Anda di halaman 1dari 25

Cairan dan elektrolit

Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartement


utama yaitu cairan intrasel dan extrasel dalam dua
kompartement terdapat beberapa kation dan anion
yang penting dalam mengatur keseimbangan cairan
dan fungsi sel. Ada dua kation yang penting yaitu
natrium dan kalium, keduanya mempengaruhi
tekanan osmotik cairan ekstrasel dan intrasel dan
langsung berhubungan dengan fungsi sel. Kation
dalam cairan ekstrasel adalah natrium (kation utama)
dan kalium, kalsium, magnesium. Untuk menjaga
netralitas (elektronetral) di dalam cairan ekstrasel
terdapat anion-anion seperti klorida, bicarbonat, dan
albumin. Kation utama dalam cairan intrasel adalah
kalium dan sebagai anion utama adalah fosfat.

Natrium
Natrium berperan dalam
menentukan status volume air dalam
tubuh.
Naik turun nya ekskresi natrium
dalam urine diatur oleh filtrasi
gromerulus dan reabsorbsi oleh
tubulus ginjal

Gangguan keseimbangan
Natrium
Hiponatremia :
1. Terjadi bila jumlah asupan cairan
melebihi kemampuan ekskresi
2. Ketidakmampuan menekan sekresi
ADH misalnya pada kehilangan cairan
melalui saluran cerna atau gagal
jantung atau sirosis hati.

Pembagian hiponatremia
Hiponatremia kronik : bila kejadian
hiponatremia berlangsung lambat, yaitu lebih
48 jam. Gejala klinik yang terjadi tidak berat,
hanya ringan seperti lemas atau mengantuk.
Hiponatremia akut : bila kejadian
hiponatremia berlangsung cepat yaitu kurang
dari 48 jam. Gejala yang terjadi adalah berat
seperti penurunan kesadaran dan kejang.
Terjadi oleh karena adanya edema otak oleh
karena masuknya air ke intrasel yang
osmolaritas lebih tinggi.

Terapi
1. mencari penyebab
2. Pada hipo Na kronis : koreksi di
lakukan perlahan yaitu 0,5 mEg /L
/jam maks 10 mEg/24 jam dengan Na
Hipertonik IV/oral
3. pada Hipo Na akut koreksi
dilakukan cepat dengan Na
hipertonik IV, kadar Na di naikan 5
mEg dalam 1 jam lalu di lanjutkan 1
mEg/jam

Hipernatremia
Terjadi bila ada nya defisit cairan
tubuh akibat ekskresi air melebihi
ekskresi Na atau asupan air yang
kurang, koreksi bikarbonat yang
berlebihan pada asidosis metabolik,
masuk nya air tanpa elektrolit ke
dalam sel misal pada olah raga berat
(kembali normal dalam 5-15 menit)

Gejala klinik : timbul pada keadaan


peningkatan Na plasma secara akut
hingga > 158 mEg/l, yang terjadi
pengecilan volume otak dan
menimbulkan robekan vena dan
terjadi pendarahan lokal otak dan
subaraknoid dengan gejala letargi,
lemas, twitching, kejang dan koma

Terapi
1. menetapkan etilologi
2. umum nya hipernatremia terjadi
oleh karena defisit cairan maka di
lakukan koreksi cairan

Kalium
Kation dengan jumlah yang besar dalam
tubuh
pada intra sel
Fungsi untuk sintesis protein, kontraksi
otot, konduksi saraf, pengeluaran hormon,
transport cairan, perkembangan janin
Kadar normal dalam plasma antara 3,5-5
mEg/l
<3,5 mEg disebut hipokalemia dan > 5 mEg
di sebut Hiperkalemia

Hipokalemia : Penyebab tersering adalah


asupan yang kurang, pengeluaran yang
berlebihan pada sal cerna, ginjal atau keringat
dan kalium yang masuk dalam sel.
Gejala klinis : kelemahan otot, perasaan lelah,
nyeri otot. Timbul pada kadar K < 3 mEg/L
penurunan yang > bisa menyebabkan
kelumpuhan. Aritmia, tekanan darah
meningkat, gangguan toleransi glukosa,
peningkatan NH4 yang bisa mencetuskan
Koma, poliuria dan polidipsia.

Terapi
1. indikasi mutlak pada pasien dengan terapi
digitalis, KAD DM, kelemahan otot penapasan,
hipokalemia berat ( K < 2 mEg/L)
2. indikasi kuat pada iskemia otot
jantung/insufisiensi koroner, enselopati
hepatikum, pemakaian obat-obat yang
menyebabkan perpindahan kalium dari
ekstrasel ke intrasel
3. indikasi sedang pada hipokalemia ringan(K 33,5 mEg/L)

Pemberian K 40-60 mEg dapat menaikan


kadar K 1-1,5 mEg/L
Pemberian K 135-160 dapat menaikan
kadar K 2,5-3,5 mEg/L
Pemberian K IV dalam bentuk KCl di
sarankan pada vena besar dengan
kecepatan 10-20 mEg/jam pada aritmia
atau kelumpuhan otot pernapasan dapat di
berikan dengan kecepatan 40-100
mEg/jam

KCl dilarutkan sebanyak 20 mEg


dalam 100 cc NaCl isotonik, bila
melalui vena perifer di berikan
maksimal 60 mEg dalam 1000 cc
NaCl isotonik.

Hiperkalemia
Hiperkalemia bila kadar K plasma > 5 mEg/L
Penyebab
1. keluar nya K intrasel ke ekstrasel pada
asidosis metabolik non organik, defisiensi
insulin, katabolisme jaringan yang
meningkat,
2. berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal
pada hipoaldosteronemia, gagal ginjal,
pemakaian siklosporin, deplesi volume
sirkulasi efektif.

Gejala klinis
Gangguan konduksi listrik jantung, kelemahan
otot s/d paralisis sehingga pasien merasa sesak
Terapi
Dengan pemberian kalsium dengan tujuan
melindungi membran sel karena pada
hiperkalemia dapat terjadi peningkatan
kepekaan membran sel sehingga dengan sedikit
perubahan depolarisasi, potensial aksi lebih
mudah terjadi.

Memacu masuknya kembali kalium dari


ekstrasel ke intrasel dengan cara
pemberian insulin 10 unit dalam glukosa
40%, 50 ml bolus iv lalu diikuti dengan
infus dextrosa 5% untuk mencegah
terjadinya hipoglikemi. Tujuan pemberian
insulin memicu pompa NaK-AT-Pase
Pemberian bicnat yang akan menaikan
PH sistemik

Pemberian alfa-2 agonis inhalasi atau


tetesan IV
Pemberian diuretik loop untuk
mengeluarkan
kelebihan kalium dalam tubuh
Pemberian resin penukar
hemodialisis

Kalsium
Kadar ion kalsium dalam serum
dewasa: 4,5-5,5mEq/L atau 9-11 mg/dl atau 2,3-2,8
mmol/L
Anak : 4,5-5,8 mEq/L atau 9-11,5 mg/dl
Bayi : 5,0-6,0mEq/L atau 10-12 mg/dl
Hipokalsemia
Penyebabnya: defisiensi vitamin D, hipoparatiroidisme,
pseudohipoparatiroidisme, proses keganasan,
hiperfosfatemia
Gejala klinikal: parestesi, tetani,hipotensi dan kejang.
Dapat ditemukan tanda Chovstek atau tanda Trousseau,
bradikardia dan interval-QT yang memanjang

Terapi :
Pemberian kalsium iv sebesar 100200 mg kalsium-elemental atau 1-2g
kalsium glukonas dalam 10-20 menit
lalu diikuti dengan infus kalsium
glukonas dalam larutan dextrosa
atau Nacl isotonis

Hiperkalsemia
Penyebabnya: hiperparatiroidisme,
tumor ganas, intoksikasi vit D,
intoksikasi vit A, sarkoidosis,
hipertirodisme, insuffisiensi adrenal,
sindrom milk-alkali
Terapi : meningkatkan ekskresi
kalsium melalui ginjal dengan
pemberian larutan NaCl isotonis
untuk meningkatkan volume cairan
akstrasel sehingga produksi urine

Menghambat resorbsi tulang

Klorida
Merupakan anion yang banyak
terdapat dalam cairan ekstrasel,
tidak berada dalam serum, berperan
dalam keseimbangan cairan tubuh,
asam basa, dan dengan Na
menetukan osmolalitas. Cl sebagian
besar terikat dengan Na dalam
bentuk NaCl

Nilai normal:
Dewasa : 95-105 mEq/L atau 95-105
mmolL
Anak : 98-110 mEq/L
Bayi : 95-110 mEq/L

Magnesium
Merupakan kation yang berada pada
cairan ekstrasel dan menempati
urutan terbanyak kedua, diekskresi
melalui ginjaldan feses, berpengaruh
pada peningkatan K dan Ca dan
protein yang berperan dalam aktivasi
neuromuskular dan enzim pada
metabolisme karbohidrat dan protein
Nilai normal : 85-135 ml/min

Posfor
Merupakan anion phospat yang berada
dalam darah seimbang dengan kadar
kalsium yang diatur oleh hormon paratiroid.
Nilai normal:
Dewasa : 1,7-2,6 mEq/L atau 2,5-4,5 mg/dl
0,78-1,52 mmol/L
Anak : 4,5-5,5 mg/dl
Bayi : 4,5-6,7 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai