KONSEP-KONSEP DASAR
MANAJEMEN PERPAJAKAN
Oleh:
Annisa Amelia (121053
Novi Haryani (1210533027)
Risa Kurnia (121053
KONSEP-KONSEP DASAR
MANAJEMEN PERPAJAKAN
I.
PENDAHULUAN
Bagi suatu negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi
laba bersih, maka perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin agar dapat membayar
pajak sekecil mungkin dan berupaya untuk menghindari pajak. Namun penghindaran pajak
harus dilakukan dengan cara-cara yang legal agar tidak merugikan perusahaan dikemudian
hari. Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan
pemerintah. Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan
membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Dilain pihak,
pemerintah memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yang
sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Adanya perbedaan kepentingan ini
menyebabkan wajib pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak baik
secara legal maupun illegal. Hal ini dimungkinkan jika ada peluang yang dapat dimanfaatkan,
baik karena kelemahan peraturan pajak maupun SDM (fiskus).
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba
dan likuiditas yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada 2 hal yang
perlu dikuasai dan dilaksanakan:
a. Memahami ketentuan peraturan perpajakan
Dengan mempelajari undang-undang, keputusan dan edaran, kita dapat
melihat celah-celah yang menguntungkan untuk melakukan penghematan
pajak.
b. Menyelenggarakan Pembukuan yang Memenuhi Syarat.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan konsep-konsep dasar
dari manajemen perpajakan yang akan membantu wajib pajak untuk melakukan kewajiban
perpajakannya yang efisien dalam pembayaran pajak terhutang.
II.
PEMBAHASAN
III.
Pajak adalah
sarana
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak merupakan upaya dalam melakukan
penghematan pajak secara legal.
2. Langkah-Langkah Manajemen Perpajakan
Manfaat manajemen perpajakan adalah untuk melakukan kewajiban perpajakan dan
usaha efisiensi untuk mencapai laba, mengefisiensikan pembayaran pajak terhutang,
melakukan
pembayaran
pajak
dengan
tepat
hal-hal
yang
tidak diatur
(loopholes)
Rencana
pengelakan
pajak
keseluruhan tarif pajak, potensi penghasilan, kerugian dan aktiva yang dapat dihapus.
Menyebarkan penghasilan menjadi pendapatan dari beberapa wajib pajak.
Menyebarkan penghasilan menjadi beberapa tahun mencegah penghasilan tersebut
dalam kategori pendapatan yang tarifnya tinggi.
pajak
tidak
dimaksudkan
untuk
melanggar
peraturan
pelaksanaanya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah
menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
c. Pengendalian Pajak.
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun
material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran pajak.
Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar lebih awal. Pengendalian pajak
termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak
terutang. Cara untuk mencapai tujuan manajemen pajak adalah dengan memahami ketentuan
peraturan perpajakan. Dengan mempelajari undang-undang, keputusan dan edaran, kita dapat
melihat
celah-celah
yang
menguntungkan
untuk
melakukan
penghematan
(PKP),
menyelenggarakan
pembukuan
atau
pencatatan,
membayar
pajak,
3. Shifting income from one period to another (memindahkan penghasilan dari suatu
periode waktu ke periode waktu yang lain).
Jika tarif pajak tetap atau cenderung menurun, wajib pajak akan menunda pembayaran
pajaknya sampai penghasilan mereka dikenakan pajak dengan tarif sekecil mungkin.
VI.
perencanaan pajak yang paling efisien. Adalah juga penting untuk memperhitungkan
kemungkinan besarnya penghasilan suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain diluar
pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan
faktor-faktor baik dari segi internal maupun eksternal yaitu:
a. Fakta yang Relevan
Dalam arus globalisasi serta tingkat persaingan yang semakin kompetitif maka seorang
manajer perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak untuk perusahaannya dituntut
harus benar-benar menguasai situasi yang dihadapi, baik dari segi internal maupun
eksternal dan selalu dimutakhirkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi agar
perencanaan pajak dapat dilakukan secara tepat dan menyeluruh terhadap situasi maupun
transaksi-transaksi yang mempunyai dampak dalam perpajakan.
b. Faktor Pajak
Dalam menganalis setiap permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan perencanaan
pajak adalah tidak terlepas dari dua hal yang berkaitan dengan faktor-faktor :
Sistem perpajakan nasional yang dianut oleh suatu negara
Sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan perpajakan baik undang-undang domestik
maupun kebijakan perpajakan.
Kedua hal utama sebelumnya akan diuraikan secara komprehensif sebagai berikut:
a. Jenis pajak yang ada
Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan perpajakan akan memungut berbagai
jenis pajak yang disesuaikan dengn tujuan yang ingin dicapainya. Untuk itu, seorang
manajer dalam merencanakan pajak harus mengetahui secara pasti apa saja kewajiban
perpajakan yang dihadapi baik pajak lokal maupun pajak luar negeri.
b. Masalah penafsiran atas suatu undang-undang/perjanjian
Masalah yang sering timbul dalam menentukan definisi dari suatu masalah istilah,
baik dalam konteks sistem legal yang dianut maupun dalam hubungannya dengan
sistem yang lain ataupun dalam suatu perjanjian adalah msalah penafsiran atas suatu
undang-undang atau perjanjian. Masalah-masalah perencanaan pajak internasional
seringkali timbul terutama disebabkan oleh pengenaan pajak berganda baik oleh
negara domisili maupun oleh negara sumber, karena masing-masing negara
menerapkan konsep perpajakan yang berbeda.
c. Faktor penghubung
Kewajiban perpajakan memang sangat bergantung pada keberadaan faktor
penghubung antara yurisdiksi perpajakan pada satu sisi dan wajib pajak atau peristiwa
kena pajak di sisi lain.
Dalam hal wajib pajak perorangan yang menjadi faktor penghubung utama adalah
residen/domisili dan kewarganegaraan, sedangkan dalam hal WP badan yang menjadi
faktor penghubungnya adalah manajemen dan tempat didirikannya badan tersebut,
tertentu
Tujuan perlindungan pajak adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi
perpajakan di masa akan datang.
k. Anti penghindaran
Di dalam sistem perpajakan anti penghindaran ini berkaitan dengan transaksi yang
wajar terutama dalam lingkup internasional. Banyak negara menyadari kemungkinana
hal tersebut sering terjadi. Terutama pada perusahaan multinasional.
Secara universal, harga transfer merupakan transaksi merupakan transaksi antara
wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dapat mengakibatkan kurang
wajarnya harga, biaya atau imbalan lain yang direalisasikan dalam transaksi usaha.
Harga transfer domestik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perhitungan
harga transfer barang atau jasa antar badana dalam satu kelompok perusahaan atau
antardivisi dalam satu perusahaan si satu wilayah, sedangkan harga transfer
internasional merupakan aktivitas yang berkenaan dengan transaksi antardivisi dalam
satu badan hukum atau beberapa badan hukum yang dimiliki oleh pemegang saham
yang sama.
c. Faktor non Pajak lainnya
Beberapa faktor bukan pajak yang relevan untuk diperhatikan dalam penyusunan
suatu perencanaan pajak antara lain:
Masalah badan hukum
Sistem hukum yang berbeda terdiri dari berbagai tipe dari pada perusahaan.
Pemilihan bentuk badan usaha yang diusulkan sering dibuat sebagai fungsi
daripada seluruh peraturannya (baik untuk pajak maupun bukan pajak) dalam
Dalam ruang lingkup perencanaan pajak yang bersifat internasional masalah nilai
tukar mata uang mempunyai dampak yang besar terhadap finansial suatu
perusahaan. Nilai tukar mata uang yang berfluktuasi atau tidak stabil memberikan
resiko usaha yang cukup tinggi. Apalagi jika ada masalah devaluasi maupun
revaluasi. Dari dampak finansial tentunya berakibat pada posisi laba-rugi, apalagi
bila terdapat banyak transaksi baik ekspor atau impor maupun pinjaman dalam
perencanaan tidak bisa berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi dan
hubungan yang paling menguntungkan. Dividen, bungan, royalti dan keuntungan
modal sering memperoleh perlakuan perpajakan yang berbeda, baik ditingkat
nasional maupun dalam perjanjian antarnegara. Dengan demikian, perlu
diperhitungkan dalam memutuskan suatu perencanaan pajak. Sebagai contoh apakah
investasi harus dilakukan dalam bentuk saham sebagai hasil dari pemilihan saham
atau dalam bentuk bunga sebagai hasil peminjaman uang. Dalam kasus industrial
dan properti intelektual mungkin perlu diputuskan apakah suatu hak harus dijual
atau dieklpolitasi melalui royalti.
Metode yang harus diterapkan dalam menganalisis dan membandingkan beban
pajak maupun pengeluaran lainnya dari suatu proyek adalah:
1. Apabila tidak ada rencana pembatasan minimum pajak yang diterapkan.
2. Apabila ada rencana pembatasan minimum diterapkan, berhasil atau pun gagal.
b. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi
residen dari negara tersebut.
Dalam rencana perpajakan internasional mungkin diberi perlakuan khusus dengan
memilih antara dua atau lebih kemungkinan investasi di negara-negara berbeda.
Tidak hanya pertimbangan bisnis yang harus diperhatikan tetapi juga keunggulan
pengenaan pajaknya dalam memutuskan antara penawaran untuk memiliki saham
perusahaan diberbagai negara, pertimbangan-pertimbangan berikut juga harus
diperhitungkan :
1. Tarif yang dikenakan atas laba perusahaan di negara investasi
2. Apakah dividen yang dibagikan terutang weithholding taxes, jika ya berapa
tarifnya.
3. Apakah ada kredit pajak atau pengurangan pajak lainnya di negara domisili dari
pemegang saham sehubungan dengan pajak yang dibayak di negara investasi.
