&
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Mata
Kuliah
:
Dosen
:
Fakultas
:
Kelompok
:
Leadership
Bpk.
Ejasa
Simbiring
Kedokteran
Daisy
Wijaya
(07120090036)
Virza
Ch,
Latuconsina
(07120090054)
Mutiara
Insan
Sangaji
(07120090082)
Sandra
Lisa
(07120090083)
Kepemimpinan Transformasional
Leadership
Transformasional
Transaksional
Idealized
In8luence
Inspirational
Motivation
Inetelectual
Stimulation
Individualized
Consideration
Contingent
Reward
(constuctive
transaction)
Management
by-Exception
Aktif
&
Pasif
(Corrective
Transaction)
Non-Leadership
Laissez-Faire
Non
Transactional
Transformasional
memiliki
ciri
memperhatikan
Unsur Pemimpin
o Pemimpin harus memiliki karisma di mata pengikut
o Pemimpin memiliki visi atau idealism yang sesuai dengan
harapan pengikut
o Pemimpin mampu memberikan pengaruh kepada pengikut
Unsur Pengikut
o Pengikut memiliki inspirasi dari dirinya dan memandang
pemimpin mampu membawanya untuk mewujudkan inspirasi
tersebut
o Pengikut memiliki motivasi dan pemimpin menangkap motivasi
tersebut untuk diarahkan menjadi tujuan bersama
melaksanakan
pekerjaannya,
pemimpin
mampu
Unsur Keputusan
o Pengikut bebas mengambil keputusan dan bukan karena ada
tekanan
Kepemimpinan oleh seseorang yang memiliki sifat yang baik atay bijak
melebihi orang-orang kebanyakan. Dalam bahasa Jawa, kita mengenal
istilah orang yang memiliki aji linuwih yang dapat diartikan sebagai
seseorang yang memiliki bakat dan kelebihan.
kesucian
hidupnya,
kepahlawanannya,
dan
idealismenya.
luar biasa. Terjadi kesetiaan yang luar biasa serta duplikasi sikap dan sifat
dari para pengikutnya. Ada Sembilan akibat yang mengikuti kepemimpinan
karismatis, yaitu :
1. Pengikut percaya kepada pembaruan yang diyakini oleh pemimpin.
2. Pengikut memiliki keyakinan yang sama dengan apa yang diyakini oleh
pemimpinnya.
3. Tidak mempertanyakan pemimpin dan menerima pemimpin apa
adanya.
4. Sangat memuja dan mengasihi pemimpin.
5. Pengikut meniru tingkah laku pemimpin.
6. Pengikut patuh pada pemimpin.
7. Keterikatan emosional pengikut terhadap misi dari sang pemimpin.
8. Tujuan yang sangat tinggi dari pengikutnya.
9. Pengikut memiliki perasaan bahwa dirinya adalah bagian dari
kelompok, dan yakin dapat memberikan kontribusi terhadap misi
kelompok.
Kepemimpinan Karismatis memiliki kelemahan-kelemahan yang sekaligus
menjadi kekuatannya, yaitu :
Perbedaan
prinsip
antara
Kepemimpinan
Transformasional
dan
kebenaran yang dimiliki oleh pemimpin, dan seorang pengikut yang melawan
atau memiliki pandangan yang berbeda dengan pemikiran-pemikiran
pemimpin dianggap tidak selayaknya.
Pada Kepemimpinan Transformasional, keseganan itu tercipta karena
azas dan pola piker sang pemimpin yang dianggap benar dan rasional. Pada
pola Kepemimpinan Transformasional, pergantian pemimpin lebih mudah
diterima oleh para pengikut apabila pemimpin baru juga memiliki cara berpikir
serta ciri memimpin yang sama dengan pemimpin lama. Kepemimpinan
Transformasional lebih banyak digunakan pada manajemen moderan.
Sedangkan Kepemimpinan Karismatis pada era moderen masih banyak
ditemukan pada organisasi-organisasi keagamaan, managemen tradisional,
lembaga kemasyarakatan, pemerintahan, dan managemen pada perusahaan
keluarga.
Contohnya, Seorang dokter gigi membuka praktik di sebuah ruko. Ia mulai
mendapatkan banyak langganan karena pelayanan kesehatan yang baik
yang ia berikan pada para pasiennya. Beberapa orang dokter gigi junior yang
baru lulus dari fakultas kedokteran gigi tentunya belum memiliki langganan
tetap. Mereka bergabung di bawah naungan praktik dokter gigi tersebut,
untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat sehingga
pelayanan yang mereka berikan bisa bertahan lama dan panjang waktunya
(availability).
Opini dari kami, meskipun kerja sama yang dibangun antara dokter gigi
tersebut bukan bersifat atasan-bawahan, atau yang junior bekerja dan digaji
oleh yang senior, namum kerja sama tersebut bisa berjalan secara saling
menguntungkan. Keuntungan lain adalah bahwa masyarakat mendapat
pelayanan kesehatan dalam kurun waktu lebih panjang. Kerja sama tersebut
dapat tercipta dengan adanya perjanjuan kontraktual yang mengatur sistem
kerja sama tersebut. Namun, dalam hal ide dan visi, sang dokter gigi senior
memberikan contoh secara transformasional.
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Adalah
kepemimpinan
yang
bersifat
kontraktual
antara
pemimpin
dan
seseorang yang professional dan membuat bisnis yang lainnya tanpa harus kehilangan
haknya atas perusahaan sang ayah.
Contoh lain pada Kepemimpinan Transaksional adalah :
1) Seorang ayah yang menjanjikan kepada anaknya yang pandai, apabila nanti si
anak naik kelas dan mendapatkan ranking pertama dikelas, maka ia akan diajak
pergi berwisata alam dan mengarungi arung jeram bersama-sama.
Didalam contoh ini, si ayah mengerahui bahwa anaknya akan sanggup naik
kelas dan menjadi juara dengan atau tanpa adanya reward yang dijanjikan. Ayah
senang bila anaknya berhasil mencapai apa yang dijanjikan dan ayah juga tidak
akan merasa rugi. Ayah juga tidak mempertukarkan hal yang merugilan dirinya
dengan prestasi sang anak. Janji si ayah terhadap anaknya ini berbeda dengan
pertaruhan yang bersifat win-lose.
2) Sebuah film yang berjudul Meet Joe Black mengisahkan tentang seseorang
konglomerat dan memiliki bisnis yang sangat besar. Perusahaan yang
didirikannya berkembang menjadi besar, bahkan membawahi dewan direksi dan
banyak karyawan yang bekerja dengan sangat professional. Konglomerat ini
memiliki putrid bungsi dan ia adalah seorang dokter disebuah rumah sakit kecil
bahkan ia sangat menyukai pekerjaannya itu. Sebagai seorang putrid
konglomerat, ia tetap mendapatkan warisan berupa saham perusahaan tanpa
harus ikut berkecimpung diperusahaan ayahnya. Dan sebagai seorang manusia,
ia dapat bekerja sesuai dengan bidang yang ia sukai.
Kepemimpinan Transaksional memiliki dua faktor penting, yaitu :
1) Contingent Reward (Reward atau hadiah yang diberikan atau yang dijanjikan)
Merupakan suatu value atau nilai yang dijanjikan kepada pengikut. Hal itu bisa
berupa apa saja yang dapat dipertukarkan dengan apa yang bisa diberikan oleh
pengikut. Contingent Reward dapat berupa upah, gaji, kedudukan, ilmu atau
apapun yang dianggap berharga oleh pengikut, sebagai bayaran dari loyalitas
dan kepengikutannya.
Karisma
Idealisme
Motivasi
Inspirasional
Stimulasi
Intelektual
Perhatian
Individual
KEPEMIMPINAN
TRANSAKSIONAL
Management
by
Exception
Contingent Reward
Dari bagan diatas, kita dapat melihat adanya pengaruh dari Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kepemimpinan Transaksional. Outcome atau hasil
yang diharapkan terjadi seharusnya dibandingkan dengan hasil real yang
terjadi. Keduanya jelas mengalami deviasi yang tergantung pada pengaruh
transformasional yang terjadi didalam organisasi.
Dalam bahasa yang sederhana, sebaik apapun system yang
dibentuk didalam sebuah organisasi, selama system itu digunakan untuk
mengatur manusia, maka tetap diperlukan campur tangan manusia. Campur
tangan tersebut berguna untuk menimbulkan pengaruh terhadap hasil yang
diharapkan.
Laissez Faire
Kata Laissez faire berasal dari bahasa Prancis yang didalam
manajemen dapat diartikan sebagai tanpa kepemimpinan. Kondisi ini terjadi
pada saat didalam sebuah komunitas tidak terdapat struktur kepemimpinan.
Hal itu dapat terjadi pada kondisi dimana sang pemimpin menyerah
dan membiarkan segala sesuatu berjalan apa adanya seperti yang sudah-
HASIL
YANG
TERJADI
sudah. Kondisi Laissez faire juga dapat terjadi pada masa panantian
pergantian pemimpin, dimana pemimpin ad interim yang sementara
menggantikan pemimpin lama tidak mengambil keputusan yang bersifat
mengubah sesuatu sampai munculnya pemimpin pengganti yang sah.
Kondisi seperti ini jelas tidak baik apabila berjalan dalam waktu yang
lama, karena didalam sebuah kepemimpinan harus ada perubahan dan
pergerakan menuju arah yang lebih baik dari sebelumnya. Kondisi laissez
faire hanya dapat dibiarkan dalam waktu yang singkat dan memiliki tenggat
waktu yang pasti.