Strategi Nilai Tambah
Strategi Nilai Tambah
Rantai Nilai
Persaingan organisasi pelayanan jasa yang semakin ketat sebagai dampak
globalisasi telah menggeser paradigma pelayanan jasa dari comparative advantage
menjadi competitive advantage. Strategi akan menentukan posisi strategis organisasi dan
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Pertumbuhan teknologi
khususnya teknologi sarana pendukung pelayanan rumah sakit, merupakan sebuah
strategi kompetitif untuk meningkatkan reputasi rumah sakit. Weng, et al menyebutkan1
bahwa penggunaan dan inovasi teknologi dapat meningkatkan kinerja rumah sakit. Hal
ini didukung pendapat dari Afuah2, McDonald and Srinivasan3dan Dobrev, et al4 yang
menyatakan bahwa mengadopsi teknologi kesehatan yang baru adalah sebuah strategi
kompetitif yang penting bagi peningkatan reputasi rumah sakit .
Hasil observasi yang dilakukan, investasi alat laparoskopi yang dilakukan oleh RS
PKU Muhammadiyah Bantul potensial untuk memajukan rumah sakit, karena di daerah
Bantul sendiri belum ada rumah sakit pesaing yang memiliki alat laparoskopi, sehingga
produk ini sangat potensial sekali dalam perkembangannya karena mampu memperoleh
segmen pasar tersendiri. Selain itu juga, angka operasi di RS PKU Muhammadiyah
Bantul cukup tinggi yaitu sebesar 1656 kasus pada tahun 2010, dengan jumlah kasus yang
dapat dilakukan tindakan laparoskopi sebesar 14% dari total jumlah operasi atau sekitar
239 operasi. Berdasarkan data tersebut, pihak manajemen RS PKU Muhammadiyah
Bantul menargetkan dapat melakukan bedah dengan menggunakan laparoskopi sebanyak
14 bedah/bulan. Namun pada kenyataannya, target tersebut tidak berhasil tercapai, karena
berdasarkan data yang diperoleh, selama bulan Oktober Desember 2011, bedah yang
dilakukan dengan lalaparoskopi hanya sebanyak 14 bedah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi laparoskopi pada RS PKU
Muhammadiyah Bantuk belum dimanfaatkan secara optimal ditinjau dari segi rendahnya
Kegiatan
Pendukung
Pra-Layanan
Pasar/Penelitian
Pemasaran
Sasaran Pasar
Jasa yang
ditawarkan
/merek
Harga
Promosi
Pelayanan
Operasi klinis
(Kualitas,
Proses inovasi)
Pemasaran
(Kepuasan
pasien)
Budaya Organisasi
Asumsi bersama Nilai bersama Norma perilaku
Struktur Organisasi
Fungsi Divisi Matriks
Strategi Sumber Daya
Keuangan Manusia Informasi Teknologi
Nilai
Tambah
Laparaskopi
Laparoskopi adalah suatu diagnostik untuk melihat rongga peritoneum. Struktur
rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif. Sejak pertama kali dicatat
melihat rongga abdomen dengan alat optik dengan dilakukannya incisi kuldotomi pada
tahun 1901, konsep visualisasi rongga pelvis baik untuk prosedur doagnostik maupun
operatif mengalami perkembangan yang pesat oleh Hadibroto7.
Instrumen atau alat yang digunakan dalam bedah laparaskopi meliputi:
Laparoskop/teleskop, Kanula dan trokar, Insufflator, Sumber cahaya, Instrumen
tambahan, Peralatan video, Jarum peres, Suction canula, Uterine canula, dan Meja
ginekologik oleh Hadibroto7.
Bedah Laparaskopi adalah suatu pembedahan invasi minimal, dimana sayatan
luka-luka operasi dibuat sangat kecil (0, 5 1 cm) untuk memasukkan alat-alat bedah
khusus kedalam rongga perut seperti alat untuk bekerja, video kamera dan sumber cahaya
untuk melihat dan mengangkat bagian tubuh yang akan dioperasi melalui monitortelevisi. Jenis Operasi yang Dapat Dilakukan dengan Bedah Laparaskopi antara lain:
a) Bidang ilmu Bedah, yang meliputi : Operasi Usus Buntu (Appendisitis), Batu
kendung empedu (Kholesistitis, Kholelitiasis), Perlengketan Usus, Operasi
tertentu pada lambung, Usus Halus, dan Usus Besar.
b) Bidang Ilmu Kebidanan (Obs-Gyn), melipuiti: Laparaskopi diagnostic,
menilai patensi tuba atau saluran telur (Chromotubation), Seterilisasi,
kehamilan ektopik (kehamilan dluar kandungan), Kista indung telur (ovarium)
oleh Navy8.
Manfaat dari bedah Laparaskopi antara lain sebagai berikut:
a) Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot;
b) Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan di rumah sakit
lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal;
c) Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampir tidak terlihat.
B. Landasan Epistemologis dalam Penelitian ini
Model Kerangka Konsep
Proses Pelayanan:
Pra Pelayanan
Pelayanan
Nilai Tambah:
Setelah Pelayanan
Brand Image
Peningkatan Pelayanan
Peningkatan BOR dan
Penurunan LOS
Peningkatan Utilitas
Faktor Pendukung:
Budaya Organisasi
Struktur Organisasi
Rantai nilai merupakan suatu cara untuk menguji sifat dan tingkat sinergi diantara
Strategi Sumber Daya
kegiatan-kegiatan
internal
perusahaan.
Menurut
Porter, perusahaan
merupakan
dan pelayanan, dengan diharuskan untuk melakukan kontrol beberapa hari sesudahnya.
Meskipun puas dengan hasil bedah, namun masalah biaya tetap dikeluhkan oleh pasien.
Budaya organisasi yang diterapkan di RS PKU Muhammadiyah Bantul sebagai
strategi nilai tambah pelayanan medis, yaitu dengan membudayakan keterbukaan
informasi dan budaya mendukung. Namun pada nilai kebersamaan belum terbentuk
dengan baik, sehingga mengakibatkan pemberian edukasi kepada pasien berbeda, yang
mengakibatkan berpindahnya pasien. Struktur organisasi yang ada di RS PKU
Muhammadiyah Bantul telah memisahkan bagian-bagian yang memiliki fungsi dan tugas
masing-masing. Sumber daya manusia yang tersedia di RS PKU Muhammadiyah Bantul
untuk melaksanakan bedah laparoskopi masih kurang. Kekurangan sumber daya manusia
ini terutama dokter dan perawat dari segi skil dlm penggunaan laparaskopi.
Daftar Pustaka
1. Weng, Rhay-Hung., Huang, Jin-An., Kuo, Yen-Huang., & Huang, Ching-Yuan. 2011.
Determinants of Technological Innovation and its Effect on Hospital Performance.
African Journal of Business Management. Vol 5(11), 4314 4327.