Anda di halaman 1dari 7

Gambaran umum

Etiologi

Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok paramyxovirus, yang juga
termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease. Ukuran dari
partikel paramyxovirus sebesar 90 300 m. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan
serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai
tunggal genusRubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae. Virus
mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus
ini juga memiliki dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat
larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin
permukaan.
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari
pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 C, oleh formalin, eter, serta
pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik. Virus masuk dalam tubuh melalui hidung atau
mulut.Virus bereplikasi pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke kalenjar limfa
local dan diikuti viremia umum setelah 12-25 hari (masa inkubasi) yang berlangsung selama 3-5
hari. Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium, pancreas, tiroid,
ginjal, jantung atau otak. Virus masuk ke system saraf pusat melalui plexus choroideus lewat
infeksi pada sel mononuclear. Masa penyebaran virus ini adalah 2-3 minggu melalui dari ludah,
cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Virus dapat diisolasi dari
saliva 6-7 hari sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah munculnya pembengkakan pada
kalenjar ludah. Penularan terjadi 24 jam sebelum pembengkakan kalenjar ludah dan 3 hari
setelah pembengkakan menghilang

Epidemiologi

Patofisiologi
Manifestasi klinis

infeksi virus sistemik lainnya, parotitis dapat menyebabkan supresi sementarahipersensitivitas


jenis lambat terhadap antigen yang telah dikenal sebelumnya, seperti protein tuberkulin.
1

MANIFESTASI KLINIS
Kejadian Protitis terbagi menjadi dua stadium, yaitu Stadium Prodromal yangmuncul pada
1sampai 2 hari dan Stadium Pembengkakan yang muncul 7 sampai 9hari.

Gejala pertama dari parotitis adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan,terutama jika menelan
cairan asam. Jika kelenjar liur disentuh, maka akan timbul nyeri.Gejala parotitis muncul dalam
waktu 12 sampai 24 hari setelah terinfeksi.
3Mulainya parotitis biasanya tibatiba, meskipun mungkin didahului oleh periode prodromal sepe
rti malaise, anoreksia, rasa menggigil, demam, nyeritenggorokan, dan nyeri pada sudut rahang. A
kan tetapi, pada beberapa kasus, pembengkakan parotis merupakan petunjuk penyakit pertama. K
elenjar membesar secara progresif dalam waktu 1 sampai 3 hari, dan pembengkakan menghilang
dalamsatu minggu setelah pembengkakan maksimal. Kelenjar yang membengkak meluas
daritelinga sampai bagian bawah ramus mandibula dan sampai bagian inferior arkuszygomaticus,
seringkali menggeser telinga ke atas dan keluar. Kulit di atas
kelenjar biasanya tidak hangat atau eritema, berlawanan dengan tanda yang ditunjukkan oleh ba
kteri parotitis.Edema parotitis dijelaskan sebagai elatoinosa dan jika kelenjar yang
terkenaterpuntir, maka kelenjar menggulung seperti jelli. Pembengkakan dapat hannyamengenai
kelenjar submaksilaris dan sublingualis dan dapat meluas sampai bagiananterior dada,
menimbulkan edema parasternal. Terkenanya kelenjar submaksilaris sajasudah dapat
menyebabkan kesulitan dalam membedakan parotitis dari adenitis
servikalakut. Pembengkakan glottis jarang terjadi, tetapi jika terjadi akan membutuhkantrakeosto
mi. Umumnya, parotitis disertai dengan temperature 37,8 sampai 39,40C (100 sampai 1030F),
malaise, sakit kepala, dan anoreksia, tetapi gejala sistemik mungkintidak ada, khususnya pada
anak. Pada sebagian besar pasien, keluhan utama adalahkesulitan makan, menelan, dan berbicara

Epididimoorkitis
Parotitis disertai komplikasi orkitis pada 20 sampai 30 persen laki-laki
pasca- pubertas. Terkenanya testis biasanya tampak 7 sampai 10 hari setelah mulainya parotitis,
maskipun mungkin terjadi lebih dahulu atau muncul secara bersamaan.Terkenanya gonad terjadi

bilateral pada 3 sampai 17 persen pasien denganepididimoorkitis. Orkitis ditandai dengan


timbulnya lagi malaise dan rasa menggigil,sakit kepala, nausea, dan muntah. Testis menjadi
sangat membengkak dan nyeri akut.Kadang terdapat epididimitis tanpa orkitis. Pembengkakan,
nyeri, dan peka menetapselama 3 sampai 7 hari dan berkurang secara bertahap, lisis demam
biasanya paraleldengan berkurangnya pembengkakan. Suhu tubuh kadang turun dengan krisis.
Orkitis parotitis diikuti dengan atrofi testis yang progresif pada sebagian kasus. Bahkan
setelahorkitis bilateral, strilitas tidak biasa terjadi, menyatakan atrofi yang signifikan
tidak terjadi. Akan tetapi, jika atrofi testis bilateral terjadi setelah parotitis, sterilitas atau jumlah
sperma di bawah normal cukup sering terjadi. Infark paru terjadi setelah
orkitis parotitis. Hal ini terjadi akibat thrombosis vena dalam prostat dan pleksus pelvikus bersa
maan dengan inflamasi testis.
1
Pankreatitis
Terserangnya pancreas merupakan manifestasi parotitis yang berbahaya dan jarang disertai
komplikasi renjatan atau pembentukan pseudokista. Pancreatitis diduga pada pasien dengan nyeri
abdominal an sensitivitas yang abnormal bersamaan
dengantanda klinis atau epidemiologic parotitis. Hal ini sulit dibuktikan, karenahiperamilasemia,
tanda pankretitis juga sering terdapat pada parotitis. Beberapa
kaligejalanya menyerupai gastroenteritis. Meskipun diabetes atau indufisiensi pancreas

jarang terjadi setelah pancreatitis parotitis, beberapa anak menderita diabetes yang sulitdikontrol
beberapa minggu setelah parotitis.
Terserangnya Sistem Saraf Pusat
Pasien parotitis sebagian besar mengalami peningkatan sel, biasanya limfosit,cairan
serebrospinal, sedangkan yang lainnya berupa gejala meningitis, leher kaku,sakit kepala, dan
mengantuk. Pada kasusu yang khas, mulainya tanda dan gejala systemsaraf pusat yang nyata
terjadi 3 sampai 10 hari setelah mulainya parotitis. Akan
tetapi,gangguan system saraf pusat timbul sebelum parotitis atau 2 sampai 3 minggukemudian.
1
Manifestasi Lain
Virus parotitis cenderung menyerang jaringan kelenjar. Inflamasi dari kelenjar lakrimalis,
timus, tiroid, payudara, dan ovarium kadang terjadi. Virus parotitis
terlibatsebagai penyebab tiroiditis subakut. Miksedema okuler pada parotitis meliputidakrioadeni
tis, neuritis optika, keratitis, iritis, konjungtivitis, dan episkleritis.Miokarditis parotitis

secara primer ditandai dengan abnormalitas elektrokardiogramyang bersifat sementara. Hal ini
biasanya tidak menyebabkan penyakit simtomatik ataumengganggu fungsi jantung, tapi kematian
yang jarang terjadi pernah dilaporkan.Demikian pula, terlibatnya hepar dimanfestasikan dengan
abnormalitas ringandari fungsi hati, tapi ikterus dan tanda klinis lainnya karena kerusakan hati
sangat jarang terjadi. Trakebronkitis dan pneumonia interstisial juga menyertai infeksi parotitis,
khususnya pada anak kecil. Manifetasi lain yang jarang terjadi pada parotitistapi sangat menari
adah poliartritis yang seringkali berpindah-pindah. Gejala sendimulai muncul 1 sampai 2 minggu
dan berakhir sekitar 1 sampai 12 minggu.
Munculnyayang biasa terlambat setelah parotitis dan kegagalan mengisolasi virus dari cairansino
vial menunjukkan mekanisme yang diperantari imunologik. Glomerulonefritis

perdarahan akut tanpa ditemukan adanya streptokokosis telah dilaporkan setelah parotitis.
Hubungan kedua penyakit ini tidak jelas.
1
Komplikasi Lanjut
Infeksi parotitis yang persisten dapat dianggap sebagai penyebab dari
miositis badan inklusi, miopati inflamasi kronik yang terjadi terutama pada decade keenam.Tida
terdapat bukti bahwa keturunan dengan defek congenital lebih sering terjadi padaibu yang
menderita parotitis selama kehamilan. Akan tetapi, penyakit parotitis selamatrimester pertama
kehamilan disertai dengan meningkatnya resiko abortus spontan

Oral
Kemerahan dan pembengkakan sekitar saluran stensen. Endema faring dan palatum molle
homolateral menyertai pembengkakan parotis. Edema akut laring. Pembengkakan kelenjar
submandibula
Endemik
Daerah-daerah yang berpotensi sebagai endemik penyakit gondok
Dataran tinggi dan pegunungan
Daerah dengan tingkat ekonomi yang rendah

Terapi

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang kurang
dini :
Orkitis : Peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena
mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi
kemandulan.
Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telur. Timbul nyeri perut yang ringan
dan jarang menyebabkan kemandulan.
Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala,
kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan
kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis
cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau
kelumpuhan otot wajah.
Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita
merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1
minggu dan penderita akan sembuh total.
Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam
jumlah yang banyak.
Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita
panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri
(antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan
kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye (Pengaruh aspirin pada
anak-anak).
Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat
tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres es pada area
testis yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang mengalami serangan virus apada
organ pankreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan
cairan melalui infus.
Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan
dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti
mikroba, sehingga pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita
kembali baik dengan sendirinya.
Mumps sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yg sembuh sendiri tanpa
diobati). Penderita Mumps sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya
asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Jika pada jaman dahulu Mumps diberikan blau (warna biru untuk mencuci pakaian), sebenarnya
itu secara klinis tidak ada hubungannya. Kemungkinan besar hanya agar anak yang terkena
penyakit Mumps ini malu jika main keluar dengan wajah belepotan blau, sehingga harapannya
anak tersebut istirahat dirumah yang cukup untuk membantu proses kesembuhan

2. Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain3. Pasien koma4. Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya5.
Nyeri berat tak terkendali6. Glaukoma sudut sempit7. Kehamilan atau laktasi8. Diketahui intoleran terhadap
alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)
Efek Samping
Sebagaimana obat, selain memiliki efek yang menguntungkan diazepam jugamemili
ki efek samping yang perlu diperhatikan dengan seksama. Efek sampingdiazepam
memiliki tiga kategori efek samping, yaitu :1. Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk 2.
Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition3. Efek samping yang jarang sekali
terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias,
blurred vision, kehilangankeseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of
liver,drug dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false Sense of wellbeing,fatigue, general weakness, headache disorder, hypotension, Increased
bronchialsecretions, leukopenia, libido changes, muscle spasm, muscle weakness,nau
sea, neutropenia disorder, polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder,sialorrhea, s
kin rash, sleep automatism, tachyarrhythmia, trombositopenia,tremors, visual changes,
vomiting, xerostomia.Perhitungan dosis :0,3 0,5 mg/kgbb/kali0,3 x 14 : 4,2 mg0,5 x 14 : 7Sediaan tab 5 mg

diberikan 1 tab ( pulv )


Prednison 1 tab ( pulv ) 3 x 1
Senyawa teroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki stuktur kimiatertentu yang
memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Suatumolekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal tubuh dikena
ldengan nama senyawa kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi
dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu glukokortikoid dan
mineralokortikoid.Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa,
sedangkamineralokortikosteroid memiliki retensi garam. Pada manusia, glukortikoid alami yangutama
adalah kortisol atau hidrokortison, sedangkan mineralokortikoid utama adalahaldosteron. Selain
steroid alami, telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik, yangtermasuk golongan obat yang
penting karena secara luas digunakan terutama untuk pengobatan penyakitpenyakit inflasi. Contoh antara lain adalah deksametason, prednison, metil prednisolon,
triamsinolon dan
betametason.Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintetis protein.
Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif. Hanya
di jaringan target hormon ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalamsitoplasma sel
dan membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan komformasi, lalu
bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin.Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan
sintetis
protein spesifik.Induksi sintetis protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik stero
id.Menurut Theodorus (1994) tentang indikasi, kontra indikasi, interaksi obat,
efek samping dari penggunaan prednison yaitu:Indikasi :Insufisiensi adrenal, nefrotik sindrom,
penyakit kolagen,

asma bronchial, penyakit jantung, reumatik, leukemia limfositik, limfoma, edema serebral,konjun
gtifitis alergika, otitis eksterna, penyakit kulit.Kontra indikasi :Infeksi jamur sistemik,
hipersensitifitas, hati-hati pemberian pada penderita colitis ulserasif, insufisiensi ginjal,
hipertensi, infeksi pirogenik
Interaksi obat :Fenitan, fenobarbital, efedrin, rifampin, meningkatkan bersihan
obatini. Merubah respon anti koagulan bila diberi bersama,
kejadian hiperkakemiameningkat bila diberi bersama diuretika hemat kalsium.Efek samping :Mual,
penurun berat badan, jerawat, lemah, menipisnya tulang,retensi cairan, ulkus reptikum, bingung.Pemberian dosis :
1 2 mg/kgbb/ hr 1 x 14 kg : 14 mg/hr

14/3 : 4,6 mg2 x 14 : 28 mg/hr

28/3 : 9,3 mgSediaan tab 5 mg

1 tab ( pulv )Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus parotitis. Pasien
dengan parotitis sebaiknya mendapat perawatan mulut, analgesik, dan diet yang dihaluskan.Istiraha
t di tempat tidur hanya dianjurkan untuk pasien demam

Anda mungkin juga menyukai