Seperti yang sudah dibahas pada materi sebelumnya, bahwa pola penyebaran abses
dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu virulensi bakteri, ketahanan jaringan, dan
perlekatan otot. Virulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak
secara leluasa ke segala arah, ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik
menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah dirusak, sedangkan perlekatan otot
mempengaruhi arah gerak pus.
Dalam skema yang ada dibawah ini, mari kita mencoba membayangkan bahwa
cavum oris manusia adalah sebuah peta perjalanan, dimana kita pasti akan bertemu
pertigaan, perempatan, lampu merah, dan rambu lalu lintas lainnya. Lalu apa
korelasinya? Yaitu bahwa peta yang saya buat di bawah ini adalah prakiraan logis
tentang lokasi abses, darimana arah pus, akan kemana, dan kira-kira akan menjadi
kondisi seperti apa. Mari membahasnya!
Apabila terjadi sebuah kondisi abses periapikal pada sebuah gigi yang mengalami
proses infeksi, maka pada prinsipnya, pus yang terkandung harus dikeluarkan, namun
jika tidak dikeluarkan, maka ia pun dapat mencari jalan keluar sendiri, eits tunggu
dulu jangan berasumsi kalau gitu dibiarin aja!, karena pada proses perjalanannya,
pasti sakit dengan intensitas yang berbeda di tiap individu.
Kali ini, kita membayangkan jika abses periapikal tidak dirawat dengan baik agar
dapat terdrainase, tentunya pus masih akan berkutat di regio periapikal. Seperti yang
sempat disebutkan diatas tadi, sesuai dengan pola penyebaran abses yang dipengaruhi
oleh 3 kondisi :
1. Virulensi bakteri,
2. Ketahanan jaringan,
3. dan perlekatan otot.
Kondisi-kondisi yang tertulis di bawah ini adalah berkaitan dengan poin ke-2 dan ke3, karena ketahanan jaringan dan letak perlekatan otot mempengaruhi sampai dimana
arah gerak pus. Dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka akan tercipta kondisikondisi seperti yang tertera pada gambar, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku :