Anda di halaman 1dari 10

Luluhan Perak Dalam Prespektif Islam dan Sains Teknologi

pada Surat Al-Maarij 8

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Sains
Dosen Pengampu: Frida Agung

Disusun Oleh:
Ike Fitriastuti 07670010
Irfa Yanti

07670035

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat karunia dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Dibalik Luluhan Perak

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak


sebagai tugas kelompok mata kuliah Islam dan Sains.
Dalam makalah ini berisi tentang pandangan mengenai perak (tembaga) dalam ayat Al
Quran dihubungkan dengan perak (tembaga) dalam lingkup pengetahuan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Frida
Agung yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga jika ada isi
makalah yang kurang bisa mewakili keadaan yang sebenarnya penulis minta maaf yang sebesarbesarnya. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa, dan khususnya bagi para
pembaca.

Yogyakarta,11 April 2010


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat beberapa logam yang bernilai ekonomi tinggi seperti emas, perak,
perunggu dan lain-lain. Perak adalah salah satu logam yang dapat dijadikan lahan bisnis
yang menggiurkan, misalnya dijadikan perhiasan, alat-alat dapur, ornament hiasan rumah,
kaligrafi, uang logam, aksesoris dan lain-lain. Perak diperoleh dengan cara
mengeksplorasi di dalam perut bumi bersama-sama dengan emas, timah dan logam
lainnya.
Perak yang berasal dari Perak yang berasal dari kata Anglo-Saxon, Seolfor siolfur,
argentum yang merupakan bahasa Latin telah dikenal sejak jaman purba kala. Unsur ini
disebut dalam Alkitab. Beberapa tempat buangan mineral di Asia Minor dan di pulaupulau di Laut Aegean mengindikasikan bahwa manusia telah belajar memisahkan perak
dari timah sejak 3000 SM .
Dalam al-quran terdapat beberapa ayat yang merupakan hadlarah al-nash
menyebutkan tentang perak dan kegunaannya, serta sifatnya. Salah satunya yaitu dalam
surat al-maarij ayat 8 yang menceritakan keadaan ketika hari kiamat itu tiba dengan
penggambaran seperti luluhan perak. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan (sains dan
teknologi) khususnya dalam bidang kimia yang merupakan hadlarah al-ilm, perak
merupakan suatu unsur kimia atau suatu logam transisi lunak. Oleh karena itu penulis
menjadi tertarik untuk mencoba menerjemahkan kedua hadlarah tersebut dalam konteks
indonesia melalui hadlarah al-falsafah, sehingga mampu menghasilkan kultur ilmiah baru
yang genuine.
Sekarang ini perak menjadi suatu trend dalam assecories. Di jogja saja bisa kita
ketahui, jika kita sempat berkeliling di daerah Kota Gede di sana banyak toko ataupun
jalan yang diberi nama silver. Sehingga dikenal dengan sebutan kota perak. Selain itu
perak hanya dikenal sebagai suatu logam berdasarkan informasi dari ilmu kimia saja.
Idealnya kita sebagai mahasiswi UIN Sunan Kalijaga fakultas sains dan teknologi
mengetahui dasar agama atau al-quran dari suatu pengetahuan yang diperolehnya. Oleh
karena itu, kami tertarik untuk mengkaji perak dalam perspektif islam dan Sains

teknologi. Dari ayat 8 surat al-maarij tersebut pemakalah mencoba mengkaji


pengetahuan tentang perak lebih dalam dengan menghubungkan ayat-ayat al-quran
dengan sains teknologi. Sehingga makalah ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B. Batasan Masalah
Pembahasan makalah ini perlu adanya pembatasan masalah, yaitu:
Ayat al Quran surat al-maarij ayat 8
Penekanan pada perak dalam prespektif islam dan sains-teknologi
Pembahasan mengenai definisi perak, dan kegunaan
Ditekankan pada kata al muhli luluhan perak
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:

Mengkaji pengetahuan tentang perak dalam prespektif al-quran dan sains teknologi.
Menentukan model kajian integrasi interkoneksi tenteng perak dalam menjelaskan
hari kiamat.

Manfaat penyusunan makalah ini adalah:

Menambah pengetahuan baru serta sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang
telah didapatkan di bangku kuliah, sehingga ilmu yang ada bermanfaat.

Sebagai bahan acuan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dalam ruang lingkup
yang lebih luas dan mendalam.

D. Tinjauan Pustaka
Dengan keterbatasan penyusun makalah dalam mencari penelitian yang relevan
dengan tema makalah ini ternyata belum ada yang melakukan penelitian dengan tema ini.

BAB II

TINJAUAN AL-QURAN

Pada hari ketika langit menjadi luluhan perak


A. Aspek Epistemologi
Berdasarkan ayat ke delapan dalam surat al-maarij di atas, perak berasal dari kata
al muhli, mahlun yang artinya besi yang mendidih atau luluhan perak.(Idrus H.Alkaff:
1993) Aspek epistemologi dari kandungan ayat tersebut adalah tentang perak atau lebih
tepatnya tentang sifat perak yang meleleh ketika dipanaskan. Allah SWT menerangkan
saat-saat kedatangan adzab itu serta keadaan manusia waktu itu. Adzab itu datang kepada
orang-orang kafir pada waktu langit hancur luluh, seperti luluhan perak yang mencair
karena dipanaskan.(UII: 1991)
B. Aspek Aksiologi
Luluhan perak pada surat al-maarij ayat 8 ini merupakan penjelas terhadap
fenomena terjadinya hari kiamat. Dengan ayat ini Allah menegur umat manusia agar
takut berlaku yang munkar, karena adzab pada hari kiamat itu amat pedih. Dalam tafsir
al-maraghi disebutkan bahwa sesungguhnya adzab itu akan menimpa orang-orang kafir di
saat langit bagaikan endapan minyak, yaitu di waktu langit lemah, rapuh tidak terpadu
lagi.(Ahmad Musthafa al-Maraghi:1989) Menurut prespektif tafsir al-azhar hamka pada
surat al-marij ayat 8 ini digambarkan kedahsyatan hari kiamat. Pada hari-hari itu adalah
langit laksana luluhan perak. Di sini digambarkan keadaan langit bila kiamat datang,
suatu penumpahan yang dahsyat sekali. Misalnya jika waktu itu manusia menengadahkan
wajahnya ke langit dia akan melihat suatu penglihatan yang mengerikan, penglihatan
yang sama sekali belum pernah terjadi. Gambarkanlah bagaimana sebatang perak beku
dibakar dan sangat panasnya dia meleleh, mengalir. Meleleh langit itu karena susunannya
sudah berubah sama sekali.(Prof.Dr.Syaikh Abdul Malik: 1982)

BAB III
TINJAUAN SAINS DAN TEKNOLOGI
A. Aspek Ontologi
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ag
dan nomor atom 47. Perak yang berasal dari kata Anglo-Saxon, Seolfor siolfur, argentum
yang merupakan bahasa latin telah dikenal sejak jaman purba kala. Perak merupakan
logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas
tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas. Beberapa
tempat buangan mineral di Asia Minor dan di pulau-pulau di Laut Aegean
mengindikasikan bahwa manusia telah belajar memisahkan perak dari timah sejak 3000
SM.(Vogel: 1979)

B. Aspek Epistemologi
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver
(AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan
sumber-sumber penting untuk menambang perak. Di dunia belahan barat Meksiko,
Kanada, Peru dan Amerika Serikat merupakan negara-negara penghasil perak. Perak juga
dapat diambil dalam proses pemurnian tembaga secara elektrolisis. Perak yang dijual
secara komersil mengandung setidaknya 99.9% perak. Perak murni dengan kandungan
99.999% juga tersedia secara komersil.(www.chem-is-try.org/perak)
C. Aspek Aksiologi

Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak, dsb. dimana


penampakan sangat penting. Campuran logam ini biasanya mengandung 92.5% perak,
dengan sisanya tembaga atau logam lainnya. Perak juga merupakan unsur penting dalam
fotografi, dimana sekitar 30% konsumsi industri perak digunakan untuk bidang ini. Perak
juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai
perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak digunakan untuk membuat sirkuit cetak.
Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapat didepositkan sebagai lapisan pada
gelas atau logam lainnya dengan metoda chemical deposition, electrode position atau
dengan cara penguapan. Ketika perak baru saja didepositkan, lapisan ini merupakan
reflektor cahaya paling baik. Tapi lapisan ini juga cepat rusak dan ternoda dan kehilangan
reflektivitasnya. Walau lapisan perak bagus untuk cahaya, ia sangat buruk untuk
memantulkan sinar ultraviolet. Silver fulminate, bahan peledak yang kuat, kadang-kadang
terbentuk saat pembentukan perak. Silver iodide digunakan untuk membuat hujan buatan.
Silver chloride memiliki sifat-sifat optikal yang unik karena bisa dibuat transparan. Silver
nitrate, atau lunar caustic, yang merupakan senyawa perak yang penting banyak
digunakan di bidang fotografi. Selama beratus-ratus tahun, perak telah digunakan sebagai
bentuk pembayaran dalam bentuk koin oleh banyak negara. Belakangan ini sayangnya,
konsumsi perak telah jauh melebihi produksi. .(www.teksmira.go.id/perak)

