Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembuatan keton yang paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir
semua oksidator dapat dipakai pereaksi yang khas antara lain khromium oksida
(CrO3)). Phiridinum khor kromat , Natruim bikromat (Na2Cr2O7). Dan kalium
permanganat (KMnO4).
(Wilbraham, 1992)
Aldehid dan keton keduanya mengandung gugus karbonil, tetapi mereka
berbeda dalam posisinya dalam keranka hidrokarbon. Aldehid memiliki gugus
karbon pada akhir rantai. Rumus umum mereka yaitu RCHO
Biasanya ditulis RCOH, dimana R adalah grup alkil atau aril hidrogen. Keton
memiliki gugus karbonil dalam posisi non terminal dalam rantai.
Biasanya ditulis R1COR2 dimana R1 dan R2 adalah gugus aklik atau aril. Jadi aldehid
dan keton secara stuktural sangat mirip tetapi sifat mereka berbeda jauh dan
mereka dianggap sebagai seri homolog yang berbeda.
Aldehid diberi
nama
menggunakan
akhiran
al setelah
batang
yang
membentuk gaya tarik menarik elektostatik yang relatif kuat antara molekulnya,
bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain.
(Fessenden, 1997)
Perbedaan antara aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom
hidrogen. Sedangkan keton ialah senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi
sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih relatif dibandingkan
dengan keton terhadap adisi nukleofilik (Chang, 2005).
Pada dasarnya uji tollens digunakan untuk membedakan senyawa aldehid
dan keton aldehida dioksidasi menjadi anion karbosilat, ion Ag+ dalam reagenasi
tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi. Reaksi dengan pereaksi tollens
mampu mengubah ikatan C-H alkohol sekunder dapat diosidasi menjadi ikatan
C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak
dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi tollens, sedangkan pereaksi
fehling berfungsi sebagai oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus
untuk mengenali aldehid (Hart, 2003).
Keberhasilan untuk menghasilkan senyawa aldehid dari alkohol sangat
bergantung pada oksidator yang digunakan bila oksidator yang digunakan terlalu
kuat maka oksidasi akan berjalan terus. Oksidator-oksidator yang digunakan
untuk mengoksidasi aldehid menjadi asam karbosilat dalam kondisi oksidator
berlebihan (Ismiyanto, 2011).
Senyawa aldehid, keton dan ester mengalami reaksi pada gugus karbonil
gugus karbonil bersifat polar dan memiliki orbital hidrida bersifat polar Sp2
sehingga atom yang terikat pda bidang datar dengan sudut 120o. Ikatan rangkap
karbon oksigen pada gugus karbonil terdiri atas ikatan. Ikatan adalah hasil
tumpang tindih satu orbital satu orbital Sp2 atom karbon dengan satu orbital p
oksigen. Sedangkan adalah hasil tumpang tindih orbital p atom karbon dengan
orbital p yang lain dari oksigen ( Katja, 2011).
Komsumsi alkohol terus menerus dapat mengakibatkan penyakit alkoholik
yang dapat diketahui lebih awal dengan penentuan biomarker alkohol adalah
enzim. Enzim yang digunakan untuk mengoksidasi etanol adalah aldehi
dehidrogenase ( ALDH). Bila ALDH tidak cukup tersedia maka asetaldehiol
yang bersifat toksik sebagai hasil oksidasi etanol tidak dapat mengalami
metabolisme yang sempurna (Suantini, 2011).
Adanya gugus karbonil menyebabkan senyawa ini bersifat polar dan
mempunyai gaya metermolekul dan titik didihnya yang lebih besar dari pada
alkana yang bersesuaian. Adehida tidak mempunyai ikatan hidrogen yang kuat
diantara molekul- molekulnya dan mempunyai titik yang lebih rendah dari pada
alkohol yang bersesuaian (Riswiyanto, 200).
Aldehida diberi nama dengan menggunakan akhiran -a dari senyawa alkana
dengan -al. Rantai utama harus mempunyai gugus fungsi -CHO dan gugus dan
gugus ini diberi nomor satu. Pemberian nama aldehid yang mempunyai rantai
cabang diambil sebagai tambah dari aldehid rantai lurus.
Metode yang paling baik untuk mensistensikan senyawa aldehida adalah
pemutusan alkena. Berikut penjelasannya:
a. Oksidasi alkohol primer, alkohol primer dapat dioksidasikan menjadi
aldehida . Biasanya menggunakan pidium kloro kromat (pcl) dalam perut
dikloropetana pada suhu komar
b. Asam friedel- crapt, berupa aril keton friedel- crapt juga dapat dilakukan
dengan menggunakan amlidrida asam karbosilat.
(Rismiyanto, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, Ralph J. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bima Aksana . Jakarta.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Ismiyanto, 2011. Oksidasi 3-(3-4-dimetoksifenil)-propanoldengan menggunakan
Oksidator Piridium Krokromat. Jurnal JKSKA Vol. x No. 3.
Katja, D. 2011. Sintesis Alkohol dari Senyawa Aldehid Keton dan Ester. Jurnal
Eugenia. Vol. 10 No. 3
Petrucci, R.H.1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.
Riswiyanto, 2010. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Suantini, N. M. A. A. Dkk. 2011. Aldehid Dehidrogenasip Dalam Tikus Wistar
Sebagai Biomarker Awal Komsumsi Alkohol Secara Akut. Jurnal Biologi Vol. 9
No. 1.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.