Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR GEOGRAFI


(SIMULASI EVALUASI DENGAN PROGRAM ITEMAN)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd

Disusun Oleh:
Yuhana Dwi Krisnawati
NIM. S881402013

PRODI PKLH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran dengan baik. Tugas ini berjudul: Hubungan Antara Motivasi
Belajar dan Kemandirian Belajar Terhadap Pemahaman Konsep Belajar Geografi
(Simulasi Evaluasi dengan Program ITEMAN).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yaitu Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd.
Karena dengan arahan, bimbingan, dan petunjuk dari beliau penyusunan laporan
ini dapat terlaksana dengan baik.
Penulis sepenuhnya sadar, laporan ini masih jauh dari sempurna dan
membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan.

Surakarta,
Penulis

Desember 2014

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................
A. Motivasi...................................................................................................
B. Kemandirian Belajar................................................................................
C. Konsep Belajar........................................................................................
BAB III. PEBAHASAN
A. Definisi Operasional Variabel yang Digunakan.......................................
B. Instrumen yang Digunakan.......................................................................
C. Langkah-langkah Tabulasi Data dan Menggunakan ITEMAN.............
D. Hasil Analisis Angket dengan ITEMAN...............................................
BAB IV. PENUTUP...........................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Komentar.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.Gradasi Penskoran Angket Motivasi, Kemandirian dan Gaya
Belajar.................................................................................................
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar......................................................
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar................................................
Tabel 4. Rekaptulasi Validitas Angket Motivasi Belajar..................................
Tabel 5. Rekaptulasi Validitas Angket Kemandirian Belajar...........................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada proses pembelajaran siswa cenderung menyelesaikan suatu


permasalahan dalam matapelajaran tertentu dengan cara yang sama dengan
yang diberikan oleh guru. Sehingga ketika mereka diberikan soal yang sedikit
berbeda, maka akan menjadi sebuah masalah untuk siswa. Siswa cenderung
akan malas mengerjakan soal, tidak tertarik mengikuti pembelajaran di kelas
dan karena konsep belajar yang tidak tepat akhirnya tujuan pembelajaran pun
tidak tercapai.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep belajar
siswa, termasuk di dalamnya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor
tersebut sering kali menjadi penghambat dan pendukung keberhasilan siswa.
Motivasi, kemandirian dan gaya belajar merupakan faktor intern yang
terdapat dalam diri siswa yang dapat mendukung dan dapat juga menghambat
pemahaman konsep belajar. Oleh karena itu dalam tugas ini akan dibahas
tentang tiga variabel tersebut, yaitu motivasi belajar, kemandirian belajar dan
gaya belajar.
Adanya keterkaitan antara motivasi belajar dan kemandirian belajar,
diharapkan dapat digunakan untuk mengungkapkannya dengan pemahaman
siswa tentang konsep belajar geografi yang tepat, dan hasilnya nanti akan
diolah dengan program ITEMAN. Oleh karena itu laporan tugas ini diberi
judul Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Kemandirian Belajar Terhadap
Pemahaman Konsep Belajar Geografi (Simulasi Evaluasi dengan Program
ITEMAN).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan motivasi belajar, kemandirian belajar dan
konsep belajar?
2. Apa indikator dari motivasi belajar dan kemandirian belajar?
3. Bagaimana cara mengolah data dengan program ITEMAN?
4. Bagaimana hasil analisis angket motivasi belajar dan kemandirian belajar
dengan program ITEMAN?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian motivasi belajar, kemandirian belajar dan konsep
belajar.
2. Mengetahui indikator dari motivasi belajar dan kemandirian belajar.
3. Mengetahui cara pengolahan data dengan program ITEMAN.
4. Mengetahui hasil analisis angket motivasi belajar dan kemandirian belajar
dengan program ITEMAN.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi

Harold Koontz dalam Moekijat (2001: 5) menjelaskan motivasi


sebagai suatu dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan suatu
kebutuhan atau mencapai suatu tujuan. motivasi merupakan kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Karenanya motivasi
belajar seseorang akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai oleh
seseorang. Hamzah B. Uno (2006:3) motivasi berasal dari kata motif yang
dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Sedangkan Sedangkan
Mc. Donald dalam Oemar Hamalik Motivation isan energy change within
the person characterized by affactive arousal and anticipatory goal reaction
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujaun.
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2004: 73) motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari beberapa batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah tenaga (power) yang berfungsi sebagai daya penggerak untuk
melakukan suatu tindakan demi mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang merupakan tenaga penggerak dalam
diri seseorang untuk memulai suatu kegiatan atau aktivitas belajar atas
kemauannya sendiri sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Djamarah (2002 : 123) menyatakan ada tiga fungsi motivasi dalam belajar,
yaitu : (1) motivasi mendorong manusia untuk berbuat,jadi sebagai penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. (2) motivasi menentukan arah
perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, (3) motivasi sebagai
penyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan
untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian

motivasi

yang

tinggi

akan

meningkatkan

kesungguhan dan ketekunan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sehingga


memungkinkan peningkatkan prestasi atau hasil karyanya. Sehingga motivasi
yang tinggi lebih memungkinkan tujuan dapat dicapai.

Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu,
dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi
karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda.
Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskan dan merupakan
suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement) suatu ukuran kebutuhan
manusia suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan suatu atribut dari suatu
keberhasilan dan kegagalan suatu harapan.
Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk
mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan yang berorientasi pada
keberhasilan. Siswa dapat termotivasi dengan orientasi ke arah tujuan dan
berusaha mendapatkan penilaian yang positif. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan untuk aktif dan
mempertahankan perilaku.
B. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan
diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan
inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara.
Desi Susilawati, (2009:7-8) mendiskripsikan kemandirian belajar
sebagai berikut:
a. Siswa berusaha

untuk

meningkatkan

tanggung

jawab

dalam

mengambil berbagai keputusan.


b. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap
orang dan situasi pembelajaran.
c. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain.
d. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa
pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi.
e. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya
dan aktivitas seperti membaca sendiri, belajar kelompok, latihan dan
kegiatan korespondensi.
f. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti
berdialog dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan
mengembangkan berfikir kritis.

g. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan


belajar mandiri melalui program pembelajaran terbuka.
Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri
tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung
jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian
belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala
sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan
sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau
aktif dalam proses pembelajaran.
2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari
kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan
belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri. Untuk mengetahui
apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar maka perlu diketahui
ciri-ciri kemandirian belajar.
Anton Sukarno (1989:64) menyebutkan ciri-ciri kemandirian
belajar sebagai berikut:
a. Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri
b. Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus
c. Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar
d. Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan
e. Siswa belajar dengan penuh percaya diri
Menurut Sardiman sebagaimana dikutip oleh Ida Farida Achmad
(2008:45) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar yaitu meliputi:
a. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak
atas kehendaknya sendiri
b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
c. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk
mewujudkan harapan.
d. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan
tidak sekedar meniru
e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk
meningkatkan prestasi belajar
f. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan
tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

Kesimpulan dari uraian diatas, bahwa kemandirian belajar adalah


sikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri dan segala keputusan,
pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar diusahakan
sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar
tersebut.
C. Pemahaman Konsep Belajar
Belajar disekolah menghasilkan perubahan pada peserta didik.
Perubahan tersebut meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman
dan sikap, serta mencakup sejumlah hal yang bersifat eksternal seperti
keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing. Belajar merupakan
proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Benyamin Bloom dalam Nana
Sudjana (2004: 22). Keberhasilan dalam proses belajar dapat dinilai dari tiga
ranah, yaitu 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, dan 3) ranah psikomotorik.
Menurut Endang Poerwanti (2008: 23) mengemukakan bahwa
pemahaman berasal dari kata comprehension, yaitu kemampuan

yang

menuntut siswa memahami atau mengrti apa yang diajarkan, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi
tiga yaitu: 1) menterjemahkan, 2) menginterpresentasikan, dan 3)
mengekstraperasi.

Kata-kata operasional yang dipergunakan antara lain :

memperhitungkan, memperkirakan, menduga, menyimpulkan, membedakan,


menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.
Sedangkan dalam pembelajaran penanaman konsep merupakan hal
yang paling utama dalam pembelajaran karena konsep adalah pondasi awal
dalam memahami materi yang akan diajarkan.
Faqih Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 10) berpendapat bahwa
konsep secara sederhana adalah penanaman (pemberian label) untuk sesuatu
yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu
tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penanaman sesuatu dan
merupakan

alat

intelektual

memecahkan masalah.

yang

membantu

kegiatan

berpikir

dan

Yang dimakzud konsep menurut Moore dalam Faqih Samiawi dan


Bunyamin Maftuh (2001: 11) adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran
suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Schuncke dalam
Samiawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 12) mengemukakan beberapa
karakteristik atau ciri umum konsep, yaitu:
1. Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan umum atau
gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, atau
kegiatan.
2. Mencerminkan pengelompokan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa, atau
gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang umum.
3. Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi kemungkinan
bisa agak berbeda antara satu orang dengan orang lain.
4. Dipelajari melalui pengalaman. Konsep dapat dipahami melalui
pengalaman langsung ataupun tidak langsung (misalnya dengan pembaca).
5. Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang dipergunakan untuk
memberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa hanya karena
kita tidak mempunyai sebuah kata untu konsep tertentu kemudian kita
tidak mengembangkan konsep.
Chaplin dalam Mulyati (2008: 53) membagi pengetian konsep menjadi
dua pengertian, yaitu suatu ide atau pengertian umum yang disusun dengan
kata, simbol maupun benda. Sedangkan pengertian yang kedua, konsep
merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber
berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.
Oemar Hamalik (2009: 162) mengatakan suatu konsep adalah suatu
kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah
objek-objek atau orang (person). Kita menyatakan suatu konsep dengan
menyebut nama misalnya buku, perang, siswa, buah-buahan, wanita cantik,
guru-guru yang berdedikasi, dan sebagainya. Semua konsep itu menunjuk ke
kelas/kategori stimuli. Ada beberapa stimuli yang sebenarnya bukan konsep,
misalnya lampu merah, Ibu Farida (guru TK), perang Iran-Iraq, dan
sebagainya. Contoh-contoh tersebut menunjuk pada stimuli, orang, dan
peristiwa tertentu yang khusus. Konsep bukan stimulus khusus, melainkan

kelas stimuli. Perbedaanya misalnya antara wanita cantik adalah meliputi


semua wanita cantik, dan tidak meliputi yang tidak cantik.
Eggen dan Kauchak (2009: 98) berpendapat bahawa sejatinya konsep
merupakan gagasan yang merujuk pada sebuah kelompok atau kategori di
mana semua anggotanya sama-sama memiliki beberapa karakteristik umum.
Banyak abstraksi yang sebelumnya telah kami sebutkan merupakan bentukbentuk konsep. Misalnya demokrasi, ion, dan adverb, semuanya merupakan
konsep.
Belajar konsep hendaknya memperhitungkan kemungkinan adanya
salah konsep. Hal itu mungkin disebabkan keistimewaan definisi dan
karakteristik.

Keduanya

mempunyai

efek

tipikal

terhadap

konsep.

Ketidakjelasan bahasa mungkin merupakan halangan belajar konsep (Hulse


dalam Mulyati, 2008 :54 )
Salah satu pernyataan dalam teori ausubel menurut Trianto (2007:94)
adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran
adalah apa yang diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar
menjadi bermakna maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep
yang ada dalam struktur kognitif siswa.
Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwan pemahaman konsep dalah merupakan proses belajar
mental yang lebih tinggi untuk menetukan apa inti dari setiap hal yang
dipelajari untuk membantu menyederhanakan dan meringkas informasi yang
didapat, sehingga membantu proses mengingat lebih efisien guna modal dasar
memahami materi yang lebih rumit lagi.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi Belajar
Motivasi adalah tenaga (power) yang berfungsi sebagai daya
penggerak untuk melakukan suatu tindakan demi mencapai tujuan.
Dengan demikian motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang
merupakan tenaga penggerak dalam diri seseorang untuk memulai suatu
kegiatan atau aktivitas belajar atas kemauannya sendiri sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai.
2. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri
tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung
jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian
belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala
sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan
sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau
aktif dalam proses pembelajaran.
B. Instrumen yang Digunakan
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah dilengkapi dengan jawaban
sehingga siswa tinggal memilih jawaban saja. Instrumen ini digunakan untuk
mengungkap variabel motivasi belajar, kemandirian belajar dan gaya belajar
yang meliputi gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