Dalam penbentukan anak perusahaan, faktor pajak dan nonpajak harus
diperbandingkan secara luas. Mungkin diperlukan pula perhitungan pajak penjualan
atau pajak pertambahan nilai (PPn). PPn secara umum adalah pajak atas komsumsi
yang dikenakan sehubungan dengan :
1. Penyerahan barang
2. Sewa atau jasa
3. Impor barang
Dalam hal penyerahan barang atau jasa, jumlah pajak total tertagih dalam
pembayaran yang berbeda dari berbagai individu yang terlibat dengan dasar nilai
yang ditambahkan dari mereka (individu). Dalam hal impor, pajak yang dikenakan
dasarnya adalah nilai dari barang yang diimpor atau pengembalian (return) dari PPn
yang usdah dibayar atas barang atau jasa yang diekpor tersebut.
Dari ketiga hipotesis di atas akan memberikan hasil yang berbeda. Dari hasil tersebut
barulah dapat ditentukan apakah pajak tersebut layak untuk dilakasanakan atau tidak.
Perusahaan tentu akan memilih untuk melaksanakan perencanaan pajak karena ia bisa
menghemat pajak jika perencanaan pajak tersebut berhasil sesuai sasaran. Namun perlu
diperhatikan bahwa ada tambahan biaya hukum dan lain-lainnya yang mungkin terjadi
apabila pihak otoritas pajak tidak setuju dengan pos-posnya yang dikurangkan dari
perhitungan pajak (deductictive items) yang dapat dibawa ke pengadilan.
4) Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
Hasil suatu perencanaan pajak bisa dikatakan baik atau tidak tentunya harus dievaluasi
melalui berbagai rencana yang dibuat. Dengan demikian keputusan yang terbaik atas suatu
perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi perbandingan
berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin sesuai bentu perencanaan pajak yang
diinginan. Kadang suatu rencana harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan
perundang-undangan.
Walaupun
diperlukan
penambahan
biaya
atau
kemungkinan
keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak yang bisa diperoleh,
rencana tersebut harus tetap dijalankan. Karena begaimanapun juga kerugian yan ditanggung
merupakan kerugian minimal.
Jadi akan sangat membantu jika pembuatan suatu rencana disertai dengan gambaran
atau perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa laba potensial yang akan diperoleh jika
berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.
5) Memutakhirkan rencana pajak (Updating the tax plan)
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,
namun juga masih perlu mempertimbangkan setiap perubahan yang terjadi baik undangundang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang mungkin
mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu perjanjian, yang berkenaan dengan
perubahan yang terjadi di luar negeri atas berbagai macam pajak maupun aktifitas informasi
bisnis yang tersedia sangat terbatas.
Pemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana
dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan perhatian terhadap
perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan
mampu mengurangi akibat yang merugikan dari adanya perubahan, dan pada saat yang
bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat yang potensial.
a. Perencanaan pajak domestik
Sebelum melakukan suatu perencanaan pajak domestik, diperlukan pemahaman yang
mendalam mengenai maksud dan tujuan dari undang-undang dan peraturan perpajakan
yang berlaku, teori dan praktek akuntansi yang berlaku, serta praktik administrasi
perpajakan.
b. Perencanaan pajak internasional
Berbicara tentang perencanaan pajak internasional tidak terlepas dari perusahan grup
mulri nasional. Tujuan utama di dalam perusahaan multinasional sebagaimana di banyak
perusahaan, selalu ingin meminimumkan biaya-biaya dan pajak. Namun, pengertian
minimalisasi total biaya pajak grup yang dibayar melalui masing-masing negara di mana
anggota grup tersebut berada. Setiap anggota grup tentunya membayar pajak seusai
hukum yang berlaku dan transfer yang dilakukan haruslah bersifat legal. Inilah yang
disebut sebagai penghindaran pajak atas pajak yang seharusnya dibayar.
VIII. PENUTUP
a. Kesimpulan
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengaan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak merupakan upaya dalam melakukan
penghematan pajak secara legal. Cara untuk mencapai tujuan manajemen pajak adalah
dengan memahami ketentuan peraturan perpajakan. Dengan mempelajari undang-undang,
keputusan dan edaran, kita dapat melihat celah-celah yang menguntungkan untuk melakukan
pembayaran
pajak
dengan
tepat
untuk memperbaharui peraturan perpajakan yang dapat dilakukan dengan cara perencanaan pajak,
pelaksanaan kewajiban perpajakan serta dengan pengendalian pajak.
b. Saran
Menyadari bahwa perkembangan dunia bisnis begitu pesat dan karena dalam
pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah,
kebijakan perpajakan
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Salasar, Fauzan. 2008. Perencanaan Pajak dalam Rangka Diversifikasi Usaha di Bidang
Properti untuk Meminimalisasi Beban Pajak. Skripsi Program Sarjana Reguler.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Zain, Muhammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
www.google.com