Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Spondiloartropati seronegatif merupakan sekelompok penyakit radang multisistem yang


berkaitan satu sama lain.Sama halnya dengan penyakit reumatik lain, mereka dapat mengenai
tulang belakang, sendi perifer dan struktur periartikuler atau ketiga-tiganya. Mereka juga
menunjukkan manifestasi ekstra-artikuler yang khas seperti radang saluran cerna dan saluran
urogenital baik akut maupun kronik, radang mata anterior, lesi psoriatik kulit dan kuku dan
kadang-kadang lesi pada sistem hantaran jantung, pangkal aorta dan apeks paru. Jadi,
secara ringkas gambaran klinisnya ialah kelainan aksial, artikuler, ekstra-artikuler dan
entesitis. Sebagian besar penyakit ini menunjukkan peningkatan prevalensi pada individu
yang

memiliki

HLA-B27.

Penyakit yang termasuk dalam kelompok spondiloartropati seronegatif ini ialah spondilitis
ankilosa, artritis reaktif, spondilitis dan artritis perifer berkaitan dengan psoriasis atau
penyakit radang usus, spondiloartropati juvenile onset dan beragam kelainan yang sukar
diklasifikasikan yang sering disebut sebagai undifferentiatied spondyloarthropathy atau
spondyloarthropathy. Pada kesempatan kali ini, kita akan meninjau sebagian aspek
spondiloartropati

seronegatif,

yaitu

Kriteria

gambaran

klinis

dan

penatalaksanaannya.

Klasifikasi

(The

European

Nyeri

Spondiloartropati

Spondyloarthropathy

tulang

belakang

Study

inflamatif

Group,
atau

1991)
sinovitis

Asimetris
atau
Terutama
dan

pada
satu

atau

lebih

Riwayat

ekstremitas
dari

yang

bawah
berikut

ini

keluarga

:
positif

Psoriasis

Penyakit

radang

usus

- Uretritis, serfisitis atau diare akut dalam jangka 1 bulan sebelum artritis.
-

Nyeri

bokong

berpindah-pindah

antara

glutea

kanan

dan

kiri.

Enteropati

Sakroiliitis

Batasan

variabel

yang

dipakai

dalam

kriteria

diatas

1. Nyeri tulang belakang inflamatif : Riwayat atau keluhan sekarang berupa nyeri tulang
belakang pada daerah pinggang, punggung atau leher yang paling sedikit memiliki 4 dari 5
sifat
a.

berikut
Onset

dibawah

b.

e.

usia

45

tahun.

Onset

c.
d.

ini:
samar-samar.

Membaik
Berkaitan
Paling

dengan
dengan

sedikit

latihan.

kaku
sudah

pagi

berjalan

hari.
3

bulan.

2. Sinovitis : Artritis asimetris baik dahulu maupun sekarang, atau artritis yang terutama
mengenai

ekstremitas

bawah.

3. Riwayat keluarga positif : Terdapat pada kerabat 1st degree atau 2nd degree salah satu dari
yang

berikut

a.

ini

Spondilitis

ankilosa.

b.

Psoriasis.

c.

Uveitis

d.

akut.

Artritis

e.

reaktif.

Penyakit

radang

usus.

4. Psoriasis: Psoriasis baik dahulu maupun sekarang yang didiagnosis oleh dokter.
5. Penyakit radang usus: Penyakit Crohn atau kolitis ulseratifa baik dahulu maupun sekarang,
yang didiagnosis oleh dokter dan dipastikan melalui pemeriksaan radiologis atau endoskopi.
6. Nyeri bokong berpindah-pindah: Nyeri yang berpindah-pindah antara daerah gluteus kiri
dan

kanan,

baik

dahulu

maupun

sekarang.

7. Entesopati: Nyeri spontan atau nyeri pada pemeriksaan pada tempat insersi tendo Achilles
atau

fasia

plantaris,

baik

dahulu

maupun

sekarang.

8. Diare akut: Episode diare yang terjadi dalam waktu 1 bulan sebelum timbul artritis.
9. Uretritis: Uretritis atau serfisitis non-gonokokus yang terjadi dalam waktu 1 bulan sebelum
timbul

artritis.

10. Sakroiliitis: Derajat 2-4 bilateral atau derajat 3-4 unilateral, berdasarkan kriteria
radiologis (0 = normal, 1 = possible, 2 = minimal, 3 = moderate, 4 = ankylosis).
Klasifikasi diatas mempunyai sensitifitas 78.4% dan spesifisitas 89.6%. Jika bukti sakroiliitis

melalui pemeriksaan radiologis dimasukkan, sensitifitas bertambah menjadi 87.0% dengan


sedikit penurunan spesifisitas menjadi 86.7 %.

Artritis

Psoriatika

Gambaran klinis artropati yang berkaitan dengan psoriasis merupakan gabungan antara
artritis reumatoid dan spondiloartropati seronegatif. Variasi gambaran klinis artritis psoariatik
sangat luas. Dari segi diagnosis dan pengobatan, penderita dapat dibagi dalam tiga
kelompok
1.

:
Monoartritis

atau

oligoartritis

asimetris:

30-50%.

2. Poliartritis, sering simetris sehingga mirip dengan artritis reumatoid : 30 - 50 %.


3. Terutama mengenai sendi aksial (spondilitis, sakroiliitis dan atau artritis sendi panggul dan
bahu yang menyerupai spondilitis ankilosa) dengan atau tanpa kelainan sendi perifer : 5%.
Terkenanya sendi DIP (prevalensi 25%), artritis mutilans (5%), sakroiliitis (35%) dan
spondilitis (30%) dapat ditemukan pada setiap kelompok ini. Perubahan gambaran klinis dari
satu bentuk ke bentuk lain tidak jarang terjadi sehingga menghasilkan gambaran klinis yang
sangat

heterogen.

Pada sekitar 70% penderita, psoriasis timbul bertahun-tahun sebelum artritis, atau timbul
bersamaan dengan artritis (15%). Walaupun onset artritis biasanya samar-samar, pada 1/3
kasus onsetnya akut. Jarang terdapat gejala konstitusional. Pada sebagian kecil penderita
dewasa (15%) - lebih sering pada anak-anak - artritis timbul sebelum terdapat perubahan
pada kulit atau kuku (artritis sine psoriasis). Kebanyakan penderita mempunyai riwayat
psoriasis atau gambaran klinis tertentu pada anggota keluarga yang lain, sehingga dapat
membantu
a.

diagnosis.
Oligoartritis

atau

monoartritis

Manifestasi awal yang paling sering, ditemukan pada 2/3 kasus ialah oligoartritis atau
monoartritis yang mirip dengan artritis perifer pada spondiloartropati lain. Pada 1/3 - 1/2
penderita ini, artritis akan berkembang menjadi poliartritis simetris yang sulit dibedakan dari
artritis

reumatoid.

Oligoartritis yang klasik mengenai sendi besar, misalnya sendi lutut dengan 1 atau 2 sendi

interfalang dan daktilitis salah satu jari tangan atau jari kaki. Pada beberapa kasus artritis
timbul setelah trauma. Jika pada anamnesis didapatkan riwayat psoriasis pada keluarga,
pencarian psoriasis pada daerah yang tersembunyi (kulit kepala, umbilikus dan daerah
perianal) disertai kelainan radiologis yang khas akan menghasilkan bukti penting untuk
diagnosis yang tepat. Lesi psoriatik mungkin terbatas pada 1 atau 2 daerah yang tidak luas
dengan atau tanpa terkenanya kuku. Terkenanya sendi DIP merupakan tanda yang khas dan
hampir

selalu

berkaitan

dengan

perubahan

b.

psoriatik

pada

kuku.
Poliartritis

Poliartritis simetris yang mengenai sendi kecil pada tangan dan kaki, pergelangan tangan,
pergelangan kaki, lutut dan siku merupakan pola artritis psoriatik yang paling sering. Artritis
mungkin sukar dibedakan dari artritis reumatoid, tetapi sendi DIP lebih sering terkena dan
terdapat kecenderungan ankilosis tulang pada sendi PIP dan DIP yang mengakibatkan
deformitas claw atau paddle pada tangan. Penderita dengan poliartritis simetris dan psoriasis
tetapi tanpa gambaran klinis (daktilitis, entesitis, terkenanya sendi DIP atau sakroiliaka) atau
radiologis yang khas serta faktor reumatoidnya positif mungkin secara bersamaan juga
menderita

artritis

c.

reumatoid.

Artritis

mutilans

Artritis mutilans akibat osteolisis tulang jari dan tulang metakarpal (jarang pada kaki) jarang,
tetapi jika ada merupakan gambaran yang sangat karakteristik untuk artritis psoriatika.
Kelainan ini mengakibatkan timbulnya jari teleskop, ditemukan pada 5 % kasus.
d.

Kelainan

sendi

aksial

Kelainan sendi aksial dapat terjadi pada penderita artritis perifer yang faktor reumatoidnya
negatif dan sering asimtomatik. Pria dan wanita sama kemungkinan terkenanya. Biasanya
timbul beberapa tahun setelah artritis perifer. Keluhan low back pain inflamatif atau nyeri
dada mungkin tidak ada atau minimal meskipun kelainan radiologis tampak lanjut.
e.

Manifestasi

lain

Peradangan pada tempat melekatnya tendo dan ligamen pada tulang (entesitis) sebuah

gambaran yang karakteristik untuk spondiloartropati sering ditemukan terutama pada insersi
tendo Achilles dan fasia plantaris pada kalkaneus. Entesopati cenderung lebih sering terjadi
pada bentuk oligoartritis. Konyungtifitis tidak jarang, ditemukan pada 1/3 kasus.
Sebagaimana halnya dengan spondilitis ankilosa, komplikasi seperti insufisiensi aorta,
uveitis, fibrosis paru yang mengenai lobus superior dan amiloidosis dapat terjadi tetapi
jarang.
Lesi psoriatik yang khas berupa plak kemerahan yang berbatas tegas disertai sisik seperti
perak yang tampak jelas. Ditemukan pada permukaan ekstensor siku, lutut, kulit kepala,
telinga

dan

daerah

presakral.

Dapat juga ditemukan pada bagian tubuh yang lain seperti telapak tangan dan kaki, bagian
fleksor, pinggang bawah, batas rambut, perineum dan genitalia. Ukurannya bervariasi,
berkisar dari 1 mm atau kurang pada psoriasis akut awal sampai beberapa sentimeter pada
penyakit

yang

well-established.

Terkenanya kuku merupakan satu-satunya gambaran klinis untuk mengetahui penderita


psoriasis mana yang mungkin akan mengalami artritis. Kelainan kuku dapat berupa pitting,
onikolisis (terlepasnya kuku dari nail-bed), depresi melintang (ridging) dan keretakan,
keratosis subungual, warna kuning-kecoklatan (oil drop sign) dan leukonychia dengan
permukaan yang kasar. Tidak ada kelainan kuku yang spesifik untuk artritis psoriatik.
Meskipun pitting tidak jarang pada orang normal, multipel pit (biasanya lebih dari 20) pada
satu kuku pada jari yang mengalami daktilitis atau peradangan sendi DIP dianggap khas
untuk

artritis

psoriatik.

Penatalaksanaan
Penanganan spondiloartropati seronegatif lebih ditujukan terhadap keluhan/gejala klinis
daripada terhadap diagnosis yang spesifik. Dalam garis besar, pelaksanaannya mencakup
terapi fisik dan latihan untuk mempertahankan mobilitas dan postur, obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi keluhan (terapi simtomatik) dan edukasi untuk menjamin
kesinambungan progam latihan. Kebanyakan penderita spondiloartropati dengan penyakit
yang ringan memberikan respon yang baik terhadap pengobatan dengan latihan yang teratur
dan fisioterapi. Radang yang menetap pada 1 atau 2 sendi sering membaik dengan suntikan
steroid lokal. Entesitis biasanya diobati dengan kombinasi fisioterapi dan OAINS. Entesitis
juga memberikan respon terhadap suntikan steroid lokal, walaupun pada tempat-tempat

tertentu tindakan ini tidak dilakukan secara rutin karena risiko ruptur tendo.
Penderita dengan penyakit yang berat sering memerlukan kombinasi OAINS dengan disease
modifying anti-rheumatic drugs (DMARDs), yang juga digunakan pada artritis reumatoid.
Sulfasalazin, metotreksat dan azatiofrin merupakan preparat yang paling sering dipakai dan
bermanfaat pada artritis yang berkaitan dengan spondiloartropati, tetapi belum terbukti
bermanfaat

terhadap

tulang

belakang

atau

sendi

sakroiliaka.

Antibiotika telah terbukti bermanfaat pada sindroma Reiter/artritis reaktif jika bakteri
pencetus artritis ialah Chlamydia (paling sering ditemukan pada traktus urogenitalis).
Sayangnya, antibiotik tampaknya tidak berguna dalam pengobatan artritis reaktif yang
dicetuskan

oleh

bakteri

dari

usus

atau

pada

spondiloartropati

lain.

Walaupun pengobatan spondiloartropati dengan anti-TNF belum disetujui, penelitian awal


menunjukkan efek yang baik terhadap keluhan artritis perifer dan tulang belakang. Preparat
yang sedang diteliti ialah Infliximab dan Etanercept. Juga telah dimulai penelitian tentang
peranan bisfosfonat, yang mungkin mempunyai manfaat ganda dalam pengobatan
spondiloartropati. Bisfosfonat biasanya digunakan dalam pengobatan osteoporosis,
sedangkan osteoporosis sering terjadi pada spondiloartropati aktif. Efek lain yang
menguntungkan diharapkan berkaitan dengan efek anti-inflamasi bisfosfonat. Preparat yang
dipakai ialah Pamidronat. Obat lain yang juga sedang dalam penelitian ialah Thalidomid.

