Anda di halaman 1dari 8

Komunikasi Efektif dalam Penyuluhan Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatau proses berbagi pesan melalui kegiatan penyampaian
dan penerimaan pesan baik secara verbal maupun secara non-verbal (vokalisasi,
gerutuan, sikap, dan penampilan) sehingga orang-orang yang berperan sebagai
pengirim dan penerima pesan memperoleh makna yang timbal balik atau sama tehadap
pesan yang dipertukarkan, sebaiknya makna yang dikirim oleh sumber sama dengan
makna yang diterima oleh penerima, dan ini disebut sebagai komunikasi yang efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ke-efektifan komunikasi, masing-masing ditinjau
dari sumber (keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat pengetahuan, dan
posisi di dalam system social budaya), factor penerima (keterampilan berkomunikasi,
sikap mental, tingkat pengetahuan, dan system social budaya), factor pesan (kode
pesan, ini pesan, perlakuna terhadap pesan), dan factor saluran yang mempunyai
kemampuan tertentu dalam menimbulkan pengaruh (effect) kepada penerima.
Dalam tulisan ini akan dibahas pada saat seperti apa komunikasi paling efektif terjadi
dengan menganalisis perlakuan terhadap elemen-elemen komunikasi yang meliputi penyuluh
sebagai sumber informasi, subjek penyuluhan sebagai penerima pesan dalam hal ini adalah
petani, cara pengolahan pesan penyuluhan, dan penggunaan saluran komunikasi.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat agar mampu menerapkan komunikasi
yang efektif?
2. Apa yang perlu dimiliki oleh subjek perawatn sehingga komunikasi penyuluhan
efektif?
3. Bagaimana seorang perawat mengolah pesan yang ingin disampaikan agar makna
yang dimaksud penyuluh sama dengan makna yang dimaksud oleh subjek perawat
(petani)?
4. Saluran apa yang diigunakan untuk menghasilkan komunikasi yang paling efektif
dalam perawat?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tulisan ini bertujuan untuk memahami komunikasi efektif dalam
sebuah penyuluhan serta apa saja hal-hal yang mendukung efektifnya sebuah komunikasi
dalam sebuah penyuluhan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Hakikat Komunikasi
2. Teknik Komunikasi Efektif
3. Hakikat pelayanan
B. Metode pengumpulan data
C. Pembahasan
1 Hal yang harus dimiliki oleh seorang perawat
Perawat sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang tugasnya
menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun
pesan yang sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas komunikator adalah
berkomunikasi kepada komunikan. Yuhana, dkk. (2008: ) menyatakan terdapat paling tidak
empat faktor yang ada pada sumber yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu:
keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat pengetahuan, dan posisi dalam sistem
social budaya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu faktor yang melekat pada diri
seorang perawat. Dalam komunikasi verbal diperlukan keterampilan berbicara dan menulis,
mendengarkan dan membaca, dan berpikir serta bernalar. Komunikator yang berbicara
dengan baik akan sangat menarik perhatian komunikan. Komunikator juga harus mampu
menulis dan membaca dengan baik, misalnya saat menyampaikan pesan dengan metode
mengajar kepada sasaran penyuluhan. Kemampuan dalam berpikir dan bernalar juga
merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang komunikator dalam penyampaian
pesannya. Keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang penyuluh sangat
mempengaruhi penampilannya ketika sedang mengadakan komunikasi. Soekartawi (2008)
menyatakan bahwa sering dijumpai bahwa penampilan komunikator ditentukan oleh
kredibilitas yang mereka miliki. Seseorang yang mempunyai gelar di bidang pertanian sering
diasumsikan mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam prioritas pekerjaan melakukan
komunikasi. Di lain pihak orang yang berpengalaman juga mempengaruhi kredibilitas dalam
sebuah komunikasi. Misalnya, perwat sebagai petugas penyuluh yang sudah berpengalaman
bekerja sebagai penyuluh akan lebih dipercayai sebagai penyuluh yang handal dibanding
dengan orang yang nelum pernah melaksanakan penyuluhan atau orang yang baru pertama
sekali melaksanakan penyuluhan. Soekarwati (2008) juga menyatakan dalam praktek
komunikasi, komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi
pertanian sering ditentukan oleh berbagai factor, antara lain:
1. Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.
2. Karakter yang dipunyai.
3. Cinta dan bangga akan pekerjaan melakukan komunikasi yang diikuti ketekunan
dalam melakukan pekerjaannya.

4. Kepribadian yang ia miliki


5. Tujuan melakukan komunikasi.
6. Cara penyampaian. Penyampaian informasi dengan peraga, atau menggunakan gerak
tangan atau alat lain sehingga mampu memikat pendengarnya.
Seorang perawat agar memiliki kredibilitas saat melaksanakan penyuluhan harus memiliki
latar belakang pendidikan di bidang penyuluhan, memiliki pengetahuan dan pengalaman di
bidang penyuluhan dan mampu menjelaskan pentingnya kesehatan dan faktor penunjang
kesehatan untuk hidup masayrakat itu sendiri. Perawat juga harus memiliki karakter yang rela
menyuluh, cinta dan bangga akan penyuluhan, memiliki kepribadian yang empatis, memiliki
tujuan dan memiliki cara penyampaian yang menarik.
Sikap mental akan mempengaruhi komunikan dalam berkomunikasi. Sikap mental
berhubungan dengan rasa percaya diri. Dalam membentuk sikap mental yang baik dalam
berkomunikasi seorang komunikator harus percaya diri. Selain percaya diri, komunikator
juga harus menguasai pesan yang akan disampaikan, sehingga komunikator benar-benar siap
dalam melakukan penyuluhan. Sikap mental yang baik dapat dibentuk dari latihan berbicara
di depan umum dengan latihan di depan cermin.
Tingkat pengetahuan, meliputi pengetahuan penyuluh mengenai materi atau isi komunikasi,
ciri-ciri penerima, cara-cara berkomunikasi dan mempu memberi panduan ataupun
pemaparan yang dapat dimenegerti masyarakat dalam penerapannya. Pengetahuan tentang
materi menentukan ketepatan komunikasi. Mosher dalam Machmud (2006) menyatakan
penyuluh pertanian harus menguasai lima pengertian yang dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penyuluhan. Kelima pengertian tersebut adalah pengertian tentang produksi
tanaman dan ternak, pengertian usaha tani sebagai perusahaan, pengertina tentang
pembangunan pertanian, pengertian tentang petani dan bagaimana mereka belajar, dan
pengertian tentang masyarakat pedesaan. Dengan menguasai kelima kemampuan ini
diharapkan penyuluh telah memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pelaksanaan
penyuluhan.
Posisi dalam system sosial budaya mempengaruhi ketepatan komunikasi. Perawat harus
memiliki posisi berbeda dalam system social masyarakat karena berasal dari luar system
masyarakat. Perawat juga harus dapat membedakan konteks komunikasi yang berbeda,
komunikasi yang dilakukan di kalangan petani yang memiliki strata yang berbeda dalam
masyarakat akan memiliki perbedaan dalam hal pilihan kata-kata, saluran dan jenis pesan
yang ingin digunakan dalam komunikasi. Bisa dipastikan bahwa penyuluhan yang dilakukan
pada konteks strata social yang tinggi yang dalam masyarakat biasanya akan lebih formal
dibanding dengan melakukan penyuluhan dengan strata social yang lebih rendah. Seorang
penyuluh harus dapat memahami konteks strata sosial penyuluhan sehingga mampu
melakukan pendekatan penyuluhan yang paling tepat.
2.2 Hal yang harus dimiliki oleh subjek penyuluhan (komunikan)
Peran komunikan dalam komunikasi adalah sebagai penerima pesan. Dalam penyuluhan,
komunikan adalah petani. Yuhana dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor
yang mempengaruhi keefektifan komunikasi. Keempat factor itu adalah keterampilan
berkomunkasi, sikap, tingkat pengetahuan, dan system social budaya komunikan.

Keterampilan berkomunikasi yang perlu dikuasai oleh penerima adalah keterampilan


mendengarkan dan membaca, berbicara dan menulis, berpikir dan bernalar. Subjek
penyuluhan dalam hal ini petani biasanya tidak mengerti akan hal yang harus dimiliki
seorang komunikan ini dalam sebuah penyuluhan karena keterbatasan pendidikan formal.
Kebanyakan dari petani belajar secara autodidak1 di dalam lingkungan. Keterampilan
berbicara[1] biasanya diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya ataupun melalui budaya
yang ada di dalam budayanya yang mengajarkan bagaimana cara mendengarkan dan
berbicara yang baik. Kemampuan membaca dan menulis petani juga biasanya terbatas belajar
sendiri, sehingga kemampuan mereka tidak sampai kepada peraturan formal yang sempurna
tentang membaca dan menulis. Dari keadaan ini peran komunikator sangat besar dalam
mengubah perilaku mendengarkan, berbicara yang terstruktur, membaca dan menulis, serta
berpikir dan benalar yang logis dalam pelaksanaan pertanian ataupun saat berkomunikasi
tentang pertanian.
Seperti halnya pada sumber, maka sikap terhadap diri sendiri, terhadap sumber, dan terhadap
materi atau isi komunikasi juga mempengaruhi ke-efektifan komunikasi. Dalam hal ini,
bagaimana komunikan menerjemahkan pesan yang disampaikan oleh komunikator ditentukan
oleh sikapnya terhadap diri sendiri, terhadap sumber dan sikap terhadap isi pesan.
Komunikan sebagai penerima pesan harus memiliki sikap yang positif dalam menilai
kemampuan diri sendiri, menerima secara jujur ketidakmengertian apabila pesan yang
diterimanya kurang jelas atau tidak dimengerti sama sekali dan mengkomunikasikan keadaan
mereka kepada komunikator, sehingga tidak menghasilkan kesalahan dalam menangkap
pesan penyuluhan dengan baik. Kejujuran ini perlu diwujudkan dengan melontarkan
pertanyaan pertanyaan sesuai dengan hal yang kurang dimengerti. Sikap terbaik yang terlihat
dalam proses komunikasi yang menjadi salah satu indikasi kesamaan makna antara
komunikator dan komunikan. Dengan timbulnya kesadaran partisipasi dalam komunikasi dan
tidak hanya sebagai pendengar yang pasif, tetapi menjadi pendengar yang aktif dalam sebuah
komunikasi.
Peran komunikan dalam penyuluhan sebagai pendengar sangat besar. Peran komunikan ini
terkait dengan perannya sebagai penerima pesan. Komunikan harus mampu menjadi
pendengar yang baik sehingga dapat memiliki makna yang dimaksud oleh komunikator yang
dapat menghasilkan komunikasi yang efektif. Beberapa petunjuk untuk meningkatkan
kemampuan mendengar (Nisbet, 1988 dalam Tubbs dan Moss, 1996):

Menyediakan waktu

Jangan keasikan dengan diri sendiri

Bersiap untuk mendengarkan

Bersabar

Memperhatikan dengan baik

Jangan bereaksi berlebihan terhadap pesan

Focus pada isi pesan

Jangan berpura-pura mendengarkan

Petunjuk ini tidak dimiliki sepenuhnya oleh petani, sehingga penyuluh berperan menyadarkan
petani dengan mengajarkan petunjuk ini kepada petani, agar tercipta keadaan komunikan
yang sangat mendukung terciptanya komunikasi yang efektif. Petunjuk ini juga harus dimiliki
oleh seorang penyuluh untuk ke-efektifan mendengarkan. Namun, tidak semua petani tidak
memiliki kemampuan mendengar yang baik, maka penyuluh harus mampu memetakan
kemampuan subjek penyuluhan agar dapat menentukan kemampuan yang belum dimiliki
komunikan dalam berkomunikasi yang baik.
Tingkat pengetahuan komunikan juga hal yang sangat mempengaruhi ke-efektifan
komunikasi dari factor komunikan. Dalam hal ini pengetahuan yang harus dimiliki oleh
komunikan adalah tentang sumber komunikasi, bahasa yang digunakan dalam komunikasi,
tulisan, isyarat yang dipergunakan komunikator dan pengetahuan dasar yang menyangkut
materi penyuluhan. Semakin tinggi pengetahuan tentang materi atau isi pesan yang
ditransaksikan dalam sebuah penyuluhan akan semakin tinggi ke-efektifan sebuah
komunikasi penyuluhan. Dalam mendukung komunikasi efektif sebaiknya penyuluhan
dimulai dari hal-hal yang diketahui oleh komunikan.
Semua factor di atas berpengaruh dengan mempertimbangkan hubungan antara sumber
dengan penerima ini dalam kaitannya dengan keadaan system social budaya di mana
komunikasi sedang berlangsung. Status sosial komunikan, keanggotaannya dalam kelompok,
dan aturan berperilaku mempengaruhi cara komunikan menerima dan menginterpretasikan
pesan yang diterimanya. Komunikan juga harus mengetahui budaya komunikator, sehingga
antara komunikator dan komunikan saling menyesuaikan diri, maka komunikasi yang
partisipatif dapat tercipta.
2.3 Pengolahan pesan
Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk membantu
petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna meningkatkan efisiensi
produksi dan pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan tingkat kehidupan dan
meningkatkan tingkat pendidikan dan social masyarakat desa pada umumnya. Ada beberapa
factor pesan yang mempengaruhi sebuah komunikasi yang efektif, meliputi kode pesan, isi
pesan, dan perlakuan terhadap pesan (Yuhana, dkk. 2008).
Kode pesan adalah setiap kelompok symbol yang berstruktur dan bermakna bagi sejumlah
orang. Contohnya adalah bahasa (Yuhana dkk. 2008). Symbol ini dipertukarkan dalam
penyuluhan. Tidak adanya kesamaan makna pengunaan simbol dalam penyuluhan akan
menimbulkan masalah yang berakhir pada tidak efektifnya komunikasi. Sebagai penyuluh
yang memiliki peran sebagai pemberi informasi dalam bentuk symbol-simbol, sebaiknya
menggunakan symbol-simbol yang memiliki makna yang sama dengan subjek penyuluhan.
Pengetahuan akan symbol-simbol yang sering digunakan oleh petani akan sangat membantu
penyuluh dalam menyampaikan pesan penyuluhan. Dengan kata lain penyuluhan dengan
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti petani akan sangat membantu petani dapam
menangkap pesan penyuluhan. Cara yang lain adalah dengan menggunakan sumber daya
local untuk menjelaskan suatu hal atau dengan menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami
petani.

Isi pesan adalah bahan yang telah dipilih oleh penyuluh untuk mengekspresikan tujuan
penyuluhan. Isi pesan berupa informasi tentang penyuluhan. Dalam penyuluhan, pesan yang
cenderung mereka terima dalam penyuluhan adalah pesan yang berdasarkan kebutuhan
mereka. Menurut Soekartawi (1988) isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa
informasi tentang:
1. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian
2. Bagaimana memlihara lahan agar lahan terhindar dari erosi dan tetap subur
3. Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik
4. Bagaimana adopsi teknologi yang baru harus dilakukan
5. Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok
6. Bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga petani
7. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas adalah isi pesan yang lazimnya disampaikan oleh seorang penyuluh.
Dengan mengadakan pertukaran pesan yang meliputi informasi seperti yang disebutkan di
atas, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan memahami kebutuhan mereka yang
sebenarnya yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menerima apa yang diajarkan
oleh penyuluh.
Perlakuan terhadap pesan adalah keputusan yang diambil oleh penyuluh dalam memilih dan
menyusun kode dan isi pesan. Soekartiwi (1988) menyatakan hal perlu diingat dalam
komunikasi adalah bahwa keberhasilan suatu komunikasi akan terjadi kalau ada pertisipasi
antara kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Komunikator harus meningkatkan
kemampuan dalam memberlakukan pesan se-kreatif mungkin tanpa menghilangkan atau
mengurangi makna yang dimaksud agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
komunikan dan memiliki makna yang sama dengan yang dimaksud oleh komunikator
sehingga subjek penyuluhan menerapkannya dalam kehidupannya[2].
2.4 Saluran Komunikasi dalam Penyuluhan
Saluran komununikasi dalam penyuluhan pertanian diartikan sebagai media yang digunakan
untuk meneruskan pesan dari penyuluh kepada petani sebagai subjek penyuluhan. Dalam
komunikasi tatap muka, indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan adalah tiga indera
yang paling sering menerima rangsangan atau pesan penyuluhan.
Rogers dan Shoemaker dalam Machmud menyatakan bahwa saluran interpersonal
memungkinkan terjadinya komunikasi efektif . Hal ini dimungkinkan oleh dua alasan
utama. Pertama, komunikasi interpersonal memberikan pertukaran komunikasi dua arah, di
mana individu atau partisipan komunikasi dapat menjamin adanya kejelasan atau bisa
memberikan tambahan informasi tentang inovasi dari orang lainnya secara langsung melalui
suatu jaringan komunikasi. Kedua, komunikasi interpersonal mampu membujuk individu
untuk membentuk atau merubah sikap secara kuat, khususnya sikap positif dan mau
mengadopsi inovasi. Saluran komunikasi ini adalah saluran komunikasi tatap muka yang

dapat meningkatkan umpan balik yang sangat mendukung dalam penciptaan komunikasi
partisipatif. Dalam komunikasi penyuluhan saluran yang lazim digunakan adalah saluran
tatap muka yang sangat mendukung terjadinya komunikasi penyuluhan yang efektif.
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi bersaluran banyak. Dalam waktu yang
bersamaan, penyuluh mengolah informasi penyuluhan dengan sejumlah saluran yang
berbeda. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan dalam komunikasi, semakin
banyak jumlah rangsangan komunikasi yang disampaikan. Semakin banyaknya rangsangan
komunikasi, makna pesan yang ingin disampaikan oleh penyuluh akan semakin sama dengan
yang di-interpretasikan oleh subjek penyuluhan. Seorang penyuluh juga perlu
mempertimbangakan tipe pendekatan sebagai saluran komunikasi yang dilakukan dengan
jenis metode penyuluhan yang sangat mempengaruhi ke-efektifan penyampaian pesan
penyuluhan.
Table 1. hubungan Tipe Pendekatan (saluran komunikasi) dengan Jenis Metode Penyuluhan
Tipe pendekatan
Per-orangan

Jenis metode penyuluhan


Demonstrasi (demonstrasi hasil, demonstrasi cara, demplot,
demonstrasi area)
Per-orangan dan kelompok Ceramah umum, diskusi, informasi dari surat kabar, siaran radio
dan TV, pameran, karyawisata, widyawisata, dan demonstrasi.
Massal
Informasi dari surat kabar, majalah,poster, leaflet siaran radio dan
TV
Massal dan kelompok
Ceramah umum, diskusi, informasi dari kelompok, majalah,
poster, leaflet, siaran radio dan TV, pameran dan widyawisata.

Anda mungkin juga menyukai