BANGUNAN UTAMA
B.
mahasiswa dapat :
a. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang Bangunan Utama.
b. Mengerti tentang tata letak atau posisi dari bagian bagian bangunan utama.
c. Mampu merencanakan suatu bangunan utama dengan mengikuti kriteria dan
kaidah kaidah yang berlaku.
B.
BANGUNAN UTAMA
Bangunan Pengelak yaitu bagian dari bangunan utama yang berfungi untuk
membelokan arah aliran sungai kedalam saluran (misalnya : bendung) dengan
peredam energi.
Peredam Energi yaitu bagian dari bangunan pengelak yang berfungsi untuk
meredam tenaga aliran air pada saat melewati pembendungan (misalnya :
kolam olak).
Kantong Lumpur
Bangunan Pembilas yaitu bagian dari bangunan utama yang berfungsi untuk
membilas sedimen.
B Pembilas bawah, adalah bangunan pembilas melalui tubuh bendung berupa
gorong-gorong di bagian bawah pintu penguras.
B Pembilas samping, adalah bangunan pembilas yang tidak terletak pada
tubuh bendung, dengan maksud tidak mengurangi lebar tubuh bendung
(shunt undersluice).
Pekerjaan Sungai yaitu usaha usaha yang dilakukan disungai untuk menjaga
konstruksi bangunan utama, usaha usaha ini berupa perbaikan dan
Data Topografi, yaitu data data yang berupa peta yang didalamnya terdapat
elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan
utama meliputi :
Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 : 50.000
Peta situasi sungai Skala 1 : 2.000 dengan jarak 1 Km dari calon bangunan
utama baik hulu maupun hilir, data melebar sungai 250 m dari as sungai
ke sisi samping kiri dan kanan sungai.
Gambar gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang
lengkap dengan dimensi disebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan
utama.
2).
Data Hidrologi, yaitu data data yang menyangkut kondisi hidrologi dan
klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama dan
dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap daerah
aliran tersebut. Data data tesebut antara lain data - data untuk menghitung
berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1 tahun, 2 tahun, 5
tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun dan 1000 tahunan.
Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang
rencana 1000 tahunan.
Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 25 tahunan.
Data Debit Andalan, yaitu data data yang diperlukan untuk mengetahui
besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 % atau
tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk
mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi. Debit andalan
ditentukan dengan pertimbangan :
Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan.
Besarnya periode ulang 5 tahunan.
Kemungkinan terpenuhi 80 % dan debit sungai lebih rendah dari debit
andalan adalah 20 %.
Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang
dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan
besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow).
3).
4).
5).
Data Mekanika Tanah, yaitu data data yang berkaitan dengan perhitungan
stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas, berat jenis, sudut geser tanah
dan lain lain.
Ada beberapa macam bendung yang biasanya dipakai antara lain bendung pelimpah,
bendung gerak (barrage) dan kombinasi antara bendung gerak dan bendung tetap
serta bendung saringan bawah.
(a). Bendung tetap adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan
tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan
irigasi, bendung merupakan suatu penghalang selama terjadi banjir dan dapat
menyebabkan genangan luas didaerah daerah hulu bendung tersebut.
(b). Bendung Gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar,
masalah yang ditimbulkannya selama banjir kecil, bendung gerak dapat
mengatur muka air didepan pintu pengambilan agar air yang masuk tetap
sesuai dengan kebutuhan irigasi. (bendung gerak ini mempunyai kesulitan yaitu
pada penggunaannya serta perlu pemeliharaan dan perawatan agar bendung
gerak tidak cepat rusak.
10
11
(c). Bendung Saringan Bawah adalah tipe bangunan yang dapat menyadap air dari
sungai tanpa terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit
terbuka yang terletak tegak lurus terhadap aliran sungai. Biasanya bendung
saringan bawah ini dilengkapi dengan jeruji baja (saringan) berfungsi untuk
mencegah masuknya batu batu besar kedalam saluran. Bendung saringan
bawah ini biasanya hanya digunakan pada sungai yang mengangkut batu batu
besar.
12
suatu saluran pengambilan ditepi sungai tanpa mengatur tinggi muka air di
sungai. Pengambilan bebas dapat dilakukan jika elevasi disungai lebih tinggi dari
daerah yang diairi dan jumlah air yang dapat dibelokan kearah saluran harus
cukup.
Sungai
Sungai
Saluran Pengambilan
Saluran Pengambilan
Pengambilan bebas di buat ditempat yang tepat sehingga dapat mengambil air
dengan baik dan sedapat mungkin menghindari masuknya sedimen. Terlepas
dari pemilihan lokasi pengambilan yang benar disungai, masuknya sedimen
dipengaruhi oleh :
Sudut antara pengambilan dan sungai
Penggunaan dan ketinggian ambang penahan sedimen (skimming wall).
Kecepatan aliran masuk dan sebagainya.
Penyelidikan model yang dilakukan oleh Habermaas yang memperlihatkan
pengaruh situasi jari-jari tikungan sungai, derajat tikungan, posisi pengambilan
terhadap pembagian sedimen laying pada sungai dan pengambilan dapat dilihat
pada Gambar 1.6.
13
sumber air permukaan pada waktu musim hujan dan digunakan pada saat
saat kekurangan air, fungsi utama waduk adalah mengatur aliran sungai.
Waduk dibangun dengan banyak tujuan antara lain : keperluan irigasi, tenaga
pembangkit listrik, pengendali banjir dll.
14
Rumah
Pompa
Areal Sawah Potensial
Sungai
15
(Be)
mengalirkan debit, lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar
dari setiap pilar dengan persamaan matematik sebagai berikut :
Be
= B - 2 (n Kp + Ka) . H1
= 1.2 x Bn
(1)
Keterangan :
Be
= 1,2 x Lebar rata rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)
16
Jika B terlalu kecil, tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas
genangan dihulu bendung bertambah.
Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena
adanya
pelebaran
sungai
dari
profil
normalnya
maka
akan
terjadi
17
Bentuk Pilar
Kp
Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut sudut dibulatkan pada jari
jari yang hampir sama dengan 0.1 dari tebal pilar
0.02
0.01
0.00
Bentuk Pilar
Ka
kearah
0.20
aliran.
Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90
kearah aliran
0.10
Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok bulat dimana r > 0.5 H1 dan
tembok hulu tidak lebih dari 45 kearah aliran.
0.00
18
19
b0 = 81.00 m
Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
P1
1. Pengukuran
topografi
pada
lokasi
b0 = 81.50 m
P2
b0 = 66.00 m
P3
b0 = 69.00 m
P4
P3 = 66.00 m
P4 = 69.00 m
b0 = 62.00 m
P5 = 62.00 m
P6 = 69.00 m
B
P5
= Bn = Brerata = 71.42
Catatan :
b0 = 69.00 m
P6
20
Gambar 1.11. Lebar Rata Rata Sungai
R1
R2
Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton
maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya. Kemiringan
maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan disini berkemiringan 1
banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin menguntungkan
jika bahan pondasinya terbuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak.
Penentuan Elevasi Peil Mercu
Cara 1.
Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain elevasi
sawah tertinggi yang akan diairi, tingginya air di sawah kehilangan tekanan
pada pemasukan saluran saluran,pada bangunan bangunan lain yang
terdapat dalam saluran.
21
a).
Xm
b).
0.10 m
c).
0.10 m
d).
0.10 m
e).
0.15 m
f).
0.40 m
g).
0.20 m
h).
0.10 m
i).
0.25 m
X + 1.50 m
Cara 2.
Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada
bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer).
Kehilangan Tinggi Energi
Alat ukur.
Pengambilan.
Contoh.
a).
15.87 m
b).
0.40 m
c).
0.10 m
0.18 m (V = 1.5
d).
22
m/dtk)
e).
Kemiringan
0.15 m
f).
0.40 m
g).
0.20 m
16.70 m
LxI
Elevasi Peil Mercu Bendung
c.
23
Contoh.
Elevasi Peil Mercu = 16.70 m
Elevasi Dasar Sungai Hilir = 12.60 m.
Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 15.20 m.
Misalkan kedalaman air diatas mercu H1 = 3.40 m.
