Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assamuallaikum wr.wb
Puji dan syukur tak terlupa saya panjatkan kepada kehadiran allah swt yang telah
memberikan nikmat kepada saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah
Biologi ini.
Alhamdulillah, saya telah menyelesaikan tugas ini dengan baik, meskipun
masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah saya ini. Untuk itu saya meminta
masukan kepada rekan-rekan sekalian.
Semoga Makalah yang saya susun ini akan bermanfaat bagi kita semua, serta
yang membacanya.

Dompu,
11 maret 2015

Daftar isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
SISTEM REPRODUKSI PRIA.........................................................................................5
Organ Reproduksi......................................................................................................5
Hormon pada Pria......................................................................................................9
Gametogenesis.........................................................................................................10
Tahap Tahap Spermatogenesis :............................................................................12
Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis.......................................................12
Proses Gametogenesis : Spermatogenesis dan Oogenesis..........................................15
Bioteknologi Reproduksi.........................................................................................17
BAB 3..............................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manausia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generative atau sexual.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia , maka harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di
dalamnya.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang
mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya telah
mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon
testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria,
di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu
misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar.
Sedangkan seorang wanita
ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita
yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tandatanda
kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih
tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya
Reproduksi

atau

perkembangbiakan

merupakan

bagian

dari

ilmu

faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat
bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak
akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut

mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam
dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana
untuk melanjutkan generasi.
Sexualitas adalah sesuatu kekuatan dan dorongan hidup ada diantara manusia
laki laki dan perempuan dimana kedua makhluk ini merupakan suatu system yang
memungkinkan terjadinya keturunan yang sambung menyambung sehingga existensi
manusia itu tidak punah. Banyak peristiwa bahagia dan hidup gairah oleh adanya sex,
tetapi tidak sedikit pula adanya peristiwa sedih, malapetaka dan kehancuran disebabkan
oleh sex pula.
Begitu pentingnya masalah sexualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada
pendapat ahli yang extrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada
hakekatnya dimotifasi dan didorong oleh sex. Maka tidaklah mengherankan bahwa ada
pendapat peneliti lain mengatakan bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan
tingkah laku terjadi oleh adanya

gangguan pola perkembangan

kehidupan

Psikosexualnya.
Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui apa dan
bagaimana itu sex dalam system reproduksi kita.

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM REPRODUKSI PRIA
A. SISTEM REPRODUKSI PRIA
Meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar.
1. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar
asesoris.

Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung
pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di
bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu
sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi
sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
a. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam
skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di
sebelah

kanan

dan

kiri.

Epididimis

berfungsi

sebagai

tempat

penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan


bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan


saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung
semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran

ejakulasi

merupakan

saluran

pendek

yang

menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi


untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di
dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari
kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah
ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan
sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper .
a. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung
kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
b. Kelenjar prostate
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang
mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
c. Kelenjar Cowper

Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar


yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan
getah yang bersifat alkali (basa).
2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis.
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua
rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus
spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga
tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
b. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya
berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang
berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam
skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik
dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai
pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan
sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa
derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus
seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk
membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari

jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat
di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung
sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri,
sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu

untuk

membentuk

sperma.Pada

tahap

pertama

spermatogenesis,

spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom


berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati
beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk
dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid
(n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan
berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma).
Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat
selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase
dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil
energi untuk pergerakan sperma.

Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel


sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur
proses spermatogenesis.

Hormon pada Pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu estoteron,
LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan
hormon pertumbuhan.
a. Estoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk

sperma,

terutama

pembelahan

meiosis

untuk

membentuk

spermatosit sekunder.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH

disekresi oleh

kelenjar hipofisis

anterior. LH

berfungsi

menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron


c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Selsel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus
seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal
pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh


gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan
ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk
turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut
dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada
penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering
menyebabkan

uretritis

adalah

Chlamydia

trachomatis,

Ureplasma

urealyticum atau virus herpes.

Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa
bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran
reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan
Chlamydia.

3. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas

Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel
gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan
gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses
pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila

10

ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel
baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis
yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi
kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen
utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel
induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu
23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan,
pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu
spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis
tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang
bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus
seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai
berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan
golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)
pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel
Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel
sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak
dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi
pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi
peristaltik otot saluran.

11

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada
masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

Tahap Tahap Spermatogenesis :


1. Spermatogonium
Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.
Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
2. Spermatosit Primer
Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
3. Spermatosit Sekunder
Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
4. Spermatid
Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
5. Sperma
Merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan
tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma sedangkan oogenesis adalah
proses pembentukan ovum. Spermatogenesis terjadi di lumen tubulus seminiferus testis
sedangkan oogenesis terjadi di ovarium dan berlanjut saat terjadi fertilisasi. Proses
spermatogenesis baru aktif saat pubertas. Pada pria sebelum puber, di dalam testis
belum terjadi pembentukan sperma walaupun terdapat sel spermatogonium sebagai
bakal sperma. Saat puber terjadi peningkatan kadar hormon FSH dan testosteron
memicu dimulainya proses spermatogenesis menghasilkan sperma. Pada wanita,
oogenesis sudah dimulai dari periode dalam kandungan (fetal) yaitu perkembangan
oogonium menjadi oosit primer di dalam folikel primer ovarium (proses meiosis I).
Setelah lahir proses meiosis I berhenti pada tahap profase I. Pada saat puber terjadi
proses rekruitmen folikel primer dan akan terpilih satu folikel berisi oosit primer yang
melanjutkan meiosis I menjadi 1 oosit sekunder setiap bulannya. Oosit sekunder masuk

12

pada meiosis II namun berhenti pada tahap metafase II dan akan berlanjut jika terjadi
pembuahan (fertilisasi). Bila terjadi fertilisasi meiosis II akan komplet sehingga
dihasilkan ovum.
Gametogenesis adalah perkembangan sel kelamin jantan dan betina atau gamet.
Sedangkan gamet adalah sel reproduksi haploid (oosit atau spermatozoa) yang
penyatuannya diperlukan dalam reproduksi seksual untuk mengawali perkembangan
individu baru. Gametogenesis merupakan pembelahan meiosis yakni metode khusus
pembelahan sel, terjadi pada maturasi sel kelamin dengan cara setiap inti sel anak
menerima separuh jumlah sifat kromosom sel somatik spesiesnya. Beberapa dari tahap
tahap meiosis sangat menyerupai tahap tahap terkait yang terdapat pada mitosis.
Meiosis, seperti halnya mitosis didahului oleh replikasi kromosom. Namun, replikasi
tunggal ini diikuti oleh dua pembelahan sel yang berurutan yang disebut meiosis I dan
meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan empat sel anak, masing masing hanya
mempunyai setengah dari jumlah kromosom sel induk.
1. Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase yang mana selama fase ini setiap kromosom
bereplikasi. Untuk setiap kromosom hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik
secara genetik yang tetap melekat pada sentromernya. Pada fase ini sentrosom juga
bereplikasi menjadi dua.
2. Meiosis I
a. Profase I
Kromosom mulai memadat. Kromosom homolog yang masing masing tersusun
dari dua kromatid saudara berpasangan membentuk tetrad. Pada banyak tempat di
sepanjang tubuhnya, kromatid kromosom homolog saling menyilang yang dinamakan
kiasmata (tunggal, kiasma). Kiasmata berfungsi untuk mengikat kromosom agar tetap
bersama. Sementara itu, komponen seluler lainnya mempersiapkan pembelahan
nukleus, sentrosom bergerak saling menjauhi dan gelendong mikrotubula terbentuk di
antaranya. Selubung nukleus dan nukleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula
menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom dan kromosom mulai bergerak ke
pelat metafase.
b. Metafase I
Pasangan kromosom homolog tersusun pada pelat metafase. Mikrotubula kinetokor
dari satu kutub sel melekat pada satu kromosom masing masing pasangan, sementara
itu mikrotubula dari kutub yang berlawanan menempel pada homolognya.
c. Anafase I
Alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub. Kromatid saudara tetap
terikat pada sentromernya dan bergerak ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog
bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
d. Telofase I dan Sitokinesis
Aparatus gelendong terus memisahkan pasangan kromosom homolog sampai
kromosom mencapai kutub sel. Setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid
tetapi setiap kromosom memiliki dua kromatid saudara. Biasanya sitokinesis
(pembelahan sitoplasma) terjadi secara simultan dengan telofase I, membentuk dua sel
anak.
3. Meiosis II
1. Profase II
Aparatus gelendong terbentuk dan kromosom berkembang ke arah pelat metafase
II.

13

2.

3.
4.

Metafase II
Kromosom ditempatkan pada pelat metafase dengan cara seperti mitosis, dengan
kinetokor kromatid saudara dari masing masing kromosom menunjuk ke arah yang
berlawanan.
Anafase II
Sentromer kromatid saudara berpisah dan kromatid saudara dari masing masing
pasangan bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan.
Telofase II dan Sitokinesis
Nukles terbentuk pada kutub sel yang berlawanan dan terjadi sitokinesis. Pada akhir
sitokinesis terdapat 4 sel anak dengan kromosom haploid.
Spermatozoa
Terdapat dua macam gametogenesis yakni spermatogenesis (proses pembentukan
spermatozoa) dan oogenesis (proses terbentuknya sel telur/ovum di dalam ovarium).
Spermatozoa berasal dari sel primordial yang diploid yang disebut spermatosit primer.
Setelah mengalami pembelahan meiosis I, maka jumlah kromosom dibagi dan
spermatosit sekunder. Bila pembelahan meiosis II yang berlangsung sebagai
pembelahan selesai, maka terbentuklah 4 sel spermatid yang masing masing haploid.
Selanjutnya spermatid akan berkembang menjadi sepematozoa.
Oogenesis
Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma.
Organ yang berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin secara umum disebut gonad.
Sedangkan sel kelamin itu sendiri disebut gamet (Artawan, 2002). Oleh karena itu,
terdapat dua macam gamet yaitu ovum dan sperma, maka ada dua jenis pembentukan
gamet (gametogenesis) yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Gonad pada hewan betina
adalah ovarium yang pada umumnya terdapat berpasangan. Oogenesis adalah proses
pembentukan sel yelur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel sel telur yang disebut oogenia (jamak; oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia sudah terjadi sebelum kelahiran, yaitu didalam
ovary fetus perempuan.
Adapun proses pembentukan sel telur adalah sebagai berikut. Semula oogonia
membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus
selanjutnya, semua oosit primer membelah secara meiosis, namum hanya sampai pada
fase profase. Pembelahan meiosis tersebut berhenti hingga bayi lahir dan mencapai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I.
Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan yang satu sel berukuran lebih kecil yang disebut badan kutub primer. Pada
tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan
meiosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan
satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut
bergabung dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub
primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan
lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub segera hancur.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap pembuahan oosit primer hanya
menghasilkan satu ovum.
Secara morfologi dan anatomi, terdapat bermacam macam ovum. Ovum biasanya
dibedakan berdasarkan atas jumlah yolk atau deutoplasmanya yaitu :

14

1.
2.
3.
4.

1.

2.

3.
a.
b.
c.

