Anda di halaman 1dari 11

BAB III

JENIS JENIS PERAWATAN

3.1 Pendahuluan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan
yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai
aktifitas

untuk

mencegah

kerusakan,

sedangkan

istilah

perbaikan

dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.


Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat
dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar
Berikut :

Gambar 3.1 Diagram Perawatan

11

1. Preventive Maintenance.
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(Preventive).
Ruang lingkup pekerjaan preventive termasuk :
-

Perawatan Harian

Perawatan berkala

Inspeksi

Perbaikan kecil

Pelumasan dan Penyetelan

Yang bertujuan untuk menjaga mesin atau peralatan berjalan dengan baik
selama beroperasi.
Program PM harus dimulai dari tahap perencanaan (design) hingga tahap
penyediaan spare parts, diantaranya adalah :
a.

Design dari alat/mesin yang digunakan dengan mempertimbangkan


beban dgn kondisi lingkungan kerja

pemakaian alat/mesin dan

sebagainya.
b.

Pembentukan repair team.

c.

Pengadaan pelengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan.

d.

Inspeksi/pemeriksaan secara periodik.

e.

Arsipkan data-data tentang perawatan sebagai riwayat hidup.

f.

Pengadaan suku cadang.

Dalam pelaksanaanya ada 4 tindakan yang dapat dilakukan, yaitu :

12

1. Time directed yang bertujuan pencegahan langsung pada sumber


kerusakan sebagai contoh tindakan overhaul dan penggantian suku
cadang
2. Condition Directed yang bertujuan untuk mendeteksian kerusakan atau
gejala-gejala kerusakan
3. Failure Finding yaitu menemukan kerusakan yang tersembunyi dengan
pemeriksaan berkala
4. Run to failure yaitu peralatan dipakai sampai rusak, karena tidak ada
tindakan

yang

ekonomis

dapat

dilakukan

untuk

pencegahan

kerusakan
2. Perawatan korektif
Corrective Maintenance adalah perbaikan pada bagian-bagian mesin
yang rusak (repairing) atau memerlukan penggantian spare part
(replacing), selain itu mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan dan
mengatasinya dengan cepat. Prinsip pekerjaan yang dikerjakan pada
Corrective Maintenance adalah job perbaikan equipment yang telah
terpasang equipment cadangannya, jadi pengerjaan di bagian ini relatif
tidak mendesak karena equipment yang telah direpair nantinya dibungkus
dan disimpan di gudang spare.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar
peralatan menjadi lebih baik. Yang termasuk dalam cakupan Corrective
Maintenance adalah:
I. Repair Equipment
Equipment yang termasuk disini adalah Pompa, Kompressor,
Blower, Konveyor, Boiler, dan alat-alat pendukung produksi yang lain.
Prinsipnya pekerjaan yang dikerjakan disini adalah bersifat tidak
terlalu mendesak pengerjaan di Repair Equipment yaitu:

Recondition

13

Kegiatan mengembalikan kondisi mesin kekondisi semula setelah


performance mesin menurun. Seperti balancing, realignment, dan
penggantian seal.

Cleaning
Kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan kondisi bersih, rapi,
dan nyaman dengan menghilangkan benda-benda asing yang
masuk pada mesin dan pencegahan adanya sumber kontaminasi.

Overhaul
Kegiatan membongkar total seluruh komponen serta diperiksa dari
kerusakan dan keausan, biasanya pada overhaul diikuti dengan
penggantian

bearing,

penggantian

gland

packing,

seal,

pemopokan, pembubutan ulang, desain ulang, perbaharuan


pelumas, dan pembersihan.
3. Perawatan prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan alat baik panca indra
maupun dengan alat-alat monitor mesin.
4. Perawatan berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan
dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatanperalatan yang harus beroperasi terus menerus dalam melayani proses
produksi.

5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdwon Maintenance)


Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan,
dan untuk perbaikanya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan darurat (Emergency Maintenance)
14

Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi


kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
3.2 Siklus Perawatan
Metode perawatan terencana merupakan suatu bentuk pelaksanaan
perawatan yang terjadwal. Klasifikasi perawatan dalam preventive
maintenance, menurut HP.GARD (1976) dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Inspection
Kegiatan inspection meliputi:
- Memeriksa fungsi dari mekanisme kecepatan putar.
- Memeriksa dan menyetel kopling, poros, bantalan, baut, dll.
- Membersihkan filter oli pelumas, sistem pengolian dan penyalur
oli, serta debu atau kotoran.
- Mengencangkan baut baut dan mur mur pengikat, ganti bila
perlu.
2. Small repair
Kegiatan small repair meliputi:
- Membongkar 2 3 unit bagian peralatan yang kemungkinan
besar akan aus atau kotor dan membersihkannya.
- Mengadakan perbaikan bila diperlukan atau yang telah dicatat
pada inspeksi.

3. Medium repair
Kegiatan medium repair meliputi:
- Kerjakan semua kegiatan di small repair ditambah dengan
membongkar semua bagian yang kemungkinan akan aus dan
harus diganti atau diperbaiki.
- Mengecat permukaan mesin yang sudah rusak.
- Kalibrasi ulang dengan melakukan levelling pada mesin.
4. Overhaul
Kegiatan pada overhaul meliputi:
15

- Ulangi semua kegiatan medium repair, tetapi pembongkaran


yang menyangkut setiap unit, semua komponen yang sudah
rusak atau aus diganti dengan komponen baru.
- Pemeriksaan pondasi mesin (pemasangan kedalam pondasi)
dan perbaiki jika diperlukan.
- Gerinda semua permukaan pengarah.
- Mengecat semua permukaan yang harus dicat dengan cat yang
baru.
3.3 Prosedur Perawatan Untuk Menyusun Strategi Perawatan
1. Operate To Break Down (OTBD)

Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak


(break down).