Daftar
1.

Khan

Pustaka
MA

An

Spondyloarthropathies.

overview
Rheum

Dis

of

Clinical

Clin

North

Spectrum
Amer

and

18:1,

Heterogeneity
1-10,

Febr

of

1992.

2. Arnett FC : Ankylosing Spondylitis. Dalam Koopman WJ (Ed.) Arthritis and Allied


Conditions A Textbook of Rheumatology. 14th ed., Philadelphia, Williams and Wilkins,
2001.
3. Arnett FC : Reactive arthritis (Reiters syndrome) and Enteropathic arthritis. Dalam

Klippel JH (Ed.) Primer on the Rheumatic Diseases. 11th ed, Arthr Foundation, Atlanta, GA,
1997.
4. Rahman MU, Hudson AP, Schumacher Jr HR : Chlamydia and Reiters syndrome
(Reactive

arthritis).

Rheum

Dis

Clin

North

Amer

18:1,

67-79,

Febr

1992.

5. Rosenbaum JT : Acute Anterior Uveitis and Spondyloarthropathies. Rheum Dis Clin North
Amer

18:1,

143-151,

Febr

1992.

6. Boumpas DT, Tassiulas IO : Psoriatic Arthritis. Dalam Klippel JH (Ed.) Primer on the
Rheumatic

Diseases.

11th

ed,

Arthr

Foundation,

Atlanta,

GA,

1997.

7. Gladman DD : Psoriatic Arthritis : Recent Advances in Pathogenesis and Treatment.


Rheum

Dis

Clin

North

Amer

18:1,

247-256,

Febr

1992.

8. Jackson CG, Clegg DO : The Seronegative Spondyloarthropathies (Ankylosing


Spondylitis, Reactive Arthritis, Psoriatic Arthritis). Dalam Weisman MH et al (Eds.)
Treatment of the Rheumatic Diseases. Companion to Kelleys Textbook of Rheumatology.
2nd

ed.,

Philadelphia,

WB

Saunders

Co.,

2001.

9. Khan MA : Ankylosing Spondylitis. Dalam Klippel JH (Ed.) Primer on the Rheumatic


Diseases.

11th

ed,

Arthr

Foundation,

Atlanta,

GA,

1997.

10. Inman RD : Treatment of Seronegative Spondyloarthropathy. Dalam Klippel JH (Ed.)


Primer on the Rheumatic Diseases. 11th ed, Arthr Foundation, Atlanta, GA, 1997.

Anda mungkin juga menyukai

  • Typoid Fever
    Typoid Fever
    Dokumen4 halaman
    Typoid Fever
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Typoid Fever
    Typoid Fever
    Dokumen4 halaman
    Typoid Fever
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Typoid Fever
    Typoid Fever
    Dokumen4 halaman
    Typoid Fever
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Typoid Fever
    Typoid Fever
    Dokumen4 halaman
    Typoid Fever
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Mata
    Cover Mata
    Dokumen1 halaman
    Cover Mata
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1 Kuisioner
    Lampiran 1 Kuisioner
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 1 Kuisioner
    Lusiana Ayu Lestari
    100% (1)
  • Ol Dengue Fever Indonesian Version
    Ol Dengue Fever Indonesian Version
    Dokumen2 halaman
    Ol Dengue Fever Indonesian Version
    Anzha Windy
    Belum ada peringkat
  • Typoid Fever
    Typoid Fever
    Dokumen4 halaman
    Typoid Fever
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Ujian
    Cover Ujian
    Dokumen1 halaman
    Cover Ujian
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Status Mataf
    Status Mataf
    Dokumen5 halaman
    Status Mataf
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • TBC PARU
    TBC PARU
    Dokumen15 halaman
    TBC PARU
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Pomr Clerk Ipd Samira
    Pomr Clerk Ipd Samira
    Dokumen4 halaman
    Pomr Clerk Ipd Samira
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Keterangan Pembahasan
    Keterangan Pembahasan
    Dokumen1 halaman
    Keterangan Pembahasan
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • MRRRRR Ikterusss
    MRRRRR Ikterusss
    Dokumen6 halaman
    MRRRRR Ikterusss
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial A18
    Asma Bronkial A18
    Dokumen17 halaman
    Asma Bronkial A18
    Lusiana Ayu Lestari
    Belum ada peringkat