Anda di halaman 1dari 2

Sektor Informal Perkotaan

keberadaan sektor informal yang umumnya tidak terorganisasi dan tertata


secara khusus melalui peraturan , baru dikenal pada tahun 1970-an sesudah
diadakannya serangkaian observasi dibeberapa negara-negara dunia ketiga
yang sejumlah besar tenaga kerja perkotaannya tidak memperoleh pekerjaan
disektor modern yang formal
Ditandai oleh beberapa karakteristik khas

Beberapa argumen tentang pentingnya promosi sektor informal

Data menunjukkan bahwa sektor informal mampu menciptakan surplus

Sebagai akibat dari rendahnya intensitas permodalan

mampu memberikan latihan kerja dan magang dengan biaya yang murah.

menciptakan permintaan atas tenaga kerja kurang terlatih yang tidak


mungkin terserap oleh sektor informal
lebih mudah menerapkan teknologi tepat guna
Memainkan peranan penting dalam proses daur ulang limbah atau sampah

Kelemahan Promosi sektor informal


-

Tertumpu pada hubungan yang begitu erat antara migrasi desa-kota dan
penyerapan tenaga kerja oleh sektor informal

Bila sektor informal berkembang terlampau besar, kondisi lingkungan


diperkotaan akan semakin buruk

mendorong semakin menjamurnya pemukiman kumuh, lingkungan


berpendapatan rendah

Kaum Wanita dalam Sektor Informal


Disejumlah kawasan di dunia, wanita banyak terlibat dalam arus migrasi desa-kota.
Masyarakat penduduk di banyak perkotaan terdiri dari kaum wanita. Sebagai
konsekuensinya, sektor informal dibanjiri oleh kaum wanita, mereka terpaksa mau
menerima pekerjaan tidak tetap dan berpendapatan rendah.
Banyak wanita pekerja yang menjalankan unit usaha mikro. Unit usaha ini
memerlukan sedikit sekali modal. Produk yang biasa dijual seperti makanan,
barang-barang kerajinan tangan. Modal digunakan sangat tinggi tetapi tenaga kerja
dan waktu sangan banyak duperlukan.

Meskipun sejumlah program penyediaan kredit khusus bagi kaum wanita terbukti
sangat berhasil, akan tetapi sumber kredit yang tersedia masih sangat sedikit.
Hampir seluruh kredit yang ada disalurkan kepada sektor formal. Akibatnya, kaum
wanita begitu sulit mendapatkan kredir, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.
Sebagian besar kredit yang ada di alokasikan oleh pemerintah untuk sektor
formal yang didominasi oleh kaum pria. Untuk menanggulanginya, pemerintah
harus berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengintegrasikan kaum wanita
dalam setiap program ekonominya.

Anda mungkin juga menyukai