Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEMINAR THESIS

PEMODELAN OPTIMASI OPERASIONAL WADUK-WADUK


BESAR DI KALI BRANTAS UNTUK PRODUKSI ENERGI
MENGGUNAKAN DATA DEBIT REAL TIME

MAHASISWA:
DWI PANGESTUTI
3107.205.706

DOSEN PEMBIMBING:
PROF.DR.Ir. NADJADJI ANWAR, MSc

KONSENTRASI HIDROIFORMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA MRSA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2010

PEMODELAN OPTIMASI OPERASIONAL WADUK-WADUK BESAR DI KALI BRANTAS


UNTUK PRODUKSI ENERGI MENGGUNAKAN DATA DEBIT REAL-TIME.
ABSTRAK

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri, kebutuhan akan energi listrik
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Apalagi akhir-akhir ini juga terjadi
pemadaman bergilir yang sering diberlakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Maka,
pemanfaatan fungsi waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air perlu ditingkatkan. Tetapi,
mengingat akan keterbatasan tersedianya air tersebut untuk berbagai kebutuhan, maka perlu
dilakukan pemanfaatan air waduk dengan sebaik-baiknya.
Pemodelan optimasi waduk-waduk besar di hulu brantas untuk produksi energy ini
digunakan program bantu Quantitative Methods Teknik For Windows 3 (QM For Windows
3) dengan pokok bahasannya integer and mixed integer programming. Data yang digunakan
untuk pemodelan adalah data debit sepuluh harian pada bulan Nopember 2006 sampai dengan
bulan Oktober 2007 yang ditransformasikan menjadi volume sepuluh harian di tiap waduk,
data tampungan di waduk Karangkates pada bulan Oktober 2006 untuk memverifikasi
pemodelan optimasi tersebut. Optimasi produksi energy ini dititikberatkan pada produksi
maksimal di tiap unit pembangkit yang terdapat di waduk, antara lain di Sengguruh sebesar
2x14,5 MW, di Karangkates 3x35 MW, wlingi 2x24 MW dan di Lodoyo sebesar 4,5 MW.
Kondisi tersebut akan dimodelkan secara serial, yaitu optimasi energy secara satu kesatuan.
Dikatakan optimasi maksimum adalah jika produksi pada waduk serial mencapai 192,5 MW
atau seluruh unit pembangkit di waduk serial tersebut dapat beroperasi/memutar turbin.
Sedangkan alternative analisa pemodelannya dilakukan dengan menggunakan pola
operasional pada beban dasar dan beban puncak (6 jam), dengan asumsi kondisi tampungan
awal di waduk Karangkates dianggap kosong dan kondisi penuh.
Dari pemodelan ini didapatkan produksi energy pada beban dasar dengan tampungan
awal di Karangkates kosong sebesar 1206,9 juta KWH sedangkan kondisi penuh dicapai
1555,95 juta KWH. Untuk operasional beban puncak menggunakan tampungan awal di
Karangkates kondisi kosong dicapai produksi sebesar 1308,89 juta KWH dan pada kondisi
penuh sebesar 1345,61 juta KWH. Selanjutnya untuk kondisi tampungan awal di Karangkates
pada operasional beban dasar dengan periode awalnya bulan Januari 2006 diperoleh produksi
energy 1907,67 juta KWH, sedangkan pada operasional beban puncak sebesar 1396,28 juta
KWH sebelum ditambahkan dengan operasional di Sengguruh pada decade ke-27 sampai
decade 33 beban puncak selama 5 jam, sehingga total produksi energinya menjadi 1414,58
juta KWH. Untuk memverifikasi hasil penelitian tersebut digunakan data pembanding yang
ada di lapangan dengan produksi energy sebesar 706,43 juta KWH. Jadi hasil dari penelitian
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi eksistingnya. Persentase kenaikan
produksinya sekitar 199,83 %.
Kata kunci : optimasi, pola operasi waduk, produksi energy listrik, waduk serial

I.PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
industri, kebutuhan akan energi listrik dari
tahun
ke
tahun
terus
mengalami
peningkatan. Apalagi akhir-akhir ini juga
terjadi
pemadaman
bergilir
yang
diberlakukan oleh Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Pada tahun 1993/1994 konsumsi
energi listrik untuk Pulau Jawa dan Bali
41.437 GWH (Giga Watt Hour) dengan
beban puncak 6.821 MW (Mega Watt).
(Gustiana,1998). Mengingat keterbatasan
tersedianya air tersebut untuk berbagai
kebutuhan di atas, maka perlu dilakukan
pemanfaatan dengan sebaik-baiknya. Antara
lain dengan mengoptimalkan semua elemen
dan potensi waduk yang ada dengan
menggunakan suatu pola operasi tertentu
(NTIS, 1983) atau dengan pembangunan
waduk baru.
Waduk yang digunakan dalam obyek
penelitian ini adalah waduk yang terletak di
hulu sungai Brantas, di kabupaten Malang
bagian selatan Jawa Timur. Waduk-waduk
besar tersebut antara lain, waduk Sengguruh,
waduk Karangkates, waduk Wlingi dan
waduk Lodoyo. Dengan daya listrik
terpasang saat sekarang masing-masing
sebesar 2x14,5 MW; 2x35 MW-1x35 MW;
2x27 MW dan 1x 4,5 MW. Jadi diharapkan
dari penelitian ini, total energy yang dapat
diproduksi oleh waduk serial adalah sebesar
192,5 MW. Alasan kenapa hanya wadukwaduk tersebut yang akan digunakan dalam
studi kasus ini adalah karena waduk-waduk
tersebut terletak secara seri, jadi bisa
dimungkinkan untuk dijadikan model yang
pengoperasiannya bisa disusun secara satu
kesatuan dari hulu menuju hilir.
PERMASALAHAN
Setelah telah diuraikan di latar belakang, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini, adalah :

Bagaimana bentuk model optimasi yang


dapat digunakan di waduk-waduk di Kali
Brantas tersebut?
Parameter apa saja yang dapat memberikan
nilai paling optimum untuk pemodelan dan
bagaimana pengaruh masing-masing parameter
terhadap
model
yang dihasilkan
jika
dibandingkan dengan model pada kondisi
eksisting?
Berapa energi yang dihasilkan setelah
dilakukan penelitian?

TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini,
antara lain :
Didapatkan bentuk model optimasi untuk
waduk-waduk besar di DAS Brantas tersebut
Didapatkan
parameter-parameter
yang
memberikan nilai optimum pada model dan
dapat memberikan gambaran pengaruh tiap
parameter terhadap model yang dihasilkan
dibandingkan dengan model eksisting
Didapatkan angka total jumlah energi yang
dihasilkan dari penelitian tersebut

BATASAN MASALAH
Studi penelitian ini mempunyai batasan lingkup
bahasan :
Waduk-waduk yang dianalisa antara lain;
waduk Sengguruh, waduk Karangkates,
waduk Wlingi dan waduk Lodoyo (untuk
waduk di bagian hulu sungai Brantas saja).
Tools yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah Program Linier dengan
menggunakan program bantu Quantitative
Methods For Windows 3.
Data yang digunakan adalah bulan
Nopember 2006 sampai dengan Oktober
2007.

MANFAAT
Manfaat dari Pemodelan Optimasi Operasional
Waduk-Waduk Besar di Kali Brantas Untuk

Produksi Energi Menggunakan Data Debit Real


Time
ini adalah nantinya model dapat
diimplementasikan pada pengoperasian wadukwaduk besar di DAS Brantas tersebut, dalam hal
ini untuk peningkatan produksi energi listrik
(PLTA).

Di mana, E= kilowatt Jam (KWH)


t = waktu (jam)
KARAKTERISTIK WADUK
1. Kapasitas

mati

(dead

storage

zone)

dipergunakan untuk pengumpulan sediment.


2. Kapasitas efektif (effective/usefull storage)
II. DASAR TEORI DAN PUSTAKA

merupakan kapasitas yang dipergunakan

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

untuk konservasi sumber air (penyediaan air

Penyusunan pola operasi waduk yang terletak


secara seri perlu disusun secara satu kesatuan.
Jika tidak, maka permasalahan yang akan timbul
adalah (Gunawan, 2005) :

baku, irigasi, PLTA, dll), sehingga setiap


pemanfaatan waduk dalam konservasi waduk
dapat memenuhi kapasitas efektif waduk.
3. Kapasitas penahan banjir (flood control)

1) Jika air disimpan terlalu banyak pada


waduk yang terletak pada bagian hulu maka
pada waduk bagian hilir waduk akan mengalami
kekurangan air.
2) Jika air yang dilepas terlalu banyak maka
resiko keruntuhan bisa terjadi pada waduk yang
ada di hilir.
2.2 DASAR TEORI
DAYA TURBIN
Daya yang dihasilkan oleh turbin (dalam system
metric) adalah sebagai berikut:

merupakan kapasitas waduk yang bertujuan


untuk

menahan

kelebihan

air

guna

mengurangi potensi kerusakan akibat banjir.

OPTIMASI DENGAN PROGRAM LINIER

Persamaan linier dapat digunakan untuk


persoalan optimasi yang mempunyai bentuk
ketidaksamaan dengan syarat fungsi tujuan
dan fungsi kendala merupakan persamaan
linier.
Berikut adalah bentuk standar program simpleks:

. (2.2)
= 1000 kg/m3

(2.8)

Q = debit (m3/dt)
H = head/ tinggi air jatuh (m)
= efisiensi turbin 84-94 % = 88%
PS = PferdStarke = HP = 1/1,341 KW
N= daya yang dihasilkan (KW)
Sedangkan untuk perhitungan energy yang
dihasilkan oleh pembangkit di tiap-tiap
waduknya adalah sebagai berikut:
(2.3)

mempunyai guna untuk memproduksi energi


listrik tenaga air/ PLTA.

III. METODOLOGI
Mulai

Inflow dari
Kali Jari,
Ewuh,
Bambang,
dan Lekso

Persiapan
Studi Literatur & Survei Lapangan

Outflow
akhir

Data-data Inflow,
Outflow dan
Tampungan tiap-tiap
waduk

PLTA
1x4.5 MW

Energi
Maksimum??

Inflow dari
kali Lahor

PLTA
2x35 MW

PLTA
2x14.4 MW

Pengendali banjir
dan penyedia air
baku

Inflow
awal

Waduk
sengguruh

Waduk
sutami

Waduk
wlingi

Pengendali
pasir G. Kelud
dan irigasi

Pengatur
debit air
PLTA Wlingi

Tidak

Analisa Hasil

PLTA
2x27 MW

Waduk
Lodoyo

Optimasi
menggunakan Program Linier
(untuk tiap-tiap waduk)

Tambahan
PLTA di
Sutami 1x35
MW

Pengendali
sedimen waduk
Sutami

Berikut adalah model yang dihasilkan dari


penelitian ini:
Ya

Dimana:
Z = nilai tujuan yang akan dicapai (maksimalkan
Selesai

energy MW) dalam 1 tahun.


= besar daya yang dibangkitkan oleh satu
unit pembangkit di waduk Sengguruh pada

IV. KONDISI DAERAH STUDI

interval waktu per dekade (MW)


= besar daya yang dibangkitkan oleh satu

Waduk Karangkates adalah waduk dengan


fungsi desainnya sebagai waduk tahunan
sedangkan yang ketiga waduk lainnya (waduk
Sengguruh, waduk Wlingi dan waduk Lodoyo)
adalah waduk harian.

unit pembangkit di waduk Karangkates pada


interval waktu per dekade (MW)
= besar daya yang dibangkitkan oleh satu
unit pembangkit di waduk Wlingi pada interval

Adapun batas wilayah lokasi studi ini adalah

waktu per dekade (MW)

sebagai berikut :

= besar daya yang dibangkitkan oleh satu


unit pembangkit di waduk Lodoyo pada

Batas Utara : Kota Malang, Kab. Kediri


Batas Selatan: Samudera Indonesia

interval waktu per dekade (MW)


,

= unit pembangkit yang beroperasi di

Batas Timur : Kabupaten Lumajang

tiap waduk pada dekade ke-i selama tahun 2006

Batas Barat

sampai 2007.

: Kabupaten Tulungagung

Batasan/kendala yang digunakan adalah sebagai

V. ANALISA HASIL
SISTEM PERMODELAN
Waduk Sengguruh, Sutami-Lahor, Wlingi
dan Lodoyo adalah waduk yang terletak secara
seri
yang pembangunannya
mempunyai
kesamaan manfaat. Yaitu masing-masing

berikut:
Jumlah turbin

Operasi turbin

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian tersebut antara lain:
Model yang digunakan untuk menyelesaikan

0 dan integer
0 dan real

pemodelan optimasi waduk-waduk besar di hulu


Brantas untuk produksi energy menggunakan
data debit real time yaitu sebagai berikut:

Program bantu QM for Windows 3


digunakan untuk menyelesaikan persamaan
model di atas dengan asumsi beberapa
alternative operasional, antara lain:
1) Operasional beban dasar dengan tamp awal
di Karangkates kosong
2) Operasional beban puncak dengan tamp
awal di Karangkates kosong
3) Operasional beban dasar dengan tamp awal
di Karangkates penuh
4) Operasional beban puncak dengan tamp
awal di Karangkates penuh
5) Operasional beban dasar dengan tamp awal
di Karangkates 119,88 juta meter kubik
6) Operasional beban puncak dengan tamp
awal di Karangktaes 119,88 juta meter kubik
7) Oerasional beban dasar dengan tamp awal
di Karangkates 113,41 juta meter kubik
8) Operasional beban puncak dengan tamp
awal di Karangkates 113,41 juta meter kubik

Jumlah turbin

Operasi turbin

0 dan integer
0 dan real

Parameter yang dapat memberikan nilai


optimal pada pemodelan tersebut antara lain:
1. Unit pembangkit yang dapat beroperasi.
2. Data inflow di Sengguruh, air yang
melimpah dari Karangkates dan lateral
inflow di tiap-tiap waduk serial tersebut.
3. Periode waktu yang digunakan.
4. Kondisi operasional, dalam hal ini
beroperasi pada beban dasar atau beban
puncak. Karena volume untuk memutar satu
unit turbin juga berbeda pada kedua kondisi
tersebut.

Berikut adalah besar energy yang dihasilkan


dari pemodelan optimasi waduk-waduk besar di

untuk beban puncak: Xsd, Xsp, Xkd, Xkp, Xwd, Xwp,


Xld, Xlp
Tiap variabel dianggap sebagai unit turbin:

hulu Brantas untuk produksi energy:


Hasil perhitungan menggunakan program bantu
energi (kWH)
beban dasar
beban puncak

S1, S2, K1, K2, K3, W1, W2, L1, dengan syarat

No.

awal periode

tampungan awal di Kr.kates

Nop 2006

Kosong (Nol)

1,206,921,600

1,308,895,200

integer 0/1.

Nop 2006

Penuh (175 juta meter kubik)

1,552,953,600

1,345,615,200

3) Perlu

Nop 2006

119.88 juta meter kubik

1,531,785,600

1,359,406,800

Hasil perhitungan menggunakan data eksisting


No.

awal periode

tampungan awal di Kr.kates

Jan'2006

113.41 juta meter kubik

Jan'2006

kondisi eksisting

energi (kWH)
beban dasar
beban puncak
1,907,668,800
-

1,396,278,000
707,968,540

dilakukan

penelitian

dengan terlebih dahulu

selanjutnya

memperhitungkan

peramalan data debit inflow di tiap-tiap waduk


tersebut sehingga target produksi energy untuk
tahun yang akan datang dapat diketahui.

Produksi energy sesuai eksisting sebesar


707.68.540 kwh, dapat ditingkatkan menjadi
beban puncak 1.399.096.800 kwh ditambah

DAFTAR PUSTAKA

dengan pemanfaatan air untuk produksi energy

Anis, Muchlison dkk. 2007. Optimasi Perencanaan

di waduk Sengguruh dengan beban puncak

Produksi

pengoperasian 5 jam pada decade 27-33 yang

Programming. Jurnal Ilmiah Teknik Industri

menghasilkan energy 18.270.000 kwh. Sehingga

Universitas Muhammadiyah Surakarta vol.5

produksi energy total sebesar 1.417.366.800 kwh

No.3. Surakarta

atau meningkat menjadi 200,2 % dari produksi

Dengan

Metode

Goal

Arismunandar, Wiranto. 2004. Penggerak Mula:


Turbin. ITB, Bandung.

eksisting.

Buras, Nathan. 1975. Scientific Allocation Of Water


Resources. American

Elsevier

Publising

Company, Inc. New York.

SARAN

Gunawan, Gusta. 2005. Evaluasi pola operasi multi

Berdasarkan pada kesimpulan tersebut di atas,


maka perlu dilakukan:

waduk sebagai upaya untuk memberikan nilai


tambah

pada waduk yang terletak secara

serial. Jurnal Penelitian UNIB vol.IX No.1.

1) Penelitian dengan periode waktu harian atau

Bengkulu.

per-jam-an, agar dihasilkan produksi energy

Juwono, Pitoyo.T. 2008. handout kuliah : Manajemen

yang lebih detail lagi sehingga hasil yang

Sumber Daya Air. FTSP, ITS, Surabaya.

didapatkan lebih mendekati dengan keadaan

Hadihardaja, Iwan K. 2006. Analisis Kehandalan

yang ada di lapangan.

Pengoperasian

2) Untuk studi lebih lanjut, bisa dikembangkan

Citarum Untuk Pemenuhan air Baku. Jurnal

dengan kombinasi operasional pada beban

Desain dan Konstruksi vol.5 No.1. Bandung.

puncak dan beban dasar.


Yaitu

dengan

menambahkan/menganggap

variable X-nya ada 8, masing-masing empat


untuk operasional pada beban dasar dan empat

Optimal

Waduk

Kaskade

Luknanto, Djoko. 2003. bahan kuliah hidrolika


komputasi: Model Matematika. Fakultas
Teknik UGM, Jogjakarta.

Lund, Jay. R and Joel Guzman. 1999. Some Derived


Operating Rules for Reservoirs in Series or in
Parallel. Jurnal of Water Resources Planning
and Management, vol.125 No.3. University of
California.
Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga
Listrik. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mays,

Larry

W.

dkk.

1992.

Hydrosystems

Engineering and Management. McGraw-Hill,


Inc.
Subekti, Imam. 1995. Studi
Beberapa

PLTM

Kemungkinan

Hidrologi

Penjajagan

Peningkatan

Pada
Untuk

Kapasitas

Terpasangnya. Jurnal Energi dan Listrik,


vol.V No.2. PT.PLN (Persero) PPMK.
S, Petrus. 1997. Antisipasi Banjir Dan Limpasan
Melalui

Pola

Operasi

Waduk

Kaskade

Citarum. Jurnal Energi Dan Listrik, vol.VII


No.4. Puslitbang Pengairan, Bandung.
Sumarno, 2003. Pendekatan dan Pemodelan
Sistem. UNIBRAW, Malang.
Wangsadipura,
Program

Mulyana.

2006,

Penggunaan

Dinamik

Deterministik

dalam

Penentuan Kurva Peengatur Pengoperasian


waduk Berdasarkan Kondisi Musim Tahun
Air. Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan
Binaan.

Anda mungkin juga menyukai