Elevasi muka air banjir = 16.70 m + 3.40 m
= 20.10 m
Maka Tinggi Bendung = Elevasi Peil Mercu Elevasi Dasar Lantai Hulu Bendung
24
Bp
Befektif bendung
25
Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena adanya
pelebaran sungai dari profil normalnya, maka akan terjadi pengendapan didepan
bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang yang tidak dikehendaki.
Catatan Lihat Gambar 1.11.
Lebar Pintu Pembilas
Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau
menguras material atau bahan bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah
diangkat dan ditutup.
o Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini
diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 1.50 m 3.50
m diatas mercu bendung.
o Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan tebal
pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 1/10 L 1/6L (Lebar
bendung) atau lebar pembilas = 0.60 x lebar total pengambilan.
Contoh :
Lebar Bendung total
= 71.40 m
= 7.140 m
= 11.90 m
Direncanakan :
Bangunan pembilas
1.70 m
1.00 m
3 Buah
1.50 m
26
Lebar bersih
Tebal pilar
27
Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit, oleh
karena kemungkinan adanya pilar dan pintu pintu penguras. Lebar efektif bendung
adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk menentukan
lebar dhirdrolis bendung adalah sebagai berikut :
Be
= B n.(Kp+Ka).H1
Kp
H1
= Jumlah pilar
Contoh :
B
71.40 m
Kp
Ka
H1
3.40 m
Be
71.40 m 0.24. H1
28
29
Mercu Bulat.
Bendung dengan mercu bulat (gambar 1.13) memiliki harga koefisien debit jauh
lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien ambang lebar.
Mercu bulat ini pada sungai akan memberikan banyak keuntungan karena
bangunan ini akan mengurang tinggi muka air hulu selama banjir.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1/r), untuk
bendung dengan dua jari jari (R1 dan R2), jari jari hilir akan digunakan untuk
menentukan harga koefisien debit. Untuk menghindari bahaya kavitasi local,
tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi 4.0 m tekanan air, jika
mercu terbuat dari pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya dibatasi
sampai 1.0 m dari tekanan air.
Jari jari mercu bendung berkisar antara :
Mercu dari pasangan batu berkisar antara 0.30 H1 maks sampai 0.70 H1
maks.
Mercu dari beton berkisar antara 0.1 H1 maks sampai 0.70 H1 maks.
30
Persamaan tinggi energi debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol
segi empat adalah :
= Cd x 2/3 x (2/3 g) x b x H11.5
(1)
Keterangan :
Q
= Debit (m3/dtk)
Cd
H1
C0 mempunyai harga maksimum 1.49 jika H1/r lebih dari 5.0 seperti yang
diperlihatkan pada grafik 1.1.
C0 sahih (valid) apabila mercu bendung cukup tinggi diatas dasar rata-rata
alur pengarah p/H1 1.50
31
Contoh :
Mercu bulat, muka hulu berkemiringan 1 : 0.67 dan kemiringan hilir 1 : 1 jari jari
mercu bendung awal ( r ) diperkirakan 1.75 m. Tekanan negatif yang terjadi pada
mercu akan dicek kemudian.
Lebar antar tumpu (abutment) adalah = 71.40 m
Dan lebar efektif bendung diperkirakan = 62.40 m
Dari rumus debit bendung, muka air rencana dapat ditentukan
Q
(1)
Keterangan :
Q
Cd
H1
be
Harga harga koefisien C0, C1 Dan C2 dapat ditentukan dari grafik 1.1., grafik 1.2
dan grafik 1.3, masukan input untuk gambar ini adalah jari jari (r ) diandaikan =
1.75) dan p (1.50 m).
Untuk perhitungan pertama H1, harga cd = 1.30 merupakan nilai perkiraan awal yang
dianjurkan, Jadi :
800
H11.50 =
5.79
H1
3.22 m
32
Grafik 1.1.
Grafik 1.2.
33
Grafik 1.3. Koefisien Koreksi C2 Untuk Mercu Bendung Bulat Sebagai Fungsi
P/H1
= C0 x C1 x C2
= 1.30 x 0.91 x 1.006
= 1.19
Berbeda dari nilai 1.3 jadi nilai H1 yang baru dihitung harus dikoreksi.
Dengan cara melakukan perhitungan ulang diperoleh hasil sebagai berikut :
H1 = 3.40 m
Setelah mengecek harga harga C0, C1, C2 jangan mengadakan perubahan terlalu banyak.
Dengan harga H1 = 3.40 m dan radius 1.75 m, tekanan negatif yang bekerja pada mercu
dapat dicek.Untuk ini dapat dipakai pada grafik 1.4.
34
Untuk mencegah agar tekanan negatif tidak terjadi pada mercu bendung maka
besarnya tekanan negatif yang bekerja perlu dicek dimana besarnya tekanan negatif
untuk bendung dari pasangan batu harus lebih kecil (p/g > - 1,0) dengan
mempergunakan grafik (p/g) sebagai fungsi H1/r. (lihat grafik 1.4).
Grafik 1.4. Tekanan Pada Mercu Bendung Sebagai Fungsi Perbandingan H1/r
Karena bendungnya terbuat dari pasangan batu, besar tekanan < -1.0 m.
Dengan H1/r = 3.40/1.75 = 1.94 besar tekanan adalah :
(p/g)/H1 = -0.20 jadi p/g = -0.20 x 1.94 = -0.39 m > -1.0 m (Oke).
35
Mercu Ogee.
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam serasi.
Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada
permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit banjir rencana.
Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan kebawah pada
mercu.
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, US Army Corps Of
Engineers mengembangkan persamaan berikut :
Y
hd
X n
..(2)
hd
1
K
Keterangan :
X
hd
Vertikal
2.000
1.850
3:1
1.936
1.836
3:2
1.939
1.810
1:1
1.873
1.776
36
(1)
Keterangan :
Q
= Debit (m3/dtk)
Cd
37
H1
800 m3/Dtk
1.50 m
Be
62.40 m
H11.50 =
H1
H1/Hd = 3.09/2.99
= 1.03
p/Hd = 1.50/2.99
= 0.50
38
800
H11.50 =
H1
Grafik 1.5. Faktor Koreksi Untuk Tinggi Energi Rencana Tipe Ogee
(Menurut Ven Te Chow , 1959)
39
bendung
(abutment)
menghubungkan
bendung
dengan
Elevasi pangkal bendung disisi huli bendung sebaiknya lebih tinggi daipada
elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH). Tinggi jagaan
yang harus diberikan adalah 0.75m sampai 1.50 m tergantung pada kurva debit
datar 0.75 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan diperlukan
1.50 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama.
h). Perencanaan Peredam Energi.
Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku
disebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 (gambar 1.16)
40
Keterangan Gambar
?
Kasus C adalah keadaan loncat air dimana kedalaman air hilir sama dengan
kedalaman konjugasi air tersebut.
Kasus D terjadi apabila kedalaman air hilir kurang dari kedalaman konjugasi,
dalam hal ini loncatan akan bergerak ke hilir (kasus ini diusahakan agar tidak
boleh terjadi, karena loncatan air akan menghempas bagian sungai yang tidak
terlindungi dan umummya menyebabkan penggerusan yang luas).
41
Debit Rencana.
Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk peredam
energi, semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya. Jika degradasi mungkin
terjadi, maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah yang mungkin
terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi, degradasi harus dicek jika :
a). Bendung dibangun pada sudetan (Kopur).
b). Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi.
c). Terdapat waduk dihulu bangunan utama.
Bila degradasi sangat mungkin terjadi, tetapi tidak ada data pasti tersedia, maka
sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak. Dalam hal
ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan guna
memperbaiki degradasi dimasa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan semula.
Dimana :
V1
H1
42
Dimana :
Fr
V1
(g.Yu)
Y2
Yu
Fr
= Bilangan Froude
V1
= Percepatan Gravitasi
Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot. Untuk menjaga
agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai, maka lantai
harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang kurangnya sama dengan
kedalaman konjugasi.
Untuk aliran tenggelam; yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 2/3. H1 diatas
mercu maka tidak diiperlukan kolam olak.
Y2 2/3. H1 Tidak perlu kolam olak.
2). Panjang Kolam (Lj)
Panjang kolam loncat air dibelakang Hu (Gambar 1.23) biasanya kurang dari panjang
bebas loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill). Ambang yang
berfungsi untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak
Lj
= 5 (n + Y2)
Dimana :
Lj
Y2
43
44
Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya, bangunan peredam energi dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
1. Peredam energi type loncatan.
Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang dangkal
dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman loncatan
hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi. Pada dasarnya
peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang mempunyai dasar
sangat kokoh.
45
46
47
48
Jika kedalaman konjugasi hilir dari loncat air terlalu tinggi dibanding
kedalaman air normal hilir, atau kalau diperkirakaa akan terjadi kerusakan pada
lantai kolam yang panjang akibat batu-batu besar yang terangkut lewat atas
bendung, maka dapat dipakai peredam energi yang relatif pendek tetapi dalam.
Perilaku hidrolis peredam energi tipe, ini terutama bergantung kepada terjadinya
kedua pusaran; satu pusaran permukaan bergerak ke arah berlawanan dengan
arah jarum jam di alas bak, dan sebuah pusaran permukaan bergerak ke arah
putaran jarum jam dan terletak di belakang ambang ujung. Dimensi-dimensi
umum sebuah bak yang berjari-jari besar diperlihatkan pada Gambar 1.24.
Kolam olak tipe bak tenggelam telah digunakan sejak lama dengan
sangat berhasil pada bendung-bendung rendah dan untuk ' bilanganbilangan Froude rendah. Kriteria yang dipaKai untuk perencanaannya diambil dari
bahan-bahan oleh Petcrka dan hfsil-hash penyclidikan dengan model. Bahan ini
telah diolah oleh Institut Teknik Hidrrulika di Bandung guna menghasilkan
serangkaian kriteria perencanaan untuk kolam dengan tinggi energi rendah ini.
Parameter-parameter dasar untuk perencanaan tipe bak tenggelam sebagaimana
diberikan oleh USBR (Peterka, 1974) sulit untuk diterapkan bagi perencanaan
bendung dengan iinggi energi rendah.
49
Oleh sebab itu, parameter-parameter dasar ini sebagai jari-jari bak, tinggi
energi dan kcdalaman air telah dirombak kembali menjadi parameter-parameter
tanpa dimensi dengan cara membaginya dengan kedalaman kritis:
3
q2
hc =
g
di mana:
hc = kedalaman air kritis, m
q = debit per lebar satuan, m2/dt.m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8).
Jari-jari minimum bak yang diizinkan (Re) dibcrikan pada Grafik 1.6 di mana garis
rnenerus adalah garis asli dari kriteria USBR. Di baah AH/hc = 2,5 USBR tidak
memberikan hasil-hasil percobaan. Scjauh ini penyclidikan dengan model yang
dilakukan
oleh
IHE
menunjukkan
bahwa
garis
putus-putus
Gambar
ini
menghasilkan kritcria yang bagus untuk jari-jari minimum bak yang diizinkan bagi
bangunan-bangunan dcngan tinggi energi rendah ini.
Contoh Perencanaan Kolam Olak Tipe Bak Tenggelam.
Karena banjir diperkirakan akan mengangkut batu batu bongkah, akan dipakai
peredam tipe bak (bucket tipe).
Untuk menentukan dimensi diperlukan data data berikut :
Debit satuan (Q100)
= 800 m3/dtk
= 12.80 m3/Dtm.
= Q/be = 800/62.4
(q2/g)
(12.82/9.8)
= 2.55 m
= Elv. Mercu + H1
= 16.70 + 3.40
= 20.10 m
50
= + 16.45
= + 16.55
Jari jari bak yang diizinkan (Rmin) dapat dibaca dari gambar grafik 1.6.
1.38 m
Rmin/Hc
= 1.55
Rmin
= 1.55 x Hc
= 1.55 x 2.55
= 3.95 m
Diambil
= 4.00 m
Batas muka air hilir minimum (Tmin) diberikan pada grafik 1.7.
51
H/Hc = 1.38
Tmin/Hc
= 2.0
Tmin
= 2.0 x Hc
= 2.0 x 2.55
= 5.10 m
Diambil
= 5.50 m
52
53