Anda di halaman 1dari 6

DAYA TARIK, CINTA, DAN HUBUNGAN DEKAT

Apa yang membuat kita tertarik kepada orang lain dan mendorong kita untuk menghabiskan
lebih banyak waktu dengan mereka? Dan pertanyaan lain yang perlu diajukan, hal yang juga
mengusik para filsuf, penyair, dan penulis lagu selama berabad-abad: apakah cinta itu?
Apakah hal itu penuh nafsu dan gairah? Ataukah kita harus lebih berhati-hati dalam mencari
cinta, seperti nasihat peribahasa Czech, Jangan memilih istri di pesta dansa, tetapi pilihlah di
sawah di antara pemanen.
Yang juga penting adalah mengapa hubungan menjadi retak. Sebagian besar dari kita
mengetahui dengan baik bahwa individu yang kita anggap manusia luar biasa, orang yang
ingin kita jadikan teman sepanjang sisa hidup kita, mungkin sama sekali tidak luar biasa.
Tetapi sering dikatakan bahwa lebih baik mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah
mencintai sama sekali. Kesendirian adalah awan hitam yang menutupi banyak kehidupan
individu, suatu hal yang hanya ingin dirasakan sedikit orang. Itu adalah tema eksplorasi kita
mengenai hubungan dekat: bagaimana hubungan dekat dimulai, wajah, cinta, dan
kesendirian.
Apa yang Membuat Kita Pertama Kali Tertarik kepada Orang Lain?
Apakah hanya karena dekat dengan seseorang akan menjadikan suatu hubungan terbangun?
Seberapa pentingkah daya tarik seseorang kepada orang lain?. Kedekatan fisik tidak
menjamin bahwa kita akan membangun hubungan positif dengan seorang individu.
Keakraban dapat menumbuhkan kebencian, tetapi keakraban adalah kondisi yang diperlukan
untuk terbangunya suatu hubungan dekat. Bagi sebagian besar orang, teman dan orang yang
dicintai berada dekat satu sama lain dalam waktu yang lama, mereka mungkin tumbuh
bersama, sekolah dan kuliah bersama, bekerja bersama, atau pergi ke acara sosial yang sama.
Burung yang sejenis memang terbang bersama. Salah satu pelajaran penting dari penelitian
tentang hubungan dekat adalah bahwa kita suka berkumpul dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan kita. Kita memiliki kesamaan sikap, perilaku, dan karakteristik, seperti juga
baju, kecerdasan, kepribadian, teman yang lain, nilai-nilai, gaya hidup, daya tatik fisik dan
seterusnya. Pada beberapa kasus terbatas dan pada beberapa karakteristik tertentu, perbedaan
mungkin akan menarik. Tetapi umumnya kita tertarik dengan individu yang memiliki
karakteristik yang sama daripada karakteristik yang berbeda (Berndt & Perry, 1990). Dalam
satu penelitian, sebagai contoh, adagium kuno menyatakan kesedihan mencari teman
terbukti karena mahasiswa yang depresi cenderung menemui teman yang sedih sedangkan

mahasiswa yang tidak depresi cenderung menemui teman yang bahagia (Wenzlaff &
Prohaska, 1989).
Validasi konsensual (consesual validation) memberikan sebuah penjelasan mengapa seorang
individu tertarik kepada org yang memiliki kesamaan denganya. Sikap dan perilaku kita
didukung ketika sikap dan perilaku orang lain sama dengan kita; sikap dan perilaku mereka
menguatkan sikap dan perilaku kita. Juga karena orang lain yang tidak mirip tidak sama
dengan kita, dengan demikian lebih baik tidak dikenali. Kita mungkin lebih dapat mengontrol
orang lain yang sama dengan kita, yang sikap dan perlakuanya dapat kita prediksi. Dan
implikasi kesamaan adalah kita akan menikmati interaksi dengan orang lain dalam kegiatan
yang saling menguntungkan, di mana sebagian besar memerlukan pasangan dengan perilaku
dan sikap yang sama.
Wajah Cinta
Cinta mengacu pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Klasifikasi yang
umum menggambarkan empat bentuk cinta: altruisme, persahabatan, cinta yang romantis atau
bergairah, dan cinta yang penuh perasaan atau persahabatan (Berscheid, 1988).
Persahabatan
Bagi sebagian besar dari kita, menemukan teman sejati bukan hal yang mudah. Dalam katakata ahli sejarah Amerika Serikat Henry Adams, suatu sahabat dalam hidup adalah cukup,
dua adalah banyak, dan tiga hampir tidak mungkin. Persahabatan adalah suatu bentuk
hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan, penerimaan,hormat, saling menolong,
menceritan rahasia, mengerti, dan spontanitas (Davis, 1985). Dalam suatu penelitian terhadap
hampir 40.000 individu, sebagian besar sifat di atas diberikan ketika orang ditanya bagaimana
seharusnya seorang teman baik itu (Parlee, 1979). Rubin mengatakan bahwa menyukai
berarti bahwa orang lain sama dengan kita; hal ini termasuk penilaian positif dari seorang
individu. Tetapi teman dan kekasih sama dalam beberapa hal. Keith Devis (1985)
mengajukan bahwa teman dan pasangan romantis sama-sama memiliki sifat menerima,
percaya, hormat, terus terang, memahami, spontanitas, saling menolong, dan kebahagiaan.
Bagaimanapun ia menemukan bahwa hubungan kita dengan istri atau kekasih lebih
melibatkan kekaguman dan eksklusivitas. Hubungan dengan teman dipandang lebih stabil,
terutama di antara pecinta-pecinta yang tidak menikah.
Cinta yang Romantis atau Bergairah

Cinta yang romantis juga disebut cinta yang bergairah atau cinta tersebut memiliki elemen
seksual dan kekanak-kanakan, dan seringkali mendominasi bagian awal suatu hubungan
cinta. Api gairah membakar dalam cinta yang romantis. Peneliti cinta yang terkenal Ellen
Berscheid (1988) mengatakan bahwa cinta romantis inilah yang kita maksdukan ketika kita
mengatakan jatuh cinta dengan seseorang. Cinta romantis adalah hal yang ia percaya harus
kita pahami jikan akan mempelajari apa cinta itu sesungguhnya. Cinta yang romantis adalah
alasan utama kita untuk menikah. Pada tahun 1967, suatu penelitian menunjukkan bahwa
laki-laki akan terus tidak menikah jika mereka tidak jatuh cinta, sebaliknya perempuan
lebih memilih tidak memutuskan atau bahkan tetap akan menikah meskipun mereka tidak
saling mencintai calon suaminya (Kephart, 1967).
Cinta yang romantis sangat penting khususnya bagi mahasiswa perguruan tinggi. Dalam satu
penelitian, mahasiswa laki-laki dan perempuan yang belum menikah diminta untuk
mengidentifikasikan hubungan dekat mereka (Berscheid, Synder, & Omoto, 1989). Lebih
dari separuh menyebutkan kekakih romantis daripada menyebut orang tua, saudara kandung
atau teman. Kepada kekasih romantis seseorang individu menyatakan Saya mencintai, tidak
sekedar Saya cinta .
Pentingnya cinta yang romantis tampak dalam sebuah biografi dari seorang aktris Ingrid
Bergman (Leamer, 1986). Suatu ketika ia menceritakan seorang lelaki yang ia sayangi, ia
menghargai persahabatan dan perasaanya, tetapi ia tidak mencintainya. Ketika mendengar hal
itu, laki-laki tersebut melakukan bunuh diri. Cinta yang romantis memiliki kekuatan yang
luar biasa lebih sekedar menyukai.
Cinta yang romantis mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda, ketakutan,
kemarahan, gairah seksual, kesenangan, dan kecemburuan, sebagai contoh. Harus dicatat
bahwa semua emosi tersebut adalah positif. Dalam satu penelitian , kekasih romantis lebih
mungkin menyebabkan depresi daripada seorang teman (Berscheid & Fei,1977).
Cinta yang Penuh Afeksi atau Kebersamaan
Cinta lebih dari sekedar gairah. Cinta yang penuh afeks, juga disebut cinta yang penuh
kebersamaan , adalah tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat
dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan sayang terhadap orang tersebut.
Ada kepercayaan yang tumbuh bahwa tahap awal dari cinta memiliki elemen lebih romantis,
tetapi saat cinta terus bertahan, gairah berubah menjadi efeksi (Duck, 1993). Tahap awal dari

cinta yang romantis dipenuhi oleh campuran antara daya tarik seksual dan pemuasan,
menurunkan rasa kesepian, ketidakpastian tentang jaminan berkembangnya perasaan
attachment yang lain, dan suka cinta dari mengeksplorasi keunikan manusia lain. Saat
sepasang kekasih sudah melampui keasyikan dengan keunikan, keadaan yang tidak dapat
diramalkan, dan pentingnya daya tarik seksual, mereka mulai mengenali kekurangan pada
rasa sayang masing-masing (Vannoy-Hiller & Philiber, 1989). Hal ini mungkin penting dalam
suatu hubungan, di mana perempuan, sebagai seorang penyayang yang lebih baik daripada
laki-laki, merasakan bahwa hubungan itu bermasalah.
Teman, pasangan kencan, kekasih, dan pasangan pernikahan membawa suatu sejarah
hubungan yang panjang ke dalam hubungan mereka (Duck & Pond, 1989; Hartup, 1989).
Masing-masing pasangan menginternalisasi hubungan dengan orang tua, hubungan yang
mungkin hangat dan penuh perasaan atau dingin dan longgar. Pasangan yang satu mungkin
memiliki pengalaman yang luas dalam hubungan yang romantis, yang lain sedikit atau tidak
sama sekali.
Robert J. Sternberg (1988, 1993) percaya bahwa cinta yang penuh perasaan sebenarnya
terdiri dari dua tipe cinta : keintiman dan komitmen. Teori cinta tringular, adalah teori
Sternberg yang menyatakan bahwa cinta memiliki tiga bentuk utama : gairah, keintiman, dan
komitmen. Gairah seperti yang kita gambarkan di awal adalah daya tarik fisik dan seksual
pada pasangan. Keintiman adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan
berbagai dalam hubungan. Komitmen adalah penilaian kognitif kita atas hubungan dan niat
kita untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah. Jika hanya ada
gairah maka hanya nafsu yang terjadi. Hal ini mungkin terjadi dala suatu perselingkuhan atau
orang tidak terikat dimana hanya ada sedikit keintiman dan komitmen, tetapi sedikit gairah
atau bahkan tidak ada. Jika gairah dan komitmen ada tetapi keintiman tidak ada, Sternberg
menyebut hubungan itu sebagai cinta yang konyol, seperti saat seorang memuji orang lain
dari jauh. Hanya jika ketiga komponen cinta, gairah, keintiman, dan komitmen ada maka tipe
cinta yang paling kuat dialami, apa yang disebut Sternbeg sebagai cinta yang sempurna
(consummate love).

Keintim

komitm

Gaira

Gambar 1.1 segi tiga cinta Sternberg

Kesepian
Sebagian dari kita adalah individu yang kesepian. Kita mungkin merasa bahwa tidak seorang
pun memahami kita dengan baik. Kita mungkin merasa terisolasi dan merasa bahwa kita
tidak memiliki seorangpun untuk dijadikn pelarian saat dibutuhkan atau saat stres. Penekanan
masyarakat kita pada pemenuhan diri dan prestasi, pentingnya komitmen dalam suatu
hubungan, dan penurunan dalam hubungan dekat adalah sebagaian alasan adanya perasaan
kesepian yang umum terjadi sekarang (de Jong-Gieveld, 1987).
Kesepian dikaitkan dengan gender individu, sejarah attachment, harga diri, dan ketrampilan
sosial. Kurangnya waktu dalam berhubungan dengan perempuan, baik bagi laki-laki maupun
perempuan, dihubungkan dengan rasa kesepian. Individu yang merasa kesepian seringkali
memiliki sejarah hubungan yang jelek dengan pasangan mereka. Individu yang kesepian
sering kali memiliki harga diri yang rendah dan cenderung menyalahkan diri sendiri daripada
yang seharusnya atas kekurangan mereka. (Frankel & Prentice-Dunn, 1990). Transisi sosial
ke perguruan tinggi adalah waktu ketika kesepian mungkin terbentuk ketiks individu
meninggslksn dunia tempat tinggal dan keluarga yang dikenal. Banyak mahasiswa baru yang
merasa cemas bertemu dengan orang baru dan membangun kehidupan sosial yang baru.
Dalam penelitian yang dilakukan 2 minggu setelah tahun pelajaran dimulai, 75 persen dari
354 mahasiswa baru mengatakan mereka merasa kesepian paling tidak sejak datang ke
kampus (Cutrona, 1982). Lebih dari 40 persen mengatakan kesepian mereka berintensitas
sedang hingga rendah. Mahasiswa yang paling optimis dan memiliki harga diri yang tertinggi
lebih mungkin mengatasi kesepian meraka pada akhir tahun mereka menjadi mahasiswa baru.

Namun demikian, kesepian tidak hanya dialami oleh mahasiswa baru. Tidak jarang
ditemukan banyak mahasiswa di tingkat lebih tinggi mengalami kesepian.
Bagaimana seorang individu yang kesepian dapat mengurangi kesepian? Dua rekomendasi
adalah (1) mengubah hubungan sosial yang sekarang , (2) mengubah kebutuhan dan
keinginan sosial (Peplau & Perlman, 1982). Hal ini dapat dicapai dengan membentuk
hubungan yang baru, dengan menggunakan jaringan sosial anda yang sudah ada secara lebih
baik, atau dengan menciptakan hubungan pengganti dengan binatang peliharaan, pribadi
yang ada dalam televisi, dan sejenisnya. Cara kedua untuk mengurangi kesepian adalah
dengan mengurangi keinginan anda untuk melakukan kontak sosial. Dalam jangka pendek hal
ini mungkin dapat dicapai dengan memilih kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri
daripada memilih kegiatan-kegiatan yang memerlukan kehadiran orang lain. Meski demikian,
dalam jangka panjang, perlu dilakukan usaha untuk membentuk hubungan sosial yang baru.
Strategi penyelesaian masalah ketiga yang sayangnya kerap dilakukan oleh individu adalah
melarikan diri dari perasaan yang menyakitkan dengan minum-minuman keras untuk
membuang kesedihan mereka atau dengan menjadi pecandu kerja. Beberapa akibat negatif
kesepian pada kesehatan mungkin merupakan hasil dari strategi penyelesaian masalah yang
menyimpang (McWhirrter, 1990). Jika anda memandang diri anda sebagai individu yang
kesepian, mungkin anda dapat mempertimbangkan untuk menghubungi pusat konseling di
universitas anda untuk memperoleh nasihat bagaimana cara mengurangi kesepian dan
meningkatkan ketrampilan hubungan sosial anda.

Anda mungkin juga menyukai