Anda di halaman 1dari 19

3.

PENGERTIAN SHALAT

Senin, 11 Juni 2012

Definisi & Pengertian Sholat Fardhu


A. Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu

Shalat secara bahasa berarti berdoa. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti
mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara adalah ucapan-ucapan dan perbuatanperbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini
adalah bacaan-bacaan al-Quran, takbir, tasbih, dan doa. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan
adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain
yang dilakukan dalam shalat.
Sedangkan menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syaratsyarat yang telah ditentukan.
Yang dimaksudkan shalat dalam penelitian ini adalah tidak hanya sekedar shalat tanpa adanya
penghayatan atau berdampak sama sekali dalam kehidupannya, akan tetapi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah shalat fardlu yang didirikan dengan khusyu yakni shalat yang nantinya akan
berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya. Pengertian shalat yang dimaksudkan lebih kepada
pengertian shalat menurut Ash Shiddieqy dari tarif shalat yang menggambarkan ruhus shalat (jiwa
shalat); yaitu berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu dihadapan-Nya dan
berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdoa dan memuji.
Inilah ruh atau jiwa shalat yang benar dan sekali-kali tidak disyariatkan shalat karena rupanya, tetapi
disyariatkan karena mengingat jiwanya (ruhnya).
Khusyu secara bahasa berasal dari kata khasyaa-yakhsyau-khusyuan, atau ikhta dan takhasysyaa
yang artinya memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan mata, atau meringankan suara
ketika shalat. Khusyu secara bahasa juga bisa diartikan sungguh-sungguh penuh penyerahan dan
kebulatan hati; penuh kesadaran hati. Arti khusyu itu lebih dekat dengan khudhu yaitu tunduk, dan
takhasysyu yaitu membuat diri menjadi khusyu. Khusyu ini dapat terjadi baik pada suara, badan
maupun penglihatan. Tiga anggota itulah yang menjadi tanda (simbol) kekhusyuan seseorang
dalam shalat.
Khusyu menurut istilah syara adalah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu (rendah hati), yang
kemudian pengaruh khusyu dihati tadi akan menjadi tampak pada anggota tubuh yang lainnya. Sedang
menurut A. Syafii khusyu adalah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan batin; dengan
menyempurnakan keindahan bentuk/sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan kehadiran hati,
kesadaran dan pengertian (pentarifan) segala ucapan bentuk/sikap lahir itu.
Jadi secara utuh yang dimaksudkan oleh penyusun dalam judul penelitian ini adalah mengatasi
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan psikis sehari-hari seperti masalah rumah tangga,
perkawinan, lingkungan kerja, sampai masalah pribadi dengan membiasakan shalat yang dilakukan
dengan khusyu. Dengan kata lain dalam penelitian ini akan dibahas tema shalat sebagai mediator
untuk mengatasi segala permasalahan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan psikis, karena
shalat merupakan kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan
Islam. Pengertian Shalat

B. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain


Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh
serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
C. Rukun Shalat
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
D. Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan
shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah

4. Pengertian Shalat Lima Waktu (Fardhu) dan Cara Pelaksanaannya.


By Admin - 1 Mei 2013 - 0

Shalat lima waktu adalah salat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali
sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap
Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena
sebab tertentu.

Salat Fardu adalah salat dengan status hukumFardu, yakni wajib dilaksanakan.
Salat Fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
Fardhu 'Ain yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam salat ini
adalah salat lima waktu dan salat Jumat untuk pria.

Fardhu Kifayah yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur
dan menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah salat jenazah.
Salat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan
perintah salat ketika peristiwa Isra' Mi'raj.

salat lima waktu tersebut adalah:


1.

2.
3.

4.
5.

Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Waktu Shubuh diawali dari munculnya fajar
shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir
ketika terbitnya Matahari.
Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah
tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.
Asar, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang
benda melebihi panjang benda itu sendiri. Khusus untuk madzabImam Hanafi, waktu
Ahsar dimulai jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda
itu sendiri. Waktu Asar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
Magrib, terdiri dari 3 rakaat. Waktu Magrib diawali dengan terbenamnya
Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
Isya, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Isya diawali dengan hilangnya cahaya
merah
(syafaq)
di
langit
barat,
dan
berakhir
hingga
terbitnya fajar
shaddiq keesokan harinya. Menurut Imam Syi'ah, Salat Isya boleh dilakukan
setelah mengerjakan Salat Magrib.

Khusus
pada
hari Jumat,
laki-laki
muslim
wajib
melaksanakan salat
Jumatdi masjid secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur.
Salat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang
dalam perjalanan (musafir).

Berdasarkan hadis, dari Abdullah bin Umar ra, Nabi Muhammad bersabda:Waktu salat
Zuhur jika Matahari telah tergelincir, dan dalam keadaan bayangan dari seseorang
sama panjangnya selama belum masuk waktu Asar. Dan waktu Asar hingga Matahari
belum berwarna kuning (terbenam). Dan waktu salat Magrib selama belum terbenam
mega merah. Dan waktu salat Isya hingga pertengahan malam bagian separuhnya.
Waktu salat Subuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit Matahari. (Shahih
Muslim)

Waktu salat
Waktu salat dari hari ke hari, dan antara tempat satu dan lainnya bervariasi.
Waktu salat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu Matahari relatif
terhadap bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu salat, diperlukan letak
geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian. urutan waktu salat (dari pagi sampai
malam) yaitu imsak, Subuh, syuruq, Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya.

Syuruq
Syuruq adalah terbitnya Matahari. Waktu syuruq menandakan berakhirnya waktu
Subuh. Waktu terbit Matahari dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung
dengan menggunakan algoritma tertentu.

Zuhur
Waktu istiwa' (zawaal) terjadi ketika Matahari berada di titik tertinggi. Istiwa'
juga dikenal dengan sebutan "tengah hari" (bahasa Inggris:midday/noon). Pada saat
istiwa', mengerjakan ibadah salat (baik wajib maupun sunah) adalah haram. Waktu
Zuhur tiba sesaat setelah istiwa', yakni ketika Matahari telah condong ke arah
barat. Waktu "tengah hari" dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung
dengan menggunakan algoritma tertentu.

Secara astronomis, waktu Zuhur dimulai ketika tepi "piringan" Matahari telah
keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan antara pengamat dengan
pusat letak Matahari ketika berada di titik tertinggi (istiwa'). Secara teoretis,
antara istiwa' dengan masuknya zhuhur membutuhkan waktu 2,5 menit, dan untuk
faktor keamanan, biasanya pada jadwal salat, waktu Zuhur adalah 5 menit setelah
istiwa'.[rujukan?]

Asar

Menurut mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Asar diawali jika panjang
bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Sementara mazhab Imam
Hanafi mendefinisikan waktu Asar jika panjang bayang-bayang benda dua kali
melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Asar dapat dihitung dengan algoritma
tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi. Waktu salat relatif terhadap
peredaran semu Matahari

Waktu salat dari hari ke hari, dan antara tempat satu dan lainnya bervariasi.
Waktu salat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu Matahari relatif
terhadap bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu salat, diperlukan letak
geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian.

Magrib
Waktu Magrib diawali ketika terbenamnya Matahari. Terbenam Matahari di sini
berarti seluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di bawah horizon (cakrawala).

Isya dan Subuh


Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit,
hingga terbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu Subuh diawali ketika terbitnya
fajar shaddiq, hingga sesaat sebelum terbitnya Matahari (syuruq).

Perlu diketahui, bahwa sesaat setelah Matahari terbenam, langit kita tidak
langsung gelap, karena bumi kita memiliki atmosfer sehingga meskipun Matahari
berada di bawah horizon (ufuk barat), masih ada cahaya Matahari yang
direfraksikan di langit.

Dari sisi astronomis, cahaya di langit yang terdapat sebelum terbitnya Matahari
dan setelah terbenamnya Matahari dinamakan twilight, yang secara harfiah artinya
"cahaya di antara dua", yakni antara siang dan malam. Dalam bahasa Arab,
"twilight" disebut syafaq. Secara astronomis, terdapat tiga definisi twilight:
Twilight Sipil, yakni ketika Matahari berada 6 di bawah horizon
Twilight Nautikal, yakni ketika Matahari berada 12 di bawah horizon

Twilight Astronomis, yakni ketika Matahari berada 18 di bawah horizon


Astronom menganggap "Twilight Astronomis Petang" menandakan dimulainya malam
hari; namun definisi ini adalah untuk keperluan praktis saja.