Alecithal, telur tipe ini tidak mempunyai deutoplasma, akan tetapi telur yang seperti ini
hampir tidak ada karena untuk pertumbuhan embrio selalu membutuhkan makanan.
Isolecithal (homolecithal, ovum tipe ini hanya mengandung sedikit deutoplasma yang
tersebar merata diseluruh ovum, misalnya ovum mamalia tingkat tinggi dan
invertebrate.
Telolecithal, ovum tipe ini biasanya memiliki deutoplasma yang cukup banyak dan
terdapat pada bagian kutub vegetal, misalnya ovum ikan dan unggas.
Sentrolecithal, pada ovum tipe ini deutoplasmanya terdapat di tengah tengah ovum,
misalnya ovum insekta.
Ovum yang deutoplasmanya sangat banyak pada aves dan reptilian sering juga
dinamakan ovum yang bertipe megalicithal atau polylecithal. Kemudian selaput
selaput pada telur dapat digolongkan dalam tiga macam antara lain :
Membran primer, yang merupakan hasil/produk daripada ovum itu sendiri. Membran
ini terdiri dari membran plasma dan membran vitellinus pada saat terjadi fertilisasi
membran vitellinus ini akan terbagi dan membentuk membran ketiga yang disebut
membran fertilisasi. Pada kebanyakan telur telur hewan laut yang bertipe
homolecithal biasanya ada lapisan tambahan berupa jelly (lapisan tak hidup) diluar
membran vitellinus. Pada cacing pasir (Nereis) dilindungi oleh benang benang halus
protoplasma.
Membran sekunder, selaput ini merupakan hasil/produk dari sel sel folikel yang
mengelilingi ovum selama periode pemasakan ovum. Membran ini biasanya bersifat
impermeable seperti contohnya pada chorion dari telur insekta dan juga pada telur
cyclostomata (myxine). Untuk memudahkan penetrasi sperma, membran sekunder ini
dilengkapi dengan satu atau lebih lubang kecil yang disebut micropyle.
Membran tersier, membran ini merupakan hasil/produk dari oviduct, uterus dan
kelenjar kelenjar tambahan. Membran tersier ini sangat beragam bentuk dan
keberadaanya. Sebagai contoh telur ayam memiliki tiga macam membran tersier yaitu :
lapisan albumin
membran cangkang (shell membran)
cangkang dari zat kapur (calcareous shell)
Proses Sprematogenesis
Setiap testis terdiri atas tubulus seminiferus yang mampu menghasilkan miliaran
sperma. Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (spermatogonium). Jika
telah matang secara seksual, sebagian spermatogonium mulai melakukan
spermatogenesis dan sisanya membelah diri secara mitosis untuk memperbanyak
spermatogonium. Spermatogonium berubah menjadi spermatosit primer melalui
pembelahan mitosis. Selanjutnya, spermatosit primer membelah diri secara miosis
menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid dan berukuran sama. Spermatosit
sekunder mengalami pembelahan meiosis dua menghasilkan empat spermatid.
Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang telah mempunyai
ekor disebut sperma. Pada manusia spermatogenesis berlangsung lebih kurang 16 hari.
Selama spermatogenesis, sperma menerima bahan makanan dari sel sel sertoli. Sel
sertoli merupakan tipe sel lainnya di dalam tubulus seminiferus.
Proses Gametogenesis : Spermatogenesis dan Oogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi

15

1.

2.

tidak terjadi reduksi kromosom, contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan
terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan
dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet
sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis
menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang
bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah
kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis
terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk.
Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis
Adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi
di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel
spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis
melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi
di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus
terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Oogenesis
Adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam
ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat
diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia
membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus
selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase
profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang
besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel,
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub
sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh
tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum
SPERMATOGENESIS dan OOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis berlangsung
di testis. Pada testis terdapat jaringan bernama tubulus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus terdapat banyak sel germinal yang akan berubah menjadi sperma melalui
meiosis (Johnson 2002 : 1202). Sel germinal yang sudah siap bermeiosis dinamakan

16

spermatosit primer yang diploid. Proses meiotik pertama menghasilkan 2 spermatosit


sekunder dengan 23 kromosom. Kemudian setiap spermatosit sekunder bermeiosis yang
disebut meiosis kedua yang menghasilkan 2 spermatid. Spermatid spermatid inilah
yang akan berubah menjadi spermatozoa dewasa dengan bantuan sel sertoli (Johnson
2002 : 1202). Proses pematangan sel germinal menjadi sel gamet pada wanita disebut
oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Sel germinal pada pria akan berbuah menjadi
spermatosit primer, namun pada wanita sel germinal akan membentuk oosit primer.
Oosit primer akan mengalami meiosis menjadi sebuah oosit sekunder dan sebuah badan
polar yang masing masing hanya memiliki 23 kromosom (Johnson 2002 : 1208).
Badan polar adalah sebuah sel kecil yang berisi sedikit sitoplasma, diproduksi bersama
oosit dan nantinya akan terdegradasi. Oosit sekudner dan badan polar masing masing
akan melakukan meiosis kedua yang akan menghasilkan satu badan polar dan ovum
pada oosit sekunder, dua badan polar oleh badan polar yang dihasilkan pada meiosis
pertama (Johnson 2002 : 1208).
SPERMATOGENESIS
Pembentukan dan pengembangan sperma pada seminiferus tubulus dari testis
disebut Spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses dimana laki laki
spermatogonoia berkembang menjadi spermatozoa matang. spermatozoa adalah gamet
pria dewasa. Jadi spermatogenesis adalah versi laki laki gamatogenesis. Pada mamalia
itu occures dalam selera laki laki di epididimis secara bertahap dan untuk manusia
membutuhkan 65 75 hari. Hal ini penting untuk reproduksi seksual. Ini dimulai saat
pubertas dan biasanya terus terganggu sampai kematian.
Spermatogenesis menghasilkan gamet pria dewasa biasa disebut sperma, namun
secara khusus dikenal sebagai spermatozoa yang mampu menyuburkan mitra
perempuan gamet, oosit selama konsepsi untuk menghasilkan individu tunggal yang
disebut dikenal sebagai zigot.

Bioteknologi Reproduksi

Teknologi reproduksi telah dikembangkan pada hewan, tumbuhan, bahkan manusia.


Teknologi reproduksi pada hewan dan tumbuhan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti bahan makanan yang lebih baik dan keseimbangan populasi dengan cara
menghindari kepunahan suatu spesies.
Beberapa jenis bioteknologi reproduksi adalah sebagai berikut.
a. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah cara untuk memasukkan sperma hewan jantan ke dalam organ
reproduksi betina dengan menggunakan alat tertentu. Nama lain dari inseminasi buatan ini
adalah kawin suntik. Tujuan dilakukannya inseminasi buatan ini adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan kualitas keturunan.

17

2) Memudahkan pengaturan proses perkawinan.


3) Menghindari kelangkaan hewan jantan yang termasuk bibit unggul.
4) Meningkatkan tingkat reproduksi hewan.
b. Bayi Tabung (Fertilization in Vitro)
Tidak semua pasangan suami istri mampu menghasilkan keturunan. Penyebabnya dapat
berbagai hal mulai masalah ovulasi, tersumbatnya tuba falopii, dan jumlah sperma terlalu
sedikit. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, sebagian masalah itu telah
ada jalan keluarnya. Bayi tabung merupakan salah satu jalan keluar untuk memecahkan
masalah ketidaksuburan (infertilitas). Tetapi cara ini akan menghabiskan biaya yang mahal.
Bayi tabung mulai populer pada tahun 1978, dengan tes pertama di dunia.
Sperma dan telur berasal dari pasangan yang ingin melakukan program bayi tabung. Di
beberapa negara sel telur dan sperma disediakan oleh lembaga tertentu dan orang yang
memiliki uang dapat memilih calon ibu atau ayah dari bayi yang ingin dilahirkan. Empat
langkah dasar dari program bayi tabung adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan obat untuk membuat folikel menjadi banyak di dalam ovarium. Seperti
kamu ketahui bahwa ovarium yang normal hanya menghasilkan satu sel telur setiap
bulannya. Jika folikel yang berkembang dalam ovarium lebih banyak, maka sel telur yang
dihasilkan juga lebih banyak.
2) Memantau perkembangan folikel dengan ultrasonografi untuk mengetahui
perkembangan telur dalam ovarium dan lapisan uterus. Setelah folikel dan lapisan uterus
matang, baru hormon HCG (Human Chorionik Gonadotropin) diberikan sebagai pemicu.
3) Setelah 36 jam dari pemberian pemicu, kondisi telur dipantau kembali dengan
ultrasonografi.
4) Spesimen sperma disiapkan dan dicuci terlebih dahulu. Setelah dicuci kemudian sperma
ditempatkan dengan sel telur dan disimpan dalam inkubator selama 18 jam. Setelah 18 jam
akan dilihat normal atau tidaknya fertilisasi di bawah mikroskop. Jika normal akan disimpan
pada inkubator sampai embrio menjadi multiseluler.

18

Tahap berikutnya adalah memindahkan embrio ke dalam uterus. Jumlah embrio yang
dipindahkan dapat lebih dari satu. Meskipun memungkinkan lebih dari satu embrio yang
ditempatkan di rahim, tetapi tergantung kondisi rahimnya.
c. Kloning
Kloning adalah teknik atau metode reproduksi secara aseksual yang menggunakan sel
tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Klon atau keturunan yang dihasilkan memiliki
kesamaan gen dengan induknya. Para ilmuwan awalnya melakukan teknik kloning pada
katak dan salamander awal tahun 50-an. Pada tahun 1996, seorang ilmuwan sains Inggris,
Ian Wilmut menggunakan prosedur yang sama untuk mengkloning domba, nama domba itu
adalah Dolly.
Sejak Dolly berhasil dikloning, ilmuwan dari berbagai penjuru dunia mencoba melakukan
kloning terhadap hewan lain dengan teknik yang sama. Dewey adalah rusa ekor putih
pertama hasil kloning di Universitas Texas. Dewey adalah seekor rusa berekor putih
Odocoileus virginianus. Rusa ini merupakan rusa kloning pertama di dunia. Rusa tersebut
berkembang normal dan saat muda minum susu dari botol. Sebagai bahan kloning, diambil
dari sel-sel kulit rusa jantan. Para peneliti mengambil inti sel kemudian memasukkannya
dalam rahim seekor rusa betina. Keberhasilan kloning ini diharapkan dapat menghindarkan
rusa jenis ini dari ancaman kepunahan.
Kuda pertama hasil kloning diberi nama Prometea. Prometea dilahirkan oleh induk yang
sekaligus juga donor DNA-nya. Prometea dikloning dari sel kulit induknya, seekor kuda
pekerja kecil jenis haflinger. Nukleus dari sel kulit itu kemudian ditanam pada sel telur kuda
lain yang sudah dibuang nukleusnya. Sel yang mulai membelah kemudian dikembalikan ke
rahim induknya.
Selain rusa dan kuda, kloning juga dicobakan pada anjing. Suatu tim yang beranggotakan
11 orang berhasil mengkloning anjing untuk pertama kalinya. Drh Yuda Heru Fibrianto
adalah salah satu anggota tim yang berasal dari Indonesia. Proyek kloning ini
membutuhkan waktu selama 2 tahun 8 bulan. Proses kloning anjing adalah sebagai
berikut.
1) Membuat biakan sel dari kulit anjing yang akan dipakai sebagai donor sel. Kulit anjing
diambil sedikit dan dibiakkan dalam cawan petri. Setelah berkembang disimpan dalam
suhu 150C.

19

2) Persiapan mengambil sel telur dari anjing yang sudah diovulasikan dengan cara melihat
keadaan sel-sel vagina dan kadar hormon progesteron dalam darah.
3) Melakukan kloning pada sel telur, dengan cara menghilangkan inti dari sel telur tersebut
dan diganti dengan satu sel yang telah dibiakkan dari sel donor.
4) Menyatukan sel yang berasal dari kulit dengan sel telur yang telah hilang intinya dengan
listrik sebesar 3 3,5 kV/cm di dalam plat dari baja putih yang sejajar dan dalam media
manitol.
5) Implantasi yaitu memasukkan sel telur yang telah bersatu ke dalam rahim anjing lain
dengan cara operasi.
6) Pemeriksaan kehamilan dengan ultrasonografi (USG) 22 hari kemudian. Guna
memastikan terjadinya kehamilan ditunggu lagi sampai hari ke-60.
Meskipun bioteknologi memberi manfaat yang banyak bagi kesejahteraan manusia,
bioteknologi juga membawa dampak buruk. Contohnya adalah pengembangan senjata
biologis, ancaman kerusakan lingkungan dan ketidakseimbangan ekosistem, serta
gangguan kesehatan.

20

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung
fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian
dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut
telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini. Selain itu dalam makalah ini juga
membahas sedikit tentang proses terjadinya gametosis dan oogenesis. Maka kesimpulan
akhir dari makalah ini adalah reproduksi bertujuan untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah.

21

DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta

22

Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit Erlangga,


Jakarta.

Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa
Mega, Jakarta.

Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354-359. Biologi 2. Galaxy


Puspa Mega. Jakarta.

https://www.academia.edu/9734179/Gametogenesis_adalah_proses_pembentuka
n_gamet_atau_sel_kelamin

http://asalmikir.blogspot.com/2010/04/organ-organ-penyusun-sistemreproduksi.html

https://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-reproduksi/

23

Anda mungkin juga menyukai