Perawatan

dilakukan

dengan

Unplanned

Corrective

Maintenance.

Cost of Down Time sangat tinggi.

Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan


karena alasan teknis atau ekonomis pada peralatan
tertentu saja.

2. Fixed Time Maintenance (FTM)

Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk


kegiatan

maintenance,

tanpa

memperdulikan

jadwal

produksi.

Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari


peralatan. Life time ini dapat diperkirakan dan diramalkan
sebelumnya.

FTM

merupakan

dasar

dari

kegiatan

Preventive

Maintenance.

Hasil dari FTM ini masih belum memuaskan karena :

16

Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga


memerlukan biaya yang sebenarnya masih belum
perlu.

Ada kemungkinan part sudah terlebih dahulu rusak


(break down) sehingga menimbulkan down time
cost tinggi.

17

3. Condition Based maintenance (CBM)

Prosedur ini dapat dianggap sebagai just in time


maintenance

Langkah-langkah yang dilakukan

Menemukan
menjadikannya

kerusakan

kerusakan

dini,

yang

lebih

sebelum
parah

yang

mengakibatkan mesin berhenti.

Merencanakan

jadwal

perbaikan,

sehingga

dapat

dikompromikan dengan jadwal produksi.

Melakukan

perbaikan

yaitu

Planned

Corrective

Maintenance.
4. Design Out Maintenance (DOM)

Prosedur ini diambil dengan tujuan menghilangkan


kejadian

kerusakan

yang

berulang-ulang

(repetitive

failure).

Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi.

Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi sejak


awal pada tahap ide, tahap spesifikasi dan tahap
perancangan alat (lihat tahap perjalanan dari suatu alat).

5. Life Time Extension (LTE)

Bertujuan untuk memperpanjang umur dari suatu alat.

Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan


ini disebut dengan Improvement Maintenance

18

6. Redundancy (RED)

Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasi


secara paralel dengan mesin atau komponen sejenis.

Mesin "cadangan" ini beroperasi apabila mesin "utama"


nya mati.

Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan


dobel investasi.

Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan


menyebabkan down time cost yang sangat mahal, maka
prosedur ini seharusnya masih ekonomis

3.3.1 Strategi Perawatan


Strategi maintenance harus berdasarkan suatu tujuan yaitu :
Kerusakan yang tidak terencana (unplanned break down) harus dihindari
Berikut ini ada beberapa pola berfikir apabila terjadi kerusakan :

Dapatkah CBM digunakan selama mesin beroperasi?

Apabila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada


saat mesin tidak beroperasi.

Dapatkah CBM digunakan selama mesin tidak beroperasi?

Apabila tidak dapat dilakukan, maka kerjakan FTM.

Dapatkah FTM dilaksanakan ?

Bila internal diantara kerusakan sulit untuk ditemui


polanya, maka lakukan OTBD dan apabila secara
ekonomis masih menguntungkan coba lakukan RED.

Apabila

prosedur

maintenance

lainnya

tidak

dapat

dilakukan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah


RED selama secara ekonomis masih menguntungkan.

Apabila secara ekonomis RED tidak menguntungkan,


maka satu-satunya prosedur yang dapat dilakukan untuk
menjalankan maintenance adalah OTBD.

Kadangkala

OTBD dilakukan karena harga alat atau komponen sangat


murah dan tidak menyebabkan production loss.
19

3.3.2 Merubah unplanned jobs menjadi planned jobs


Salah satu sasaran manajemen perawatan adalah mengutamakan
pekerjaan-pekerjaan

yang direncanakan dan meminimasi pekerjaan

pekerjaan yang tidak direncanakan.


Untuk mencapai sasaran tersebut, maka semua pekerjaan yang sifatnya
unplanned harus segera dicermati dan dianalisis agar dapat dirubah menjadi
planned.
1. MENGGUNAKAN CONDITION MONITORING
Aktivitas untuk mengetahui kondisi peralatan dengan cara mendeteksi
kerusakan dini yang mana merupakan tahap awal dari pertumbuhan
kerusakan. Dengan mengetahui kerusakan dini, dapat direncanakan dan
dijadwalkan pekerjaan perawatan sebelum peralatan menjadi berhenti.
Dengan kegiatan monitoring, kegiatan yang tidak terencana menjadi
pekerjaan yang terencana.
Direct Preventive Maintenance akan mengurangi jumlah kerusakan, yang
mana akan menurunkan Down Time. Indirect Preventive Maintenance
misalnya Condition Monitoring, adalah dasar untuk maintenance yang
terencana.
2. MEMANFAATKAN MAINTENANCE WINDOWS
Sasaran dari aktivitas CM adalah mengusahakan sebanyak mungkin
pekerjaan yang terencana (planned job)

Perbedaan Repair Time pada

pekerjaan yang tidak terencana adalah 3 kali lebih besar dari pada pekerjaan
terencana. Untuk itu perlu koordinasi dengan production planning untuk
menyusun jadwal maintenance dan atau jadwal produksi Tidak setiap waktu
dalam jadwal produksi selalu beroperasi, melainkan ada kesempatan dimana
mesin tidak beroperasi misalnya
a. Saat penggantian tools atau dies
b. Pergantian jenis produk

20

c. Pergantian shift
d. Housekeeping, dll
Maintenance Windows dapat dilaksanakan apabila kerusakan sudah dideteksi
lebih dini sebelum terjadi kerusakan parah yang menyebabkan produksi berhenti
(breakdown)

21

Anda mungkin juga menyukai