BAB IV
PEMBAHASAN
Surat al-maarij ayat 8 dalam pandangan islam menyiratkan bahwa perak berasal dari
kata al muhli, mahlun yang artinya besi yang mendidih atau luluhan perak. Pada dasarnya, surat
al-maaarij berisi mengenai kejadian hari kiamat yang tentunya berhubungan pula dengan adzab
Allah SWT. Dalam ayat itu digambarkan keadaan langit bila kiamat datang, suatu penumpahan
yang dahsyat sekali. Misalnya jika waktu itu manusia menengadahkan wajahnya ke langit dia
akan melihat suatu penglihatan yang mengerikan, penglihatan yang sama sekali belum pernah
terjadi. Gambarkanlah bagaimana sebatang perak beku dibakar dan sangat panasnya dia meleleh,
mengalir. Meleleh langit itu karena susunannya sudah berubah sama sekali. Pernyataan ini
didukung dengan tafsir al-misbah tentang surat al-maarij ayat delapan yang menyatakan bahwa
siksa yang akan dialami oleh orang-orang kafir dan yang mereka cemoohkan itu sebagaimana
diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu akan terjadi pada hari ketika langit yang sehari-hari terlihat
demikian kokoh menjadi seperti luluhan perak atau kotoran minyak.
Pandangan sains (ilmu kimia) terhadap perak yang merupakan unsur logam dalam kimia
dengan lambang Ag (argentum). Perak diperoleh di alam dan ada juga dari proses pemurnian
tembaga secara elektrolisis. Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Perak dapat
melebur pada suhu 960,5C. Ia tak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam
nitrat encer (2M). Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna. Perak
yang dikenal yaitu perak(II) tidak stabil, namun memegang peran penting dalam proses oksidasireduki yang dikatalisiskan oleh perak. Sifat dari logam peak yang telah berikatan dengan halida
(F, Cl, Br, I) peka terhadap cahaya. Ciri khas ini dipakai secara luas dalam bidang fotografi.
selain itu, masih banyak kegunaan yang dimiliki perak yang telah disebutkan di atas.
Kedua pandangan ini saling terkait dalam pembahasannya mengenai sifat perak. Di
mana, perak dalam ayat disebut dengan kata al muhli peluluhan perak. Sesuai dengan ilmu
sains bahwa perak dapat meluluh atau melebur pada suhu tertentu yaitu 960,5C.(Vogek: 1979)
Dapat kita ketahui bahwa perak melebur dengan panas yang sangat tinggi. Jadi terkait dengan
ilmu agama islam bahwa peluluhan itu menghasilkan luluhan perak yang memiliki panas yang
luar biasa, sehingga diibaratkan sebagai adzab Allah SWT pada hari kiamat.

BAB V
KESIMPULAN
Hasil pemaparan di atas yakni dari bidang sains teknologi dan islam(al-quran) pada surat
al-maarij ayat 8 yang artinya pada suatu hari ketika langit seperti luluhan perak dapat
disimpulkan bahwa kedua bidang tersebut yakni bidang sains teknologi dan islam (al-quran)
saling terkait dalam pembahasannya mengenai sifat perak. Di mana, perak dalam ayat disebut
dengan kata al muhli peluluhan perak. Sesuai dengan ilmu sains bahwa perak dapat meluluh
atau melebur pada suhu tertentu yaitu 960,5C. Dapat kita ketahui bahwa perak melebur dengan
panas yang sangat tinggi. Jadi terkait dengan ilmu agama islam bahwa peluluhan itu
menghasilkan luluhan perak yang memiliki panas yang luar biasa, sehingga diibaratkan sebagai
adzab Allah SWT pada hari kiamat.
Model kajian integrasi-interkoneksi pada pembahasan luluhan perak dalam prespektif
islam dan sain teknologi adalah model informatif dan klarifikatif. Model informatif yaitu suatu
disiplin ilmu memberikan informasi kepada disiplin ilmu yang lain. Dalam kajian tentang
luluhan perak ini, surat al-maarij ayat 8 memberikan informasi kepada ilmu sain teknologi
bahwa perak itu mempunyai sifat meluluh ketika dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi.
Model yang selanjutnya adalah model konfirmatif (klarifikatif) yaitu suatu disiplin ilmu
memberikan penegasan kepada disiplin ilmu yang lain. Informasi dalam surat al-maarij ayat 8
tentang luluhan perak dipertegas oleh ilmu sains teknologi bahwa perak akan melebur atau
meluluh pada suhu 960,5C.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthafa al-maraghi. 1989. Tafsir al-maraghi.Semarang: CV.Toha Putra.
Hasanain Muhammad Makhluf.1956. Kamus al-quran. Bandung: Gema risalah press bandung.
Idrus H.Alkaff.1993. Kamus pelik-pelik al-quran.Bandung: Pustaka.Prof.Dr.Syaikh Abdul
Malik. 1982.Tafsir al-azhar Hamka juz XXIX-XXX. Surabaya : Pustaka Islam.
UII..1991. Al-quran dan tafsirnya.Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf.
Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.Kalman
Media Pusaka.
www.Chem-is-try.org/perak
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Perak/ulasan.asp?xdir=Perak&commId=27&comm=Perak

Anda mungkin juga menyukai