Anda di halaman 1dari 2

Tenaga Kerja

Tenaga kerja dokter maupun non-dokter juga penting untuk efisiensi fasilitas
radiologi emergensi. Ahli radiologi emergensi harus bisa memberikan interpretasi
dari suatu gambar radiologi setiap saat, termasuk saat diluar jam kerja.
Menager, supervisor, ahli tekhnik, penerima pasien, penjadwal, supir, dan tenaga
penunjang lainnya juga sangat penting. Tenaga kerja dari suatu fasilitas radiologi
emergensi harus terus waspada terhadap permintaan raiologi emergensi.
Misalnya, seorang radiografer emergensi harus memiliki keterampilan dalam
mengambil gambar dari beberapa bagian badan dan mungkin bahan mampu
mengoprasikan memerapa modalitas radiologi. Tambahan, seorang radiografer
juga harus bisa menangani pasien dalam fase akut, pasien hamil, dan semua
rentang usia, dan yang teroenting adalah seorang radiografer harus bisa
mengatur dan efisisensi operational ketika jumlah kasus banyak.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berdasarkan komunikasi yang tepat, informatif, dan
keterlibatan aktif dari ahli radiologi dalam membuat protokol adalah kunci dari
keberhasilan suatu fasitlitas radiologi emergensi. Pengambilan keputusan
menggabungkan komunikasi dari manifestasi klinis akut, pemeriksaan fisik, dan
hasil laboratorium yang mana akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi
pemeriksaan yang tepat dan pemilihian protokol pemeriksaan yang benar. Selain
itu juga memungkinkan untuk melakukan pemilihan pemeriksaan yang tepat
untuk pasien khusus seperti, pasien hamil, pasien yang alergi terhadap kontras,
dan yang memiliki penurunan fungsi ginjal.
Mempertahankan Kualitas Emergensi Radiologi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperahankan kualitas
radiologi dalam bidang imergensi. Dalam mempertahankan kualitas tersebut
dibutuhkan maksimalitas komunikasi, pencatatan yang baik, melakukan
peninjauan kembali, dan membangun hubungan yang kolaboratif antara tempat
rujukan seperti departemen kedokteran emergensi dan klinik trauma.
Semua catatan prosedur dan protokol radiologi selalu siap tersedia untuk semua
tenaga kerja setiap saat, 24 jam sehari, 7 hari seminggu baik itu secara online
dan hard copy. Protokol radiologi cross sectional juga tesediadidalam scanners.
Semua tenaga kerja telatih dan mengenali semua prosedur dan protokol
radiologi. Seorang ahli radiologi juga harus bertanggung jawab untuk
membenahi dan mengupdate implementasi dari protokol tersebut. Monitoring
juga perlu dilakukan untuk memepertahankan kualitas dari radiologi emergensi.
Hal yang erlu dimonitor adalah semua pemeriksaan seperti, CT scan, MRI, dan
USG. Dengan melakukan pelayanan terus menerus, CT dari pasien trauma
multipel dapat dilakukan secara langsung oleh ahli radiologi sendiri. Monitoring
diperlukan untuk memastikan kualitas dignostik dari suatu imaging lengkap.
Selain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah diperlukan
pemeriksaan dengan modalitas radiologi lain.
Umpan balik dari ahli tekhnik radiologi juga dierlukan untuk menentukan dan
mingingkatkan standart pelayanan. Sebagai contoh di institusi kami,
menggunakan sistem yang bernama Qatchall, yang memungkinkan ahli radiologi
untuk melaporkan kualitas dari suatu modalitas. Umpan balik terhadap masing

masing bagian dari suatu fasilitas radiologi dapat menghasilkan peningkatan


mutu dari pelayanan. Sebagai contoh di institusi kami menggunakan Grapevine,
suatu sistem yang memungkinkan antar bagian tenaga kerja melakukan review
masing masing dalam setting konferens.
Menejemen dari Perpindahan Pasien dan Import CD-ROM
Saat ini banyak center trauma dan IRD melakukan pelayanan pada pasien yang
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan radiologi yang kemudian data ersebut
dimasukan kedalam CD-ROM/penyimpan data lainnya. Ada bnyak fasilitas yang
dapat memfasilitasi pembagianan data radiologi tersebut. Ada bukti
penelitianyang menunjukan bahwa ada cara yang dapat digunakan untuk
meminimalisasi reimaging, mengurangi biaya, dan meminimalisasi ekspose
radiasi yang sebenarnya tidak perlu. Penggunaan penyimpanan data pada
pasien yang harus dirujuk dapat mengurangi penggunaan modalitas untuk
reimaging sebesar 17% dan mengurangi penggunaan CT scan sebesar 16%.

Anda mungkin juga menyukai