Penskoran instrumen dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan


lima alternatif jawaban. Jawaban setiap instrumen mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata.
Tabel 1. Gradasi Penskoran Angket Motivasi, Kemandirian dan Gaya Belajar
Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kadang-Kadang (KK)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor
5
4
3
2
1

Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kadang-Kadang (KK)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor
1
2
3
4
5

Adapun kisi-kisi angket motivasi, kemandirian dan gaya belajar yang


digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket Motivasi Belajar
Tabel 2. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
Dimensi

Indikator

Pernyataan
(+)
()
3
4, 7

Adanya Needs 1. Keyakinan akan pentingnya


Achievement
belajar Geografi
Perhatian
2. Semangat dan minat belajar
5
Geografi
Kemampuan
3. Sikap terhadap kemampuan diri 1, 14
menyelesaikan
tugas-tugas
Geografi
Usaha
4. Usaha melengkapi kebutuhan 2, 6
belajar
Rasa
Percaya 5. Keyakinan keberhasilan belajar
8,9
Diri
Total
8

Total
3

10,
12
11

13

15

15

2. Angket Kemandirian Belajar


Tabel 3. Angket Kemandirian Belajar
Dimensi
Keiginan
Mencapai
Tujuan
Inisiatif

Indikator
1. Memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan diri
2. Mampu mengambill keputusan
dan inisiatif untuk mengatasi

Pernyataan
(+)
()
7
3, 12
9

1, 5

Total
3
3

masalah yang dihadapi


Kepercayaan
3. Memiliki
kepercayaan diri
Diri
dalam mengerjakan tugas-tugas
Tanggung Jawab 4. Bertanggung jawab terhadap
dan kesadaran
belajar dan apa yang dilakuakan
belajar
Rasa ingin tahu 5. Mampu
memutuskan
atau
mengerjakan sesuatu tanpa
bantuan orang lain
Total

11

2, 14

4, 8

13

10,
15

15

C. Langkah-langkah Tabulasi Data dan Menggunakan ITEMAN


Langkah-langkah dalam mengoperasikan program ITEMAN untuk
analisis instrumen penelitian adalha sebgai berikut:
1. Masukkan skor ke program Microscoft Excel
2. Data pada Microscoft Excel disimpan dengan cara menekan tombol ctrlS pada keyboard.
3. Data di Microscoft Excel diubah menjadadi data Notepad dengan cara:
a. Pilih menu file save as pada Microscoft Excel
b. Pilih folder penyimpanan, satu folder dengan program ITEMAN
c. Beri nama pada fili name (nama tidak lebih dari 8 karakter)
d. Ganti save as type dengan Text (Tab delimited) (*.txt)
e. Pilih Save file dan tutup Microscoft Excel.
4. Buka file Noteped pada folder ITEMAN, dengan cara mengklik file dua
kali.
5. Mengatur tampilan pada Noteped dengan langkah:
a. Untuk mendekatkan jarak antar skor dapat dilakukan dengan cara:
Blok jarak antara baris pertama dari kolom satu dan baris pertama
pada kolom kedua.
b. Klik kanan pilih copy
c. Pilih menu edik, klik Replase
d. Klik kanan pada kolom replase, pilih paste
e. Pilih Replace all
f. Jika jarak antar skor sudah dekat, klik ctrl-S
6. Memberi perintah pada Notepad
a. Di kolom paling atas, klik enter sekali ke bawah, lalu isi kolom paling
atas dengan perintah:
( _ jumlah butir _ O _ N _ _ 3 )
Ket
: tanda _
= spasi
Jumlah butir = diisi dengan jumlah butir pernyataan
O
= omited
3
= menunjukkan jumlah spasi antra nomor
butir dengan skor butir

b. Enter satu baris lagi ke bawah, baris kedua ini berisi jenis butir
pernyataan positif (+) atau negatif ()
c. Enter satu baris ke bawah, baris keempat ini berisi jumlah option atau
pilihan jawaban yang tersedia pada setiap butir pernyataan
d. Enter satu baris kebewah, baris kelima ini berisi perintah analisis butir
pernyataan. Jika butir ingin d analisis maka cukup tuliskan huruf Y
yang berati yes, tapi jika tidak tuliskan huruf N yang berarti no.
e. Selanjutkan berikaan nomor responden pada setiap baris.
f. Simpan data dengan ctrl-S, lalu tutup Noteped.
a

c
d

Gambar 1. Memberi perintah pada notepad


7. Buka program ITEMAN dan masukkan data yang akan di analisis sesuai
perintah yang ada.
a. Isi baris item and test analysis dengan nama file yang akan di
analisis (file notepad yang satu folder dengan ITEMAN), setelah
nama file beri akhiran .txt, contoh: data-2.txt
b. Isi baris output file, dengan nama file output (nama tidak boleh lebih
dari 8 karakter), contoh: data-2hsl
c. Isi baris skor file (Y/N), pilih yes dengan mengetik huruf Y atau no
dengan mengetik huruf N.
d. Isi nama data (tidak boleh lebih dari 8 karakter), contoh: data-2skr
e. Enter dan isi dengan angka 1
f. Hasil keluar.
8. Membaca Hasil
D. Hasil Analisis Angket dengan ITEMAN

Analisis instrumen dilakukan dengan memperhatikan kisi-kisi,


validitas tiap butir pernyataan dan reliabilitasnya. Analisisnya adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Angket Motivasi Belajar
Dalam angket motivasi belajar (lampiran 1), ini terdiri dari 5
indikator, dimana setiap indikator dikembangkan menjadi 3 pernyataan,
yang terdiri dari 8 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif, yang
diujicobakan pada 30 responden.

Hasil analisis dari butir pernyataan

dalam tiap indikator adalah sebagai berikut:


a. Keyakinan akan pentingnya belajar Geografi
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 3 (+), 4 (-) dan7 (-).
Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 3 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.457, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 3
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 4 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.320, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 4
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 7 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.244, kurang dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 7 ini
dinyatakan tidak valid, dan tidak akan digunakan sebagai alat
pengukuran.
b. Semangat dan minat belajar Geografi
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 5 (+), 10 (-) dan 12
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 5 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.769, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 5
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 10 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.164, kurang dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 10 ini
dinyatakan tidak valid dan tidak akan digunakan sebagai alat
pengukuran.

Butir pernyataan nomor 12 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.254, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
12 ini dinyatakan tidak valid dan tidak akan digunakan sebagai alat
pengukuran.
c. Sikap terhadap kemampuan diri menyelesaikan tugas-tugas Geografi
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 1 (+), 11 (+) dan 14
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 1 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.708, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 1
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 11 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.166, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
11 ini dinyatakan tidak valid.

Butir pernyataan nomor 14 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.507, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
14 ini dinyatakan valid.
d. Usaha melengkapi kebutuhan belajar
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 2 (+), 6 (+) dan 13
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 2 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.491, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 2
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 6 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.575, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 6
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 13 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.124, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
13 ini dinyatakan tidak valid.
e. Keyakinan keberhasilan belajar

Indikator pertama ini ada pada butir nomor 8 (+), 9 (+) dan 15
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 8 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.408, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 8
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 9 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.343, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 9
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 15 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.196, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
15 ini dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan analisis butir tiap indikator tersebut, didapatkan hasil
bahwa semua indikator motivasi belajar sudah terwakili. Sehingga
instrumen dapat digunakan sebagai alat pengukuran motivasi belajar,
untuk butir-butir pernyataan yang tidak valid bisa bihilangkan dari dalam
angket motivasi belajar. Rekaptulasi dari hasil analisis ITEMAN tersebut
sebagai berikut:

Tabel 4. Rekaptulasi Validitas Angket Motivasi

Butir Pernyataan
0.708
0.491
0.457
0.320
0.769
0.575
0.244
0.408
0.343
0.164
0.166
0.254
0.124
0.507
0.196

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

+
+
+
+
+
+
+
+
-

Validitas
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid

Dari tabel tersebut tampak bahwa item yang tidak valid ada 6 butir
dan item yang valid ada 9 butir. Butir yang tidak valid sebagian besar
adalah pernyataan negatif, sedankan untuk pernyataan positif semuanya
valid. Dari 9 butir yang valid semua sudah dapat mewakili indikator yang
ada dimana indikator pertama diwakili 2 butir, kedua diwakili 1 butir,
ketiga 2 butir, keempat 2 butir dan kelima 2 butir.
Untuk angka reliabilitasnya yaitu 0.576, angka ini memang tidak
>0.600 sehingga instrumen tidak reliabel. Agar instrumen reliabel, maka
harus dilakukan ujicoba ulang. Agar istrumen tingkat validitas instrumen
bertambah dan instrumen menjadi reliabel. Untuk perhitungan hasil
analisis reliabilitas instrumen menggunakan ITEMAN adalah sebagai
berikut:

2. Analisis Angket Kemandirian


Belajar
Dalam angket motivasi
belajar (lampiran 2), ini terdiri
dari 5 indikator, dimana setiap
indikator

dikembangkan

menjadi 3 pernyataan, yang terdiri dari 6 pernyataan positif dan 9


pernyataan negatif, yang diujicobakan pada 30 responden. Hasil analisis
dari butir pernyataan dalam tiap indikator adalah sebagai berikut:
a. Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan diri
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 3 (-), 7 (+) dan 12
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 3 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.342, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 3
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 7 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.299, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 7
ini dinyatakan tidak valid.

Butir pernyataan nomor 12 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.383, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
12 ini dinyatakan valid.
b. Mampu mengambill keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 1 (-), 5 (-) dan 9 (+).
Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 1 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.687, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 1
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 5 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.742, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 5
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 9 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.275, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 9
ini dinyatakan tidak valid.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugas
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 2 (-), 11 (+) dan 14
(-). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 3 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.342, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 3
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 11 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.124, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
11 ini dinyatakan tidak valid.

Butir pernyataan nomor 14 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.482, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
14 ini dinyatakan valid.
d. Bertanggung jawab terhadap belajar dan apa yang dilakuakan
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 4 (+), 6 (-) dan 8
(+). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 4 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.471, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 4
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 6 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.584, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 6
ini dinyatakan valid.

Butir pernyataan nomor 8 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.407, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor 8
ini dinyatakan valid.
e. Mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang
lain
Indikator pertama ini ada pada butir nomor 10 (+), 13 (-) dan 15
(+). Hasil analisis setiap butir dari analisis ITEMAN adalah sebagai
berikut:

Butir pernyataan nomor 10 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.189, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
10 ini dinyatakan tidak valid.

Butir pernyataan nomor 13 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.162, kurang dari dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
13 ini dinyatakan tidak valid.

Butir pernyataan nomor 15 ini memiliki Item-Scale correlation


yaitu 0.450, lebih besar dari 0.300 sehingga butir pernyataan nomor
15 ini dinyatakan valid.
Berdasarkan analisis butir tiap indikator tersebut, didapatkan hasil
bahwa semua indikator kemandirian belajar sudah terwakili. Sehingga
instrumen dapat digunakan sebagai alat pengukuran kemandirian belajar,
untuk butir-butir pernyataan yang tidak valid bisa bihilangkan dari dalam
angket motivasi belajar. Rekaptulasi dari hasil analisis ITEMAN tersebut
sebagai berikut:

Tabel 5. Rekaptulasi Validitas Angket Kemandirian Belajar

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Butir Pernyataan
0.687
0.528
0.342
0.471
0.742
0.584
0.229
0.407
0.275
0.189
0.124
0.383
0.162
0.482
0.450

+
+
+
+
+
+
-

Validitas
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid

Dari tabel tersebut tampak bahwa item yang tidak valid ada 5 butir
dan item yang valid ada 10 butir. Butir yang tidak valid sebagian besar
adalah pernyataan positif. Dari 10 butir yang valid semua sudah dapat
mewakili indikator yang ada dimana indikator pertama diwakili 2 butir (no
3 dan 12), kedua diwakili 2 butir (1 dan 5), ketiga 2 butir (no 2 dan 14),
keempat semua valid yaitu 3 butir (no 4, 6 dan 8) dan kelima 1 butir (no
15).
Berdasarkan perhitungan statistik hasil pada alpha yaitu 0.624,
dimana lebih besar dari 0.600 sehingga instrumen dinyatakan reliabel.
Sehingga instrumen ini dapat digunakan sebagai alat pengukuran
kemandirian belajar siswa. Gambaran tentang hasil statistik instrumen
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai