Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN HARGA

DIRI RENDAH
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
1.

KASUS (MASALAH UTAMA)


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2.
A.

PROSES TERJADINYA MASALAH


Pengertian
HDR adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak
berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.
B.
Etiologi
a. Perkembangan ego terbelakang
b. Model-model peran berkurang
c. Kekurangan umpan balik positif
d. Umpan balik berulang berakibat pada berkurangnya nilai diri
e. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
f. Lingkungan yang tidak terorganisasi dan semerawut
g. Penganiayaan dan pengobatan anak
h. Disfungsi sistem keluarga
Karakteristik perilaku
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Mengatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
c. Mengatakan hal-hal yang negatif terhadap keadaan tubuhnya
d. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya
e. Menarik diri dari kehidupan social
f. Kritis terhadap diri sendiri atau orang lain
g. Destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri
h. Pembicaraan kacau
i.
Mempersiapkan adanya ketegangan peran
j.
Mudah tersinggung
k. Produktifitas menurun
l.
Pandang hidup yang ekstrim
m. Penolakan terhadap diri sendiri
n. Menarik diri dari realitas
o. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan
p. Merasa diri tidak adequate
q. Keluhan fisik
r.
Penyalahgunaan zat
3.

RENTANG RESPON

respon
adaptif

aktualisasi
diri

respon maladaptif

konsep diri
positif

harga diri
rendah kronis

kerancuan
identitas

depersonalisasi

4.

FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang tua yang
tidak realitas, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

5.

FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional atau
kronik.
Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi secara situasional bisa
disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami
kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus masuk
penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan rendanya harga diri seseorang
di karenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan
yang kurang menghargai klien dan keluarga.

a.

b.

Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama
yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif
sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah mempengaruhi seseorang
baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap telah mempengaruhi koping
individu tersebut sehingga menjdai tidak efektif (mekanisme koping tidak efektif). Bila kondisi
klien dibiarkan tanpa adanya intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien
tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolaasi sosial). Klien yang mengalami

6.

7.

isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat
muncul resiko perilaku kekerasan.
TEORI PARA AHLI MENGENAI HARGA DIRI RENDAH KRONIS
Pe Plau dan Sulivan dalam keliat (1999) mengatakan bahwa pengalaman interpersonal di
masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia yang tidak menyenangkan seperti
good me, bad me, not me, merasa sering dipermasalahkan atau merasa tertekan kelak, akan
menimbulkan perasaan di tolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif
dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
POHON MASALAH
Resiko tinggi perilaku kekerasan

Effect

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial

Corre Problem

Cause

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

8.
1.
2.
3.
4.
5.

MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Harga diri rendah kronis
Koping individu tidak efektif
Isolasi sosial
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Resiko tiinggi perilaku kekerasan

9.
1.

DATA YANG PERLU DIKAJI


Isolasi sosial : menarik diri
Ds :

a. Klien mengatakan lebih baik sendiri


Do :
a. Klien terlihat lebih sering menyendiri
b. Klien terlihat melamun
2. Harga diri rendah
Ds :
a. Klien mengatakan gagal dalam mencapai cita-citanya
b. Klien mengatakan malu karena tubuhnya gemuk
Do :
a. Klien selalu gagal dalam mencapi cita-citanya
b. Klien mersa citra tubuh kurang ideal
3. Berduka disfungsional
Ds :
a. Klien mengatakan sedih karena bercerai dengan suaminya
Do :
a. Klien terlihat sedih
b. Klien terlihat melamun
4. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional
5. Rencana tindakan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

a.
b.
c.

a.
b.

1.

Isolasi sosial berhubungan dengan HDR


TUK 1 : Bina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepeda klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilain negative
Utamakan memberi pujian yang realistic
TUK 3 : Menilai kemampuan yang digunakannya
Tindakan keperawatan
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
Diskusikan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya
TUK 4 : Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

a.
b.
c.
2.
3.

a.
b.
c.

kegiatan mandiri
kegiatan dengan bantuan sebagian
kegiatan yang membutuhkan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
TUK 5 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan keperawatan
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

TUK 6 : Memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan keperawatan
a. Beri penkes kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
10. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Harga diri rendah kronis

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien tampak gelisah, klien mengatakan gagal dalam mencapai cita- citanya, klien terlihat
menyendiri, klien terlihat sedih, kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan :
Isolasi sosial berhubungan dengan HDR

3.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B.
1.

2.
3.

1.

2.

3.

1.

Tujuan khusus :
Bina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan :
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
Salam terapeutik
selamat pagi bapak? perkenalkan nama saya Evitasari, bapak cukup panggil saya suster Evi,
nama bapak siapa dan lebih suka dipanggil siapa?.
Evaluasi/ validasi
apa yang bapak rasakan saat ini
Kontrak :
Topik : bapak hari ini kita akan ngobrol-ngobrol bagaimana perasaan bapak selama berada
disini?
Waktu : hari ini kita akan ngobrol-ngobrol habis olahraga saja yah bapak?
Tempat : bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di teras depan saja yah bapak,apakah bapak
bersedia?
Kerja : bapak saya disini praktek selama 2 minggu dari tanggal 24 September
Sampai 3 Oktober
bagaimana bapak apakah bapak mau ngobrol-ngobrol dengan suster
ibu saya disini untuk membantu ibu
kalau ibu punya masalah yang ingin ibu ceritakan, ceritakan saja kepada saya
ibu sangat bagus sudah mau bercerita dengan suster
TERMINASI
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi pasien subjektif bagaimana perasaan ibu sekarang setelah ngobrol-ngobrol dengan
susterevaluasi perawat (objectif setelah reinforcement) klien mau berjabat tangan, kontak mata
kurang.
Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
Ibu besok, ibu pikir-pikirkan tentang kelebihan yang ibu miliki?
Kontrak yang akan datang :
Topik : ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi yah tentang apa kelebihan yang ada pada ibu
Waktu : bagaimana kalau 10 menit saja apakah ibu bersedia?
Tempat : tempatnya dimana bu, di teras depan yah lebih enakkan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi klien

Klien tampak tenang, klien malu karena tubuhnya gemuk, kontak mata baik, klien mengatakan
suaminya tidak mau mengurusin anaknya, klien mangatakan suka dengan rambutnya.
2.
3.
4.

Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan keperawatan
Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan keperawatan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, setiap bertemu klien dihindarkan
dari memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : Selamat pagi bu S ? Kemarin kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol lagi?
2. Evaluasi / Validasi
Bagaimana keadaan ibu setelah mandi ? Masih ingat tidak nama suster siti
3. Kontrak : Topik : Hari ini, kita akan ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki.
Waktu : Kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit saja.
Tempat : Disini ya bu ! Diteras depan.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa yang ibu ketahui tentang kelebihan yang ada pada diri ibu S ?
2. Selain itu apalagi bu. Terus apalagi..? Berarti ibu banyak tau tentang kelebihan ibu.
3. Ibu S senang tidak dengan kelebihan yang ada pada diri ibu ?
4. Ibu. S hobinya apa ? coba ibu sebutkan ?
5. Sejak kapan ibu. S suka dengan hobi ibu ?, selain yang ibu sebutkan ada lagi tidak hobi ibu?
6. Ib. S banyak juga ya kelebihannya, jadi ibu harus bangga dengan kelebihan ibu.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan ibu.S setelah berbicara dengan suster.
Evaluasi perawat ( Obyektif setelah reinforcement) : Coba ibu S ulangi kembali
tentang kelebihan yang ibu miliki.
2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan ) : Nah, nanti coba ibu ingat-ingat kembali kelebihan yang ibu miliki, besok kita akan
ngobrol- ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama disini?
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu S, tentang kegiatan yang ibu lakukan selama
ibu berada disini
Waktu : kita ketemu besok jam 09.00 WIB ya bu S
Tempat : kita ngobrol-ngobrolnya di tempat tidur ya bu S
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak menyendiri, klien tampak
lesu.
2. Diagnosa keperawatan ; isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus : menilai kemampuan yang digunakan klien
4. Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan selama sakit, diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguaannya.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : pagi bu ? kemarinkan kita sudah janji mau ngobrol-ngobrol, bagaimana
apa ibu bersedia?
2. Evaluasi / validasi ; kemarinkan kita ngobrol-ngobrol tentang kelebihan yang ibu miliki, ibu
masih ingat tidak?
3. Kontrak :
Topik : Kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan selama berada disini
Waktu : bagaimana kalu kita ngobrol-ngobrol selama 10 menit
Tempat : mau dimana bu ? di teras saja ya !
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa saja kebiasaan ibu dirumah?
2. Sering tidak kebiasaan ibu itu dilakukan disini? apa saja
3. Selain makan dan tidur, ibu sering membantu pekerjaan yang ada disini tidak.
4. Tapi saya sering lihat ibu kerja contohnya ibu dan teman ibu suka mengambil makan buat
teman-teman yang lain.
5. Dan ibu juga suka memanggil teman-teman ibu buat makan itu sangat bagus bu.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Evaluasi pasien subyektif : sekarang ibu bagaimana perasaanya setelah ngobrol-ngobrol dengan
suster.
Evaluasi perawat (Obyektif setelah reinforcement) : klien mau bercerita tentang kebiasaanya
dirumah dan kebiasanya yang ada di Rumah sakit.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : besok ibu pikir-pikirkan apa yang setiap hari yang ibu lakukan semenjak ibu
berada disini
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang ibu lakukan disini
Waktu : kita mau ngobrol jam berapa bu jam 09.00 saja ya
Tempat : mau dimana bu, di teras depan ya.
STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak kooperatif, klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak sedih.

2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegitan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan :
kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien, beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam terapeutik : pagi bu R ? Lagi ngapain / sudah mandi belum?
2. Evaluasi/validasi : bagaimana perasaannya pagi ini ? Apa ibu sudah pikirkan rencana ibu pada
hari ini.
3. Kontrak :
Topik : ibu pagi ini kita akan membicarakan rencana kegiatan ibu pada hari ini.
Waktu : ibu mau ngobrol berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit.
Tempat : ngobrolnya mau dimana ? Disini saja ya bu, kayaknya lebih asyikkan.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1. Bisa tidak ibu ceritakn dari ibu bangun tidur sampai ibu mau tidur.
2. Apa yang ibu lakukan saat ada waktu luang.
3. Kegiatan apa saja yang memerlukan bantuan suster ? Apa saja bu.
4. Kalau kegiatan yang bisa ibu lakukan sendiri coba ibu sebutkan apa saja ?
5. Bagus sekali bu, ibu rajin ya, ibu juga bisa melakukan kegiatan yang lain seperti menyapu,
mengepel, menyiram bunga, membersihkan tempat tidur dan masih banyak lagi.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : apa yang ibu rasakan setelah ngobrol-ngobrol dengan suster.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : klien terlihat kooperatif, klien mampu
menjawab pertanyaan perawat.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : ibu besok, ibu ingat-ingat kembali apa kegiatan ibu sehari-hari.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : besok kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya, tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat.
Waktu : kita ketemu lagi jam 09.00 apa ibu mau ?
Tempat : tempatnya disini saja ya bu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, kontak mata baik, klien tampak kooperatif, klien tampak senang.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan keperawatan
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4. Tindakan keperawatan
Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan, beri pujian atas
keberhasilan klien, diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
B. STRATEGI KEPERAWATAN
Orientasi
1. Salam teraupetik : selamat pagi bu R ? Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan ngobrolngobrol lagi ya.
2. Evaluasi / validasi : bagaimana keadaan ibu pada pagi ini ? Ibu masih ingat tidak kemarin kita
ngobrol-ngobrol tentang apa ?
3. Kontrak :
Topik : pagi ini kita akan ngobrol-ngobrol tentang rencana kegiatan yang telah ibu buat kemarin.
Waktu : kita akan ngobrol-ngobrol selama 10 menit apa ibu mau ?
Tempat : ngobrol-ngobrolnya enakkan disini ya bu.
Kerja : (langkah-langkah tindakan keperawatan).
1. Kemarin ibu sudah buat jadwal kegiatan ibu.
2. Gimana bu, tadi pagi apa ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ibu
buat.
3. Bagus bu, ibu telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana ibu.
4. Buat besok ibu juga harus sesuaikan dengan jadwal yang telah ibu tulis.
5. Jadwal kegiatan ini bisa ibu buat kalau ibu berada di rumah, agar waktu luang ibu bisa berisi
dengan hal-hal yang positif seperti ikut arisan, pengajian, kumpul dengan anak-anak dan masih
banyak kegiatan yang lain.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : setelah ngobrol-ngobrol dengan suster bagaimana perasaan ibu
sekarang.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : bisa tidak Ibu ulangi lagi kegiatan yang telah
ibu lakukan tadi pagi.
2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : nanti bila ibu tidak bertemu suster coba ibu terapkan apa yang sudah ditulis dijadwal
kegiatan.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : ibu besok kita akan ngobrol-ngobrol tentang kegiatan yang telah ibu buat, besok kita
evaluasi ya bu.
Waktu : besok kita akan ngobrol-ngobrol jam 09.00 ya bu.
Tempat : besok kita ketemu disini lagi ya bu.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERTAWATAN


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak tenang, interaksi positif, klien tampak senang.
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan khusus
Memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
4. Tindakan keperawatan
Beri penkes kepada keluarga cara merawat klien HDR, bantu keluarga memberikan dukungan
selama klien dirawat, bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Oreintasi
1. Salam terapeutik : selamat siang mas perkenalkan nama saya Rika dari AKPER PERTAMINA,
saya bertugas disini mulai tanggal 24 september sampai 4 Oktober.
2. Evaluasi / validasi : bagaimana apa mas sudah siap menjemput ibu, dan apa mas sudah tau
cara merawat ibu di rumah.
3. Kontrak :
Topik : kita akan ngobrol-ngobrol tentang cara merawat ibu di rumah .
Waktu : bagaimana kalau 10 menit apa mas mau?
Tempat : kita akan ngobrol-ngobrol di teras depan saja ya mas
Kerja : (langkah-langkah tindak lanjut).
1. Hari ini kan mas mau menjemput ibu.
2. Apa mas sudah tau cara merawat ibu di rumah.
3. Iya mas benar, jadi jika ibu berada di rumah dan sering menyendiri, melamun, mas harus
memberikan dukungan untuk ibu.
4. Mas juga harus selalu memuji ibu apa bila ibu melakukan sesuatu kegiatan yang bersifat
positif.
5. Jangan lupa ibu selalu diingatkan untuk meminum obat 3x sehari.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
Evaluasi pasien subyektif : bagaimana apa mas mengerti.
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : coba mas ulangi lagi apa yang akan mas
lakukan dengan ibu apabila ibu melakukan kegiatan yang bersifat positif.
2. Tindak lanjut (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan :
ya sudah kalau begitu mas di rumah harus merawat ibu dengan baik ya, jangan lupa ingatkan ibu
untuk minum obatnya.
3. Kontrak yang akan datang :

Topik : jika ibu di rumah punya masalah lagi, mas datang ke poli RS ini dan konsultasi dengan
dokter tentang keadaan ibu.
Waktu : konsultasinya sesuai dengan jadwal yang telah diberikan ya mas.
Tempat : konsulnya di RS ini ya.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat
bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH HDR


A. Kasus (Masalah Utama)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat,
1999). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang
terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah penilaian yang
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.
Tanda dan Gejala:
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya :
malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
1. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit,
menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
2. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu
apa-apa
3. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka
sendiri.
4. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
5. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupan.
2. Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat
yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini
mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif

terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada
klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
Tanda dan Gejalanya :
Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain dan mengungkapkan
malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang
seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.
3. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri
adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan Gejala:

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.


Menghindar dari orang lain (menyendiri).
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat.
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
Posisi janin saat tidur.
(Budi Anna Keliat, 1998)
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core Problem

D.
1.
a.
b.

Gangguan citra tubuh


Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak diam.
Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.

2.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data yang perlu dikaji :
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai
diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, Mengungkapkan sedih karena keadaan tubuhnya, Klien malu
bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat
b. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, Suara pelan dan tidak jelas, Tampak
menangis
E. Diagnosa Keperawatan
1. harga diri rendah
2. gangguan citra tubuh
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : harga diri rendah.
Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:
Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

6.1.
6.2.
6.
6.3.
6.4.
6.5.

1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
3.
3.1.
3.2.
4.
4.2.
4.3.
4.4.
5.
5.1.
5.2.
5.3.
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.

Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien dengan harag diri rendah.
Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Diagnosa II: gangguan citra tubuh.
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga
dirinya.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

1.
2.

Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia : Lipincott-Raven
Publisher. 1998
3. Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
5. Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung. 2000
Diposkan oleh Ruli yansyah di 03.26

Anda mungkin juga menyukai