Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Dengan Menggunakan
Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 277 Jakarta
Ety Sorin
Widyaiswara LPMP DKI Jakarta
Axput Basynr
Staf LPMP DK1 Jakarta
Dyan Paranrrna,
Guru SMP Negeri 277 Jakarta
Intisari : Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperoleh peningkatan kemampuan
berbicara bahasa Inggris dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 277 Jakarta di semester ganjil pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2006.
Data penelitian diambil dari siswa kelas VILL 4, dan hanya II (sebelas) siswa yang diamati sebagai
responden,dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahywa ada peningkatan dari hasil penilaian kemampuan berbicara
dari kedua siklus. Jika dilihat dari aspek kosakata masih banyak siswa yang menggunakan kosakata
secara salah dan terbatas, aspek pemahaman masih ada siswa yang masih susah mengikuti apa
yang dikatakan, aspek tatabahasa masih sering membuat kesalahan tetapi tidak mempengaruki
‘makna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris dapat
ditingkatkan dengan menggunakan media gambar, materi gambar diambil dari majalah atau koran
disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
Kata kunci: Kemampuan, Berbicara, Kosa-kata, media gambar.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Departemen Pendidikan dan Nasional
Indonesia memberlakukan pengajaran
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Hal
tersebut disebabkan Bahasa Inggris tidak
digunakan sebagai bahasa pengantar resmi
pemerintah Indonesia dan pembelajarannya
dilaksanakan manakala seseorang telah
Junwat Linokar Murry Penpipucan VowuMe 1 No. 1 Tasun 2008
menguasai bahasa ibunya atau Bahasa
Indonesia (Hidayat, 1990). Mengingat
tujuan akchir belajar Bahasa Inggris adalah
mampu berkomunikasi, baik secara lisan
dan tulisan, secara formal maupuz non
formal. Pengertian berkomunikasi
dimaksudkan = memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran,
4PENINOKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS....
perasaan serta mengembangkan ilmu
pengetabuan, teknologi, dan budaya dengan
menggunakan bahasa tersebut. Ada empat
kemampuan berbahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi, antara lain
mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
Sebagai salah satu dari empat
kermampuan berbahasa (the four language
skills), kemampuan berbicara merupakan
hal yang sangat penting, karena untuk
menguasai suatu bahasa harus dimulai
secara lisan atau ucapan karena bahasa lisan
merupakan dasar dari penguasaan, suatu
bahasa
Berdasarkan pengalaman guru pengajar
bahasa Inggris di SMP Negeri 277 Jakarta,
siswa-siswa sudah diberi kesempatan
berbicara bahasa Inggris untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan, tetapi banyak
kesulitan atau kurang keberanian untuk
menjawabnya. Bahkan mereka juga diberi
kesempatan berdialog berpasangan dengan
teks yang sudah ada dan sudah éihafal
mereka sebelumnya untuk diperagakan di
depan kelas. Guru tersebut juga
memberikan gambar untuk membantu siswa
mengekspresikan idenya, tapi masih banyak
juga siswa yang kesulitan untuk berbicara.
Berdasarkan pengamatan guru pengajar
bahasa Inggris selama ini, hasil belajar dan
partisipasi siswa untuk kemampuan
berbicara di sekolah tersebut masih jauh
dari yang diharapkan. Dari hasil evaluasi
semester ganjil tahun 2005/2006 diperoleh
rata-rata nilai untuk siswa kelas VII: 5,1.
Dari data tersebut maka nilai siswa masih
di bawah Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) yang ditentukan sekolah
42
6,0. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di
kelas dapat dilihat kurang beraninya siswa
berbicara untuk mengungkapkan pendapat
maupun bertanya dalam bahasa Inggris.
Rata-rata di masing-masing kelas hanya
sekitar 4—5 siswa sekitar 10% dari 45 siswa
yang berani berbicara bahasa Inggris.
Sebenamya masalah ini bukan merupakan
hal baru di SMPN 277 tetapi sudah
berlangsung dari tahun ke tahun. Dengan
demikian penulis akan melakukan
penelitian untuk melihat kemampuan
berbicara bahasa Inggris di SMPN 277
Jakarta.
Rombongan belajar kelas VIII 4 SMP
Negeri 277 Jakarta belajar di siang hari.
Jumlah siswa kelas VIII 4 adalah 38 orang,
terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang
perempuan. Nilai rata-rata Bahasa Inggris
pada semester ganjil dan genap tahun ajaran
2005/2006 adalah antara 5,1 - 5,5. Jadwal
pelajaran Bahasa Inggris di kelas VIII 4
adalah hari Kamis jam ke 1 - 2, dan Jumat
jam ke | - 2.
Pada kondisi awal siswa belajar
menggunakan lembar kerja siswa untuk
mengerjakan latihan. Siswa mengerjakan,
latihan secara individu. Banyak siswa yang
tidak membuka kamus meskipun tidak tahu,
arti kata dari teks atau kalimat. Ada
beberapa siswa yang tidak mengerjakan
Jatihan hanya bercakap-cakap dan bercanda
dengan temannya. Siswa dominan
menggunakan bahasa Indonesia di dalam
kelas.
Sedangkan dalam proses pembelajaran,
di awal guru memberikan perintah untuk
Jurwat Linokar MUTU Penpipacan Vorume 1 No. 1 Tanun 2008,mengerjakan latihan langsung dikerjakan di
Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru
berkeliling melihat siswa mengerjakan
latihan. Guru kurang memperhatikan situasi
kelas yang dapat mengganggu proses
pembelajaran. Guru kurang menggunakan
bahasa Inggris datam proses pembelajaran,
Khususnya dalam ’classroom language’.
Sedangkan suasana di kelas kurang
hidup atau menyenangkan, , kurang
memotivasi siswa untuk menggunakan
Bahasa Inggris. Tidak ada media yang
digunakan dalam proses pembelajaran
selain LKS dan papan tulis.
Pada kondisi awal proses pembelajaran
masih tampak konvensional membuat
suasana kelas kurang menyenarigkan untuk
pembelajaran bahasa.
C. Perumusan Masalah
Atas dasar uraian latar belakang
masalah, maka perumusan masalahnya
adalah :
1. Apakah gambar dapat
meningkatkan kemampuan berbicara
bahasa Inggris pada siswa SMP Negeri
277
Bagaimana proses meningkatkan
kemampuan berbicara siswa dengan
menggunakan media tersebut?
media
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian tindakan ini
bertujuan untuk memperoleh peningkatan
kemampuan berbicara Bahasa Inggris di
SMP Negeri 277 Jakarta. Sedangkan secara
khusus penelitian tindakan ini bertujuan
untuk mengetahui:
1. Media gambar yang digunakan guru
Jusat LiNoKaR Mutu Penpinikan Vorume 1 No. 1 Tasun 2008
Envy S., ABnu. B., Dva# PARAMITEA
dalam mengajar kemampuan berbicara
bahasa Inggris pada siswa SMP Negeri
277 Jakarta.
Cara meningkatkan kemampuan
berbicara siswa dengan menggunakan
media gambar tersebut.
KAJIAN LITERATUR
A. Pengertian Kemampuan Berbicara
Menurut Henri Guntur Tarigan (1985):
“Kemampuan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi kata-
kata, yaitu mengekspresikan, menyatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan. “ Menurut Gillian Brown dan
George Yule (1983): speaking is to
express oneself and to express the needs —
request information, service, etc.”
Berbicara adalah mengekspresikan diri dan
mengekspresikan kebutuhan — meminta
informasi, layanan, dan lain-lain. Jack C.
Richards (1990) menyatakan: “... in
speaking a foreign language the learner is
saying words to express certain meanings,
..” Dalam berbicara bahasa asing siswa
mengucapkan — kata-kata_ untuk
mengekspresikan maksud tertentu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa
kemampuan berbicara khususnya dalam
bahasa asing adalah kemampuan
mengucapkan. kata-kata untuk
mengekspresikan atau menyatakan sesuatu.
B. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa
43PeNINakaTANKEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INOGRIS
Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan, Hamidjojo dalam Latuheru
(1993) memberi batasan media sebagai
semua bentuk perantara yang digunakan
oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima
yang dituju. Gagne dan Briggs (1975)
secara implisit mengatakan bahwa media
pemibelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape-recorder, kaset, video camera,
video recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, ganbar, grafik, televisi, dan komputer.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran bahasa Inggris yang
diberlakukan oleb Departemen Pendidikan
Nasional Indonesia sebagai bahasa asing
memerlukan usaha atau kiat-kiat yang
menarik oleh guru-guru pengajar bahasa
Inggris. Mengingat tajuan akhir
pembelajaran bahasa Inggris adalah dapat
berkomunikasi secara lisan maupun tulis,
maka guru bahasa Inggris dituntut untuk
kreatif menciptakan proses pembelajaran
yang komunikatif, dapat memotivasi siswa
mengungkapkan gagasan atau ide baik
secara lisan maupun tulis. Berkaitan dengan
berkomunikasi, mempelajari bahasa terdiri
dari empat kemampuan berbahasa yang
meliputi listening, speaking, reading, dan
writing. Dalam berkomunikasi secara lisan,
speaking merupakan kemampuan yang
cukup sulit dilakukan oleh siswa atau
pelajar, karena mereka diharuskan
44
mengungkapkan gagasan atau pikiran
secara lisan. Ada diantara beberapa cara
memotivasi siswa untuk mengungkapkan
gagasan, pikiran atau ide adalah dengan
menggunakan media pembelajaran baik
audio, visual maupun audio visual.
METODOLOGI
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 277 Jakarta. Waktu penelitian
dilaksanakan di semester ganjil pada bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2006.
B. Subjek Penelitian
Subjek langsung dalam penelitian ini
adalah guru yang mengajar di kelas VINK 4
dan siswa-siswa yang belajar di kelas
tersebut, dan hanya II (sebelas) siswa yang
diamati sebagai responden untuk dinilai
kemampuan berbicara, yang dipilih secara
acak. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu
untuk menilai kemampuan berbicaranya.
Sedangkan tim LPMP adalah sebagai
kolaborator, yang mengamati proses
pembelajaran di kelas. Kelas VIII 4 adalah
salah satu dari empat kelas VIII yang ada
di SMP Negeri 277 Jakarta. Kelas tersebut
dipilih sebagai subjek penelitian secara acak
dan tanpa tendensi tertentu.
C. Sumber Data
Data penelitian yang akan dikumpulkan
bersumber dari guru pengajar, dan siswa
sebagai sumber data utama.
Jurnat Linakar Muu Penommxan Vovunse 1 No. 1 Tarun 2008D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini
meliputi teknik: Dokumentasi, Pengamatan,
‘Wawancara, Berbicara.
Sedangkan alat pengumpulan data
berupa: Catatan Lapangan, Observasi,
Wawaneara, Format Penilaian Berbicara.
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu peneliti menggambarkan
hasil dengan membandingkan secara
prosentase dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2,
F. Indikator Kinerja
Pelaksanaan penelitian mengacu pada
indikator kinerja
Kondisi Awal : Situasi siswa sebelum
pembelajaran dimulai, situasi siswa
selama proses pembelajaran
berlangsung, guru memberikan materi,
situasi setelah proses
pembelajaran berakhir
siswa
Siklus 1 : Situasi siswa sebelum
pelajaran dimulai, situasi siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, guru
memberikan kegiatan yang baru dengan.
menggunakan media gambar dengan
‘Leading Questions’, situasi siswa
setelah proses pembelajaran berakhir
Siklus 1 : Situasi siswa sebelum
pelajaran dimulai, situasi siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, guru
JURNAL Linokak Mutu PenpiikAN Vouume 1 No. 1 Tau 2008
Excy S,, AvpuL B., Dyas Panama
memberikan kegiatan yang baru dengan
menggunakan media gambar dengan
‘Leading Questions’, situasi siswa
setelah proses pembelajaran berakhir.
G. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research)
Rancangan Siklus Penelitian yang
direncanakan ada 2 (dua) siklus Model
Kemmis and Mc Taggart.
Hi. Tahap perencanaan
Guru menyiapkan —_skenario
pembelajaran berupa: persiapan mengajar
yang berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, materi pembelajaran,
waktu, metode, media dan alat pelajaran,
pedoman pengamatan berupa instramen
yang berisi pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar serta instrumen berupa
format penilaian berbicara.
I. Tahap pelaksanaan
Peneliti melaksanakan kegiatan sesuai
tahapan yang ada pada perencanaan. Tahap
pelaksanaan ini terdiri dari 3 kali pertemuan
yang terdiri dari pertemuan pertama
pengajaran kondisi awal, pertemuan kedua
pengajaran siklus 1, dan pertemuan ketiga
pengajaran siklus 2 3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini pencliti mengamati proses
pelaksanaan baik dalam kondisi awal, siklus
1, dan siklus 2. Data yang diperoleh dibuat
dalam bentuk catatan lapangan.
J. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti mendiskusikan
hasil temuan di kelas bersama kolaborator.
5Pennsckatan KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRS...
Temuan ini berupa hal yang positif dan
hal yang negatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
A. Deskripsi Sikdus I
Siklus I dilakukan dalam 1 kali
perterman pada tanggal 7 September 2006.
Pada siklus ini materi yang diberikan
dengan tema ’Health’.
Perencanaan: Merencanakan kegiatan
belajar mengajar, memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan
tema ‘Health’ secara klasikal, memberi
pertanyaan lisan secara klasikal dengan
menggunakan gambar, secara kelompok.
bertanya dan menjawab pertanyaan lisan
yang sesuai dengan gambar yang
diberikan, masing-masing kelompok
memberi satu pertanyaan lisan ke kelas
sesuai dengan gambar, melakukan
pengamatan, melakukan penilaian
proses
Pelaksanaan: Melaksanakan
pembelajaran yang mengacu pada
skenario
Pengamatan: Melaksanakan
pembelajaran yang mengacu pada
skenario
Reflekst: Melakukan evaluasi tindakan
memperbaiki pelaksanaan tindakan
Deskripsi Sildus I
Siklus II dilakukan dalam 1 kali
pertemuan pada tanggal 9 Nopember 2006.
Pada siklus ini materi yang diberikan masih
sama dengan tema pada siklus | yaitu tema
46
Merencanakan kegiatan
belajar mengajar: Memberi pertanyaan
lisan secara klasikal dengan
menggunakan gambar yang diberi
keterangan, secara kelompok bertanya
dan menjawab pertanyaan lisan yang
sesuai dengan gambar. Masing-masing
kelompok memberi satu pertanyaan
lisan ke kelas sesuai dengan gambar
Pelaksanaan: Melaksanakan
pembelajaran yang mengacu pada
skenario
Pengamatan: Melakukan observasi
kelas menilai hasil tindakan
Refleksi: Melakukan evaluasi tindakan
memperbaiki pelaksanaan tindakan
C. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar
Siklus
Dari sebelas responden yang diamati
pada kedua siklus, secara keseluruhan
menunjukkan peningkatan rata-rata nilai
kemampuan berbicara yang bervariasi
antara 0,45 sampai dengan 1,27 poin dengan
gambaran sebagai berikut:
Sikdus 1
Aspek Pengucapan responden yang
mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak
5 siswa. Jumlah total skor 27, rata-rata 2,45.
Aspek tatabahasa responden yang mendapat
skor 2 sebanyak 5 siswa, sedangkan yang
mendapat skor 3 sebanyak 6 siswa, Jumlah
total skor 28, rata-rata 2,54, Aspek kosakata
responden yang mendapat skor 1 sebanyak
4 siswa, yang mendapat skor 2 sebanyak 5
siswa, sedangkan yang mendapat skor 3
JurwatLinakar Mur PeNpIbikan Vorums 1 No. 1 Tasun 2008sebanyak 2 siswa. Jumlah total skor 20, rata-
rata 1,81. Aspek kelancaran responden yang,
mendapat skor 1 sebanyak 3 siswa, yang
mendapat —skor 2 sebanyak 4 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak
4 siswa. Jumlah total skor 23, rata-rata 2,09,
Aspek Pemahaman responden yang
mendapat skor 1 sebanyak 4 siswa, yang
mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak
1 siswa. Jumlah total skor 19, rata-rata 1.72.
Sildus I
Aspek Pengucapan responden yang
mendapat skor 2 sebanyak 2 siswa, yang
mendapat skor 3 sebanyak 8 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak
1 siswa. Jumlah total skor 32, rata-rata 2,90.
Aspek Tatabahasa responden yang
mendapat skor 3 sebanyak 7 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak
4 siswa. Jumlah total skor 37, rata-rata 3,36.
Aspek Kosakata responden yang
mendapat skor 2 sebanyak 4 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak
7 siswa, Jumlah total skor 29, rata-rata 2,63.
Aspek Kelancaran responden yang
mendapat skor 2 sebanyak 2 siswa, yang
mendapat skor 3 sebanyak 6 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 4 sebanyak
3 siswa, Jumlah total skor 34, rata-rata 3,09.
Aspek Pemahaman responden yang
mendapat skor 2 sebanyak 6 siswa,
sedangkan yang mendapat skor 3 sebanyak
5 siswa. Jumlah total skor 27, rata-rata 2,45.
Peningkatan skor yang paling sedikit
adalah pada aspek Pengucapan yaitu 0,45
poin dan yang paling banyak adalah pada
uRNAt LingKAR Mutu Penpipwan Votoms 1 No. 1 Tasuw 2008,
Buy S.,Asput B., Dvax Parana
aspek Pemahaman yaitu sebanyak 1,27
poin.
Responden yang diamati lebih
menguasai aspek Tatabahasa dibanding
aspek yang Jain baik pada Siklus | (rata-rata,
skor 2,54) maupun pada siklus II (rata-rata
skor 3,36). Dari data juga diperoleh
keterangan bahwa aspek Pemahaman adalah
yang paling rendah skornya baik pada siklus
1 (1,72) maupun di siklus I (2,45).
Sedangkan pada kondisi awal keenam
indikator pada lembar pengamatan
(keaktifan bertanya, keaktifan menjawab,
memberi pendapat, kerjasama dengan
teman, meminta pendapat, membuka
kamus) pada kesebelas siswa yang diamati
umumnya masih kurang. Namun pada
siklus Il keenam indikator umumnya
mengalami peningkatan yaitu masuk
kategori cukup. Pada siklus II keenam
indikator umumnya sudah baik.
Dilihat dari aspek kosakata, rata-rata
siswa mendapat skor 2,22 artinya siswa
masih banyak yang menggunakan kosakata
secara salah dan kosakata terbatas sehingga
sulit dipahami. Selain aspek tersebut, aspck
pemahaman juga tampak masih kurang
meskipun ada peningkatan dari siklus 1 ke
siklus Il, rata-rata siswa mendapat skor 2,08
artinya siswa masih susah mengikuti apa
yang dikatakan, hanya memahami
percakapan yang bersifat sosialisasi dengan
bicara lambat dan banyak pengulangan.
Sedangkan dari aspek tatabahasa, aspek
yang mendapat skor paling tinggi dengan
skor rata-rata 2,95 artinya siswa masih
sering membuat kesalahan tetapi tidak
mempengaruhi makna.
47PENINGKATAN KEMAMPUAN BERRICARA BAHASA INGORE...
Dari hasil pengamatan menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media gambar
keaktifan dan kemampuan siswa meningkat
dan suasana kelas lebih menyenangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
Inggris siswa kelas VIII SMPN 277 Jakarta.
Dati hasil pengamatan menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media gambar
keaktifan dan kemampuan siswa meningkat
dan suasana kelas lebih menyenangkan.
Dari tiga kegiatan yang dilakukan oleh
gvru, kita dapat membandingkan babwa
kegiatan pada sikhus satu lebih baik daripada
kondisi awal dan kegiatan pada siklus dua
lebih baik daripada kegiatan siklus satu.
B. Saran
Melalui penelitian tindakan kelas ini
penulis menyarankan beberapa hal sebagai
berikut :
- Guru bahasa Inggris sebaiknya
menggunakan media yang dapat
dijadikan alat bantu pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik perhatian
siswa.
- Pemberian motivasi secara intensif
kepada siswa dalam proses pembelajaran
sangat berarti , dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris.
- Guru memberikan pujian pada siswa
yang menunjukkan kemampuan dalam
berbahasa Inggris.
48
- Dalam proses pembelajaran guru tidak
perlu langsung mengoreksi kesalahan
yang dilakukan oleh siswa dalam
penggunaan bahasa yang dipakai, tetapi
dapat dibahas secara umum atau klasikal
DAFTAR PUSTAKA.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Brown, Gillian and George Yule. 1983. Teaching The
Spoken Language: An Approach Based On The
Analysis of Conversational English. Camivridge:
Cambridge University Press.
Fries, CC. 1945. Teaching and Learning English as
@ Foreign Language. Ann Arbor: Michigan
University.
Gerlach, V.G. and Ely, D.P, 1971. Teaching and
Media. A Sytematic Approach. Englewood Cliffs:
Prentice-Hall, Inc.
Gagne, R.M. (Ed.). 1987. Instructional Technology.
Foundations. Hillsdale: Lawreace Erlmaum
Associates, Publishers.
Hidayat, Rehayu 8. 1990. Pengetesan Kemampuan
Membaca Secara Komunikatif. Jakarta:
Intermasa.
Hughes, Arthur. 2003. Testing for Language
Teachers. USA: Cambridge University Press.
Kemp, J-E. and Dayton, D.K. 1985. Planning dan
Producing Instructional Media (Fifth Edition).
‘New York: Harpet & Row, Publishers.
Latuheru, J.D. 1993. Media Pembelajaran dalam
Proses Belajar-Mengajar Kini. Ujung Pandang:
Penerbit IKIP Ujung Panjang,
Richards, Jack C. 1990. “Communicative Needs In
Foreign Language Learning” in Richard Rossner
‘and Rob Bolitho. Currents of Change in English
Language Teaching. Oxford: Oxford University
Press.
Sujana, N. dan Rivai, A. 1990, Media Pengajaran.
Bandung: Penerbit C.V. Sinar Baru Bandung.
Tarigan, Henri Guntur. 1985. Berbicara sebagai
Suaiu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkase,
Turnat Liga Mutu Pexpinikan Voruns 1 No. 1 Tarun 2008