Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Rizka Muharani

NIM

: D 141 12 040

Mata Kuliah : Pengelolaan Lingkungan Sosial, Budaya dan Ekonomi


Dosen

: Dian Rahayu Jati, S.T., M.Si

Hari, tanggal : Rabu, 18 Februari 2015


TEORI STRUKTUR MASYARAKAT DI INDONESIA

Pengertian Struktur Masyarakat


Istilah struktur dapat diterjemahkan sebagai susunan, bagan, bangunan,

skema atau gambar konkret tentang sesuatu. Oleh karena itu struktur masyarakat
dapat diartikan sebagai susunan atau bangunan masyarakat yang penggambaran
tentang suatu lembaga kemasyarakatan atau pranata sosial yang berlapis-lapis.
Masyarakat juga merupakan suatu struktur, karena didalamnya terdiri dari
bagian-bagian yang membentuk keseluruhan sebagai suatu kesatuan. Masyarakat
terdiri dari orang-orang, kegiatan-kegiatan, kebiasaan, tata cara, nilai jenis
kelamin, dan lain-lain yang membentuk satu kesatuan. Masyarakat juga memiliki
lapisan-lapisan, kekuasaan, status, kehormatan, dan sebagainya. Dengan
memperhatikan bagian-bagian dan lapisan dalam masyarakat tersebut, maka
konfigurasi dalam sisitem tersebut menjadi semakin kompleks.

Fungsi Struktur Masyarakat


Struktur dalam kehidupan masyarakat dapat juga berfungsi sebagai sebagai

dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial, karena aturan disiplinnya berasal
dari dalam kelompok sendiri, maka perlakua pengawasan dalam kelompoknya
cenderung lebih mudah untuk dapat diterima sebagai kepentingan sendiri. Setiap
anggota masyarakat akan mendapat pengetahuan dan kesadaran terutama perihal
sikap, adat kebiasaan dan kepercayaan group.
Dengan demikian, anggota kelompok dapat mengetahui cara-cara bersikap
dan berperilaku yang sesuai dengan ketentuan dan harapan-harapan umum
sehingga kemungkinan terjadi perbedaan-perbedaan paham sedikit dapat
dikurangi.

Struktur Masyarakat di Indonesia


Masyarakat Indonesia disebut juga masyarakat majemuk yaitu masyarakat

yang terdiri dari berbagai jenis suku bangsa, adat istiadat, nilai-nilai dan normanorma berbagai institusi atau organisasi, budaya, bahasa, agama, dan sebagainya.
Masyarakat majemuk adalah suatu keadaan masyarakat yang terdiri dari
berbagai kepentingan dan kebudayaan yang berbeda beda yang melebur dan
membentuk satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan cita cita yang sama.
Berdasarkan pengertian tersebut pengertian tersebut masyarakat majemuk
dibedakan atas tiga kategori yaitu :
Kemajemukan sturuktural, dominasi politik dipegang oleh suatu kelompok
tertentu.
Kemajemukan sosial, suatu keadaan dimana hak dan kewajiban tersebar secara
merata diantara kelompok sosial yang ada.
Kemajemukan budaya, seluruh warga masyarakat merupan bagian dari publik
tanpa memperhatikan identifikasi yang ideal maupun yang nyata.
Pierre L. Van den Berghe menyebutkan beberapa karakteristik masyarakat
majemuk, sebagai berikut:
1. terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplementer
3. kurang mampu mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya
terhadap nilai - nilai yang bersifat dasar
4. secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain
5. secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi
6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain
Kemajemukan ini yang juga membentuk masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia terbentuk melalui adanya integrasi nasional. Sifat - sifat masyarakat
majemuk akan membentuk integrasi sosial. Pluralitas masyarakat yang bersifat
multi - dimensional itu akan dan telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana
masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara stratifikasi sosial

sebagaimana yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia akan memberi bentuk


pada integrasi nasional yang bersifat vertikal.
Struktur sosial masyarakat ini juga berlangsung dalam fungsi peran yang
terdapat dalam bangsa Indonesia. Struktur sosial masyarakat di Indonesia sendiri
dapat digolongkan dalam 2 ciri yaitu struktur secara horizontal yang mana
merupakan struktur sosial yang berdasarkan atas perbedaan adat, agama, sukubangsa, serta perbedaan kedaerahan. Lalu ciri yang kedua adalah perbedaan secara
vertikal yang berdasarkan struktur sosial masyarakat secara stratifikasi sosial
antara lapisan atas dan lapisan bawah.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik,
yaitu:
1. Horizontal
Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan
perbedaan suku - bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan - perbedaan
kedaerahan.
2. Vertikal
Struktur masyarakat Indonesia ditandai adanya perbedaan - perbedaan vertikal
antara lapisan atas dan lapisan bawah (stratifikasi sosial) yang cukup dalam.
Sedangkan sifat sifat masyarakat mejemuk menurut Pierre L. Van den
Berghe, yaitu :
1. Adanya segmentasi dalam kelompok kelompok dengan kebudayaan yang
2.
3.
4.
5.
6.

berbeda.
Strukur sosialnya terbagi kedalam lembaga yang non komplementer.
Konsensus antar anggota kurang dikembangkan.
Sering timbul konflik.
Integrasinya tidak secara sukarela tetapi dengan paksaan.
Adanya dominasi politik

Contoh gambaran masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda yaitu :

Dalam kehidupan politik , tidak adanya kehendak bersama (common will).


Hal tersebut berdampak pada kehidupan ekonomi yang tidak ada permintaan

social yang di hayati oleh masyarakat (Common Social Demand)


Hal itu menjadikan perbedaan karakter pada masyarakat yang homogeneous
yaitu ekonomi majemuk (Plural Economy) dan ekonomi tunggal (Unitary
Economy).
Beberapa faktor yang menyebabkan mengapa pluralitas masyarakat

Indonesia yang demikian itu terjadi, diantaranya adalah :


1. Keadaan geografik wilayah Indonesia yang terdiri atas kurang lebih tiga ribu
pulau yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil
dari timur ke barat dan lebih 1000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor
yang sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya pluralitas sukubangsa di
Indonesia.
2. Faktor kedua yaitu faktor geografis, menyebabkan pluralitas masayarakat
Indonesia adalah kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara Samudera
Indonesia dan Samudera Pasifik. Keadaan ini menjadikan Indonesia menjadi
lalu lintas perdagangan, sehingga sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas
agama di dalam masyarakat Indonesia.
3. Faktor ketiga, iklim yang berbeda-beda dan struktur yang tidak sama di antara
berbagai daerah di kepulauan Nusantara, telah mengakibatkan pluralitas
regional. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah merupakan kondisi
yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda, yakni
daerah pertanian basah (wet rice cultivation) yang terutama banyak dijumpai
di Pulau Jawa dan Bali, serta daerah ladang (shifting cultivation) yang banyak
dijumpai di luar Jawa.
DAFTAR REFERENSI
Anonim, n.d. Struktur Masyarakat Indonesia dalam Masalah Integrasi Nasional
dalam Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasikun. 1995. Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia dalam Sistem Sosial
Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Polak, M. 1979. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: PT. Ikhtiar
Baru.
Shadily, H. 1983. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Simatupang, M. 2002. Budaya Indonesia yang Supraetnis. Jakarta: Sinar Sinanti
Syani, A. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
__________. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka Jaya.

Anda mungkin juga menyukai