Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki hutan tropis terluas ketiga didunia
setelah amazon dan seire. Negara Indonesia termaksud Negara yang memiliki 2 iklim sehingga
Negara Indonesia ini kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Disamping itu Negara
Indonesia itu sendiri berada di kawasan khatulistiwa yang membuat kondisi geologis dari Negara
Indonesia ini sangat strategis untuk dihuni beraneka ragam flora yang salah satunya adalah
tumbuhan Pteriodophita. Total spesies tumbuhan paku yang diketahui hampir 10.000
(diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia). Tumbuhan ini cenderung menyukai
kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air,
yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah
merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan
tumbuhan paku.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian
pokoknya yaitu akar, batang,dan daun. Namun pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji.
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya
akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut yaitu
xilem dan floem. Secara umum bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa
pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya
berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond)
yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda
selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis
hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu
tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
1.3 tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
adanya mindazbesi yang menggabungkan mina padi dengan azolla, selain menjadikannya
sebagai pakan perikanan juga konstribusi dapat digunakan untuk peningkatan produksi padi.
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Plantae
Pteridophyta
Pteridopsida
Salviniales
Salviniaceae
Azolla
A. filiculoides Lam.
Afrika
Amerika
A. microphylla Kaulf.
Daun
Daun Azolla pinnata terdiri dari 2 cuping, cuping bagian tengah sirip belakang dan sirip
perut tipis tetapi berukuran agak besar. Pada bagian sirip belakang ada klorofil, kecuali
pada bagian tepi atau pinggir yang transparan terisi oleh koloni Anabaena. Cuping yang
berklorofil merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan simbion yang
Anabaenanya berbeda. Cuping bagian bawah tidak berwarna dan fungsinya sebagai
pengapung. Tanaman Azolla pinnata mempunyai akar yang muncul pada sisi bawah
batang utama yang berfungsi sebagai pengambil air dan mineral-mineral, serta nutrisi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Panjang akar bervariasi sesuai dengan
varietasnya yaitu sekitar 1,5-11 cm. Akar Azolla pinnata mengantung didalam air.
Gambar 1.1
Batang dan Cabang
Azolla pinnata tidak mempunyai batang, tetapi berupa rimpang. Pada cabang tanaman
Azolla pinnata terdapt akar-akar yang menempel yang tersusun rapi seperti rambut yang
lebat tumbuh secara horisontal dipermukaan air. Batang (rimpang) utama tidak bercabang
secara bergantian, setiap cabang terdapat daun yang saling menindih (Saktiyono, 1989).
Gambar 1.2
1.3 Faktor Tumbuh Tanaman Azolla
Waktu penggandaan biomassa Azolla pinnata terjadi sekitar 3-5 hari. Pertumbuhan cabang
samping sampai menjadi Azolla pinnata memerlukan waktu 10-15 hari. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fakultas Pertanian, Jurusan Mikrobiologi UGM Yogjakarta menunjukkan bahwa
bibit Azolla pinnata sebanyak 0,5 ton disebarkan dalam hamparan seluas 1 hektar tanah sawah,
dalam tempo 2 hari berkembang menjadi 20 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu 2
minggu, Azolla pinnata telah berlipat menjadi 40 kali bibit awal yang ditebarkan. Pada tumbuhan
yang sudah tua Azolla sp dapat membentuk sporacarp (seperti kapsul), yang terletak dibawah
daun. Pada umumnya terdapat sepasang sporacarp yaitu mikrosporocarp dan megasporocrap.
Microsporocrap berisi 7-100 microsporangium dan tiap microsporocrap, yang berisi microspora.
Megasporocrap hanya membentuk satu megasporocrap, yang berisi megaspora. Megaspora dan
microspora berkecambah membentuk microgametofit (gametofitjantan) dan megagametofit
(gametofit betina). Kemudian, gametofit jantan berkembang menjadi sel sperma yang dapat
membuahi sel telur gametofit betina. Sel-sel hasil peleburan gametofit jantan dan gametofit
betina tumbuh menjadi sporofit, yang berkembang menjadi tumbuhan Azolla pinnata diploid
proses terjadi pertumbuhan ini di dalam air (Estiati B, 1995).
Gambar 1.3
1.5 Peran dan manfaat tumbuhan bagi kehidupan hewan dan manusia
Di dalam kehidupan, tumbuhan banyak memainkan peranan penting. Sebagai organisme
fotosintesis tumbuhan merupakan pemasok oksigen ke lingkungan dan sumber makanan bagi
organisme heterotof. Karenanya di dalam rantai makanan, tumbuhan disebut sebagai
produsen. Tumbuhan juga merupakan penyusun utama ekosistem, terutama ekosistem hutan.
Dalam hal ini tumbuhan merupakan tempat tinggal atau habitat berbagai jenis satwa. Bahkan
berbagai jenis satwa tertentu memiliki habitat spesifik pada kanopi pepohonan, contohnya adalah
berbagai jenis burung dan berbagai jenis primata arboreal. Selain itu, setiap jenis tumbuhan
(lumut, paku, dan tumbuhan berbiji) mempunyai peran tertentu yang khas. Secara sekilas,
mungkin kalian melihat tumbuhan lumut tidak mempunyai manfaat bagi kehidupan. Namun,
ternyata lumut banyak berperan penting di dalam ekosistem. Di ekosistem hutan hujan tropis,
lumut berperan penting dalam meningkatkan kemampuan hutan menahan air (water holding
capacity). Selain itu, lumut juga merupakan habitat penting bagi organisme lain, terutama
populasi hewan invertebrata. Beberapa jenis anggrek, misalnya, tidak akan dapat bertahan
andaikan tidak ada lumut yang sehat. Bahkan lumut juga merupakan media yang baik
bagi perkecambahan biji tumbuhan tingkat tinggi. Menurut Widayati (2009) , Azolla dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. Ini dapat dilakukan karena tumbuhan
tersebut dapat bersimbiosis dengan tanaman algae biru, dan mampu mefi ksasi atau menambat
N2 di dalam tanah. Akibatnya, tanah bisa menjadi subur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu manfaat dari tanaman paku ini
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah. Ini dapat dilakukan karena tumbuhan
tersebut dapat bersimbiosis dengan tanaman algae biru, dan mampu mefi ksasi atau menambat
N2 di dalam tanah. Akibatnya, tanah bisa menjadi subur.
DAFTAR PUSTAKA