Secara astronomis, waktu Subuh merupakan kebalikan dari waktu Isya. Menjelang
pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya yang menjulang tinggi (vertikal)
di ufuk timur; Ini dinamakan "fajar kadzib". Cahaya tersebut kemudian menyebar di
cakrawala (secara horizontal), dan ini dinamakan "fajar shaddiq".

Bagi penentuan jadwal waktu salat (yakni munculnya "fajar shaddiq" dan hilangnya
syafaq di petang hari), terdapat variasi penentuan sudut "twilight" oleh berbagai
organisasi. Banyak di antara umat Islam menggunakan Twilight Astronomis (yakni
ketika Matahari berada 18 di bawah horizon) sebagai waktu fajar shaddiq.
Sebagian yang lain menetapkan kriteria fajar shaddiq atau syafaq terjadi ketika
Matahari berada 17, 19, 20, dan bahkan 21. Sebagian yang lain bahkan
menggunakan kriteria penambahan 90 menit, 75 menit, atau 60 menit.

Sebuah penelitian dan observasi di berbagai tempat di dunia menunjukkan bahwa


penentuan sudut twilight tertentu ternyata tidak valid (tidak bisa berlaku) untuk
seluruh tempat di bumi ini terhadap peristiwa fajar shaddiq dan hilangnya syafaq.
Peristiwa tersebut merupakan fungsi dari letak lintang dan musim yang bervariasi
di tempat satu dan lainnya.

Imsak
Ketika menjalankan ibadah puasa, waktu Subuh menandakan dimulainya ibadah puasa.
Untuk faktor "keamanan", ditetapkan waktu Imsak, yang umumnya 5-10 menit
menjelang waktu Subuh.

Sholat merupakan sebuah Media (ritual) berkomunikasi antara Mahluk dengan Sang
Pencipta Allah Swt. dan dikhususkan juga bagi rekan2 yang mualaf.

Sehingga Sholat terdeskripsi tidak hanya dengan menbunyikan Surah atau pun Doa,
akan tetapi dengan mengerti, meyakini, berkomunikasi memohon penuh dengan
kekhusyukan kepada Tuhan YME
Semoga posting ini dapat mengantarkan kita semua ke dalam Ridho Allah Swt. dan
lebih serta kurangnya saya mohonkan bimbingan bantuan dari saudara sekalian
terimakasih.

Sebelum kita melaksanakan ibadah shalat wajib lima waktu (fadlu 'ain) kita wajib
mensucikan diri kita dari najis dan hadats dengan mengambil air wudlu. Kemudian
sebelum takbir kita membaca niat salat sesuai dengansholat mana yang akan kita

kerjakan. Ketika niat posisi badan tegak dan pandangan mata menuju tempat sujud
menghadap ke kiblat ka'bah. Adapun lafadz niatnya sebagai berukut:

1.Niat
shalat
subuh
Ushalli fardhas shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an (ma'muuman/imaaman)
lillahi
ta'aalaa
2.Niat
shalat
zhuhur
Ushalli
fardhazh
zhuhri
arba'a
rakaatim
mustaqbilal
qiblati
adaa-an
(ma'muman/imaman)
lillaahi
ta'aalaa
3.Niat
shalat
ashar
Ushalli
fardhal
'ashri
arba'a
rakaatim
mustaqbilal
qiblati
adaa-an
(ma'muman/imaman)
lillaahi
ta'aalaa
4.Niat
shalat
magrib
Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an
(ma'muman/imaman)
lillaahi
ta'aalaa
5.Niat
shalat
sya
Ushalli
fardhal
isyaa-i
arba'a
raka'aatim
mustaqbilal
qiblati
adaa-an
(ma'muman/imaman) lillahi ta'aalaa

Gerakan atau Tatacara Mengerjakan Shalat

1.

Gerakan

Berdiri

Tegak

untuk

Salat,

Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak


merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul
ihram.
Cara
melakukannya
adalah
sebagai
berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2.
Tangan
rapat
di
samping
badan.
3.
Kaki
direnggangkan,
paling
lebar
selebar
bahu.
4.
Semua
ujung
jari
kaki
menghadap
kiblat.
5.
Pandangan
lurus
ke
tempat
sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat,
boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap
kiblat.
2.
Gerakan
Mengangkat
Kedua
Tangan

ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut


kebanyakan
ulama
caranya
adalah
sebagai
berikut.
1.
Telapak
tangan
sejajar
dengan
bahu.
2.
Ujung
jari-jari
sejajar
dengan
puncak
telinga.
3.
Ujung
ibu
jari
sejajar
dengan
ujung
bawah
telinga.
4.
Jari-jari
direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke
samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada
yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.

Catatan: Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat
takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat
bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat
ketiga.

3. Gerakan Sedekap dalam Salat

Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram.


Adapun
caranya
adalah
sebagai
berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak
digenggamkan.

b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh
juga meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. Setelah selesai
iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat Al Fatihah,
kemudian membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al Asr, dan An Nasr.

Adapun Bacaan ada di bawah ini :

DOA IFTITAH

ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW


WAASHIILAA.
Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian
Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW
WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh
Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.

INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL AALAMIIN.


Sesungguhnya Sahalatku,
Penguasa Alam Semesta.

Ibadahku,

Hidupku

Dan

Matiku

Semuanya

Untuk

Allah,

LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.


Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya
Termasuk Orang-Orang Islam.

Dan

Dengan

Demikianlah

Aku

AL-FATIHAH

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Diperintahkan

Dan

Aku

AL HAMDU LILLAAHI RABBIL AALAMIIN.


Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.

IYYAAKA NABUDU WAIYYAAKA NASTAIINU.


Hanya Kepada-Mu
Pertolongan.

lah

Aku

Menyembah

Dan

Hanya

Kepada-Mu

lah

Aku

Memohon

IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.


Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.

SHIRAATHAL LADZIINA ANAMTA ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ALAIHIM WALADHDHAALLIIN.


AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya OrangOrang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.

4. Gerakan Rukuk Dalam Sholat

Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya


adalah
sebagai
berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2.
Turunkan
badan
ke
posisi
membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari
tangan
direnggangkan.
Posisi
tangan
lurus,
siku
tidak
ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak
terlalu
condong
ke
bawah.
Tidak
pula
mendongah
ke
atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk. 6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7.
Pandangan
lurus
ke
tempat
sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.

Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :

R U K U

SUBHAANA RABBIYAL ADZIIMI WA BIHAMDIH. 3 x


Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.

5. Gerakan Iktidal dalam Sholat

Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak.


Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram.
Bersamaan dengan itu membaca kalimat samiallahu liman hamidah. Badan kembali
tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi
bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi
karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan sama.
Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di
samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.

ITIDAL

SAMIALLAAHU LIMAN HAMIDAH.


Semoga Allah Mendengar (Menerima) Pujian Orang Yang Memuji-Nya (Dan Membalasnya).

RABBANAA LAKAL HAMDU MILUS SAMAAWATI WA MIL ULARDHI WA MIL UMAASYITA MIN
SYAIIN BADU.
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan
Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

6.

Gerakan Sujud dalam Sholat

ujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis


tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud,

riwayat Jamaah, ada


yaitu:
1.
wajah
(kening
dan
hidung),
2.
dua
telapak
tangan,
3.
dua
lutut,
dan
4.
dua
ujung
telapak
kaki.
Cara
melakukan
sujud
adalah
sebagai
berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil
mengucapkan
takbir.
2.
Letakkan
kedua
lutut
ke
lantai.
3.
Letakkan
kedua
telapak
tangan
ke
lantai.
4.
Letakkan
kening
dan
hidung
ke
lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan,
dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam
gerakan
lainnya
jari-jari
ini
selalu
direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan
letaknya
sejajar
dengan
bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada
yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8.
Renggangkan
pinggang
dari
paha.
9.
Posisi
pantat
lebih
tinggi
daripada
wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya,
bacalah
salah
satu
doa
sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah
lebih dulu dianggkat dari lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat
lutut hingga berdiri tegak.

Bacaa pada waktu sujud :

SUJUD

SUBHAANA RABBIYAL ALAA WA BIHAMDIH. 3 x


Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

7.

Gerakan Duduk antara Dua Sujud

Duduk
antara
sujud
adalah
duduk
iftirasy,
yaitu:
1.
Bangkit
dari
sujud
pertama
sambil
mengucapkan
takbir.
2.
Telapak
kaki
kiri
dibuka
dan
diduduki.
3.
Telapak
kaki
kanan
tegak.
Jari-jarinya
menghadap
ke
arah
kiblat.
4.
Badan
tegak
lurus.
5.
Siku
ditekuk.
Tangan
sejajar
dengan
paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan
lutut.
8.
Pandangan
lurus
ke
tempat
sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua
sujud.

Bacaannya Sebagai Berikut :

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFANII WARZUQNII WAHDINII WAAAFINII WAFU


ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah (Kekurangan)-Ku,
Angkatlah (Derajat)-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku
Kesehatan Dan Maafkanlah (Kesalahan)-Ku.

8. Gerakan Tasyahud (Tahiyat) Awal

Duduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti


duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada
salat
zuhur,
asar,
magrib,
dan
isya.
Caranya
adalah
sebagai
berikut.
1.
Bangkit
dari
sujud
kedua
rakaat
kedua
sambil
membaca
takbir.
2.
Telapak
kaki
kiri
dibuka
dan
diduduki.
3.
Telapak
kaki
kanan
tegak.
Jari-jarinya
menghadap
ke
arah
kiblat.
4.
Badan
tegak
lurus.
5.
Siku
ditekuk.
Tangan
sejajar
dengan
paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan
lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian
membaca doa tasyahud.

Bacaannya sebagai berikut :

TASYAHUD AWAL

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.


Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.


Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu,
Wahai Nabi.

ASSALAAMU ALAINAA WA ALAA IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.


Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah
Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.


Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad
Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.


Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

9. Gerakan Tasyahud Akhir

Tasyahud
akhir
adalah
duduk
tawaruk.
Caranya
adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca
takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk
menyentuh
lantai.
3.
Telapak
kaki
kanan
tegak.
Jari-jarinya
menghadap
ke
arah
kiblat.
4.
Badan
tegak
lurus.
5.
Siku
ditekuk.
Tangan
sejajar
dengan
paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah
kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan
lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan
digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian
membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.

Bacaannya sebagai berikut :

TASYAHUD AKHIR

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.


Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.


Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu,
Wahai Nabi.

ASSALAAMU ALAINAA WA ALAA IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.


Semoga Keselamatan (Tetap Terlimpahkan) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang
Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.


Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad
Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ALAA


SAYYIDINAA MUHAMMAD.

SAYYIDINAA

MUHAMMAD (tasyahud

awal) WA

ALAA

AALI

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada
Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.

KAMAA SHALLAITAA ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.


Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan
Kepada Keluarganya.

WA BAARIK ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.


Dan Limpahkanlah
Keluarganya.

Berkah

Kepada

Penghulu

Kami,

Nabi

Muhammad

Dan

Kepada

KAMAA BAARAKTA ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan
Kepada Keluarganya.

FIL AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ALAA
DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang
Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.

10. Gerakan salam

Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai
kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam
dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca
salam.

Adapun bacaan salam sebagai berikut :

salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: ASSALAAMU ALAIKUM WA


RAHMATULLAH, ASSALAAMU ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan rahmat
Allah limpahkan kepadamu)

Selain pengertian dari shalat fardu yang telah disebutkan di atas, pada postingan
ini juga memuat pengertian tentang sholah sunah.

SHALAT SUNAH
Salat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan
untuk
dilaksanakan
namun
tidak
diwajibkan
sehingga
tidak
berdosa
bila
ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh
ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dariAllah SWT yang begitu indah. Salat
sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:

Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan
salat sunah thawaf.
Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil
(tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan
ketika terjadi gerhana).

Anda mungkin juga menyukai