Anda di halaman 1dari 2

Ayah Menyayangi tanpa Akhir

Suatu hari, 10 Nopember 2012. Seorang laki-laki bernama Arjuna Dewangga


merayakan hari ulang tahun ke 17 anaknya Rajendra Mada Prawira pertama kalinya
bersama dengan anak-anak panti, tanpa kehadiran putra semata wayangnya yang
sangat dicintainya itu. Ia merasa sangat sepi,sedih,duka,lara, seakan akan dada
terasa penuh tusukan ribuan paku baja membara,panas,sakit,ia menahan tangis
ketika itu hingga ia meninggalkan Panti Asuhan Timur Kejora dengan mengendarai
mobilnya, New Grand Cherokee SRT8 berwarna merah.
Di sepanjang jalan ia berusaha menghibur hati dengan mengingat beberapa
kenangan indah bersama Mada kecil nya itu dari wajahnya yang dikencingi ketika
usia Mada masih 8 bulan,mengobati Mada dengan naluri seorang ibu,mencari
perhatiannya dengan segelas susu,ketika Hari Ibu. Lalu ia pun kembali pulang ke
rumah besar bercat putih (cluster) yang nampak sunya serta menyuruh Pak Ri
memasukkan mobilnya. Pak Ri adalah pembantu setianya yang minggat dari
Keraton Solo bersama istrinya Mbok Jum untuk ikut membantu membesarkan Mada.
Kemudian ia kembali mengenang ketika ia menghabiskan waktunya bersama Mada
dengan memasuki kamar anaknya dan membuka album foto. Ia pun kembali
teringat foto Keisha,Mahasiswi asal Jepang, istri tercintanya yang tak tergantikan
dan kisah perjalanan cintanya yang berlika-liku tanpa di restui oleh kedua orang tua
dan sahabat mereka serta menikah dini dengan sekian resiko namun akhirnya
sahabat mereka(Dean,Rosa) larut dan ikut mendukung kehidupan mereka berdua.
Akan tetapi walaupun Arjuna seorang Apoteker dan Dean seorang Dokter jika takdir
telah berkata Keisha meninggal dan lahir seorang anak laki-laki maka meraka pun
tak bisa mengelak dari takdir mereka.
Setelah kematian istrinya, ia sangat sibuk dengan target pekerjaan, ambisi, dan
obsesinya. Ia pernah melayani kliennya ke hiburan malam hingga minum alkohol
selama tiga bulan sampai anaknya yang berusia 1 tahun menyadarkannya.Ia sadar
bahwa ia telah menjadi seorang ayah yang harus membesarkan anaknya, jadi ia
berusaha keras mencari nafkah dan memberikan apa yang terbaik mulai dari
mengajarinya untuk tidak cenggeng, tidak berbohong serta tidak meminta bertemu
dengan ibu, belajar dari elang, hingga tidak pergi menemui eyang karena ia pernah
berjanji akan membawa Mada ke keluarga besar di Solo kalau ia telah menjadikan
Mada orang sukses, hebat dengan karya besar sebagai bukti pilihan ia benar,
menikah dini dan memiliki Mada. Hingga tiba suatu hari hal yang tidak diinginkan
terjadi, Mada terkulai lemas dibalik pintu dengan hidung mengucurkan darah segar
setelah pintu yang dikunci terbuka, secepat mungkin ia membawa Mada ke rumah
sakit tempat Dean. Dan hasilnya Mada mengidap penyakit kanker di otak stadium

IV,akan tetapi sepintas ia tidak percaya sampai Dean menyakinkanya bahwa


semakin ia lari dari kenyataan, semakin parah sakit anaknya. Dan tepat ulang tahun
Mada yang ke 17 sebuah kado istimewa terakhir, auto racing pada kondisi yang
tidak memungkinkan akantetapi ia berhasil menjadi sebagai pemenang dan ketika
detik-detik selebrasi champagne Mada menutup mata untuk selama-lamanya.
Penulis Novel: Kirana Kejora,
terbitan 2013
Peringkas novel: M.Zain Fauzan
11B

Anda mungkin juga menyukai