I.
KEPUSTAKAAN
1. Furniss, 1978, Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry, 4 th ed, longman
Group, Limited, London, page 831-832
2. Fessenden RJ, Fessenden JS, 1994, Organic Chemistry, 5 th edition, Brooks/Cole
Publishing Company Pacific Grove, California, 512-513
3. McMurray J, Organic Chemistry, 5th edition Brooks/Cole Publishing Company
Pacific Grove, USA, 864
II.
DASAR TEORI
Aspirin
Aspirin adalah suatu senyawa asam karboksilat. Aspirin dibuat dari asam
salisilat dan anhidrida asetat. Reaksinya disebut esterifikasi fenol. Meskipun asam
karboksilat dapat digunakan untuk esterifikasi fenol tapi hasilnya sedikit. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih banyak digunakan turunan asam karboksilat yaitu
anhidrida asetat karena bersifat lebih reaktif dibanding asam asetat.
Aspirin juga punya efek antiplatelet dengan menghambat produk tromboksan,
yang mana pada normalnya mengikat molekul platelet untuk memperbaiki pembuluh
darah. Ini mengapa aspirin digunakan untuk jangka waktu yang lama, dosis rendah
mungkin diberikan dengan segera setelah serangan jantung, strokes, dan
penggumpalan darah. Itu juga dikembangkan bahwa aspirin dosis rendah mungkin
diberikan dengan segera setelah serangan jantung untuk mengurangi resiko serangan
jantung yang lain atau kematian jaringan pada jantung
Efek samping utama yang tidak menguntungkan
adalah gangguan
gastrointestinal., pendarahan lambung, dan tinnitus, khususnya pada dosis tinggi. Pada
anak-anak dan dewasa, aspirin tidak lagi digunakan untuk mengatasi gejalaseperti flu
atau gejala cacat air atau penyakit lain yang disebabkan oleh virus, memerlihatkan
resiko sindrom Reye.
Aspirin adalah yang pertama kali ditemukan yang merupakan anggota dari
golongan obat yang dikenal sebagai non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
tidak semuanya merupakan salisilat, meskipun mereka mempuyai efek yang mirip dan
kebanyakan menghambat enzim siklooksigenase sebagai mekanismenya.
Sejarah
Obat yang mengandung turunan asam salisilat, strukturnya mirip aspirin, digunakan
pada pengobatan sejak zaman dulu. Ekstrak kulit pohon willow yang kaya akan
salisilat dikenal karena efeknya pada demam, nyeri dan inflamasi pada pertengahan
abad ke-16.
Seorang ahli kimia dari Prancis, Charles Frederic Gerhardt, untuk pertama kalinya
membuat asam asetilsalisilat pada tahun 1853. Pada serangkaian kerjanya pada
persiapan dan sintesis dari berbagai asam anhidrida, dia mencampur asetil klorida
dengan garam sodium dari asam salisilat (sodium salisilat). Reaksi yang hebat terjadi
dan mengakibatkan leleh dan dengan segera dipadatkan.
TUJUAN
- Mampu menjelaskan reaksi asetilasi
- Menjelaskan reaksi rekristalisasi pada pemurniaan aspirin
- Terampil dalam membuat aspirin dari asam salisilat dan anhidrida salisilat dengan
III.
IV.
Labu Erlenmeyer
Termometer
Corong Buchner
Kaca Arloji
Labu Hisap
Batang Pengaduk
Gelas Ukur
Timbangan Gram dan Anak Timbangan
Kertas Perkamen
Corong kaca
Kertas Saring
Penangas Air dan Bunsen
Pompa Hisap
Sumbat Gabus
Beaker Gelas
Magnetic Stirrer dan Magnetic Bar
V.
VI.
15 ml etanol panas
37,5 ml air panas
MEKANISME REAKSI
Test dengan FeCl3: jika positif berwarna ungu,panaskan lagi, jika -, tidakberwarna ungu
Lakukan rekristalisasi
Kristal kasar aspirin ke dalam 15 ml etanol yang telah dipanaskan di hot plate lalu di tambah
37,5 ml air panas ke dalam larutan tadi
VII.
VIII.
HASIL PERCOBAAN
a. Jumlah dalam gram : 3,2 gram
b. Rendemen / presentase hasil : 82,05 %
IX.
X.
KETETAPAN ALAM
Titik leleh :129-133 C
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pembahasan :
Diskusi :
1) Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mereaksikan bahan?
air,
aspirin
tersebut
akan
kembali
menjadi
asam
jika pembentukan
4) Setelah hasil reaksi menjadi padat, tambahkan sejumlah air dan segera
disaring. Mengapa?
Untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang larut dalam air selain
aspirin (aspirin sedikit larut bahkan tidak larut dalam air) sehingga
reaksi pembentukan kristal dapat berjalan sempurna serta untuk
menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat dalam kristal aspirin.
Untuk mendapatkan kristal aspirin yang ada pada larutan berupa
residunya harus segera dilakukan proses penyaringan karena reaksi
dapat kembali seperti semula (reversible).