) = u ( x)
1.

x
x0

exp

x0

P(t )dt

[u ( )]2

.2 $,",
Diandaikan bahwa y ( x) = e x adalah penyelesaian khusus dari PD linear

d2y

+ Q( x) y = 0 .
d x2
Tentukan penyelesaian umumnya dan fungsi koefisien Q(x).
- #
,
Pada persamaan di atas, P(x) = 0, dan dari persamaan (8) dipunyai penyelesaian lain
x

x
d
v(x) = e x exp (0)dt 2 = e x exp(2 )d
x0
x0
xo
e
exp(2 x) exp(2 x 0 )
1
= e x + ke x
= ex
2
2
Disubstitusikan penyelesaian di atas ke persamaan awal, dipunyai
d2
1
1
e x + ke x + Q( x) e x + ke x
= 0
2
2
2
dx

1 x
1
e + ke x + Q( x) e x + ke x
= 0.
2
2
Diperoleh Q(x) = 1, dan karena itu penyelesaian umum untuk PD yaitu
y ( x) = c1e x + c 2 e x .

$,$

2 &

&
PD linear tingkat dua dengan koefisien konstan (second-order linear differential
equation with constant coefficients) mempunyai bentuk umum
dy
d2y
a2
+ a1
+ a 0 y = f ( x)
(9)
2
dx
dx
dengan a2 0, a0 dan a1 adalah konstanta real. Jika f(x) adalah tidak trivial (f(x) 0) maka
persamaannya dinamakan PD linear tingkat dua tak homogen dengan koefisien
konstan. Di sisi lain, jika f(x) = 0 maka persamaan menjadi

&

"

#"

"

52

"

a2

d2y

+ a1

dy
+ a0 y = 0
dx

(10)
dx
yang dinamakan PD linear tingkat dua homogen dengan koefisien konstan.
Sudah dipelajari bahwa persamaan diferensial linear homogen tingkat satu dengan
koefisien konstan, y + cy = 0 mempunyai penyelesaian y = e cx . Untuk memperoleh
suatu ide mengenai perkiraan penyelesaian dalam kasus tingkat dua, dicoba untuk
menemukan penyelesaian persamaan (10) dalam bentuk y = e rx dengan r adalah suatu
konstanta. Didiferensialkan dan disubstitusikan ke persamaan (10), diperoleh

a 2 e rx + a1 e rx + a 0 e rx = a 2 r 2 e rx + a1 re rx + a 0 e rx

( )

( )

(a r
2

+ a1 r + a 0 e rx .

Hal ini menunjukkan bahwa y = e rx adalah suatu penyelesaian persamaan (10) jika dan
hanya jika
(11)
a2r2 + a1r + a0 = 0
sebab e rx 0 . Oleh karena itu diduga bahwa penyelesaian untuk persamaan (10) akan
dibangun oleh fungsi y = e rx dengan r adalah akar-akar persamaan (11). Persamaan (11)
disebut persamaan karakteristik (characteristic equation) untuk persamaan (10).
Selanjutnya akan ditetapkan aturan untuk menemukan penyelesaian umum persamaan
(10) dan akan dibuktikan pada akhir bagian ini.

Penyelesaian Umum
Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum untuk persamaan (10):
Langkah 1. Diasumsikan y = e rx adalah penyelesaian persamaan (10). Diperoleh
persamaan karakteristik
a2r2 + a1r + a0 = 0.
Langkah 2. Penyelesaian umum dinyatakan oleh tiga kasus.
Kasus 1. r1 dan r2 adalah real dan berbeda.
y = k1e r1x + k 2 e r2 x .
(12)
Kasus 2. r1 = r2.
(13)
y = e r1x (k1 + k 2 x ) .
Kasus 3. r1 = + i atau r2 = i.
(14)
y = e x (k1 cos( x ) + k 2 sin( x ) ) .
Langkah 3. Jika syarat awal/ batas diberikan, maka diselesaikan untuk k1 dan k2 untuk
memperoleh penyelesaian khusus.
Dalam kasus khusus r1 = r2 , penyelesaian (12) dapat ditulis sebagai
y ( x ) = k1 sinh( r1 x ) + k 2 cosh( r2 x ) .
Penyelesaian umum dalam kasus 3 seringkali ditulis dalam bentuk yang sama seperti
kasus 1 dengan menggunakan pangkat kompleks,
y = Ae r1x + Be r2 x
dengan r1 = + i atau r2 = i. Untuk menunjukkan bahwa dua bentuk penyelesaian
tersebut adalah sesungguhnya sama, digunakan rumus Euler
e +i = e (cos + i sin ) .

&

"

#"

"

1.

.2 $,$,
Selesaikan persamaan diferensial berikut ini:
d2y
dy
(a)
(b)
10
+ 21 y = 0
2
dx
dx
2

d2y
dx

dy
+ 25 y = 0
dx

dy
+ 16 y = 0
dx
dx
- #
,
(a) Langkah 1. Diasumsikan y = e rx , diperoleh persamaan karakteristik

(c)

(b)

d y

53

"

Langkah 2.

r 2 10r + 21 = 0
yang mempunyai akar-akar persamaan yaitu 3 atau 7.
Penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = k1e 3 x + k 2 e 7 x .

Langkah 1.

Diasumsikan y = e rx , diperoleh persamaan karakteristik

Langkah 2.
(c)

r 2 6r + 25 = 0
yang mempunyai akar-akar persamaan yaitu 3 4i .
Penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = e 3 x (k1 cos( 4 x) + k 2 sin( 4 x) ) .

Langkah 1.

Diasumsikan y = e rx , diperoleh persamaan karakteristik

Langkah 2.

r 2 8r + 16 = 0
yang mempunyai akar persamaan yaitu 4 (akar kembar).
Penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = ( k1 + k 2 x)e 4 x .

Selanjutnya akan diberikan alasan metode penyelesaian yang diberikan pada awal
bagian ini. Diambil koefisien dari y adalah 1 dan diberikan persamaan
(15)
y + a1 y + a 0 y = 0 .
Diambil r1 dan r2 adalah sebagai akar-akar persamaan karakteristik, karena itu
r2 + a1r + a0 = (r r1)(r r2) = r2 rr1 rr2 + r1r2.
Jika r1 dan r2 adalah berbeda (mungkin dua bilangan real yang berbeda atau kompleks
sekawan), maka harus ditunjukkan bahwa penyelesaian umumnya adalah
y = Ae r1x + Be r2 x .
Jika r1 = r2, maka harus ditunjukkan bahwa penyelesaian umumnya adalah
y = Ae r1x + Bxe r1x .
Rencananya adalah mengubah persamaan tingkat dua (15) ke pasangan persamaan
diferensial tingkat satu. Dalam hal ini akan bermanfaat menggunakan simbol D untuk
derivatif pertama dan D2 untuk derivatif kedua terhadap x. Jadi
Dy = y dan D 2 y = y .
Persamaan (15) dapat ditulis kembali menjadi

&

"

#"

"

54

"

(D

(16)
+ a1 D + a0 y = 0 .
Sekarang dicoba memfaktorkan D + a1D + a0 seperti pada polinomial. Perlu dipahami
bahwa (D r1)(D r2)y mempunyai arti (D r1)u dengan u adalah fungsi
(D r2 )y = y r2 y . Jadi dengan menggunakan aturan perkalian dan penjumlahan untuk
derivatif, diperoleh
(D r1 )(D r2 )y = ( y r2 y ) r1 ( y r2 y )
= y r2 y r1 y + r1 r2 y
= y + a1 y + a 0 y
2

= D 2 + a1 D + a 0 y .
Hal tersebut menunjukkan bahwa persamaan tingkat dua (16) ekuivalen dengan PD
tingkat satu
(D r1 )u = 0
(17)
(D r2 )y = u .
(18)
Persamaan (17) merupakan persamaan linear homogen yang mempunyai penyelesaian
umum

u = ke r1x .
Karena itu, persamaan (18) mempunyai bentuk
y r2 y = ke r1x .
(19)
Persamaan (19) adalah persamaan linear tingkat satu yang diselesaikan seperti
pembahasan di bab kedua.
Dalam kasus r1 r2, penyelesaian umumnya yaitu
k
y=
e r1x + Be r2 x .
r1 r2
k
, diperoleh penyelesaian umum
Dengan mengambil A =
r1 r2
y = Ae r1x + Be r2 x .
Dalam kasus r1 = r2, penyelesaian umumnya adalah

y = Axe r1x + Be r2 x

dengan A = k.

.
/ .
)
)
+
$,$
Pada soal 1 20, selesaikanlah persamaan diferensial yang diberikan.
1. y y 2 y = 0
2. y + 20 y + 200 y = 0
3.
5.

y 2 y = 0 , 0
y 4 y + 3 y = 0

7.
9.
11.
13.
15.
17.
19.

y + 2 2 y + 2 y = 0
y + 2 y = 0
y 6 y + 13 y = 0
y 3 y + 2 y = 0
x (t ) + 9 x (t ) = 0
y 5 y + 6 y = 0
y + 10 y + 25 y = 0

&

4.
6.

y + y 6 y = 0
y 10 y + 25 y = 0

8. y + 16 y = 0
10. y 2 y + 2 y = 0
12. 2 y + 3 y = 0
14. y 4 y + 4 y = 0
16. y 8 y + 16 y = 0
18. x (t ) + 8 x (t ) + 25 = 0
20. x (t ) + 4 x (t ) + 13 x (t ) = 0

"

#"

"

55

"

Pada soal 21 40, selesaikanlah masalah nilai awal.


21. y + 6 y + 5 y = 0 ,
y(0) = 1,
y (0 ) = 0
22. y y 12 y = 0 ,
y(0) = 0,
y (0 ) = 14
y(0) = 5,
23. y + 12 y + 36 y = 0 ,
y (0 ) = 10
24. y 8 y + 16 y = 0 ,
y(0) = 3,
y (0 ) = 4
y(0) = 2,
25. y + 5 y = 0 ,
y (0 ) = 5
26. y + y = 0 ,
y(/4) = 0,
y ( / 4 ) = 2

27. y + 12 y + 37 y = 0 ,
y(0) = 4,
y (0 ) = 0
28. y + 6 y + 18 y = 0 ,
y(0) = 0,
y (0 ) = 6
30. y y 2 y = 0 ,
y(0) = 5,
y (0 ) = 0
y(0) = 3,
31. y 4 y + 4 y = 0 ,
y (0 ) = 1
32. y + 2 y + 10 y = 0 ,
y(0) = 3,
y (0 ) = 1
y(0) = 2,
33. 2 y + 18 y = 0 ,
y (0 ) = 15
35. y 2 y + 2 y = 0 ,
y(0) = 0,
y (0 ) = 1
36. y 3 y + 2 y = 0 ,
y(0) = 7,
y (0 ) = 10
37. y 4 y = 0 ,
y(0) = 3,
y (0 ) = 6
38. y + 9 y = 0 ,
y(0) = 5,
y (0 ) = 6
39.
40.

y + 12 y = 0 ,
y + 2 y + 2 y = 0 ,

y (0) = 12
y (0 ) = 3

y(0) = 4,
y(0) = 5,

Pada soal 41 45, selesaikanlah masalah nilai batas.


41. y 16 y = 0 ,
y(0) = 3,
y 14 = 3e

()

43.

y 4 y = 0 ,
y 2 y = 0 ,

y(0) = 0,

44.

y y 2 y = 0 ,

y(0) = 3,

y (1) = 2e 2 + 1e

45.

y + y 2 y = 0 ,

y(0) = 0,

42.

y(2) = y(2) = cosh(4)

(12 ) = e 1

y (1) = e

1
e2

46. Tunjukkan bahwa jika y(x) adalah suatu penyelesaian dari persamaan diferensial
ay + by + cy = 0 ,

sehingga y(x0) = 0 dan y ( x0 ) = 0 pada saat x0, maka y(x) = 0 untuk semua nilai x.
47. Pada reaksi kimia Zhabotinsky, banyaknya bahan kimia berubah-ubah terhadap
waktu. Diandaikan bahwa banyaknya bahan kimia X pada saat t memenuhi
persamaan
x (t ) + x (t ) = 0 .
Ketika t = 0, x = 4 gram dan x = 1 gram/ detik. Tentukan x(t).
48. Pada persaman diferensial ay + by + cy = 0 , diandaikan bahwa a adalah positif
dan c adalah negatif. Tunjukkan bahwa persamaan karakteristik mempunyai satu
akar real positif dan satu akar real negatif, dan juga penyelesaian umumnya
mempunyai bentuk y = Ae rx + Be sx dengan r adalah positif dan s adalah negatif.

&

"

#"

"

56

"

49. Pada persaman diferensial ay + by + cy = 0 , diandaikan bahwa a dan c adalah


positif dan b adalah negatif. Tunjukkan bahwa terdapat tiga kasus untuk
penyelesaian umum, tergantung pada tanda dikriminan d = b2 4ac.
Kasus 1. Jika d adalah positif, penyelesaian umum mempunyai bentuk
y = Ae rx + Be sx dengan r dan s adalah positif.
Kasus 2. Jika d adalah nol, penyelesaian umum mempunyai
y = Ae rx + Bxe rx dengan r adalah positif.
Kasus 3. Jika d adalah negatif, penyelesaian umum mempunyai
y = ex ( A cos( x ) + B sin( x ) ) dengan adalah positif .

$,!

&

40-/

bentuk
bentuk

Persamaan Cauchy-Euler tingkat dua mempunyai bentuk:


(ax + b )2 y + a1 (ax + b ) y + a0 y = 0
(20)
dengan a 0, b, a1, dan a0 adalah konstanta-konstanta khusus. Persamaan diselesaikan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD adalah y = e rt dengan t = ln(ax + b).
Derivatif pertama dan kedua dari y yaitu
dy dt
a
y = . = re rt
, dan
dt dx
ax + b
y =

Langkah 2.
Langkah 3.

d2y

dt
dx

dy d 2 t a 2 r 2 e rt a 2 re rt
.

=
dt dx 2
(ax + b )2

dt 2
Disubstitusikan y, y , dan y , diperoleh persamaan karakteristik

a 2 r 2 + a1a a 2 r + a 0 = 0.
Penyelesaian umum persamaan (20) dinyatakan oleh tiga kasus.
Kasus 1. r1 dan r2 adalah real dan berbeda.

y = k1 (ax + b )r1 + k 2 (ax + b )r2 .

Kasus 2. r1 = r2.

(22)

y = (ax + b )r1 [k1 + k 2 ln( ax + b)] .


Kasus 3. r1 = + i atau r2 = i.
y = (ax + b ) [k1 cos( ln( ax + b) ) + k 2 sin ( ln(ax + b) )] .
Suatu kasus khusus dari persamaan Cauchy-Euler yaitu dengan mengambil
dan b = 0 pada persamaan (20). Dengan kata lain, persamaan (20) menjadi
x 2 y + a1 xy + a 0 y = 0
dengan persamaan karakteristik (21) menjadi
r2 + (a1 1)r + a0 = 0.

1.

.2 $,!,
Tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial berikut ini.
3
1
(a)
x 2 y 4 xy + 6 y = 0
(b)
y + y + 2 y = 0
x
x
(c)

3( 2 x 5) 2 y ( 2 x 5) y + 2 y = 0

&

"

#"

"

(21)

(23)
(24)
a=1
(25)
(26)

57

"

- #
,
(a) Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD yaitu y = e rt dengan t = ln(x).
Langkah 2. Persamaan karakteristik PD yaitu
r2 5r + 6 = 0
yang mempunyai akar-akar r1,2 = 2, 3.
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = k1 x 2 + k 2 x 3 .
(b)

Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD yaitu y = e rt dengan t = ln(x).


Langkah 2. Persamaan karakteristik PD yaitu
r2 + 2r + 1 = 0
yang mempunyai akar-akar r1,2 = 1.
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = x 1 [k1 + k 2 ln( x)] .

(c)

Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD yaitu y = e rt dengan


t = ln (2 x 5) .
Langkah 2. Persamaan karakteristik PD yaitu

6r 2 7 r + 1 = 0
yang mempunyai akar-akar r1,2 = 1, 16 .
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk PD yaitu

y = k1 (2 x 5) + k 2 (2 x 5) 6 .
1

.
/ .
)
)
+
$,!
Pada soal 1 25, tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial Cauchy-Euler
yang diberikan.
y 3 y
1. y 2 = 0
2. x 2 y 2 xy + 2 y = 0
x x
3.

x 2 y + xy y = 0

4.

x 2 y 4 xy + 6 y = 0

5.

x 2 y 7 xy + 16 y = 0

6.

x 2 y 20 y = 0

7.

x 2 y xy + 2 y = 0

8.

x 2 y + 6,2 xy + 6,76 y = 0

9. 4 x 2 y + 12 xy + 3 y = 0

10. 25 x 2 y + 12,5 xy + y = 0

x 2 y + 3 xy + 5 y = 0

12.

x 2 y 0,4 xy + 0,49 y = 0

13. 10 x 2 y + 46 xy + 32,4 y = 0

14.

x 2 y + xy y = 0

11.
15.

x 2 y + 0,7 xy 0,1 y = 0

16. 4 x 2 y + 8 xy 15 y = 0

17.

x 2 y + 7 xy + 9 y = 0

18.

x 2 y + 1,25 y = 0

20.

x 2 y 5 xy + 82
y=0
9

19. 2 x 2 y + 5 xy 9 y = 0
21.
23.
25.

(x + 2)2 y (x + 2) y + y = 0
(2 x 3)2 y + 7(2 x 3) y + 4 y = 0
2(1 2 x )2 y + 11(2 x 1) y 2 y = 0

&

"

#"

22.
24.

"

(x + 1)2 y + 5(x + 1) y + 3 y = 0
(1 x )2 y (1 x ) y + y = 0

58

"

Pada soal 26 36, selesaikanlah masalah nilai awal.


26. x 2 y 4 xy + 4 y = 0 , y(1) = 4, y (1) = 13
27.

x 2 y 2 xy + 2 y = 0 , y(1) = 1 12 , y (1) = 1

28.

x 2 y xy 3 y = 0 , y(2) = 1 , y ( 2) =

29.

x 2 y 3 xy + 4 y = 0 , y(1) = 0, y (1) = 3

30.

x 2 y + xy + 9 y = 0 , y(1) = 2, y (1) = 0

31. 4 x 2 y + 12 xy + 3 y = 0 , y(4) =

3
4

1
2

5
, y ( 4) = 32

32.

x 2 y + xy 0,01 y = 0 , y(1) = 1, y (1) = 0,1

33.

x 2 y + 3 xy + y = 0 , y(1) = 3, y (1) = 4

34.

x 2 y xy + 2 y = 0 , y(1) = 1, y (1) = 1

35.

x 2 y 3 xy + 3 y = 0 , y(1) = 1 , y (1) = 1

36.

x 2 y + xy 0,25 y = 0 , y(4) = 2 , y ( 4) = 0,25

$,'

%
&

Persamaan tingkat tinggi lebih dari satu, umumnya, tidak dapat diselesaikan dalam
suku-suku dari fungsi yang diketahui. Meskipun begitu, terdapat suatu persamaan
diferensial linear yang penting yang dapat diselesaikan dengan metode elementer, dan
PDB tingkat tinggi dengan koefisien konstan adalah salah satunya. Persamaan yang
mempunyai bentuk umum
a n y ( n ) + a n 1 y ( n1) + + a1 y + a 0 y = f ( x )
(27)
dengan an 0 dan f(x) tidak trivial (yaitu f(x) 0), dinamakan persamaan diferensial
linear tingkat n tak homogen dengan koefisien-koefisien konstan. Di sisi lain, jika f(x)
= 0 maka persamaan menjadi
(28)
a n y ( n ) + a n1 y ( n1) + + a1 y + a 0 y = 0
dengan an 0, yang dinamakan persamaan diferensial tingkat n homogen dengan
koefisien-koefisien konstan.

.
$,',
Diambil y1, y2, , yn adalah n penyelesaian khusus dari persamaan linear homogen (28)
pada interval I. Jika k1, k2, , kn adalah konstanta, maka kombinasi linear

y = k1 y1 + k 2 y 2 +

+ k n yn =

i =1

k i yi

(29)

adalah juga penyelesaian untuk persamaan (28).


Untuk menyelesaikan persamaan homogen (28), disubstitusikan y = e rx untuk
memperoleh persamaan karakteristik
(30)
a n r n + a n1 r n1 + + a1 r + a 0 = 0
dengan akar-akar (real atau kompleks) adalah r1, r2, , rj (j n). Selanjutnya polinomial
karakteristik dapat difaktorisasi menjadi

&

"

#"

"

59

"

a n r n + a n 1 r n 1 + + a1 r + a 0 = a n ( r r1 )( r r2 )...( r rn ) .
Terdapat kemungkinan bahwa akar-akar yang muncul di ruas kanan pada persamaan
tersebut adalah lebih dari sekali. Untuk setiap akar dihitung berapa kali muncul di ruas
kanan persamaan dan bilangan tersebut dinamakan dengan kerangkapan (multiplicity).
Diambil ri sebagai suatu akar dengan kerangkapan k. Diberikan dua kasus.
Kasus 1. Akar ri adalah real. Dalam kasus ini terdapat k penyelesaian bebas linear

e ri x , xe ri x , , x k 1e ri x ,
untuk k 1.
Kasus 2. Akar ri adalah kompleks. Dalam kasus ini terdapat dua bilangan real dan
sehingga ri = + i. Catat bahwa bilangan ri = i juga merupakan akar
dengan kerangkapan k untuk persamaan (30). Akar-akar tersebut
berkorespondensi dengan 2k penyelesaian bebas linear
e x cos( x ) , xe x cos( x ) , , x k 1 e x cos( x ) ,
e x sin( x) , xe x sin( x) , , x k 1 e x sin( x ) .
Penyelesaian umum untuk persamaan (28) adalah suatu kombinasi linear dari
penyelesaian-penyelesaian yang diperoleh di atas.

1.

.2 $,',
Selesaikan persamaan diferensial berikut ini:
(a)
y 6 y + 11 y 6 y = 0
(b)

y ( 4) 2 y + y = 0

(c)
y ( 4) 4 y + 14 y 20 y + 25 = 0
- #
,
(a) Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD adalah y = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristiknya adalah r 3 6r 2 + 11r 6 = 0 dengan
akar-akarnya yaitu 1, 2, dan 3.
Langkah 3. Penyelesaian umum PD yaitu
y = k1e x + k 2 e 2 x + k 3 e 3 x .
(b)

Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD adalah y = e rx .


Langkah 2. Persamaan karakteristiknya adalah r 4 2r 2 + 1 = 0 dengan akarakarnya yaitu 1 dan 1 mempunyai kerangkapan dua.
Langkah 3. Penyelesaian bebas linear yang berkorespondensi dengan akarakar tersebut yaitu
y1 = e x , y 2 = xe x , y 3 = e x , dan y 4 = xe x .
Jadi penyelesaian umum untuk PD yaitu
y = ( k1 + k 2 x)e x + ( k 3 + k 4 x)e x .

(c)

rx
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian PD adalah y = e .
Langkah 2. Persamaan karakteristiknya adalah

r 4 4r 3 + 14r 2 20r + 25 = 0
dengan akar-akarnya yaitu 1 + 2i dan 1 2i mempunyai
kerangkapan dua.
Langkah 3. Penyelesaian bebas linear yang berkorespondensi dengan akarakar tersebut yaitu

&

"

#"

"

60

"

y1 = e x cos( 2 x) , y 2 = xe x cos( 2 x) ,
y 3 = e x sin( 2 x ) , y 4 = xe x sin( 2 x ) .
Jadi penyelesaian umum untuk PD yaitu

y = e x [k1 cos( 2 x) + k 2 sin( 2 x) + x(k 3 cos( 2 x) + k 4 sin( 2 x) )] .

%
. %
% !+
#
+%
Untuk menyelesaikan persamaan tak homogen (27), harus dapat dicari satu
penyelesaian yp(x) untuk (27) yang disebut integral khusus (particular integral).
Selanjutnya penyelesaian lengkap (complete solution) adalah jumlahan yp(x) dan fungsi
komplementer yh(x) yang diperoleh dengan mengambil f(x) = 0 pada persamaan (27),
yaitu
(31)
y = yh(x) + yp(x).
Pertama akan dilihat ruas kanan persamaan (27) yang mempunyai bentuk
(32)
f ( x) = Pm ( x )e x
Dalam kasus ini dimisalkan bahwa integral khusus untuk persamaan (27) yaitu

y p = x s Q m ( x ) e x .

(33)

Ditetapkan s = 0 jika bukan akar persamaan karakteristik. Jika adalah akar persamaan
karakteristik, maka ditetapkan s sama dengan kerangkapan akar tersebut. Di sini, Qm(x)
adalah suatu polinomial berderajat m dengan koefisien tak diketahui, yaitu
Qm ( x) = q 0 + q1 x + ... + q m 1 x m 1 + q m x m .
Kemudian diperhatikan ruas kanan persamaan (27) yang mempunyai bentuk
(34)
f ( x ) = e x (Pm ( x ) cos( x ) + Rm ( x ) sin ( x ))
dengan
Pm ( x) = p 0 + p1 x + ... + p m 1 x m 1 + p m x m ,
Rm ( x ) = r0 + r1 x + ... + rm 1 x m 1 + rm x m .
Dalam kasus ini diambil integral khusus untuk persamaan (27) dalam bentuk

y p = xse

(Qm ( x) cos( x ) + Gm ( x) sin ( x ))

(35)

dengan
Qm ( x ) = q 0 + q1 x + ... + q m 1 x m 1 + q m x m ,

Gm ( x) = g 0 + g1 x + ... + g m 1 x m 1 + g m x m .
Diambil = + i. Ditetapkan s = 0 jika bukan akar persamaan karakteristik. Jika
adalah akar persamaan karakteristik, maka ditetapkan s sama dengan kerangkapan akar
tersebut.

1.

.2 $,',
Tentukan suatu penyelesaian lengkap untuk persamaan
y + 16 y = e 3 x .
- #
,
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian homogen untuk PD yaitu y h = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristik untuk persamaan homogen yaitu r2 + 16 = 0
yang mempunyai akar-akar r1,2 = 4i.
Langkah 3. Penyelesaian homogen untuk PD yaitu

&

"

#"

"

61

"

y h = k1 cos (4 x ) + k 2 sin (4 x ) .
Langkah 4. Diambil integral khusus dalam bentuk

y p = x s Q0 ( x )e 3 x .
Karena = 3 bukan akar persamaan karakteristik, maka diambil s = 0.
Karena itu integral khususnya berbentuk
yp = q0e3x.
Langkah 5. Diperhatikan
y p = 9q0 e 3 x
dan

y p + 16 y p = 9q0 e 3 x + 16q0 e 3 x = e 3 x .
Diperoleh

1
.
25
Langkah 6. Jadi integral khusus untuk PD yaitu
1 3x
yp =
e
25
Langkah 7. Penyelesaian lengkap untuk PD yaitu
q0 =

y = k1 cos(4 x ) + k 2 sin (4 x ) +
1.

1 3x
e .
25

.2 $,',"
Tentukan suatu penyelesaian lengkap untuk persamaan
y + 4 y = 3 x 1 .
- #
,
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian homogen untuk PD yaitu y h = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristik untuk persamaan homogen yaitu r3 + 4r = 0
yang mempunyai akar-akar r1 = 0 dan r2,3 = 2i.
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk persamaan homogen yaitu
y h = k1 + k 2 cos (2 x ) + k 3 sin (2 x ) .
Langkah 4. Dilihat integral khususnya dalam bentuk

y p = x s Q1 ( x)e 0. x .
Karena = 0 adalah akar persamaan karakteristik dengan kerangkapan
1, maka diambil s = 1. Q1(t) = q0 + q1x. Karena itu integral khususnya
berbentuk
y p = x(q0 + q1 x ) .
Langkah 5. Diperhatikan

y p = q0 + 2q1 x , dan y p = 0 .

Karena itu

y p + 4 y p = 0 + 4(q0 + 2q1 x ) = 3 x 1 .

Diperoleh

1
3
q0 = , dan q1 = .
4
8
Langkah 6. Jadi integral khusus untuk PD yaitu

&

"

#"

"

62

"

1
3
y p = x + x2 .
4
8
Langkah 7. Penyelesaian lengkap untuk PD yaitu
y = k1 + k 2 cos(2 x ) + k 3 sin (2 x )
1.

1
3
x + x2 .
4
8

.2 $,',$
Tentukan suatu penyelesaian lengkap untuk persamaan
y y = e 3 x + 7 .
- #
,
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian homogen untuk PD yaitu y h = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristik untuk persamaan homogen yaitu r3 1 = 0 yang
1
3
mempunyai akar-akar r1 = 1 dan r2,3 = i
.
2
2
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk persamaan homogen yaitu
y h = k1e x + e

1 x
2

(k cos( x)+ k sin ( x) .


3

3
2

3
2

Langkah 4. Integral khusus dipisahkan ke jumlahan dua fungsi:


y p = y p ,1 ( x) + y p , 2 ( x)
dengan

yp,1 y p,1 = e x , dan


y p, 2 y p , 2 = 7 .
Secara jelas y p , 2 = 7 . Selanjutnya dilihat untuk fungsi

y p ,1 = x s Q0 ( x)e x
Karena = 1 adalah akar persamaan karakteristik dengan kerangkapan
1, maka diambil s = 1 dan juga Q0(t) = q0. Karena itu integral khususnya
berbentuk

y p ,1 = xq0 e x .
Langkah 5. Diperhatikan

y p,1 = 3q0 e x + xq1e x .


Karena itu

y p,1 y p ,1 = 3q0 e x = e x .
Diperoleh

q0 =

1
.
3

Langkah 6. Jadi integral khusus untuk PD yaitu


1
y p = xe x 7
3
Langkah 7. Penyelesaian lengkap untuk PD yaitu

y = k1e x + e
1.

1 x
2

(k cos( x)+ k sin( x) + 13 xe


3

3
2

3
2

.2 $,',!

&

"

#"

"

7.

63

"

Selesaikan masalah nilai awal


y + 4 y = 2 x , y(0) = 1, y (0) = 2 .
- #
,
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian homogen untuk PD yaitu y h = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristik untuk persamaan homogen yaitu r2 + 4 = 0
yang mempunyai akar-akar r1,2 = 2.
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk persamaan homogen yaitu
y h = k1 cos( 2 x ) + k 2 sin( 2 x ) .
Langkah 4. Dilihat integral khusus dalam bentuk

y p ,1 = x s Q1 ( x)e 0. x
Karena = 0 bukan akar persamaan karakteristik, maka diambil s = 0
dan integral khususnya berbentuk
y p = q0 + q1 x .
Langkah 5. Diperhatikan

y p = 0 .

Karena itu

y p + 4 y p = 4q0 + 4q1 x = 2 x .

Diperoleh

q 0 = 0 dan q1 =
Langkah 6. Jadi integral khusus untuk PD yaitu

yp =
Langkah 7. Penyelesaian lengkap untuk PD yaitu

1
.
2

1
x
2

y = k1 cos(2 x) + k 2 sin(2 x) +
Langkah 8. Menggunakan syarat awal diperoleh
k1 = 1 dan k 2 =
Jadi

1
x.
2

3
.
4

3
1
y = cos(2 x) + sin(2 x) + x .
4
2
1.

.2 $,','
Tentukan penyelesaian lengkap untuk persamaan diferensial
y y 2 y = sin 2 x
- #
,
Langkah 1. Dimisalkan penyelesaian homogen untuk PD yaitu y h = e rx .
Langkah 2. Persamaan karakteristik untuk persamaan homogen yaitu r2 r 2 = 0
yang mempunyai akar-akar r1 = 1 dan r2 = 2.
Langkah 3. Penyelesaian umum untuk persamaan homogen yaitu
y h = k1e x + k 2 e 2 x .
Langkah 4. Dilihat integral khusus dalam bentuk

y p = x s e 0. x (Q0 ( x) cos(2 x ) + G0 ( x) sin (2 x ))

&

"

#"

"

64

"

Karena = 2i bukan akar persamaan karakteristik, maka diambil s = 0


dan integral khususnya berbentuk
y p = q0 cos(2 x) + g 0 sin( 2 x) .
Langkah 5. Diperhatikan
y p = 2q0 sin(2 x) + 2 g 0 cos(2 x) dan y p = 4q0 cos(2 x) 4 g 0 sin( 2 x) .
Karena itu
y y 2 y = ( 6q 0 2 g 0 ) cos( 2 x ) + (2q 0 6 g 0 )sin( 2 x ) = sin 2 x .
Diperoleh sistem persamaan
6q 0 2 g 0 = 0

2q 0 6 g 0 = 1
dengan penyelesaiannya adalah
1
3
q0 =
dan g 0 = .
20
20
Langkah 6. Jadi integral khusus untuk PD yaitu
1
3
y p = cos(2 x) sin(2 x) .
20
20
Langkah 7. Penyelesaian lengkap untuk PD yaitu
1
3
y = k1e x + k 2 e 2 x +
cos(2 x) sin(2 x) .
20
20

&

+ + (

Umumnya, jika f(x) pada persamaan (27) bukan salah satu jenis fungsi-fungsi yang
diberikan di atas, atau jika persamaan diferensial tidak mempunyai koefisien konstan,
maka tidak dapat diaplikasikan metode koefisien tak tentu dan lebih disukai untuk
menggunakan variasi parameter.
Variasi parameter merupakan metode lain untuk menemukan suatu integral khusus
untuk PD tingkat n
(36)
y ( n ) + a n1 ( x) y ( n1) + + a1 ( x) y + a0 ( x) y = f ( x)
Jika y1(x), y2(x), , yn(x) adalah n penyelesaian dari persamaan homogen
(37)
y ( n ) + a n 1 ( x) y ( n 1) + + a1 ( x) y + a 0 ( x) y = 0 ,
maka suatu integral khusus untuk persamaan (36) mempunyai bentuk
y p ( x) = v1 ( x) y1 ( x) + v 2 ( x) y 2 ( x) + + v n ( x) y n ( x)
(38)
dengan v1(x), v2(x), , vn(x) adalah fungsi-fungsi tak diketahui yang harus ditentukan.
Untuk mencari v1(x), v2(x), , vn(x), pertama kali diselesaikan sistem persamaan
linear berikut ini untuk v1 ( x ) , v 2 ( x) , , v n ( x) :
ym = 0
v1 y1 + v 2 y 2 + + v m
ym
=0
v1 y '1 + v 2 y 2 + + v m
(39)
v1 y1( n 2) + v 2 y 2( n 2) +
v1 y1( n 1) + v 2 y 2( n1) +

&

"

#"

"

y m( n 2) = 0
+ vm
y m( n1) = f ( x)
+ vm

65

"

Selanjutnya diintegralkan setiap vi untuk memperoleh vi dengan mengabaikan semua


konstanta integrasi. Hal ini diperbolehkan sebab hanya akan dilihat satu integral khusus.
Metode di atas dikenal dengan nama metode variasi parameter.
Di sini hanya akan dibuktikan untuk persamaan diferensial tingkat dua yaitu bahwa
persamaan (39) akan memberikan suatu integral khusus untuk persamaan diferensial (36).
Diasumsikan suatu integral khususnya berbentuk
y p ( x) = v1 ( x) y1 ( x) + v 2 ( x) y 2 ( x) .
Dibentuk sistem persamaan

v1 ( x) y1 ( x) + v 2 ( x) y 2 ( x) = 0
.
v1 ( x) y '1 ( x) + v 2 ( x) y 2 ( x) = f ( x)

Selanjutnya ditentukan
y p = v1 ( x ) y1 ( x ) + v 2 ( x ) y 2 ( x ) + v1 ( x ) y1 ( x ) + v 2 ( x ) y 2 ( x )
=
dan

y p =

v1 ( x ) y1 ( x ) + v 2 ( x ) y 2 ( x )
v1 ( x ) y1( x ) + v 2 ( x ) y 2 ( x ) + v1 ( x ) y1 ( x ) + v 2 ( x ) y 2 ( x )

= v1 ( x ) y1( x) + v 2 ( x ) y 2 ( x) + f ( x) .
Disubstitusikan y p (x) , y p (x) , dan y p (x) ke persamaan (36), diperoleh

y p + a1 y p + a0 y p

(v1 y1 + v 2 y 2 + f ) + a1 (v1 y1 + v2 y 2 ) + a0 (v1 y1 + v2 y 2 )


v1 ( y1 + a1 y1 + a 0 y1 ) + v 2 ( y 2 + a1 y 2 + a 0 y 2 ) + f ( x )

=
=
=

1.

f (x) .

.2 $,',*
Gunakan metode variasi parameter untuk mencari integral khusus persamaan
y + 4 y = sin 2 ( 2 x ) dan selanjutnya tuliskan penyelesaian lengkapnya.
- #
,
Penyelesaian homogennya yaitu y = k1 cos( 2 x ) + k 2 sin( 2 x ) . Diasumsikan bahwa
integral khususnya berbentuk
y p = v1 cos(2 x) + v 2 sin( 2 x) .
Selanjutnya dari persamaan (40), dipunyai
v1 cos(2 x) + v2 sin(2 x) = 0
.
v1 [ 2 sin(2 x)] + v2 [2 cos(2 x)] = sin 2 ( 2 x)
Penyelesaian dari sistem persamaan di atas yaitu
1
v1 = sin 3 ( 2 x)
2
.
1 2
v2 = sin ( 2 x) cos(2 x)
2
Jadi,
1
1
1
v1 =
sin 3 (2 x)dx = cos(2 x) cos 3 ( 2 x)
2
4
12
.
1
1
2
v2 =
sin (2 x) cos(2 x)dx = sin 3 (2 x)
2
12
Karena itu integral khususnya yaitu

&

"

#"

"

66

"

1
1
1
cos(2 x) cos 3 (2 x) cos(2 x) +
sin 3 (2 x) sin(2 x)
4
12
12
1
1
1
cos 2 (2 x) cos 4 (2 x) + sin 4 (2 x) .
=
4
12
12
Jadi penyelesaian lengkap untuk PD yaitu
1
1
1
y = k1 cos(2 x) + k 2 sin(2 x) + cos 2 (2 x) cos 4 (2 x) + sin 4 (2 x) .
4
12
12
yp =

.
/ .
)
)
+
$,'
Pada soal 1 20, tentukan penyelesaian umum untuk persamaan diferensial homogen
yang diberikan.
1. y ( 4) 8 y + 16 y = 0
2. y ( 4) + 3 y 4 y = 0
3.

y + y y y = 0

5. 5 y ( 4) + 3 y = 0
7.

y + y 10 y = 0

9.

y ( 4) 2k 2 y + k 4 y = 0 , k > 0
( 4)

5 y + 4 y = 0

4.

y ( 4) 16 y = 0

6.

y + 27 y = 0

8.

y (5) 3 y ( 4) + 3 y y = 0

10.

y y = 0

12.

y ( 4) 13 y + 36 y = 0

11.

13.

y ( 4) y = 0

14.

y ( 4) + 8 y + 16 y = 0

15.

y + 3 y + 3 y + y = 0

16.

y ( 4) + 2

18.

y 4 y = 0

20.

y (5) + 2 y ( 4) y 4 y 2 y + 4 y = 0

( 4)

+y=0

17.

19.

y ( 4) 10 y + 35 y 50 y + 24 y = 0

y +

y=0

Pada soal 21 30, selesaikanlah masalah nilai awal yang diberikan.


21. y + 2 y y 2 y = 0 , y(0) = 1, y (0) = 2 , y (0) = 0
22. y + 10 y + 25 y = 0 , y(0) = 3, y (0) = 4 , y (0) = 5
23. y + 9 y = 0 , y(0) = 4, y (0) = 0 , y (0) = 9
24. y + 3 y + 3 y + y = 0 , y (0) = y (0) = 12 , y (0) = 6
25.

y ( 4) y = 0 , y(0) = 5, y (0) = y (0) = y (0) = 2

26.

y ( 4) 20 y + 64 y = 0 , y(0) = 2, y (0) = y (0) = 16 , y (0) = 160

27.
28.
29.

y ( 4) + 3 y 4 y = 0 , y(0) = 0, y (0) = y (0) = 1 , y (0) = 5


y 2 y y + 2 y = 0 , y (0) = y (0) = 3 , y (0) = 0
y 5 y + 8 y 4 y = 0 , y(0) = 0, y (0) = 1 , y (0) = 5

30.

y (5) 3 y ( 4) + 3 y y = 0 , y(0) = 0, y (0) = 1 , y (0) = 5 , y = 7 , y ( 4) = 9 ,


y (5) = 11

Pada soal 31 60, tentukan penyelesaian lengkap untuk persamaan diferensial yang
diberikan dengan integral khususnya dicari menggunakan metode koefisien tak tentu.
31. y y 2 y = 16 + 8 x
32. y + 8 y + 52 y = 32 cos( 2 x )
33.

y + 6 y + 10 y = e 2 x cos( x)

&

"

34.

#"

"

y y 6 y = x 1

67

"

35.

y 2 y + y = e x

36.

y + y = x 2 + x

37.

y + 2 y + y = 2 x 2

38.

y + y = 2 sin( x)

39.

y + y 2 y = 3e x

40.

y + y 6 y = 52 cos( 2 x )

42.

y + 5 y + 6 y = 9 x 4 x

41.

y y 2 y = (1 + 3 x)e

43.

y 2 y + 2 y = 2e x cos( x)

44.

y + 2 y y 2 y = 1 4 x 3

45.

y + 4 y + 5 y = e 2 x cos( x )

46.

y y 4 y + 4 y = 6e x

47.

y + y = x x 2

48.

y + 4 y = e x

49.

y y = e x

50.

y y 2 y = 4 sin( x )

51.

y 4 y + 3 y = e 3 x

52.

y + y = sin( x )

54.

y + y = 2e x cos( x )

56.

y 2 y 3 y = 1 + x + x 2

53.

y + y 2 y = e

55.

y + 4 y + 3 y = e 2 x

57.
58.

y 4 y = f ( x) untuk (i) f ( x) = 32 , (ii) f ( x) = 30e 3 x


y + 5 y + 6 y = f ( x ) untuk (i) f ( x) = 9 18 x , (ii) f ( x) = 36 x

59.

y + 9 y = f ( x ) untuk (i) f ( x ) = 39e 2 x , (ii) f ( x ) = 36 26e 2 x

60.

y + 4 y = f ( x ) untuk (i) f ( x) = 4e 3 x , (ii) f ( x) = 26e 3 x 32e 2 x ,

(iii) f ( x ) = 5 + 10e x , (iv) f ( x) = 20 sin(3x) + 2 cos(3x) ,


(v) f ( x) = 5 + 2 sin( x) + 4 cos( x)
Pada soal 61 70, selesaikanlah masalah nilai awal yang diberikan.
61. y + 4 y = 12 , y(0) = 5, y (0) = 12
62. y + y = 3 x , y (0) = y (0) = 2
63.
64.

y + 4 y + 13 y = 9 xe 2 x , y(0) = 1, y (0) = 4
y + 25 y = 5 x , y(0) = 5, y (0) = 4,8

65.
66.

y 2 y + y = 2 x 2 8 x + 4 , y (0) = y (0) = 0,3


y y 2 y = 10 sin( x ) , y 12 = 3 , y 12 = 1

67.

y + 0,5 y 0,5 y = 3 cos x + sin x + e x , y(0) = 0, y (0) = 1,5

68.

y + 4 y = 8e 2 x + 4 x 2 + 2 , y (0) = y (0) = 2
y 4 y + 3 y = 2 sin x 4 cos x , y 14 = y ( 14 ) =

69.

( )

( )

( )

1
2

1x

70. 4 y 4 y + 65 y = 64e 2 + 65 x 4 , y(0) = 1, y (0) = 5,5


Pada soal 71 100, tentukan penyelesaian lengkap untuk persamaan diferensial yang
diberikan dengan integral khususnya dicari menggunakan variasi parameter.
71. y + 4 y = csc( 2 x )
72. y 60 y + 900 y = 5e10 x

( )

73.

y 3 y + 2 y = cos e x

74.

y 4 y + 4 y = x 1e 2 x

75.

y + 2 y + 2 y = sec 3 ( x)e x

76.

y 2 y + y = x 3 e x

77.

y + y = csc( x ) + x

78.

y 2 y + y = e x sin( x)

&

"

#"

"

68

"

80.

y + 2 y + y = e x cos( x )

82.

y 4 y + 5 y = csc( x )e 2 x

y 2 y + y = x 2 e x

84.

y + 2 y + y = e x ln( x)

85.

y + 4 y + 4 y = x 2 e 2 x

86.

y 4 y + 4 y = 6 x 4 e 2 x

87.

x 2 y 2 y = 3 x 2

88.

x 2 y + xy y = 4

89.

x 2 y + xy 0,25 y = x 1

90.

x 2 y 2 xy + 2 y = x 2

91.

x 2 y 4 xy + 6 y = x 4 sin( x )

92.

x 2 y 2 xy + 2 y = x 4

93.

x 2 y 2 xy + 2 y = x 3 cos( x )

94.

x 2 y xy = 2 x 3 e x

95.

x 2 y 3 xy + 3 y = 3 ln( x) 4

96.

x 2 y 2 xy + 2 y = 3 x 2 6 x + 6 e x

79.

y + 9 y = sec(3 x )

81.

y + 6 y + 9 y = x 2 + 1

83.

1 3 x

3 x

97.

x y + xy y = x e

99.

x 2 y 2 xy + 2 y = 6 x 1

&

"

#"

98.

x y 4 xy + 6 y = x

100.

x 2 y + xy y = 16 x 3

"

!
#
%
#
#

!,

&
$

( )
( )

+%

'

!"
"

Diperhatikan rangkaian RLC pada Gambar 5.1 yang menghubungkan suatu resistor
yang beresistansi R (ohm), suatu induktor yang berinduktansi L (henry), dan sebuah
kapasitor yang berkapasitansi C (farad) secara seri pada sebuah sumber gaya elektromotif
E(t) (volt) dengan t adalah waktu.

Gambar 5.1: Rangkaian seri RLC.


Persamaan untuk kuat arus I(t) (ampere) di dalam rangkaian RLC diperoleh dari
peninjauan terhadap tiga penurunan tegangan:
yang melalui induktor,
E L = LI
yang melalui resistor,
E R = RI
1
EC =
I (t ) dt
yang melalui kapasitor.
C
Jumlah ketiganya sama dengan gaya elektromotif E(t). Inilah hukum tegangan Kirchoff.
Untuk gaya elektromotif sinusoidal E(t) = E0sin(t), dengan E0 = konstanta, hukum ini
menghasilkan
1
LI + RI +
I (t ) dt = E (t ) = E0 sin( t ) .
(1)
C
Didiferensialkan (1) terhadap t menghasilkan
1
LI + RI + I = E0 cos( t ) .
(2)
C

69

70

"

Dengan mengingat bahwa I = Q , yang berarti I = Q dan Q = I dt , dari persamaan


(1) diperoleh persamaan diferensial untuk muatan Q pada kapasitor
1
LQ + RQ + Q = E 0 sin( t ) .
C
Untuk memperoleh integral khusus bagi (2), disubstitusikan
I p (t ) = A cos( t ) + B sin( t )

(3)
(4)

ke persamaan (2) sehingga diperoleh


E S
E R
A = 2 0 2 dan B = 2 0 2 ,
R +S
R +S
dengan S disebut reaktansi yang dirumuskan oleh
1
S = L
.
C
Lebih lanjut dapat dituliskan
I p (t ) = I 0 sin ( t )

(5)

(6)
(7)

dengan
I0 =

A2 + B 2 =

E0
R2 + S 2

dan tan( ) =

A S
= .
B R

(8)

Besaran R 2 + S 2 dinamakan impedansi.


Penyelesaian umum untuk persamaan homogen yang berasal dari (2) adalah

I h = k1e r1t + k 2 e r2t ,

(9)

dengan r1 dan r2 adalah akar-akar persamaan karakteristik dari


R
1
r2 + r +
=0,
L
LC
yang dapat dituliskan dalam bentuk r1 = + dan r2 = , dengan

(10)

R
1
4L
R2
, dan =
.
(11)
2L
2L
C
Jika R > 0, penyelesaian umum Ih(t) akan mendekati nol asalkan t mendekati tak hingga.
Oleh karena itu, arus keadaan peralihan I = Ih + Ip akan menuju arus keadaan stabil Ip, dan
setelah beberapa waktu keluarannya praktis akan menjadi suatu osilasi harmonis, yang
diberikan oleh rumus (9) dan yang frekuensinya sama dengan frekuensi masukannya.
=

1.

.2 !, ,
Tentukan kuat arus I(t) dalam suatu rangkaian RLC dengan R = 100 ohm, L = 0,1
henry, C = 0,001 farad, yang dihubungkan pada sebuah sumber yang bertegangan
E(t) = 155sin(377t) volt, dan diandaikan muatan dan kuat arusnya nol ketika t = 0.
- #
,
Dari persamaan (2), diperoleh bentuk
0,1I + 100I + 1000I = (155)(377) cos(377t ) .
Berdasarkan (6) dihitung besarnya reaktansi, yaitu
1
S = 37,7
= 35 .
0,337
Kuat arus stabilnya
I p (t ) = A cos(377t ) + B sin(377t )

&

"

#"

"

dengan
A=

71

"

155.35

karena

= 0,483 dan B =

155.100

= 1,381 .
100 2 + 35 2
100 + 35
Selanjutnya dapat diselesaikan persamaan karakteristik
0,1r2 +100r + 1000 = 0
menggunakan rumus (11), diperoleh akar-akarnya adalah r1 = 10 dan r2 = 990. Jadi
penyelesaian umumnya yaitu
(i)
I (t ) = k1e 10t + k 2 e 990t 0,483 cos(377t ) + 1,381sin(377t ) .
Ditentukan k1 dan k2 dari syarat awal Q(0) = 0 dan I(0) = 0. Berdasarkan syarat kedua
(ii)
I (0) = k1 + k 2 0,483 = 0 .
Selanjutnya dengan menyelesaikan (1) secara aljabar untuk I , diperoleh
1
1
I (t ) =
E (t ) RI (t ) Q(t )
L
C
2

I dt = Q . Di sini E(0) = 0, I(0) = 0 dan Q(0) = 0, sehingga I (0) = 0 .

Dengan mendiferensialkan (i), diperoleh


(iii)
I (0) = 10 k1 990 k 2 + 1,381(377 ) = 0 .
Penyelesaian untuk (i) dan (iii) yaitu k1 = 0,043 dan k2 = 0,526. Jadi diperoleh
penyelesaian lengkap
I (t ) = 0,043e 10t + 0,526e 990t 0,483 cos(377t ) + 1,381sin(377t ) .
Berdasarkan (7), dapat dituliskan arus keadaan stabilnya dalam bentuk
I p (t ) = 1,463 sin (377t 0,34 ) .

.
/ .
)
)
+
!,
1.
Untuk suatu rangkaian seri RLC, diketahui R = 180 , C = 1/280 F, L = 20 H, dan
diberi tegangan E (t ) = 10 sin(t ) V. Diasumsikan tidak ada harga awal pada
kapasitor, tetapi suatu arus awal 1 A pada t = 0 ketika tegangan diberikan pertama
kali. Carilah harga subrangkaian pada kapasitor.
2.
Tentukan arus keadaan stabil dalam rangkaian RLC pada Gambar 3.10 jika
(a) R = 20 ohm, L = 10 henry, C = 0,05 farad, E = 50 sin(t) volt;
(b) R = 240 ohm, L = 40 henry, C = 0,001 farad, E = 369 sin(10t) volt;
(c) R = 40 ohm, L = 10 henry, C = 0,02 farad, E = 800 cos(5t) volt.
3.
Tentukan arus peralihan dalam rangkaian RLC pada Gambar 3.10 jika
(a) R = 200 ohm, L = 100 henry, C = 0,005 farad, E = 2500 sin(t) volt;
(b) R = 20 ohm, L = 5 henry, C = 0,01 farad, E = 850 sin(4t) volt;
(c) R = 16 ohm, L = 8 henry, C = 0,125 farad, E = 300 cos(2t) volt.
4.
Tentukan kuat arus dalam rangkaian RLC pada Gambar 3.10, jika kuat arus dan
muatan awalnya sama dengan nol dan
(a) R = 40 ohm, L = 10 henry, C = 0,02 farad, E = 300 volt;
(b) R = 160 ohm, L = 20 henry, C = 0,002 farad, E = 481 sin(10t) volt;
(c) R = 6 ohm, L = 1 henry, C = 0,04 farad, E = 24 cos(5t) volt.
!,

&

Pada suatu sistem persamaan diferensial, terdapat dua atau lebih fungsi tak
diketahui dan dua atau lebih persamaan diferensial. Tujuannya adalah suatu rumus untuk
setiap fungsi tak diketahui sehingga semua persamaan dipenuhi pada saat yang sama.

&

"

#"

"

72

"

Sebagai contoh, akan ditentukan x(t) dan y(t) jika


(12)
x (t ) = 12 y (t )
(13)
y (t ) = 3 x(t )
x(0) = 4, y(0) = 2.
Dalam kasus ini, fungsi yang tidak diketahui yaitu x(t) dan y(t), setiap fungsi tak
diketahui mempunyai variabel sama yaitu t, dan penyelesaian khusus yang diberikan akan
menentukan suatu rumus eksplisit untuk setiap fungsi tak diketahui. Selain itu, derivatif
dari x memuat y, sedangkan derivatif dari y memuat x.
Dalam hal ini akan ditentukan suatu persamaan diferensial tingkat dua yang
memuat hanya satu fungsi tak diketahui. Langkah-langkah mendasar dalam penyelesaian
yaitu:
Langkah 1. Ditentukan suatu persamaan diferensial tingkat dua yang memuat hanya
satu fungsi tak diketahui.
Langkah 2. Diselesaikan persamaan diferensial tingkat dua.
Langkah 3. Ditentukan fungsi tak diketahui kedua berdasarkan fungsi tak diketahui
pertama yang sudah diperoleh.
Untuk menemukan persamaan diferensial tingkat dua dari masalah di atas:
Didiferensiasi setiap ruas persamaan (12) terhadap t:
x (t ) = 12 y (t ) .
Selanjutnya digunakan persamaan (13), mengganti y (t ) dengan 3x(t) untuk
memperoleh
x (t ) = 36 x(t ) .
Sekarang dipunyai persamaan diferensial tingkat dua yang hanya memuat x. Diselesaikan
persamaan baru
x (t ) + 36 x (t ) = 0 .
Penyelesaian umumnya adalah
x(t) = Acos(6t) + Bsin(6t).
Diperlukan x(0) dan x (0) untuk menemukan konstanta A dan B. Nilai x(0) telah
diberikan dalam persoalan. Untuk menemukan x (0) , digunakan persamaan diferensial
(12):
x (0) = 12 y (0) = 24 .
Berdasarkan syarat awal tersebut, x(0) = 4 dan x (0) = 24 , maka diperoleh
x(t) = 4cos(6t) 4sin(6t).
Untuk menemukan y(t), digunakan persamaan (12):
1 x (t )
y(t) = 12
= 2 sin( 6t ) 2 cos( 6t ) .

1.

.2 $, ,
Selesaikan sistem persamaan diferensial
y1 = 5 y1 + 2 y 2
y 2 = 2 y1 2 y 2 .
- #
,
Dari persamaan (14) diperoleh
y 2 = 12 y1 + 52 y1 .

&

"

#"

"

(14)
(15)

(16)

73

"

Diferensiasi persamaan (14) dua kali dan disubstitusikan persamaan (15) dan y2 yang
diberikan oleh (16):
y1( 4) = 5 y1 + 2 y 2
=
=

5 y1 + 2( 2 y1 2 y 2 )
5 y1 + 4 y1 4 12 y1 +

5
2

y1 .

Setelah suku-sukunya dikumpulkan, diperoleh persamaan diferensial tingkat empat:


y1( 4) + 7 y1 + 6 y1 = 0 .
Persamaan ini mempunyai penyelesaian umum
y1 = k1 cos( x) + k 2 sin( x) + k 3 cos 6 x + k 4 sin 6 x .
Dengan mendiferensialkan dua kali, diperoleh
y1 = k1 cos( x) k 2 sin( x) 6k 3 cos 6 x 6k 4 sin 6 x .
Akhirnya, dari (16) diperoleh
y 2 = 2k1 cos( x) + 2k 2 sin( x) 12 k 3 cos 6 x 12 k 4 sin 6 x .

( )

( )

( )

( )

( )

( )

.
/ .
)
)
+
!,
Pada soal 1 20, selesaikan sistem persamaan diferensial yang diberikan untuk x = x(t)
dan y = y(t).
2. x = 2 x + 2 y
1. x = y
y = x
y = 5x y
3. x = 2 x + 3 y
4. x = x + y
1
y = 3x y
y = 3 x + 2 y

7.

x = x + y
y = 4x + y
x + y = cos(t )

9.

x y = sin(t )
x + 4 x + 6 y = 0

5.

6.
8.
10.

13.
15.
17.

x 2 x + 2 y = 2 4e 2 t
2 x 3x + 3 y y = 0
14. x + x = t
x + y = sin(t )
16. x = y + 1
y = x + t
18. x + 2 x + 3 y = 0

x + y = cosh( 4t )
x y = sinh( 4t )
x + y = cos(t ) sin(t )
y + x = cos(t ) + sin(t )
x + y = x + t
y = x
x + y x = 2t + 1

12.

3 x + 2 y + y = 2e 2 t

2 y + 2 x + 2 x = t

19.

x 2 x 3 y = e 2t
y + x + 2 y = 0

&

y = 3 x y 2e 3t
x = x + y

y = x y + e x

y y x = 0

11.

x = 2 x + 5 y
2 y = x 3 y
x = 4 x 2 y

20.

"

#"

"

x 3 y + 4 x = 0
3 x + y + 4 y = 0

74

"

Pada soal 21 28, tentukan penyelesaian bagi sistem yang memenuhi syarat yang
diberikan.
21. x = y , y = x , x 2 = 4,5 , y 2 = 0,8

()

()

22. x + y = 4 cos( 2t ) , x y = 4 sin( 2t ) , x(0) = 1,2, y(0) = 0


23. 3 x = 6 x + y , y = 3 x + 2 y , x(0) = 1, y(0) = 9
24. x = x + 2 y , y = 8 x + 11 y , x(0) = 1, y(0) = 1

( ) (

( )

25.
26.

x = x + y , y = x y , x 2 = e 2 , y 2 = 2 1 e 2
x = 3 x + 4 y , y = 4 x 3 y , x(0) = 1, y(0) = 3

27.

x = 5 x + 4 y 5t 2 + 6t + 25 , y = x + 2 y t 2 + 2t + 4 , x(0) = 0, y(0) = 0

28.

x = 2 x + 3 y + 2e 2t , y = x + 4 y + 3e 2t , x(0) = 23 , y (0) =

&

"

#"

"

1
3

!
#6=
07 < 0 %
2+ + ( = #. #
4 # ((8
3
4
!
"
$# % " '
- #"
3
-1
+
"
8
1 /
*
#
# " 07 3 + 0%
)/ - 25
3 & "
56
!
5 6
$# % " ' ,( ") #" #
& '"F : 07<< #
&
*#
# /
; 9 "" 8 07
6 +% + + 0 %
* " #
< >
1 #
78 6 +% + + 0 %
5 # # $# % " ' , ) #) #
)#
'

75

-1

( +'

* 01 B 0

%
)E

$# % " '
#
5$$ +

#
.

-1

#
G4

-1

&
,

# #

A
B

E
Z
H

I
K

:
Alpha
Beta
Gamma
Delta
Epsilon
Zeta
Eta
Theta
Iota
Kappa
Lambda
Mu

Nu
Xi, Si
Omicron
Pi
Rho
Sigma
Tau
Upsilon
Phi
Chi
Psi
Omega

Diberikan suatu fungsi y = f (x) .


Derivatif pertama dari y terhadap x didefinisikan oleh
laju perubahan f
f ( x + x) f ( x)
f ( x + h) f ( x )
= lim
= lim
.
x 0
h 0
terhadap x
x
h
Diambil y = f (x) .
Derivatif pertama dari y terhadap x dapat dituliskan sebagai
dy
df ( x)
= y = D x y atau
= f ( x) = D x f ( x) .
dx
dx
Derivatif kedua dari y terhadap x dapat dituliskan sebagai
d 2 y dy dy
d 2 f ( x) d df ( x)
= D x2 y atau
=
=
y
=
= f ( x) = D x2 f ( x) .
dx dx
dx 2 dx dx
dx 2
Secara umum, derivatif ke-n dari y terhadap x dapat dituliskan sebagai

dny
dx n

dy d n 1 y
= y ( n ) = D xn y
n

1
dx dx

atau

d n f ( x)
dx

d d n 1 f ( x)
=f
dx
dx n 1

(n)

( x) = D x2 f ( x) .

Secara khusus diambil z = z (t ) .


Derivatif pertama dari z terhadap t dapat dituliskan sebagai
atau
z,
z (t )
sedangkan derivatif keduanya dapat dituliskan sebagai
atau
z.
z (t )
76

77

,"

Diberikan suatu fungsi f(x, y).


laju perubahan f
f ( x + h, y ) f ( x, y )
f x ( x, y ) =
= lim
h 0
terhadap x
h
laju perubahan f
f ( x, y + h ) f ( x, y )
f y ( x, y ) =
= lim
h 0
terhadap y
h
Untuk menghitung f x ( x, y ) , didiferensiasi f terhadap x dengan menganggap y
sebagai konstanta. Sejalan dengan itu, untuk menghitung f y ( x, y ) , didiferensiasi f
terhadap y dengan menganggap x sebagai konstanta.
Diambil z = f ( x, y ) .
Derivatif parsial f x ( x, y ) dapat dituliskan sebagai
f
z
( x, y ) atau
.
x
x
Sejalan dengan itu, f y ( x, y ) dapat dituliskan sebagai

f
z
( x, y ) atau
.
y
y
Derivatif parsial f x ( x, y ) di di titik (x0, y0) dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
f x (x 0 , y 0 ) ,

Derivatif Parsial Tingkat Dua.

f
f
(x0 , y 0 ) .
, atau
x
x ( x0 , y0 )

Untuk fungsi f(x, y), dapat diambil derivatif parsial dari


f xx =

2 f
f
= 2 ,
x x
x

f xy =

f
x

dan

f
y

2 f
f
=
,
y x
yx

2 f
2 f
f
f
= 2 ,
f yx =
=
.
y y
x y
xy
y
Menggunakan notasi subscript, urutan diferensiasi adalah dari kiri ke kanan.
fxy dan fyx disebut derivatif parsial kedua campuran (mixed second-order partial
derivative). Jika f, fx, fy, fxy dan fyx kontinu pada suatu daerah terbuka, maka fxy = fyx
pada setiap titik dalam daerah tersebut, sehingga urutan dalam diferensiasi tidak
dipermasalahkan.
f yy =

,$
du = u + k

(du + dv ) =

k du = k du

du + dv

(Konstanta integrasi diabaikan)


x n+1
x n dx =
, n 1
n +1
e x dx = e x

u dv = uv v du

x 1dx = ln x

ln x dx = x ln x x

78

sin( x) dx = cos( x)

cos( x) dx = sin( x)

tan( x ) dx = ln cos( x)

cot( x ) dx = ln sin( x )

sec( x) dx = ln sec( x) + tan( x)

csc( x) dx = ln csc( x) + cot( x)

sec 2 ( x ) dx = tan( x)

csc 2 ( x ) dx = cot( x )

sec( x ).tan( x ) dx = sec( x)

csc( x).cot( x) dx = csc( x)

sin 2 ( x ) dx =

cos 2 ( x ) dx =

1
2

x 12 sin( x ). cos( x )

1
2

x + 12 sin( x ). cos( x)

cos( x). sin n 1 ( x) n 1


+
sin n 2 ( x) dx
n
n
n 1
sin( x). cos ( x) n 1
cos n ( x) dx =
+
cos n 2 ( x) dx
n
n
tan n 1 ( x)
tan( x) dx =
tan n 2 ( x) dx
n 1
cot n 1 ( x)
cot( x) dx =
cot n 2 ( x) dx
n 1
sin( x). sec n 1 ( x) n 2
sec n ( x) dx =
+
sec n 2 ( x) dx
n 1
n 1
cos( x).csc n 1 ( x) n 2
csc n ( x) dx =
+
csc n 2 ( x) dx
n 1
n 1

sin n ( x) dx =

arcsin( x) dx = x. arcsin( x) + 1 x 2
arccos( x) dx = x. arccos( x) 1 x 2

( )
ln (1 + x )

arctan( x) dx = x. arctan( x) 12 ln 1 + x 2
arccot ( x) dx = x.arccot ( x ) +

1
2

arcsec( x) dx = x.arcsec( x) ln x + x 2 1 , x 1
arcsec( x) dx = x.arcsec( x) ln x + x 2 1 , x 1
arccsc( x) dx = x.arccsc( x) + ln x + x 2 1 , x 1
dx
1 x2
dx

= arcsin( x)

x x 1

,'
Simbol

dx
1+ x2

= arctan( x)

= arcsec( x)

dibaca maka, dan simbol dibaca jika dan hanya jika.

Anda mungkin juga menyukai