Anda di halaman 1dari 4
rasao1s “Tahap perkerbangan moral Kotiberg- Wikipedia bahasa indonesia, ensiopedia betas Tahap perkembangan moral Kohlberg Dari Wikipedia tahasa Indonesia, ensiktpediabebas ‘Tahapan perkembangan moral adah ukuran da tings rondabnya moral sescorng berdasarkan perkembangn penalaran moray a sepert yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahapan tersebutdibuat sat iabelajarpsikologi di Unversity of Chicago berdesarkan ‘eori yang ia buat setelah terinsp irasi hasil kerja Jean Piaget den kekagumanny2 akan reeksi anak-anak terhedap dilema moral, "I Ta menulis disertasi doktomya pada tahun 1958 2] yang menjadi awal dari apa yang sekarang discbut tahapan-tahapan perkembangan moral dari Kohlberg “Toor ini berpandangan bahwa penslran moral, yang merupakan daar dar periak ets, mempunysi snam tahapan perkembangan yang dapat terdentifikas 1a mengiati perkembangan dan keptusan moral seing penambahan usa yang emulate Piaget, Pl yang _menyatakan bahwva logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif!"] Kohiberg memperluas pandangan dasar in ‘dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipny.a bechubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan,?] walaup un ada dialog yang memp ertany akan imp ikasifilosofis dari peneltianny a SUS) Kohlberg menggunakan ceritera-ceritera tentang dilema moral dalam penclitianny'a, dan ia tertarik pada bageimana orang-orang akan menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama. Kohlberg kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga Lngkatan, pra- setiap tahapan ‘konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.|"IISI1 [eorinya didasarkan pada tahapan perkembangan konstrul ‘dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap Aingkat sebelumnya ‘Tahapan-tahapan ‘Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga Daftar isi tingkatan: pra-konvensional, konvensonal, dan pasce-konvensional 80°] Meng petsyaalah yang dikemukaan Piaget untuk suat Teotipetkembangs kognii adalah ‘sangat jarang terjadi kemunduran dalam tahapan-tahapan ini {!°1""] Walaupun © 1 Tahapan-tahapan = 1.1 PraKonvensional ‘dermikian, tidak ada suatu fungsi yang berada dalam tahapan tertingg) sepanjang waktu = 1.2 Konvensional Suga tak dimangkinkan untuk melompat sate tahapan,seiaptahap merit = 13 Pasci-Konvetsional perspekti yang bau dan dipecikan, dan leis Komprchensif Bergan. dan tevsterasi = 2.Contoh dea moral yang diginakan Aipanding tabapsebelumnya "1 = 21 Dilema Heinz Tingkat | (Pra-Konvensional) = 3 Keri = 4 Lib pula Orientas kepatuhan dan hukuran 5 Referens 2. Orintasi mat pribad 2 6 Bacaan lebih lant ‘= 61 Bacaan Bahasa Indonesia (Apa untungnya buat saya?) = 7 Pranala iuar Tingkat 2 (Konvensional 3. Orientas keseraian interpersonal dan Konformitas ( Sikap anak baik) 4, Oriantas tris dan pemelharaanaturan sosial (Moratias hukum dan atwan) Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) 5. Orientasi kontrak sosial 6, Prinsip etika universal ( Principled conscience) Pra-Konyensional ‘Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumny a ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam (ahap ini, Seseorang. yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari sualu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk ‘egosentis hitpstcvikipediaorahili/Tahap_perkembangan moral Kohlberg 1 tagno1s Tahap prtertangan ral Kater - Wipe bata noi, erie ets Dalam tahappertama,indvid-ndivi mefokuskan divi pad konsckuersilangtng dari indakan mereka yang divasakan seni, Seba contoh, su tindakan ding sah secara moral ba orangy ang melakukarnya dihukum, Semakin kerasbukuman diberikan diangsip seman sala tindakan it"! Sebogutambahen a idak thu baka sudut pandang orang lin becbed dari sudut pandang drnya. Tahapan in bisa dha sebagai sejenis otoritersme Tahap dua menempati posi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatiny a Penalaran tahap dua Kurang menunjukkan pethatan pada Kebutuhan oranglain, hanya sampai tap bila Kebutuan tu juga berpengaruh terhadap -kebutuhannya sendir, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk juga pungzungmu.") Dela tahap dua pethatian kepada ‘orangin tidak didasari ole loyalitas atau fektor yang brit intrnsik. KeKurangan perspektif tentang masy arakat dalam tingkat pra- onvensioral,herbeda dengan Kontraksosial (lahap ima), sebab semua indakan dilakukan untuk melayani kebutuhan di send aja, Bagh rereka dai tahap dua, perpekti dunia dat sebagai sesuetu yang bersifat relat secara moral Konvensional ingkat konvensional umumny a ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkanny a dengan pandangan dan harapan masy arakat, Tingkat konvensional teriti dari tahap Ketiga dan keempat dalam perkembangan moral. Dalam dahap dig, sescorang memasuki masyarakat dan memilki peran Sosa. Individu mau menerina perstujuan atau ketiaksetujuan dari orang orang nin arena hal ersebut merflekskan perelujuan musyarakaltehadap poran yang dimlkinya, Mereka mencoba menjadi seoranganak baik untuk memenhi harapantersebut, I karen telah mengetahu’ ada gnsnya melakukan hal tersebut Penlaran tap tga meni moralitas dar suatu tindakan dengan mengevaluas konsckuensinye dalam bentuk hubungsn interpersonal, yang mula meny etakan hal sepertrasahormat, ras erimakasin, dan golden rule. Keinginan nul memati turan dan otorias ada hanya untuk membant peran sosial yang stereotip ini Maksud dari suat tindskan memaiken peren yanglebihsigiikan dalam penalaran i ehap in mereka bermaksud bai, 14) Dalam éahap empat, adalah penting untuk mematulhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat, Penalaran moral dalam tabap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga, -kebutuhan masy arakat harus melebihi kebutuhan pribaai, Tdealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam kasus fundamentalism, Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu- schingga ada kewajiban atau tugas untuk mematubi hukum dan aturan, Bila seseorang melanggar hukum, maka ia salah secara moral, sehingge celaan menjadi faklor yang signifikan dalam tahap ini karena memisahkan yang buruk dari yang baik Pasca-Konvensional ‘Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Keny ataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masy arakat kini menjadi semakin jelas, Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masy arakat, Akibat “hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat tingkatan pasea-konvensional seringtertukar dengan perilaku pra-konvensional Dalam éahap lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nila-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa ‘mereka dihormati dan dihargai tana memihak. Permasalahan yang tidak dianggap sebagai relat seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat. Kenyataanny., tidak ada pilihan yang pasti benar atau absolut 'memang anda siapa membuat keputusan kalau yang Iain tidak’? Sejalan dengan itu, hukum dilihat sebagai kontrak sosial dan bukannya keputusan kaku, Aturan-aturan yang tidak mengakibatkan ‘kesejahteraan sosial harus diubah bila perlu demi terpenuhiny-a kebaikam terbarryak untuk sebanyak-banyaknya orang.ll Hal versebut diperoleh melalut keputusan may oritas, dan kompromi. Dalam bal ini, pemerintahan yang demokratis tampak berlandaskan pada penalaran Aahap Tima, Dalam fahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan Komitmen terhedap Keadan juga menyertakan Keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidek adil. Hak tidak perla sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusandihaslkan secarakategors dalam cara yang absolut dan bukanny a secarahipoets secara kondisional int imperatfkategors dari Immanuel Kant"), Hal ini bisa diakukan dengan rmembay angkan apa yang ekan diakukan sescorang saat menjadi orang lin, yang, mensktkan apa yang diakukan bila erp kiran sara (iat vel of ignorance dari John Rawis*), Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara in, tndakan tidak pernah menjadi ‘aa tpi sella menjadi asi, seseorang bertindak Karena hal itu benar dan bukan Karena ada maksud pra, sesuatharapan, leg, tau sud disetujuisebelamny a, Walau Kohlberg yakin bahvwa tahapan ini ada, a merasakesulitan untuk menembkan seseorang Yang ‘enggunakannya secarakonsisten, Tampakna orang sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapaitahap enam dari model Kohlberg in !"" Contoh dilema moral yang digunakan Kohiberz meny usun Wawancara Keputusan Moral dalam disertasi aslinya pada tahun 1958 ! Selama kurang lebih 45 menit dalam ‘wawancara semi-tetstruktur yang dirckam, pewawancara menggunaken dilema-dilema moral untuk menentukan penalaran moral tahapan ‘mana yang diginakan partisipan. Dilemany berupa ceriterafiksi pendek yang mengzambarkan situasi yang mengharuskan seseorang membuat keputusan moral. Partisipan tersebut diberi serangkaian pertany aan terbuka yang sistemas, seperti apa yang mereka pikir tentang, tindakan yang scharusny a dilakukan, juga justifikasi seperti mengapa tindakan tertentu diangsap benar atau salah, Pemberian skor dilakukan tethadap bentuk dan struktur dari jawabanejawaban tersebut dan bukan pada isiny, melalui serangkaian dilema moral diperoleh skor secara ‘keseluruhan 210) hitpstcvikipediaorahili/Tahap_perkembangan moral Kohlberg 26 rasao1s “Tahap perkerbangan moral Kotiberg- Wikipedia bahasa indonesia, ensiopedia betas Dilema Heinz Salah satu diema yang diginakan Kolberg dalam penelitianawlnya adalah dilema apateker: Heinz Mencuri Oba i ropa’ Scorang perempusn sush harpir meningeal dunia akitatsemacam Kanker, Ada swt obat yang menurt dokter dapat menyclamatkannya. Obattuadslahsemacam radium yang baru aja dtemkan oleh seorang apotcker di kota yang sama, Glut itumahal ongkos pembuscannva,tetapi si apoteker menjualsya sepuuh kal lipat ongkes pembuetanny erscbut 1a smembayat $200 untuk tao tersebu dan menjusnya $2.000 anti saludos Kev oba rset. Suan dart perempusn ‘yang sakit, Heinz, peri ke stiap orang yang dia Kenal untuk merainjam tang, tapi cuma meraperoleh $1,100, stengah dart harga ott scharuswa. Ia becertera kepada apoteker bah sterinya suis sekarat dan memintanya untuk dapat menjun obat dengan lebh murah atau memperbolehkan dia melunasinya di Kemulan bar Tetap si apoteker rmengstakan’ “Tidak, saya yang menemukan obat itu dan sya akan meneari wing dari obat tx” Heinz menjadi puts asa dan membongkar apotek tersebut untuk mencuei obat des istrinva Haruskah Heinz membongkar apotek itu untuk mencuri obet bagi isterinya? Mengapa?(®) Dari sudut pandangeoretis, apa yang menurutpartisipan pes dada oleh Hen tlalah pening Teor Kohergberpendapatbahwa jotta yang diperkanolh partispenah yang sigan, bentvk dai repon mereka) Kritik Salah sara kit terhaapteoc Kohlberg adalah bahwa tor tersebut tral menekankan pas keaian dan mengabaikan norma yang lainnya. Konsekuensny4, tor iu tidak akan meni seca adekuat orang yang menggunakan aspek moral lainnya dalam betindak. Carol Giligan erargzumentasibahwa tor Kober tell andosenral! Teor Kohlberg semuladikemiangkan berdaarkanpeneitian empiri Sang mengznaar han partisipa lela liga btarzamentsi bah al tersebu: membuat tidak adekuatya ett dalam Toenggamarkan pandangs seorang perempuan, Walaupun pension sear mun tla neneukan tidak adany a perbedaan pola yang sigifken ania jis Kelamin! 1 eo perkembangan moral dari Gilign tisk nemusatkon pethatianya pada norma Kean. a ‘mengembangkan teori penalaran moral altematif berdasarkan norma perhatian |'51 Psikolog ain memp ertany akan asumsi bahwa tindakan moral dicapai terutama oleh penalaran formal. Salah satu kelompok yang berpandangan demikian, social intuitionists, mengemukakan bahwa orang sering membuat keputusan moral tanpa memp ectimbangkan nilai- nila sepert: keadilan, hukum, hak asasi manusia, dan norma etika yang abstrak. Berdasarkan hal ini, argumen yang telah dianalisis oleh Kohlberg dan psikolog resionalist lainnya depat dianggap hanya merupakan rasionalisasi dari keputusan intuit Ini berarti bahwa penalaran ‘moral kurang relevan terhadap tindakan moral dibanding apa yang dikemukakan oleh Kohlberg. Lihat pula Joan Pigs, Teor peskembangin kop ‘= Erik Erikson, Tahap perkembangan psikososial Erikson f= James Rest, Defining Issues Test Referen: © Crain, William C. (1985). Theories of Development (pst ptseSu/gpencenlihberg htm) (ed, Rev Ea}. Prete ISBN 0-13-913617- 1 #4064 Kolberg, Lawrence (1958) "Te Development of Modes of Thinking and Chotees in Yeus 10016". Ph D.dsertation, University af Chicago. * Ping, Jean (1932) The Moral udgment ofthe Child. London: Kegen Pal, Trench, Trubner and Co. ISBN (412-925260-7 9 2BE€6 Konlberg Lavence (1973) "The Claim to Mord Adequiey ofa Highest Stage of Moral Judgment, Journal of Philosphy 70: 630-646 46 Kolberg, Lawrence (1981), Besa on Moral Development, Vol. The Philosophy of Moral Development Warpet & Row. ISBN 0-05.054760-4 Unknown parame: [Vacations ignored (eestor suggested) help) 6. * Kohlberg Lawrence; Charles Levine, Alexandre Hewer (1983). Moral stages: a curent formulation and a response to eats. Base, NY: Karger. SBN S805557165, 7.5988 Kohlber, Lawrence (1971), From Is to Ought How to Commi the Naturalistic Fallacy and Get Away with It in the Study of Moral Development ‘Academic Press. Unknown parameter [eceion- ignored (Neetion- suggested) (hep) 8. 4° Konborg Lawrence; T.Lickona ed, (1976). "Mora stags and moralition: The cogntive-developmental approach’ Moral Development and Behavior: Theory, Research and Socal sur, Rineba and Winston. Usknown preter [.sat on inves (tector suggest) (help) 9.» #5 Colty, Anne, Kohbe, L. (1987). The Measurament of Moral Judgment Vol 2: Standard lswe Scoring Manual. Camiige University Pes ISBN 0521-24847. 10. 2S Walker, Lawrenee, J (Fbruty 1989), “A longitudinal study f moral ressoning™, Child Development 60 (1157-166 31 8466S Anne Colby, Gibbs, 1. Liebeoman, M., and Kohlberg, L. (1983). 4 Longitudinal Sou of MeralJudement: A Monograph for the Society of esearch mn Child Development. The Unversity of Chicago Press. ISBN 99932-7-870-X. Text "lection: Chicago, IL” ignored (help) 12, * Shatis, Davig R. 2004) Seca! and Personality Development (ed. Sih B3, Wadswon Publishing. ISBN 0-534 607004, 5.» Kant, Immanuel (1984) Groundirork ofthe Metaphovie of Morale. Harper and Row Publishers, Inc ISBN .06-13115945 hnipscvikipedia.orghii/Tanap_perkembangan moral Kotiberg a4 rasao1s “Tahap perkerbangan moral Kotiberg- Wikipedia bahasa indonesia, ensiopedia betas 4% # Rawls, John (1971) 4 Theory of Justice. Cambridge, MA Balkap Press of Harvard University Press ISBN 0-674-017722 5. ** Gilligan, Caol (1977) "Ina Diiret Voice Women's Conceptions ofSelfand Morality" Harvard Educational Review 47 (8). Bacaan lebih lanjut = Crain, William C. (1985). Theories of Development (http laculty plts.edu/gpence/htmM/kohlberg htm) (ed. 2Rev Fd), Prentice-Hall ISBN 0-13-913617-7, = Kohlberg, Lawrence (1971), Fram Is fo Ought: How to Commit the Naturalistic Fallacy and Get Away with It ithe Study of Moral Development. Academie Press. Unknown parameter [Location jgnored ([ocation~ suggssted) (help) the Claim to Moral Adequacy of a Highest Stage of Moral Judgment", Journal of Philosophy 70: Kohlberg, Lawrence (1973), " 630-646, ‘= Kohlberg, Lawrence (1981), Essays on Moral Development, Vol. I: The Philosophy of Moral Development, Hagper & Row. ISBN 0- (06-064760-4. Unknown parameter [Location ignored (| 2ocat Lone suggested) (help) ‘= Koblberg, Lawrence, Charles Levine, Alexandra Hewer (1983), Moral stages -a current formulation and a response (o critics Basel, NY: Karger. ISBN 3-8055-3716-6. Bacaan Bahasa Indone: = Duska, Ronald, M. Whelan (1982). Perkembangan Moral: Perkenalan dengan Piaget dan Kohlberg, Terjemahan Duija Aimaka ‘Yogyakarta: Kanisius. = Kusdwiratr (1983). Teori Perkembangan Kognlif Bandung: Fakultas Psikologt Unpad Pranala luar |= Moral Development and Moral Education: An Overview (hitp:/hvww.moraledic12.org/#!lawrence-kohlberg/e|t2a) ‘= Koblbergs Moral Stages (http Yiwww.haverford edulpsy chiddavisip 109gfkohlberg stages html) = Bosion Review anicle covering the topie and other related areas (http :Mbostonreview.net/rebecca-saxe-common-moralty-cognitive- science) ‘= Kohlberg Stages of Moral Development (hitp:/faculty.plts.edu/gnence/htmlkohlberg htm) Diperoleh dari "hitp sid wikipedia orgiwindexphp itle=T'ahap_perkembangan_moral_Koblbergtoldid=8854395" Kategori: Psikologi pendidikan | Psikologi perkembangan ‘= Halaman ini terakhir diubah pada 11 Maret 2015, pukul 15.30 ‘= Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons, ketentuan tambahan mungkin berlaku, Lihat Ketentuan Penggunsan untuk lebih jelasnya hitpstcwikipediaorahiWi/Tahap_perkembangan moral Kohiberg 46

Anda mungkin juga menyukai