Anda di halaman 1dari 8
Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 277 Jakarta Ety Sorin Widyaiswara LPMP DKI Jakarta Axput Basynr Staf LPMP DK1 Jakarta Dyan Paranrrna, Guru SMP Negeri 277 Jakarta Intisari : Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperoleh peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 277 Jakarta di semester ganjil pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2006. Data penelitian diambil dari siswa kelas VILL 4, dan hanya II (sebelas) siswa yang diamati sebagai responden,dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahywa ada peningkatan dari hasil penilaian kemampuan berbicara dari kedua siklus. Jika dilihat dari aspek kosakata masih banyak siswa yang menggunakan kosakata secara salah dan terbatas, aspek pemahaman masih ada siswa yang masih susah mengikuti apa yang dikatakan, aspek tatabahasa masih sering membuat kesalahan tetapi tidak mempengaruki ‘makna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris dapat ditingkatkan dengan menggunakan media gambar, materi gambar diambil dari majalah atau koran disesuaikan dengan kebutuhan siswa, Kata kunci: Kemampuan, Berbicara, Kosa-kata, media gambar. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Departemen Pendidikan dan Nasional Indonesia memberlakukan pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Hal tersebut disebabkan Bahasa Inggris tidak digunakan sebagai bahasa pengantar resmi pemerintah Indonesia dan pembelajarannya dilaksanakan manakala seseorang telah Junwat Linokar Murry Penpipucan VowuMe 1 No. 1 Tasun 2008 menguasai bahasa ibunya atau Bahasa Indonesia (Hidayat, 1990). Mengingat tujuan akchir belajar Bahasa Inggris adalah mampu berkomunikasi, baik secara lisan dan tulisan, secara formal maupuz non formal. Pengertian berkomunikasi dimaksudkan = memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, 4 PENINOKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS.... perasaan serta mengembangkan ilmu pengetabuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Ada empat kemampuan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, antara lain mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai salah satu dari empat kermampuan berbahasa (the four language skills), kemampuan berbicara merupakan hal yang sangat penting, karena untuk menguasai suatu bahasa harus dimulai secara lisan atau ucapan karena bahasa lisan merupakan dasar dari penguasaan, suatu bahasa Berdasarkan pengalaman guru pengajar bahasa Inggris di SMP Negeri 277 Jakarta, siswa-siswa sudah diberi kesempatan berbicara bahasa Inggris untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, tetapi banyak kesulitan atau kurang keberanian untuk menjawabnya. Bahkan mereka juga diberi kesempatan berdialog berpasangan dengan teks yang sudah ada dan sudah éihafal mereka sebelumnya untuk diperagakan di depan kelas. Guru tersebut juga memberikan gambar untuk membantu siswa mengekspresikan idenya, tapi masih banyak juga siswa yang kesulitan untuk berbicara. Berdasarkan pengamatan guru pengajar bahasa Inggris selama ini, hasil belajar dan partisipasi siswa untuk kemampuan berbicara di sekolah tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Dari hasil evaluasi semester ganjil tahun 2005/2006 diperoleh rata-rata nilai untuk siswa kelas VII: 5,1. Dari data tersebut maka nilai siswa masih di bawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditentukan sekolah 42 6,0. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di kelas dapat dilihat kurang beraninya siswa berbicara untuk mengungkapkan pendapat maupun bertanya dalam bahasa Inggris. Rata-rata di masing-masing kelas hanya sekitar 4—5 siswa sekitar 10% dari 45 siswa yang berani berbicara bahasa Inggris. Sebenamya masalah ini bukan merupakan hal baru di SMPN 277 tetapi sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian untuk melihat kemampuan berbicara bahasa Inggris di SMPN 277 Jakarta. Rombongan belajar kelas VIII 4 SMP Negeri 277 Jakarta belajar di siang hari. Jumlah siswa kelas VIII 4 adalah 38 orang, terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Nilai rata-rata Bahasa Inggris pada semester ganjil dan genap tahun ajaran 2005/2006 adalah antara 5,1 - 5,5. Jadwal pelajaran Bahasa Inggris di kelas VIII 4 adalah hari Kamis jam ke 1 - 2, dan Jumat jam ke | - 2. Pada kondisi awal siswa belajar menggunakan lembar kerja siswa untuk mengerjakan latihan. Siswa mengerjakan, latihan secara individu. Banyak siswa yang tidak membuka kamus meskipun tidak tahu, arti kata dari teks atau kalimat. Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan Jatihan hanya bercakap-cakap dan bercanda dengan temannya. Siswa dominan menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas. Sedangkan dalam proses pembelajaran, di awal guru memberikan perintah untuk Jurwat Linokar MUTU Penpipacan Vorume 1 No. 1 Tanun 2008, mengerjakan latihan langsung dikerjakan di Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru berkeliling melihat siswa mengerjakan latihan. Guru kurang memperhatikan situasi kelas yang dapat mengganggu proses pembelajaran. Guru kurang menggunakan bahasa Inggris datam proses pembelajaran, Khususnya dalam ’classroom language’. Sedangkan suasana di kelas kurang hidup atau menyenangkan, , kurang memotivasi siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris. Tidak ada media yang digunakan dalam proses pembelajaran selain LKS dan papan tulis. Pada kondisi awal proses pembelajaran masih tampak konvensional membuat suasana kelas kurang menyenarigkan untuk pembelajaran bahasa. C. Perumusan Masalah Atas dasar uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah : 1. Apakah gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris pada siswa SMP Negeri 277 Bagaimana proses meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan media tersebut? media D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperoleh peningkatan kemampuan berbicara Bahasa Inggris di SMP Negeri 277 Jakarta. Sedangkan secara khusus penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Media gambar yang digunakan guru Jusat LiNoKaR Mutu Penpinikan Vorume 1 No. 1 Tasun 2008 Envy S., ABnu. B., Dva# PARAMITEA dalam mengajar kemampuan berbicara bahasa Inggris pada siswa SMP Negeri 277 Jakarta. Cara meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan media gambar tersebut. KAJIAN LITERATUR A. Pengertian Kemampuan Berbicara Menurut Henri Guntur Tarigan (1985): “Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi kata- kata, yaitu mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. “ Menurut Gillian Brown dan George Yule (1983): speaking is to express oneself and to express the needs — request information, service, etc.” Berbicara adalah mengekspresikan diri dan mengekspresikan kebutuhan — meminta informasi, layanan, dan lain-lain. Jack C. Richards (1990) menyatakan: “... in speaking a foreign language the learner is saying words to express certain meanings, ..” Dalam berbicara bahasa asing siswa mengucapkan — kata-kata_ untuk mengekspresikan maksud tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan berbicara khususnya dalam bahasa asing adalah kemampuan mengucapkan. kata-kata untuk mengekspresikan atau menyatakan sesuatu. B. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa 43 PeNINakaTANKEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INOGRIS Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pemibelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, ganbar, grafik, televisi, dan komputer. C. Kerangka Berfikir Pembelajaran bahasa Inggris yang diberlakukan oleb Departemen Pendidikan Nasional Indonesia sebagai bahasa asing memerlukan usaha atau kiat-kiat yang menarik oleh guru-guru pengajar bahasa Inggris. Mengingat tajuan akhir pembelajaran bahasa Inggris adalah dapat berkomunikasi secara lisan maupun tulis, maka guru bahasa Inggris dituntut untuk kreatif menciptakan proses pembelajaran yang komunikatif, dapat memotivasi siswa mengungkapkan gagasan atau ide baik secara lisan maupun tulis. Berkaitan dengan berkomunikasi, mempelajari bahasa terdiri dari empat kemampuan berbahasa yang meliputi listening, speaking, reading, dan writing. Dalam berkomunikasi secara lisan, speaking merupakan kemampuan yang cukup sulit dilakukan oleh siswa atau pelajar, karena mereka diharuskan 44 mengungkapkan gagasan atau pikiran secara lisan. Ada diantara beberapa cara memotivasi siswa untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau ide adalah dengan menggunakan media pembelajaran baik audio, visual maupun audio visual. METODOLOGI A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 277 Jakarta. Waktu penelitian dilaksanakan di semester ganjil pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2006. B. Subjek Penelitian Subjek langsung dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di kelas VINK 4 dan siswa-siswa yang belajar di kelas tersebut, dan hanya II (sebelas) siswa yang diamati sebagai responden untuk dinilai kemampuan berbicara, yang dipilih secara acak. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu untuk menilai kemampuan berbicaranya. Sedangkan tim LPMP adalah sebagai kolaborator, yang mengamati proses pembelajaran di kelas. Kelas VIII 4 adalah salah satu dari empat kelas VIII yang ada di SMP Negeri 277 Jakarta. Kelas tersebut dipilih sebagai subjek penelitian secara acak dan tanpa tendensi tertentu. C. Sumber Data Data penelitian yang akan dikumpulkan bersumber dari guru pengajar, dan siswa sebagai sumber data utama. Jurnat Linakar Muu Penommxan Vovunse 1 No. 1 Tarun 2008 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi teknik: Dokumentasi, Pengamatan, ‘Wawancara, Berbicara. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: Catatan Lapangan, Observasi, Wawaneara, Format Penilaian Berbicara. E. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu peneliti menggambarkan hasil dengan membandingkan secara prosentase dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, F. Indikator Kinerja Pelaksanaan penelitian mengacu pada indikator kinerja Kondisi Awal : Situasi siswa sebelum pembelajaran dimulai, situasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan materi, situasi setelah proses pembelajaran berakhir siswa Siklus 1 : Situasi siswa sebelum pelajaran dimulai, situasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan kegiatan yang baru dengan. menggunakan media gambar dengan ‘Leading Questions’, situasi siswa setelah proses pembelajaran berakhir Siklus 1 : Situasi siswa sebelum pelajaran dimulai, situasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, guru JURNAL Linokak Mutu PenpiikAN Vouume 1 No. 1 Tau 2008 Excy S,, AvpuL B., Dyas Panama memberikan kegiatan yang baru dengan menggunakan media gambar dengan ‘Leading Questions’, situasi siswa setelah proses pembelajaran berakhir. G. Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Rancangan Siklus Penelitian yang direncanakan ada 2 (dua) siklus Model Kemmis and Mc Taggart. Hi. Tahap perencanaan Guru menyiapkan —_skenario pembelajaran berupa: persiapan mengajar yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, waktu, metode, media dan alat pelajaran, pedoman pengamatan berupa instramen yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan gambar serta instrumen berupa format penilaian berbicara. I. Tahap pelaksanaan Peneliti melaksanakan kegiatan sesuai tahapan yang ada pada perencanaan. Tahap pelaksanaan ini terdiri dari 3 kali pertemuan yang terdiri dari pertemuan pertama pengajaran kondisi awal, pertemuan kedua pengajaran siklus 1, dan pertemuan ketiga pengajaran siklus 2 3. Tahap Pengamatan Pada tahap ini pencliti mengamati proses pelaksanaan baik dalam kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk catatan lapangan. J. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti mendiskusikan hasil temuan di kelas bersama kolaborator. 5 Pennsckatan KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRS... Temuan ini berupa hal yang positif dan hal yang negatif. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Sikdus I Siklus I dilakukan dalam 1 kali perterman pada tanggal 7 September 2006. Pada siklus ini materi yang diberikan dengan tema ’Health’. Perencanaan: Merencanakan kegiatan belajar mengajar, memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan tema ‘Health’ secara klasikal, memberi pertanyaan lisan secara klasikal dengan menggunakan gambar, secara kelompok. bertanya dan menjawab pertanyaan lisan yang sesuai dengan gambar yang diberikan, masing-masing kelompok memberi satu pertanyaan lisan ke kelas sesuai dengan gambar, melakukan pengamatan, melakukan penilaian proses Pelaksanaan: Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada skenario Pengamatan: Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada skenario Reflekst: Melakukan evaluasi tindakan memperbaiki pelaksanaan tindakan Deskripsi Sildus I Siklus II dilakukan dalam 1 kali pertemuan pada tanggal 9 Nopember 2006. Pada siklus ini materi yang diberikan masih sama dengan tema pada siklus | yaitu tema 46 Merencanakan kegiatan belajar mengajar: Memberi pertanyaan lisan secara klasikal dengan menggunakan gambar yang diberi keterangan, secara kelompok bertanya dan menjawab pertanyaan lisan yang sesuai dengan gambar. Masing-masing kelompok memberi satu pertanyaan lisan ke kelas sesuai dengan gambar Pelaksanaan: Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada skenario Pengamatan: Melakukan observasi kelas menilai hasil tindakan Refleksi: Melakukan evaluasi tindakan memperbaiki pelaksanaan tindakan C. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus Dari sebelas responden yang diamati pada kedua siklus, secara keseluruhan menunjukkan peningkatan rata-rata nilai kemampuan berbicara yang bervariasi antara 0,45 sampai dengan 1,27 poin dengan gambaran sebagai berikut: Sikdus 1 Aspek Pengucapan responden yang mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 5 siswa. Jumlah total skor 27, rata-rata 2,45. Aspek tatabahasa responden yang mendapat skor 2 sebanyak 5 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 6 siswa, Jumlah total skor 28, rata-rata 2,54, Aspek kosakata responden yang mendapat skor 1 sebanyak 4 siswa, yang mendapat skor 2 sebanyak 5 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 JurwatLinakar Mur PeNpIbikan Vorums 1 No. 1 Tasun 2008 sebanyak 2 siswa. Jumlah total skor 20, rata- rata 1,81. Aspek kelancaran responden yang, mendapat skor 1 sebanyak 3 siswa, yang mendapat —skor 2 sebanyak 4 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 4 siswa. Jumlah total skor 23, rata-rata 2,09, Aspek Pemahaman responden yang mendapat skor 1 sebanyak 4 siswa, yang mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 1 siswa. Jumlah total skor 19, rata-rata 1.72. Sildus I Aspek Pengucapan responden yang mendapat skor 2 sebanyak 2 siswa, yang mendapat skor 3 sebanyak 8 siswa, sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak 1 siswa. Jumlah total skor 32, rata-rata 2,90. Aspek Tatabahasa responden yang mendapat skor 3 sebanyak 7 siswa, sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak 4 siswa. Jumlah total skor 37, rata-rata 3,36. Aspek Kosakata responden yang mendapat skor 2 sebanyak 4 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 7 siswa, Jumlah total skor 29, rata-rata 2,63. Aspek Kelancaran responden yang mendapat skor 2 sebanyak 2 siswa, yang mendapat skor 3 sebanyak 6 siswa, sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak 3 siswa, Jumlah total skor 34, rata-rata 3,09. Aspek Pemahaman responden yang mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa, sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak 5 siswa. Jumlah total skor 27, rata-rata 2,45. Peningkatan skor yang paling sedikit adalah pada aspek Pengucapan yaitu 0,45 poin dan yang paling banyak adalah pada uRNAt LingKAR Mutu Penpipwan Votoms 1 No. 1 Tasuw 2008, Buy S.,Asput B., Dvax Parana aspek Pemahaman yaitu sebanyak 1,27 poin. Responden yang diamati lebih menguasai aspek Tatabahasa dibanding aspek yang Jain baik pada Siklus | (rata-rata, skor 2,54) maupun pada siklus II (rata-rata skor 3,36). Dari data juga diperoleh keterangan bahwa aspek Pemahaman adalah yang paling rendah skornya baik pada siklus 1 (1,72) maupun di siklus I (2,45). Sedangkan pada kondisi awal keenam indikator pada lembar pengamatan (keaktifan bertanya, keaktifan menjawab, memberi pendapat, kerjasama dengan teman, meminta pendapat, membuka kamus) pada kesebelas siswa yang diamati umumnya masih kurang. Namun pada siklus Il keenam indikator umumnya mengalami peningkatan yaitu masuk kategori cukup. Pada siklus II keenam indikator umumnya sudah baik. Dilihat dari aspek kosakata, rata-rata siswa mendapat skor 2,22 artinya siswa masih banyak yang menggunakan kosakata secara salah dan kosakata terbatas sehingga sulit dipahami. Selain aspek tersebut, aspck pemahaman juga tampak masih kurang meskipun ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus Il, rata-rata siswa mendapat skor 2,08 artinya siswa masih susah mengikuti apa yang dikatakan, hanya memahami percakapan yang bersifat sosialisasi dengan bicara lambat dan banyak pengulangan. Sedangkan dari aspek tatabahasa, aspek yang mendapat skor paling tinggi dengan skor rata-rata 2,95 artinya siswa masih sering membuat kesalahan tetapi tidak mempengaruhi makna. 47 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERRICARA BAHASA INGORE... Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan menggunakan media gambar keaktifan dan kemampuan siswa meningkat dan suasana kelas lebih menyenangkan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas VIII SMPN 277 Jakarta. Dati hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan menggunakan media gambar keaktifan dan kemampuan siswa meningkat dan suasana kelas lebih menyenangkan. Dari tiga kegiatan yang dilakukan oleh gvru, kita dapat membandingkan babwa kegiatan pada sikhus satu lebih baik daripada kondisi awal dan kegiatan pada siklus dua lebih baik daripada kegiatan siklus satu. B. Saran Melalui penelitian tindakan kelas ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : - Guru bahasa Inggris sebaiknya menggunakan media yang dapat dijadikan alat bantu pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. - Pemberian motivasi secara intensif kepada siswa dalam proses pembelajaran sangat berarti , dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. - Guru memberikan pujian pada siswa yang menunjukkan kemampuan dalam berbahasa Inggris. 48 - Dalam proses pembelajaran guru tidak perlu langsung mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam penggunaan bahasa yang dipakai, tetapi dapat dibahas secara umum atau klasikal DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Brown, Gillian and George Yule. 1983. Teaching The Spoken Language: An Approach Based On The Analysis of Conversational English. Camivridge: Cambridge University Press. Fries, CC. 1945. Teaching and Learning English as @ Foreign Language. Ann Arbor: Michigan University. Gerlach, V.G. and Ely, D.P, 1971. Teaching and Media. A Sytematic Approach. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc. Gagne, R.M. (Ed.). 1987. Instructional Technology. Foundations. Hillsdale: Lawreace Erlmaum Associates, Publishers. Hidayat, Rehayu 8. 1990. Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif. Jakarta: Intermasa. Hughes, Arthur. 2003. Testing for Language Teachers. USA: Cambridge University Press. Kemp, J-E. and Dayton, D.K. 1985. Planning dan Producing Instructional Media (Fifth Edition). ‘New York: Harpet & Row, Publishers. Latuheru, J.D. 1993. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Kini. Ujung Pandang: Penerbit IKIP Ujung Panjang, Richards, Jack C. 1990. “Communicative Needs In Foreign Language Learning” in Richard Rossner ‘and Rob Bolitho. Currents of Change in English Language Teaching. Oxford: Oxford University Press. Sujana, N. dan Rivai, A. 1990, Media Pengajaran. Bandung: Penerbit C.V. Sinar Baru Bandung. Tarigan, Henri Guntur. 1985. Berbicara sebagai Suaiu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkase, Turnat Liga Mutu Pexpinikan Voruns 1 No. 1 Tarun 2008

Anda mungkin juga menyukai