Anda di halaman 1dari 8

NAMA

: ENGGAR PERMATASARI

KELAS

: 3EA24

NPM

: 12212505

PENALARAN
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
Pengertian Induktif
Induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Yaitu kuncinya "dari yang khusus menuju
yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan
sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau
memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwaperistiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua
peristiwa khusus di atas.
Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik
disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif
dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu
mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa
khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah
difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:
Ciri-ciri Paragraf Induktif :

Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus


Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas

Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf

Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama


Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama

CONTOH :

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan


Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Penalaran Deduktif
Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat
umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus
atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di
depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
dadakan. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal
di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai
dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu
berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentukproposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi,
hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan

yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses
penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1) Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2) Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan
atau pengalman.
3) Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Dilakukan dengan sadar


Didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
Sistematis
Terarah dan bertujuan
Menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap
terbaru
sadar tujuan
Premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
Pola pemikiran tertentu
Sifat empiris nasional

Salah nalar ada dua macam:


1)
a.
b.
c.

Salah nalar induktif, berupa :


kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
kesalahan analogi.

2)
a.
b.
c.
d.

Kesalahan deduktif dapat disebabkan :


kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
kesalahan karena adanya term keempat;
kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
a.
b.
c.
d.

Gagasan,
Pikiran,
Kepercayaan,
Simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung
kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental
yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang
sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan
yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan
mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa
yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
sebagai salah nalar.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan
kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi
semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau
bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Penaralan Induktif
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta fakta yang bersifat khusus, prosesnya
disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu
memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji
secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif
ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang
berlaku umum.
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a. Generalisasi

Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa peristiwa khusus untuk


untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku
umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup
ciri ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini
bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang
mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :

Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat
dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan
dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering
dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV
pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para
pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa
Indonesia yang terjaga baik. Fakta fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran
bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan,
emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.

Macam macam generalisasi :

Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan


diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

Generalisasi tidak sempurana

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan


yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau
peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah
peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan
kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian
awal.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil
dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus
yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.

Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubunganhubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan
kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan
yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan persamaan
dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses
penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai
proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:

Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi
kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai
atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan
oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya
musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup
diplanet Mars.
Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara,
hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin
dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan
berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi
seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.

c. Hubungan akibat sebab


Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang
mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan
pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana
ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan
menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian
atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.

Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni
dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
A. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain
bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
B. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya
ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.

Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran
Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibatsebab.
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.
Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme
dan Entinem.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasaindonesia/#ixzz1pRmbONbr
http://smileforyourebetterlife.blogspot.com/2011/10/kesalahan-penalaran.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/penalaran-induksi-deduksi/
http://adammaulanaaa.blogspot.com/2013/04/penalaran-dan-pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai