memiliki
HLA-B27.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok spondiloartropati seronegatif ini ialah spondilitis
ankilosa, artritis reaktif, spondilitis dan artritis perifer berkaitan dengan psoriasis atau
penyakit radang usus, spondiloartropati juvenile onset dan beragam kelainan yang sukar
diklasifikasikan yang sering disebut sebagai undifferentiatied spondyloarthropathy atau
spondyloarthropathy. Pada kesempatan kali ini, kita akan meninjau sebagian aspek
spondiloartropati
seronegatif,
yaitu
Kriteria
gambaran
klinis
dan
penatalaksanaannya.
Klasifikasi
(The
European
Nyeri
Spondiloartropati
Spondyloarthropathy
tulang
belakang
Study
inflamatif
Group,
atau
1991)
sinovitis
Asimetris
atau
Terutama
dan
pada
satu
atau
lebih
Riwayat
ekstremitas
dari
yang
bawah
berikut
ini
keluarga
:
positif
Psoriasis
Penyakit
radang
usus
- Uretritis, serfisitis atau diare akut dalam jangka 1 bulan sebelum artritis.
-
Nyeri
bokong
berpindah-pindah
antara
glutea
kanan
dan
kiri.
Enteropati
Sakroiliitis
Batasan
variabel
yang
dipakai
dalam
kriteria
diatas
1. Nyeri tulang belakang inflamatif : Riwayat atau keluhan sekarang berupa nyeri tulang
belakang pada daerah pinggang, punggung atau leher yang paling sedikit memiliki 4 dari 5
sifat
a.
berikut
Onset
dibawah
b.
e.
usia
45
tahun.
Onset
c.
d.
ini:
samar-samar.
Membaik
Berkaitan
Paling
dengan
dengan
sedikit
latihan.
kaku
sudah
pagi
berjalan
hari.
3
bulan.
2. Sinovitis : Artritis asimetris baik dahulu maupun sekarang, atau artritis yang terutama
mengenai
ekstremitas
bawah.
3. Riwayat keluarga positif : Terdapat pada kerabat 1st degree atau 2nd degree salah satu dari
yang
berikut
a.
ini
Spondilitis
ankilosa.
b.
Psoriasis.
c.
Uveitis
d.
akut.
Artritis
e.
reaktif.
Penyakit
radang
usus.
4. Psoriasis: Psoriasis baik dahulu maupun sekarang yang didiagnosis oleh dokter.
5. Penyakit radang usus: Penyakit Crohn atau kolitis ulseratifa baik dahulu maupun sekarang,
yang didiagnosis oleh dokter dan dipastikan melalui pemeriksaan radiologis atau endoskopi.
6. Nyeri bokong berpindah-pindah: Nyeri yang berpindah-pindah antara daerah gluteus kiri
dan
kanan,
baik
dahulu
maupun
sekarang.
7. Entesopati: Nyeri spontan atau nyeri pada pemeriksaan pada tempat insersi tendo Achilles
atau
fasia
plantaris,
baik
dahulu
maupun
sekarang.
8. Diare akut: Episode diare yang terjadi dalam waktu 1 bulan sebelum timbul artritis.
9. Uretritis: Uretritis atau serfisitis non-gonokokus yang terjadi dalam waktu 1 bulan sebelum
timbul
artritis.
10. Sakroiliitis: Derajat 2-4 bilateral atau derajat 3-4 unilateral, berdasarkan kriteria
radiologis (0 = normal, 1 = possible, 2 = minimal, 3 = moderate, 4 = ankylosis).
Klasifikasi diatas mempunyai sensitifitas 78.4% dan spesifisitas 89.6%. Jika bukti sakroiliitis
Artritis
Psoriatika
Gambaran klinis artropati yang berkaitan dengan psoriasis merupakan gabungan antara
artritis reumatoid dan spondiloartropati seronegatif. Variasi gambaran klinis artritis psoariatik
sangat luas. Dari segi diagnosis dan pengobatan, penderita dapat dibagi dalam tiga
kelompok
1.
:
Monoartritis
atau
oligoartritis
asimetris:
30-50%.
heterogen.
Pada sekitar 70% penderita, psoriasis timbul bertahun-tahun sebelum artritis, atau timbul
bersamaan dengan artritis (15%). Walaupun onset artritis biasanya samar-samar, pada 1/3
kasus onsetnya akut. Jarang terdapat gejala konstitusional. Pada sebagian kecil penderita
dewasa (15%) - lebih sering pada anak-anak - artritis timbul sebelum terdapat perubahan
pada kulit atau kuku (artritis sine psoriasis). Kebanyakan penderita mempunyai riwayat
psoriasis atau gambaran klinis tertentu pada anggota keluarga yang lain, sehingga dapat
membantu
a.
diagnosis.
Oligoartritis
atau
monoartritis
Manifestasi awal yang paling sering, ditemukan pada 2/3 kasus ialah oligoartritis atau
monoartritis yang mirip dengan artritis perifer pada spondiloartropati lain. Pada 1/3 - 1/2
penderita ini, artritis akan berkembang menjadi poliartritis simetris yang sulit dibedakan dari
artritis
reumatoid.
Oligoartritis yang klasik mengenai sendi besar, misalnya sendi lutut dengan 1 atau 2 sendi
interfalang dan daktilitis salah satu jari tangan atau jari kaki. Pada beberapa kasus artritis
timbul setelah trauma. Jika pada anamnesis didapatkan riwayat psoriasis pada keluarga,
pencarian psoriasis pada daerah yang tersembunyi (kulit kepala, umbilikus dan daerah
perianal) disertai kelainan radiologis yang khas akan menghasilkan bukti penting untuk
diagnosis yang tepat. Lesi psoriatik mungkin terbatas pada 1 atau 2 daerah yang tidak luas
dengan atau tanpa terkenanya kuku. Terkenanya sendi DIP merupakan tanda yang khas dan
hampir
selalu
berkaitan
dengan
perubahan
b.
psoriatik
pada
kuku.
Poliartritis
Poliartritis simetris yang mengenai sendi kecil pada tangan dan kaki, pergelangan tangan,
pergelangan kaki, lutut dan siku merupakan pola artritis psoriatik yang paling sering. Artritis
mungkin sukar dibedakan dari artritis reumatoid, tetapi sendi DIP lebih sering terkena dan
terdapat kecenderungan ankilosis tulang pada sendi PIP dan DIP yang mengakibatkan
deformitas claw atau paddle pada tangan. Penderita dengan poliartritis simetris dan psoriasis
tetapi tanpa gambaran klinis (daktilitis, entesitis, terkenanya sendi DIP atau sakroiliaka) atau
radiologis yang khas serta faktor reumatoidnya positif mungkin secara bersamaan juga
menderita
artritis
c.
reumatoid.
Artritis
mutilans
Artritis mutilans akibat osteolisis tulang jari dan tulang metakarpal (jarang pada kaki) jarang,
tetapi jika ada merupakan gambaran yang sangat karakteristik untuk artritis psoriatika.
Kelainan ini mengakibatkan timbulnya jari teleskop, ditemukan pada 5 % kasus.
d.
Kelainan
sendi
aksial
Kelainan sendi aksial dapat terjadi pada penderita artritis perifer yang faktor reumatoidnya
negatif dan sering asimtomatik. Pria dan wanita sama kemungkinan terkenanya. Biasanya
timbul beberapa tahun setelah artritis perifer. Keluhan low back pain inflamatif atau nyeri
dada mungkin tidak ada atau minimal meskipun kelainan radiologis tampak lanjut.
e.
Manifestasi
lain
Peradangan pada tempat melekatnya tendo dan ligamen pada tulang (entesitis) sebuah
gambaran yang karakteristik untuk spondiloartropati sering ditemukan terutama pada insersi
tendo Achilles dan fasia plantaris pada kalkaneus. Entesopati cenderung lebih sering terjadi
pada bentuk oligoartritis. Konyungtifitis tidak jarang, ditemukan pada 1/3 kasus.
Sebagaimana halnya dengan spondilitis ankilosa, komplikasi seperti insufisiensi aorta,
uveitis, fibrosis paru yang mengenai lobus superior dan amiloidosis dapat terjadi tetapi
jarang.
Lesi psoriatik yang khas berupa plak kemerahan yang berbatas tegas disertai sisik seperti
perak yang tampak jelas. Ditemukan pada permukaan ekstensor siku, lutut, kulit kepala,
telinga
dan
daerah
presakral.
Dapat juga ditemukan pada bagian tubuh yang lain seperti telapak tangan dan kaki, bagian
fleksor, pinggang bawah, batas rambut, perineum dan genitalia. Ukurannya bervariasi,
berkisar dari 1 mm atau kurang pada psoriasis akut awal sampai beberapa sentimeter pada
penyakit
yang
well-established.
artritis
psoriatik.
Penatalaksanaan
Penanganan spondiloartropati seronegatif lebih ditujukan terhadap keluhan/gejala klinis
daripada terhadap diagnosis yang spesifik. Dalam garis besar, pelaksanaannya mencakup
terapi fisik dan latihan untuk mempertahankan mobilitas dan postur, obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi keluhan (terapi simtomatik) dan edukasi untuk menjamin
kesinambungan progam latihan. Kebanyakan penderita spondiloartropati dengan penyakit
yang ringan memberikan respon yang baik terhadap pengobatan dengan latihan yang teratur
dan fisioterapi. Radang yang menetap pada 1 atau 2 sendi sering membaik dengan suntikan
steroid lokal. Entesitis biasanya diobati dengan kombinasi fisioterapi dan OAINS. Entesitis
juga memberikan respon terhadap suntikan steroid lokal, walaupun pada tempat-tempat
tertentu tindakan ini tidak dilakukan secara rutin karena risiko ruptur tendo.
Penderita dengan penyakit yang berat sering memerlukan kombinasi OAINS dengan disease
modifying anti-rheumatic drugs (DMARDs), yang juga digunakan pada artritis reumatoid.
Sulfasalazin, metotreksat dan azatiofrin merupakan preparat yang paling sering dipakai dan
bermanfaat pada artritis yang berkaitan dengan spondiloartropati, tetapi belum terbukti
bermanfaat
terhadap
tulang
belakang
atau
sendi
sakroiliaka.
Antibiotika telah terbukti bermanfaat pada sindroma Reiter/artritis reaktif jika bakteri
pencetus artritis ialah Chlamydia (paling sering ditemukan pada traktus urogenitalis).
Sayangnya, antibiotik tampaknya tidak berguna dalam pengobatan artritis reaktif yang
dicetuskan
oleh
bakteri
dari
usus
atau
pada
spondiloartropati
lain.
Daftar
1.
Khan
Pustaka
MA
An
Spondyloarthropathies.
overview
Rheum
Dis
of
Clinical
Clin
North
Spectrum
Amer
and
18:1,
Heterogeneity
1-10,
Febr
of
1992.
Klippel JH (Ed.) Primer on the Rheumatic Diseases. 11th ed, Arthr Foundation, Atlanta, GA,
1997.
4. Rahman MU, Hudson AP, Schumacher Jr HR : Chlamydia and Reiters syndrome
(Reactive
arthritis).
Rheum
Dis
Clin
North
Amer
18:1,
67-79,
Febr
1992.
5. Rosenbaum JT : Acute Anterior Uveitis and Spondyloarthropathies. Rheum Dis Clin North
Amer
18:1,
143-151,
Febr
1992.
6. Boumpas DT, Tassiulas IO : Psoriatic Arthritis. Dalam Klippel JH (Ed.) Primer on the
Rheumatic
Diseases.
11th
ed,
Arthr
Foundation,
Atlanta,
GA,
1997.
Dis
Clin
North
Amer
18:1,
247-256,
Febr
1992.
ed.,
Philadelphia,
WB
Saunders
Co.,
2001.
11th
ed,
Arthr
Foundation,
Atlanta,
GA,
1997.