Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam
pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada
individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu
mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri.
Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan
melibatkan semua panca indra. Semakin banyak panca indra yang dilibatkan
dalam menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan.
Untuk mendapatkan pengetahuan yang kompleks dalam proses belajar
diperlukan penggunaan media sebagai alat bantu yang disebut media
komunikasi.
a.2 Manfaat
a) Memahami apa yang dimaksud dengan booklet.
b) Memahami apa yang dimaksud dengan flanelgraph.
c) Memahami apa yang dimaksud dengan billboard.
d) Memahami apa yang dimaksud dengan bulletin board.

BAB II
ISI
2.1

Pengertian Media
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan
bahan pendidikan ataupun pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut

juga sebagai alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan


sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat
peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima
atau ditangkap melalui panca indra ( Heri, 2009 ).
Semakin banyak pancaindra yang digunakan, semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan mengerahkan
indera sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan
pemahaman. Menurut penelitian para ahli, pancaindera yang paling banyak
menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata ( kurang lebih 75% - 87% ),
sedangkan 13% - 25% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan
melalui indra lainnya ( Heri, 2009 ).

2.2

Media Pendidikan Kesehatan


Yang dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada hakikatnya
adalah alat bantu pendidikan ( AVA ). Disebut media pendidikan karena alatalat tersebut merupakan alat saluran ( channel ) untuk menyampaikan
kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan

pesan-pesan

kesehatan

bagi

masyarakat

atau

klien.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan ( media ),


media ini dibagi menjadi 3, yakni ( Ircham, 2007 ):
1. Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan sangat bervariasi antara lain:
1) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2) Leflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam
bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
2

3) Flyer ( Selebaran ) ialah seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk


lipatan
4) Flip Chart ( lembar balik ) media penyampaian pesan atau informasiinformasi kesehatan dalam bentuk lembar balik
5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai
bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi
kesehatan, yang biasanya ditempel ditembok-tembok, di tempattempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
2. Media elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi-informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain:
a) Televisi
Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui
media televise dapat dalam bentuk: sandiwara, sinetron, forum
diskusi, atau hanya Tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato,
TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dan lain-lain.
b) Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio
juga dapat berbentuk macam-macam antara lain obrolan ( Tanya
jawab ), sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan lain-lain.
c) Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui
video.
d) Slide
Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.

2.3

Booklet
Merupakan media termasuk dalam kategori media lini bawah (below the
line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis
pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan
kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas, menggunakan huruf besar dan
tebal. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan
kata yang digunakan ekonomis (Suleman, 1998).
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana
dan

sumber

daya

pendukungnya

untuk

menyampaikan

pesan

harus

menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan.


Menurut Kemm dan Close (1995) booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a) Dapat dipelajari setiap saat, karena disain berbentuk buku.
b) Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster.

Menurut Ewles (1994) Media booklet memiliki keunggulan sebagai berikut :


a) Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri.
b) Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.
c) Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.
d) Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.
e) Mengurangi kebutuhan mencatat.
f) Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.

g) Awet
h) Daya tampung lebih luas.
i) Dapat diarahkan pada segmen tertentu.

Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah :


a) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
b) Membantu di dalam mengatasi banyak hambatan.
c) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
d) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
e) Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.
f)

Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.

g) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan


akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
h) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan


pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena booklet memberikan informasi
dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari
pada setiap saat bila seseorang menghendakinya. Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan tersebut perlu dilakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan
menggunakan media karena keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang
dilakukan tergantung pada beberapa faktor, di antaranya: kurikulum, sumber
bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana (Mudjiono, 1989).

2.4

Bulletin Board

Papan

buletin

adalah

papan

yang

khusus

digunakan

untuk

mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar,bagan,poster dan


objek dalam bentuk tiga dimensi. Biasanya berukuran 160 x 80 cm. Papan
5

bulletin seringkali ditempatkan di aula, cafetaria, dan kantor, tapi tempat


utamanya adalah di dalam kelas. Umumnya kegiatan perancangan, tata letak,
dan pemasangan isi pesan dalam papan bulletin itu menjadi tanggung jawab
guru dan siswa.
Papan bulletin digunakan untuk menggambarkan penampilan umum dari
suatu kelas. Karena itu harus menarik, rapi, up to date, dan dinamik. Papan
bulletin menampilkan suatu aktivitas belajar yang sedang berlaku di ruangan
itu. Oleh karenanya harus mempunyai fungsi pendidikan. Papan bulletin
banyak dibuat dari bahan gabus linoluim, kain guni (burlap) atau bahanbahan sejenis.
a) Manfaat Penulisan Bulletin Board
1) Memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menjadi menarik.
2) Menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru.
3) Memberi jalan keluar bagi siswa berbakat.
4) Membangkitkan semangat dan moral kelas.
5) Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara

sesama siswa.
b) Kelebihan Bulletin Board

1) Meningkatkan minat belajar dan berkarya pada diri siswa.


2) Menyatukan semangat kelas.
3) Mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk,
berinisiatif memecahkan masalah.
4) Sarana berkompetensi.
c) Kekurangan Bulletin Board
1) Memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang jauh.

2.5

Flanel Graph
Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga
gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan
dapat dipakai berkali-kali. Papan flannel termasuk salah satu media
pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flannel yang ditempelkan
pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat guntingan-guntingan
flannel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar.
Flannel tersedia dalam berbagai variasi warna, murah, dan mudah didapat.
Bahan laken (flet) dengan bulu-bulu halus juga dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti flannel walaupun biasanya harganya lebih mahal dibandingkan
dengan flannel. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan
warna,

pengembangan

perbendaharaan

kata-kata,

dramatisasi,

mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita,


membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
a) Manfaat pembuatan papan flannel
1) Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna,
pengembangan

perbendaharaan

kata-kata,

dramatisasi,

mengembangkan konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita,


membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
2) Membantu pengajar untuk menerangkan bahan pelajaran.
3) Mempermudah pemahaman pembelajar tentang bahan pelajaran.
4) Agar bahan pelajaran lebih menarik.

b) Bahan-bahan pembuatan papan flannel


7

1) Kain flannel/kertas rempelas/laken


2) Papan atau triplek
3) Lem
4) Gunting
5) Paku
6) Gambar atau pelajaran-pelajaran yang akan diajarkan.

c) Cara pembuatan papan flannel


1) Siapkan papan atau triplek.
2) Tempelkan kain flannel/kertas rempelas/laken pada papan.
3) Kumpulkan gambar yang sesuai dengan bahan yang akan diajarkan.
4) Gambar yang akan digunakan bagian belakangnya ditempelkan kain
flannel/kertas rempelas/laken kemudian gambar tersebut ditempelkan
pada papan sehingga gambar tetap melekat pada papan flannel.

d) Kelebihan menggunakan papan flannel


1) Gambar-gambar dengan mudah ditempelkan.
2) Efisiensi waktu dan tenaga.

3) Menarik perhatian pembelajar.


4) Memudahkan pengajar menjelaskan materi pelajaran.

e) Kelemahan menggunakan papan flannel


1) Memerlukan waktu lama untuk mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang jauh.
4) Flannel/laken mempunyai daya rekat yang kurang kuat.

2.6

Billboard
Berasal dari kata bill yang artinya poster, karena poster-poster iklan
tersebut kemudian ditempel di papan agar lebih eye cathing maka kemudian
dinamakan billboard. Ada tiga format billboard: poster panel, painted
bulletins, dan spectaculars (Sigit, 2002, p.16). Billboard harus diletakkan di
mana banyak dilihat oleh konsumen, biasanya ada di jalan besar atau jalan
raya.
Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar.
Bisa disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih
besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.

Billboard termasuk model iklan luar ruang yang paling banyak digunakan.
Perkembangannya pun cukup pesat. Sekarang di jaman digital, billboard pun
menggunakan teknologi baru sehingga muncullah digital billboard. Ada juga
mobile billboard yaitu billboard yang berjalan ke sana ke mari karena dipasang di mobil (iklan berjalan). Mobile billboard sendiri sekarang sudah
ada yang digital mobile billboard.
Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri. Yaitu reklame yang
berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain,
kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri,
menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat
permanen. Jadi papan iklan di atas toko pun masuk kategori billboard.

a) Keuntungan menggunakan billboard


1) Gambar besar dan menyolok
2) Pembatasan geografis mudah
3)
4)
5)
6)
7)

Impresif
Data membatasi jangkauan
Frekuensi sangat tinggi
Pembuatan materi mudah
Kontrol mudah

b) Kerugian menggunakan billboard


1) Tak bisa serentak
2) Pengurusan izin lama
3) Biaya relatif mahal
4) Harus sering control
5) Pirsawan yang sama
6) Bisa membosankan
10

7) Lokasi dikota besar sulit


8) Tidak ada segmentasi
9) Tidak ada standardisasi ukuran

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan
sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,
diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesanpesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku dasarnya
maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas).
Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman
peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya ( contoh
: surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Media cetak memiliki
kelebihan

yaitu

terdokumentasi,

bisa

disimpan

atau

dicollect

isi

informasinya, media cetak lebih terjangkau dari segi harga maupun


distribusinya dan lebih mampu untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat
kompleks atau rigid.
Dalam pembuatan media cetak tersebut terdapat syarat-syarat yang
harus dipenuhi agar pesan dan himbauan yang ingin disampaikan dapat
tersampaikan dan tujuan pembuatannya dapat tercapai dengan maksimal.

11

3.2

Saran
Upaya promosi kesehatan perlu ditingkatkan dan tenaga kesehatan di
lapangan diharapkan terus

melakukan penyuluhan kesehatan yang

berkesinambungan demi terbinanya kesehatan masyarakat salah satunya


dengan pemanfatan media cetak.

DAFTAR PUSTAKA
D. J. Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Machfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Fitramaya.
http://bascommetro.blogspot.com/2009/05/konsep-belajar-dalam-promosi-kesehatan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22670/4/Chapter%20II.pdf
http://elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/pengertian-media-promosi-billboard.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai