Anda di halaman 1dari 10

Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi

terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi


Fefri Indra Arza
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Abstract
In the future years, paperless audits will become commonplace as audit clients increasingly shift to
paperless systems and audit software is developed that allows auditors to complete most
procedures on-line. To audit online systems, auditors will have to incorporate on-line audit software
as their primary audit tool and gather evidence electronically. The purpose of this paper is to
assess the current impact of technology on the audit process, and discusses the future implications
of technological trends for the auditing profession and auditing education. More specifically, this
paper provides a summary of how information technology has impacted audit planning, testing,
documentation, and change in auditing curriculum.
Key words: Audit process, Technology information, Auditing education

1.

Pendahuluan

Oi masa mendatang kegiatan audit yang


mengurangi
penggunaan
kertas
(paperless
audits)
akan
semakin
meningkat. Hal In! semng dengan
perubahan sistem yang digunakan oleh
klien audit yang mengurangi penggunaan
(paperless
system)
dalam
kertas
operasional
dan
didukung
dengan
semakin berkembangnya software audit
yang
memungkinkan
auditor
menyelesaikan sebagian besar prosedurprosedur audit secara on-line. Kemajuan
teknologi komputer telah memberikan
mantaat bagi pengelolaan bisnis, seperti
semakin efisiennya penyimpanan data
dalam jumlah besar dan sejumlah
transaksi bisa dilaksanakan secara
elektronik
(E-commerce).
Teknologi
seperti electronic data interchange (EOI),
image processing, dan electronic file
transfer (EFT) akan membuat semakin
tradisional.
kabumya
jejak
audit
Teknologi-teknologi
tersebut
akan
membuat peru bah an besar dalam proses
audit, yang mana secara tradisional
proses audit masih
mengandalkan
dukumen-dokumen sumber dalam bentuk
kertas. Pada audit sistem on-line auditor
software audit
akan menggunakan
sebagai peralatan audit utama dan
mengumpulkan bukti-bukti yang bersifat
elektronik. Penggunaan teknik audit

seperti ini akan membebaskan auditor


dari beberapa pekerjaan audit yang biasa
(rutinitas) dan memungkinkan auditor
menggunakan waktu yang lebih banyak
kepada level pekerjaan yang lebih
penting, seperti memahami kegiatan
bisnis kHen dan menilai berbagai resiko.
Imbas
dari
penggunaan
teknologi
informasi dalam kegiatan audit lebih jauh
akan berpengaruh pada kurikulum
pembelajaran mata kuliah auditing di
perguruan tinggi.
Perguruan tinggi
sebagai
lembaga
yang
akan
menghasilkan tenaga-tenaga profesional
akuntan harus juga mennyesuaikan
kurikulum
pembelajarannya
dengan
perkembangan teknologi. Pembelajaran
yang selama ini masih dominan dengan
materi-materi audit yang berdasarkan
kertas harus bergeser dan didukung
dengan pembelajaran yang paperless
audit. Perkembangan dalam generalized
memungkinkan
audit software (GAS)
para pengajar untuk menggunakan dan
memperkenalkan
aplikasi
tersebut
kepada mahasiswa dalam kelas-kelas
audit, sehingga memberikan pengalaman
bagi mahasiswa dalam melaksanakan
prosedur audit secara elektronik.
Tujuan dari artikel ini adalah membahas
dampak kemajuan teknologi informasi
terhadap proses audit
dan profesi

Proses Audit pad a Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

akuntansi ke depan serta


Implikasi
terhadap proses pembelajaran mata
kuliah auditing. Sistematika penulisan
diawali dengan membahas bagaimana
teknologi mempengaruhi perencanaan
audit,
pengujian
audit,
dan
pendokumentasian audit. Selanjutnya
dibahas dampak
dari penggunaan
teknologi dalam proses audit bagi profesi
auditor dan proses audit. Kemudian
membahas
implikasi
terhadap
pembelajaran mata kuliah auditing dan
pendidikan akuntansi pada lingkungan
bisnis baru, serta perubahan kurikulum
pendidikan auditing. Artikel ini diakhiri
dengan
kesimpulan
bagaimana
perkembangan teknologi informasi yang
pesat akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses audit ke depan dan
perlunya disesuaikan kurikulum dan pola
pembelajaran mata kuliah auditing.
2.

Proses Audit

2.1.

Perencanaan Audit

Langkah pertama dalam membangun


ekspektasi terhadap laporan keuangan
klien adalah merupakan keharusan bagi
auditor memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang strategi bisnis klien
dan mengidentifikasikan proses bisnis
utama (Bell et aI., 1997). Proses audit
merupakan suatu yang jauh lebih penting
dan sudah seharusnya seorang auditor
memulainya dengan perencanaan audit
dengan memahami tujuan-tujuan setiap
proses bisnis dan kemudian menentukan
apakah tujuan tersebut telah tergabung
dalam proses bisnis klien,
serta
mempertimbangkan resiko-resiko dan
pengendalian intern kegiatan bisnis klien.
Teknologi memiliki pengaruh yang besar
terhadap perencanaan audit. Sebagai
contoh adalah penggunaan komputer
dalam menghasilkan pola pengendalian
intern spesifik klien untuk membantu
menentukan kekuatan dan kelemahan
dalam sistem klien. Untuk menghasilkan
pola pengendalian intern spesifik klien,
auditor menginput data ke dalam
kuesioner yang berdasarkan komputer
yang dikembangkan oleh perusahaan
24

audit. Respon atas pertanyaan akan


dilakukan oleh software, sehingga
komputer dapat digunakan
dalam
menganalisis
proses
bisnis
klien,
menentukan
tingkat
pengendalian,
menilai resiko bawaan dan resiko
pengendalian,
serta
menghasilkan
rangkaian detail pengujian audit yang
dilakukan. Suatu manfaat penting dari
penggunaan teknolgi dalam perencanaan
audit adalah KAP (kantor akuntan publik)
tidak hanya selalu tergantung kepada
ahli-ahli tim audit yang ditugaskan yang
memiliki
keterbatasan
waktu.
Pengetahuan manager dan partner yang
berada di seluruh dunia
bisa
dikumpulkan dan dapat diakses oleh
semua pihak dengan menggunakan
software.
Software juga
berisikan
panduan-panduan yang dikeluarkan oleh
lembaga wewenang (seperti FASB, SEC,
AICPA, di Indonesia BAPEPAM dan IAI).
Penggunaan teknologi memungkinkan
dilakukan update secara berkelanjutan
sehingga informasi baru selalu tersedia.
dalam
teknologi
juga
Kemajuan
memberikan kontribusi untuk lebih
menekankan pada proses bisnis klien
pada tahap perencanaan dari sebuah
proses audit. Ketika bukti telah di
transmisikan, diproses dan diakses yang
dilakukan
oleh
peralatan-peralatan
elektronik maka auditor harus mengaudit
sistem informasi
untuk mendapatkan
bahwa
bukti-bukti
jaminan
bahwa
terse but tidak diu bah. Menurut AICPA
(1997) bahwa kompetensi bukti-bukti
elektronik biasanya sangat ditentukan
oleh keefektifan pengendalian intern dari
pada validitas dan kelengkapannya.
Dengan menggunakan teknologi, auditor
dapat mengawali perencanaan audit
dengan melakukan penilaian resiko pada
kegiatan bisnis utama klien mereka.
Penggunaan pendekatan audit yang
menggunakan teknologi
oleh KAP
memerlukan keterlibatan dan komitmen
dari level manage men atas dan partnerpartner audit dalam menilai resiko dalam
proses bisnis dan mengevaluasi apakah
keberadaan
pengendalian
atau
ketiadaan
pengendalian
dapat
mengurangi resiko-resiko tersebut.

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

Proses Audit pada Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl

2.2. Pengujian Audit


Analisis proses bisnis klien memberikan
dasar pemahaman auditor terhadap
lingkungan pengendalian intern dan
menentukan berapa banyak bukti yang
harus dikumpulkan. Sekarang ini banyak
perusahaan
telah
menggunakan
enterprise computing platform, seperti
SAP R/3, merupakan sistem informasi
yang mengintegrasikan, menganalisis,
dan melaporkan seluruh aktivitas fungsifungsi bisnis perusahaan, yang tersedia
dalam bentuk Baan, People80ft, Oracle,
dan ban yak yang lainnya. Penggunaan
sistem komputasi perusahaan diprediksi
akan berkembang
setiap tahunnya
sekitar 35% dalam beberapa tahun ke
depan (Gibbs, 1998). Seorang auditor
dituntut harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam dari sistem
seperti ini agar mampu untuk melakukan
audit
terhadap
sistem
komputasi
perusahaan klien.
Pertumbuhan
penggunaan
sistem
komputasi perusahaan
secara luas
memberikan tantangan baru bagi audit
laporan keuangan. Titik-titik pengendalian
dan jejak-jejak kertas yang merupakan
salah satu standar bagi KAP sekarang
hanya tersedia dalam bentuk elektronik.
Jika
metode-metode
pengujian
pengendalian tetap menggunakan caracara tradisional, maka resiko-resiko yang
signifikan mungkin akan terlewatkan.
Dalam sistem informasi teknologi yang
terus berkembang seorang auditor tidak
dapat mengurangi pendeteksian resiko
pada level yang dapat diterima dengan
berdasarkan pada pengujian subtantif
semata. Standar auditing mensyaratkan
bahwa jika klien menggunakan teknologi
dalam memprose data, maka infrastruktur
teknologi yang digunakan klien juga harus
diaudit.
Pengujian-pengujian
pengendalian canggih yang digunakan,
seperti firewal/s, encryption of sensitive
information, passwords, dan yang lainnya
menjadi sangat penting ketika berkaitan
dengan bukti elektronik (Helms dan
Mancino, 1998).

Pada lingkungan audit yang serba


menggunakan
teknologi
informasi,
kemampuan
paket-paket
software
auditing
melalui
komputer
sangat
diperlukan
(AICPA,1998).
Misalnya
penggunaan software aplikasi audit IDEA
(Interactive Data & Extraction & Analysis)
and ACL (Audit Command Language)
akan dapat meningkatkan efisiensi audit
dengan
menggantikan
berbagai
pekerjaan audit yang selama ini dilakukan
secara
manual.
Contoh
berbagai
prosedur yang bisa ditangani oleh
program aplikasi ini adalah penjumlahan
buku
besar,
perhitungan
catatan,
mengelompokan
akun
berdasarkan
ukuran, menyarikan data, mendownload
informasi untuk telaah analitis, pemilihan
sampel untuk pengujian audit secara
mendetail, menentukan dan melaporkan
transaksi-transaksi yang tidak biasa dan
sebagainya (Glover dan Romney, 1998;
Lanza, 1998).
Efektifitas dan efisiensi audit akan bisa
ditingkatkan dengan adanya berbagai
software audit yang bisa melakukan
pemeriksaan, menganalisis dan memilih
data dalam jumlah besar.
jumlah
Prosedur audit seperti
melakukan
perhitungan kembali (recalculation), aging
dan scanning untuk transaksi-transaksi
yang tidak lazim akan bisa dilakukan
dengan bantuan software tersebut.
Bahkan
pengujian
bukti
dapat
menggunakan semua data populasi klien
daripada sekedar data sampel pada
sistem manual. Software audit juga bisa
digunakan untuk mendeteksi adanya
kecurangan (fraud), misalnya alamatalamat karyawan bisa dengan mudah
dibandingkan dengan
alamat-alamat
vendor. Auditor juga bisa melakukan
pengujian 100 persen data terutama
sangat diperlukan untuk industri-industri
tertentu, misalnya industri layanan
kesehatan, maka software audit bisa
melakukan scan terhadap klairn-klaim
duplikasi dan fiktif (Hudson, 1998).
Kemampuan
penting
lainnya
dari
software
audit
adalah
melakukan
pengawasan
terus-menerus terhadap
transaksi-transaksi yang berisiko tinggi,

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

25

Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

pengendalian intern, tren persediaan, dan


indikator-indikator kinerja kunci lainnya.
Pengawasan
terus-menerus
akan
menjadi sangat penting untuk
masa
datang karena hilangnya jejak audit.
Sebanyak 94 persen internal auditor
melaporkan telah menggunakan software
untuk melakukan ekstrak atau impor data
dari database akuntansi (Glover dan
Romney,
1998).
Kelihatannya
penggunaan software telah merupakan
sesuatu peralatan yang berharga dan
telah digunakan secara luas oleh internal
auditor.
8agi
eksternal auditorpun
penggunaan software akan meningkat
secara cepat seiring dengan penggunaan
sistem informasi yang berbasis teknologi
pada sebagian besar klien mereka.
Kantor-kantor akuntansi publik bisa
membangun
dan
mengembangkan
software audit sendiri atau membeli
program-program aplikasi yang tersedia
di pasar seperti ACL dan IDEA.
2.3.

Dokumentasi Audit

Dengan
meningkatkan
penggunaan
informasi akuntansi yang berbasis
elektronik diantara klien audit maka telah
mendorong KAP melakukan perubahan
secara cepat kepada sistem yang
mengurangi kertas (paper/ess system).
Kertas kerja audit yang selama ini
didokumentasikan dalam bentuk kertas
akan digantikan peranannya dalam
bentuk kertas ke~a elektronik (electronic
working papers). Keuntungan utama dari
dokumentasi kertas kerja elektronik
adalah meningkatkan efisiensi dalam hal
informasi bisa saling dibagi diantara
auditor-auditor yang berada pad a lokasi
yang berbeda melalui penggunaan email atau remote access software. Sa at
dibutuhkan, kertas kerja audit tahuntahun sebelumnya bisa dengan mudah
dan cepat digabungkan pada kertas kerja
audit yang sedang jalan. Pad a kondisi
klien audit masih menggunakan catatancatatan akuntansi dalam bentuk kertas,
alat scanner bisa digunakan untuk
mengkonversi data kedalam format
elektronik. Untuk tujuan pengamanan,
KAP bisa melakukan back-up kertas kerja
audit dengan mengkopi dokumentasi
26

audit yang dilakukan secara elektronik


pada beberapa lokasi. Manfaat yang tidak
kalah pentingnya dari dokumentasi
elektronik adalah berkurangnya tempat
penyimpanan dan biaya pemeliharaan.
3.

ImplikasJ terhadap Pembelajaran


Auditing di Perguruan linggl

3.1.

Implikasl Bagi Auditor (KAP)

Sekarang ini rata-rata 2 sampai 9 persen


dari pendapatan bruto yang diterima KAP
dikeluarkan untuk investasi dalam
teknologi (Dennis, 1997a). Pengeluaran
terbesar untuk membangun jaringan dan
meningkatkan kemampuan prosesor.
Pengeluaran lainya adalah mengikuti
pelatihan
untuk
meningkatkan
kompetensi teknologi informasi. Dengan
semakin mahirnya kemampuan teknologi
yang dimiliki seorang akuntan akan
membuka peluang jasa konsultasi yang
bisa ditawarkan. Misalnya
dalam 10
tahun terakhir pekerjaan yang diterima
KAP yang berhubungan dengan teknologi
informasi mengalami peningkatan dari
kurang 5 persen meningkat lebih dari 35
persen jasa yang mereka berikan
(Dennis, 1997b).
Kelihatannya kebutuhan investasi yang
harus dilakukan KAP dalam teknologi
tidak bisa ditawar lagi, hal ini disebabkan
kemajuan teknologi informasi yang begitu
cepat dan agar KAP tetap kompetitif.
Pad a abad 21 diperkirakan sekitar 80
persen kegiatan semua komunikasi bisnis
, seperti bills of lading, purchase orders,
health care bills, letters of credit, billings

dan payments, akan dilakukan secara


elektronik (Steed, 1997). Karena hampir
semua aktivitas bisnis klien dilakukan
secara elektronik maka KAP yang tidak
memilki Website akan
mengalami
kegagalan bersaing. Website merupakan
sesuatu yang penting untuk membangun
kredibilitas dan keahlian serta berguna
sebagai sarana atau media pemasaran
dan mendapatkan klien-klien baru
(Dennis, 1997c).
Dalam penyelidikan pajak dan akuntansi
akses Internet akan memberikan kepada

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Oesember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

Proses Audit pada Era Teknologllnformasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

akuntan berbagai informasi yang luas


berkaitan dengan regulasi-regulasi pajak,
standar-standar akuntansi, pasar-pasar
keuangan, informasi hukuil1, lembagalembaga pemerintahan, dan hasil-hasil
diskusi kelompok profesional (Schmidt et
aI., 1996). CD ROM merupakan peralatan
berharga lainnya untuk penyelidikan
pajak dan akuntanasi. Keberadaan
remote access software dan teknologi
server merupakan sesuatu yang sang at
dibutuhkan oleh KAP agar tidak
ketinggalan terhadap informasi
yang
terus
berkembang.
Software
1m
memungkinkan
akuntan
untuk
menghubungkan laptop mereka dengan
komputer kantor atau lokasi remote yang
lainnya dan mereka masih tetap bisa
bekerja ketika sedang berada dirumah, di
kantor klien ataupun sedang dalam
perja/anan. Melalui remote access
software akuntan dapat menjalankan
program komputer pada lokasi lain,
mendownload file, atau mendiskusikan
persoalan yang dihadapi dengan akuntan
partner atau akuntan yang lain. Dengan
semakin cepatnya proses audit yang
dilakukan, auditor pad a lokasi-Iokasi yang
jauh bisa menyampaikan informasi
kepada atasan-atasan perusahaan klien
dan kepada manager atau partner pada
kantor pusat KAP auditor. KAP yang
berskala keeil yang terbatas dananya
dalam pengembangan
sistem dan
software audit sendiri bisa mendapatkan
dengan membeli software yang tersedia
dipasar seperti ACL dan IDEA dan kertas
kerja elektronik yang akan menjadikan
pekerjaan audit mereka lebih efisien.
3.2. Implikasi Bagi Proses Audit
Auditor pasti akan berhadapan dengan
hal-hal yang bersifat elektronik yang
berkaitan dengan klien mereka. Pada
abad 21
persoalan-persolan
yang
dihadapi auditor mengalami perubahan
dimana kebutuhan klien atas bantuan
membangun dan meningkatkan program
komputasi perusahaan mereka akan
mengalami peningkatan. Dalam situasi
seperti ini auditor harus bekerjasama
dengan klien mereka untuk memastikan
bahwa seluruh pengendalian dan ukuran-

ukuran kinerja yang diperlukan untuk


mengevaluasi setiap proses bisnis sudah
dilakukan.
Auditor akan memiliki banyak waktu
untuk mengarahkan perhatiannya pada
persoalan-persolan
kompleks
yang
dihadapi oleh klien dalam pasar global,
hal ini dimungkinkan karena penggunaan
software audit yang terintegrasi dalam
proses audit. Managemen klien akan
memerlukan
pengembanganpengembangan
strategi
yang
memasukkan tujuan-tujuan peru sa han
dan sasaran dalam pengukuran kinerja
sehingga dengan cepat bisa disoroti
ketika proses yang dilakukan tidak sesuai
dengan standar. Auditor dapat membantu
klien dalam mengembangkan tujuantujuan yang dapat diukur dan indikatorindikator kinerja yang mana sistem
komputasi perusahaan bisa membantu
pengawasan seeara elektronik.
Fokus audit akan mengalami pergeseran
dari deteksi atau menemukan kesalahan
yang dilakukan seeara manual kepada
peneegahan
kesalahan
dengan
menggunakan
teknologi.
Walaupun
beberapa kecurangan mungkin tidak
dapat dieegah namum software program
komputasi perusahaan telah diraneang
untuk melaporkan dan menganalisis
yang bisa membantu dalam menentukan
daerah-daerah yang rawan terhadap
adanya keeurangan. Kemampuan untuk
memasukkan pemeriksaan internal ke
dalam
sistem
akan
membantu
managemen dan auditor untuk meneegah
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang
tidak
perlu.
Kemudian
dengan
kemampuan
sofware
audit
untuk
melakukan
pengujian
100
persen
transaksi (populasi) auditor akan mampu
untuk menemukan kesalahan-kesalahan
dan hal-hal yang tidak lazim terjadi dalam
frekuensi yang lebih banyak. Semakin
majunya teknologi informasi
akan
memberikan
peluang
bagi
auditor
memberikan jasa yang lebih luas bagi
klien mereka. Kemudian dengan semakin
berkurangnya pekerjaan audit yang
biasanya dilakukan oleh auditor dan
digantikan peranannya oleh sofware audit

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

27

Proses Audit pad a Era Teknologllnformasl serta Implikasl terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

maka waktu yang dimiliki blsa digunakan


untuk
membantu
klien
membuat
perencanaan bisnis yang baik, menilai
resiko-resiko bisnis, dan membuat
pengukuran kinerja
yang merupakan
sebagai bagian tugas audit laporan
keuangan.
3.3.

Implikasi Terhadap Pembelajaran


Auditing

Kebutuhan dunia kerja sering mendahului


kurikulum pembelajaran pada suatu
perguruan tinggi. Perubahan yang begitu
cepat
membuat pembelajaran yang
selama ini dilakukan kurang releven lagi
dengan kondisi yang ada. Lembaga
perguruan tinggi sebagai penghasil
tenaga profesi akuntansi harus bisa
menyesuaikan kurikulumnya terhadap
kemajuan teknologi informasi yang
digunakan dalam proses audit. Kemajuan
dalam teknologi informasi telah merubah
secara dratis cara yang berkaitan dengan
pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan
informasi. Bersamaan dengan perubahan
tersebut telah berkembangnya program
generalized audit software (GAS) yang
menjadikan
proses
audit
melalui
komputer menjadi lebih mudah. Dengan
bantuan GAS seperti software aplikasi
ACL dan IDEA memungkinkan auditor
untuk mengakses berbagai tipe data
klien. Seperti indikasi yang disampaikan
oleh Lanza (1998) dan Warner (1998),
pendekatan-pendekatan proses audit
tersebut memungkin auditor untuk lebih
efisien dan lebih efektif
karena
lingkungan elektronik telah menjadi suatu
keharusan diantara klien KAP.
Sebagian besar KAP telah terus
merespon kebutuhan ini dan dalam
beberapa kasus bahkan telah mendahului
klien dalam kemajuan teknologi informasi.
Pertanyaan sekarang adalah bagaimana
halnya dengan dunia pendidikan dan
respon terhadap kemajuan teknologi
informasi dalam pembelajaran auditing.
Respon dunia pendidikan mung kin agak
terlambat bila dibandingkan dengan
respon yang diberikan oleh profesi
akuntansi (KAP). Audit yang dilakukan
sekarang ini sangat terkait dengan
28

keberadaan ilmu lain, terutama ilmu


tekologi informasi
(komputer). Mata
kuliah auditing dan sistem informasi
akuntansi pada era teknologi informasi
sekarang ini merupakan suatu keharusan.
O'Donnell (2005) dari temuan empirisnya
sangat membuat kita prihatin terhadap
perhatian pendidikan tinggi terhadap
pentingnya memberikan bekal pada
mahasiswa
terhadap
pemaham
pengetahuan teknologi informasi, dimana
hanya 57 persen perguruan tinggi yang
mewajibkan mata kuliah sistem informasi
akuntansi dalam kurikulumnya, 9 persen
sebagai mata kuliah pilihan dan 34
persen tidak memberikan mata kuliah
tersebut.
3.3.1.

Pendidikan Akuntansi Dalam


Lingkungan Bisnis Baru

Beberapa tahun belakangan ini para


akuntan diharuskan untuk menentukan
kembali kontribusi mereka bagi dunia
bisnis dan harus bisa menunjukkan
bahwa keberadaan mereka memiliki nilai
tambah
bagi
organisasi.
Peranan
akuntansi
tidak
hanya
sekedar
memberikan informasi yang digunakan
dalam pengambilan keputusan, namun
peranan akuntan mengalami perubahan
yang cukup dratis. Kemajuan teknologi
informasi
menyebabkan
peranan
akuntan berubah dari hanya sekedar
melakukan
kegiatan
pencatatan,
mengklasifikasikan,
dan
melaporkan
kejadian-kejadian
ekonomi
menuju
kepada
peranan
merancang,
mengevaluasi, dan melaporkan informasisecara
informasi
perusahaan
menyeluruh. Fokus yang baru dari
akuntan ini membutuhkan para akun~an
yang memiliki pemikiran yang holistik
tentang proses bisnis dan memahami
bagaimana
teknologi
mempengaruhi
proses bisnis tersebut.
Sejak akhir tahun 1980-an profesi
pendidikan akuntansi telah menyadari
kebutuhan untuk melakukan perubahan
terhadap kurikulum akuntansi yang
memasukkan teknologi, memperkenalkan
peralatan
teknologi informasi, dan
pemahaman proses bisnis (Elliott, 1992).

Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

Para pendidik di perguruan tinggi


menghadapi tantangan untuk dapat
memberikan
keyakinan
kepada
konsumennya bahwa meraka mampu
memberikan nilai tambah bagi mereka.
Apakah konsumen dipandang sebagai
mahasiswa atau dunia usaha, pemberian
layanan bernilai tambah jelas akan
memberikan mahasiswa pengetahuan
dan kemampuan yang berkaitan dengan
lingkungan bisnis sekarang ini yang
bersifat dinamis. Kurikulum akuntansi
harus bisa mengadaptasi perkembangan
teknologi dan perubahan proses bisnis
yang terjadi. Topik-topik seperti proses
bisnis,
E-commerce,
managemen
pengetahuan (knowledge management),
managemen proyek, dan resiko-resiko
bisnis (business risks) merupakan isu-isu
penting yang akan mempengaruhi
pembelajaran akuntansi (auditing).
Proses bisnis merupakan merupakan
aktivitas-aktivitas secara kolektif untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan
input, melakukan kegiatan nilai tambah
dan menghasilkan output. Pandangan
pemikiran organisasi tradisional hanya
melihat
organisasi
bisnis
sebagai
gabungan
berbagai
fungsi
yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Pendekatan ini melihat fungsi-fungsi
seperti
riset
dan
pengembangan,
pembelian,
manufaktur,
pemasaran,
keuangan,
dan
akuntansi
sebagai
wilayah-wilayah yang berbeda yang
memiliki pandang tersendiri dalam
melihat kontribusi mereka terhadap
organisasi. Pada pemikiran organisasi
modern, organisasi dipandang sebagai
proses
bisnis
yang
mendukung
kemampuan
organisasi
untuk
memberikan nilai tambah bagi konsumen,
maka dengan pendekatan ini informasi
dikumpulkan
dan
diproses
untuk
keseluruhan organisasi. Pembelajaran
(kurikulum) auditing harus memasukkan
porsi yang lebih banyak terhadap
pemahaman proses bisnis di era
teknologi informasi yang akan menjadi
dasar bagi calon akuntan dalam
melaksnanakan proses audit.

Knowledge management didasari oleh


kenyataan bahwa informasi merupakan
sumber daya perusahaan yang penting
dan informasi terbaru memiliki nilai yang
lebih berharga. Knowledege management
meliputi sebuah pendekatan terintegrasi
yang formal untuk mengumpulkan,
memelihara,
dan
mendistribusikan
informasi atau knowledge perusahaan
(Ageenko, 1998). Informasi bisa berasal
dari
berbagai
sumber,
seperti
pengetahuan karyawan yang memiliki
keahlian, pengetahuan organisasional,
pengetahuan
konsumen,
dan
pengetahuan industri atau global. Dari
perspektif pendidikan bagaimana upaya
mengintegrasikan
knowledge
kedalam
kurikulum.
management
Liebowitz (1999) mengemukakan tiga
fokus yang harus dilakukan, yaitu:
menyiapkan
organisasi
untuk
membangun
lingkungan
saling
kepercayaan dan kepedulian, mengelola
aset-aset
pengetahuan
yang
membutuhkan pemahaman alur kerja dan
proses bisnis
dalam organisasi, dan
menggunakan
pengetahuan
untuk
. mendatangkan manfaat bagi organisasi.
Mahasiswa harus mampu bekerja secara
kelompok
sebagai bagaian dari tim
managemen dimana mereka dapat
mengembangkan
kemampuan
kerja
kelompok.
Mahasiswa
juga
harus
membuka
diri
terhadap
berbagai
teknologi
yang
berbeda
yang
mempengaruhi know/edge management
mereka. Perguruan tinggi (fakultas)
diharapkan dapat menyediakan dan
memberikan akses terhadap berbagai
data base perusahaan dan perala tan
know/edge
mangement,
serta
memperbanyak bahan studi kasus yang
berguna untuk membahas penentuan
kebutuhan
informasi
bagi
suatu
organisasi, membangun strategi untuk
mengumpulkan,
memelihara
dan
menyebarkan informasi ke seluruh
organisasi.

Mahasiswa akuntansi harus mampu


memahami E-Commerce dari berbagai
perspektif. Pertama, bagaimana ECommerce mempengaruhi proses bisnis
melalui outomatisasi aktivitas-aktivitas

Jumal Akuntans/ & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

29

Proses Audit pad a Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl

bisnis tertentu. Kedua, bagaimana ECommerce merubah resiko bisnis dan


strategi pengendaJian organisasi. Ketiga,
bagaimana E-Commerce berdampak
terhadap aktivitas akuntansi tradisional
yang meJiputi hubungan dan peristiwa
antara mitra-mitra strategis, pemasok dan
konsumen. Terakhir, mahasiswa harus
mampu menyingkap dampak dan selukbeluk E-Commerce dan teknologi yang
digunakan.
3.3.2.

Perubahan-Perubahan Dalam
Pendidikan Auditing

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam


dunia bisnis yang dipicu oleh inovasiinovasi yang cepat dalam teknologi
informasi memberikan dampak secara
langsung terhadap bidang akuntansi. Kita
sebagai pendidik akuntansi (auditing)
harus memberikan bekal yang memadai
bagi lulusan akuntansi agar nanti mereka
mampu memasuki dunia bisnis baru
terse but. Tantangan yang dihadapi oleh
seorang akuntan akan semakain besar,
seperti kutipan dari web site AICPA
berikut:
"Technology is changing the way we
do business. This same change is
also providing new opportunities for
CPAs as organizations of al/ sizes
and structures are struggling to
harness the enormous potential of
information and the new technologies
that can deliver that information in
new ways. As America's most trusted
information professionals, CPAs are
uniquely situated to lead business
21 st
century."
into
the
(http://www.aicpa.org/nolimits/tech/in
dex.htm)

Sebagai profesi yang selalu merespon


dan dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, kita sebagai pendidik akuntansi
dan
(auditing)
harus
memasukan
memperkenalkan teknologi
(seperti
program aplikasi ACL dan IDEA) dalam
pembelajaran kelas audit. Pendekatan ini
bisa mendorong dan meningkatkan
pemahaman siswa atas konsep-konsep
dasar audit dan mempersiapkan mereka
30

untuk mampu nantinya menggunakan


teknologi dalam bidang pekerjaan.
Nieschwietz et. al (2002) telah mencoba
menggunakan
pendekatan
yang
menggunakan ACL sebagai peralatan
audit dalam kelas auditing. Pendekatan
ini temyata bisa mendorong mahasiswa
untuk lebih aktif dan tertarik dalam
memahami konsep audit. 8agi pengajar
mata kuliah auditing bisa menggunakan
pendekatan ini sebagai pelengkap
pendekatan audit tradisional. Seorang
akuntan membutuhkan pemahaman yang
mendalam atas topik-topik bisnis pada
masa era teknologi informasi dan
dampaknya dalam perubahan dunia yang
begitu cepat. Salah satu persoalan yang
dihadapi oleh pengajar auditing adalah
kebanyakan dari topik-topik tersebut.
merupakan sesuatu yang baru dalan1
bisnis dan masih kurangnya literatur audit
yang berisikan audit sistem teknologi
informasi.
Untuk mengembangkan
pembelajaran auditing yang relevan,
maka perlu dilengkapi dengan sumbersumber materi pembelajaran dari luar,
seperti artikel, buku-buku informasi
teknologi terbaru, dan dari web site.
4.

Kesimpulan

Teknologi
informasi
akan
terus
berkembang
yang
kemudian
mempengaruhi setiap tahapan proses
audit. Mulai dari program-program audit
yang
dihasilkan
komputer
sampai
kemampuan
software audit dalam
melakukan pengujian seluruh populasi
terhadap
data
klien,
sehingga
keberadaan
teknologi
informasi
merupakan hal yang mendasar bagi
akuntan untuk dapat memahami proses
bisnis klien dan menghadapi lingkungan
audit yang tanpa kertas (paper/ess audit).
Auditor yang peduli dan menggunakan
teknologi informasi dalam pekerjaannya
akan mendapatkan keuntungan yang
sangat besar, terutama dalam efisiensi
dan efektivitas audit.
Dunia pendidikan akuntansi juga tidak
terlepas dari imbas kemajuan teknologi
informasi dalam proses audit. Lembaga

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

Proses Audit pada Era Teknologi Inforrnasi serla Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi

pendidikan
tinggi
harus
mampu
menyusun kurikulum yang
selaras
dengan
perkembangan
teknologi.
Pendekatan pembelajaran audit harus
terus ditingkatkan melalui penggunan
berbagai program aplikasi audit dalam
kelas-kelas auditing. Akuntan lulusan
pendidikan tinggi nantinya diharapkan
sudah memahami dan memiliki bekal
yang cukup dalam menghadapi dunia
kerja yang serba berbasis teknologi.

Daftar Pustaka
AICPA.
(2000),
Technology,
http://www.aicpa.org/nolimitsAechiin
dex. htm
AICPA
(1997),
The
Information
Technology Age: Evidential Matter
in the Electronic Environment,
AICPA, New York, NY.
AICPA (1998), Codification of Statements
of Auditing Standards, AICPA, New
York.
Ageenko,
I.
(1998)
Knowledge
Management
Approach
to
Enterprise Integration, IS Audit and
Control Journal, Vol. II,: 22-27.
Bell, T., Marrs, F., Solomon, I. and
Thomas,
H. (1997), Auditing
Organizations Through a StrategicSystems
Lens,
KPMG
Peat
Marwick LLP, New York, NY.
Dennis, A. (1997a), "Technology: are you
keeping
pace?",
Journal
of
Accountancy, December, pp. 75-8.
Dennis, A. (1997b), "Keeping up to
speed", Journal of Accountancy,
October, pp. 77-82.
Dennis, A. (1997c), "Taking advantage of
technology",
Journal
of
Accountancy, August, pp. 39-41.

Gibbs, J. (1998), "Going live with SAP",


Internal Auditor, June, pp. 70-5.
Glover, S. and Romney, M. (1998), "The
next generation software", Internal
Auditor, August, pp. 47-53.
Helms, G. and Mancino, J. (1998), "The
electronic auditor", Journal of
Accountancy, April, pp. 45-8.
Hudson, M. (1998), "CAATS
compliance",
Computer
Auditing, April, pp. 25-7.

and
and

Lanza, R (1998), "Take my manual audit,


please", Journal of Accountancy,
June, pp. 33-6.
Liebowitz,
J.
(1999)
Knowledge
Management: Handbook.
CRC
Press,
Nieschwietz, R, Pany, K. and Zhang J.
(2002). Auditing with technology:
using generalized audit software in
the
classroom,
Journal
of
Accounting Education, Ed. 20, 307329.
O'Donnell, J. and Moore, J.(2005). Are
Accounting Programs Providing
IT
Control
Fundamental
Knowledge? The CPA Journal Ed
May
Schmidt, D., Spindle, R and Yancey, W.
(1996), "Tapping the World Wide
Web", Journal of Accountancy,
August, pp. 73-7.
Steed, V. (1997), "Must technologies for
all CPAs", Journal of Accountancy,
March, pp. 59-62.
Warner, P. D. (1998). ACL for Windows.
The CPA Journal, November, 4044.

Elliot, B. (1992). The Third Wave Breaks


On the Shores of Accounting,
Accounting Horizons, Vol. 6, No.2.
June.
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31

31

Anda mungkin juga menyukai