Anda di halaman 1dari 11

RADIKAL BEBAS DAN ANTIOKSIDANan>

APA ITU RADIKAL BEBAS ?


Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak
stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat
dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra
violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas
bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung dan kanker.
Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu
berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya,
adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang bersifat radikal bebas
ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila
menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini
dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan
radikal bebas. Pada intnya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat
ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan
struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka
dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi
jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.
Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak
cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan <span
style=color:#0000ff;>Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh
memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini.
Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres
oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
Sumber radikal bebas
Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun eksogenus terjadi melalui sederetan mekanisme
reaksi. Yang pertama pembentukan awal radikal bebas (inisiasi), lalu perambatan atau terbentuknya
radikal baru (propagasi), dan tahap terakhir (terminasi), yaitu pemusnahan atau pengubahan menjadi
radikal bebas stabil dan tak reaktif.
Penjelasan mengenai sumber radikal bebas endogenus ini sangat bervariasi. Sumber endogenus dapat
melewati autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor elektron di mitokondria,
oksidasi ion-ion logam transisi, atau melalui ischemic. Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung
ikatan rangkap, hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh udara.
Contohnya lemak yang memproduksi asam butanoat, berbau tengik setelah bereaksi dengan udara.
Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit. Di mana sekitar 70-90 % konsumsi O 2 oleh
sel fagosit diubah menjadi superoksida dan bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H 2O2 dengan
bantuan bakteri. Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima 1 elektron membentuk
superoksida. Ion logam transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi produksi singlet oksigen dan
pembentukan radikal `OH melalui reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ > `OH + OH- + Fe3 +. Secara

singkat, xantin oksida selama ischemic menghasilkan superoksida dan xantin. Xantin yang mengalami
produksi lebih lanjut menyebabkan asam urat.
Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas yakni berasal dari luar sistem tubuh, diantaranya sinar
UV. Sinar UVB merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan dalam kulit, yang tidak hanya
membuat kulit lebih gelap, melainkan juga berbintik hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan
menembus lapisan basal yang menimbulkan keru

TIMBULNYA RADIKAL BEBAS PADA AKTIVITAS OLAHRAGA


Pada aktivitas fisik akan terjadi peningkatan konsumsi oksigen sampai 20 kali, hal ini disebabkan
meningkatnya kebutuhan ATP, sedangkan persediaan ATP yang ada di intra seluler sangat
terbatas. Sehingga akan terjadi terus menerus proses pembentuka ATP melalui proses oksidasi.
Krebcycle, dan electron transport sistim. Pembentukan ATP memerlukan oksigen yang akan
menerima electron pada saat intensitas aktivitas fisik naik maka kebutuhan oksigen untuk proses
pembentukan ATP akan menjadi tinggi. ATP merupakan seumber energy yang langsung dapat di
gunakan untuk kontraksi otot dalam aktivitas.
Aktivitas fisik akan timbul senyawa oksigen reaktif. Senyawa oksigen reaktif berasal dari
oksigen suatu senyawa yang dibutuhkan oleh semua organism aerobic termasuk manusia.
Sebagian berbentuk radikal bebas seperti radikal hidroksil,radikal peroksil,ion superoksida.
Radikal bebas oksigen akan terbentuk pada metabolism yang normal. Pada proses fosforilasi
oksidatif dan serangkaian reaksi pada metokondria akan terjadi pembentukan radikal bebas.
Mitokondria adalah salah satu gudan atau pabrikpembuat \atp. ATP merupakan satu-satunya
senyawa kimia berenergi tinggi yang dapat memberikan energy untuk semua fungsi dalam tubuh,
selama intensitas aktivitas fisik meningkat kebutuhan energy juga akan meningkat,sehingga
meningkatkan aliran elktron menuju rantai elketron di mitokondria. Tekanan parsial local
oksigen akan menurun,akibatnya terjadi peningkatan kecepatan reaksi antara molekul
oksigen,hydrogen dan tingginya penurunan yang sebanding dengan rantai transport electron
selama aktivitas yang akan berakibat terjadi hutang oksigen. Dalam hal tertentu pengalihan
electron tersebut berjalan kurang sempurna sehingga terjadi senyawa-senyawa oksigen yang
sangat berbahaya,yang akan merusak sel apabila tak diredam. Hal seperti itu yang disebut
oxidative stress.
AKIBAT RADIKAL BEBAS YANG BERLEBIHAN ?
Radikal bebas dapat merusak berbagai senyawa kimia yaitu asam amino
bebas,protein,lipoprotein,didrat aran lipid,asam nukleat dan terganggunya fungsi:
1.
Membrane sel teutama komponen penyusun membrane yang berupa asam lemak tak
jenuh,merupakan bagian dari fosolipid glikolipid dan kolesterol. Asam lemak tak jenuh
sangat mudah di ikat oleh radikal bebas dengan membentuk suatu radikal bebas lipida.
Dalam suasana aerob radikal bebas lipida bereaksi dengan molekul oksigen
membentuk radikal bebas radikal lipid perolsida.,selanjutnya akan mengikat atom
hydrogen dari asam lemak tak jenuh,sehingga terbentuk lipida hiperoksida yang akan
dapat merusak bagian sel dimana hidroperoksia berada. Dalam tubuh radikal bebas
lipida akan terurai antaralain menjadi malondialdehida. Ini merupakan indicator bahwa
dalam tubuh terdapat radikal bebas. Akibat kerusakan pada bagian dalam pembuluh
darah akan memudahkan pengendapan berbagaio zat pada bagian yang mengalami
kerusakan,termasuk kolesterol,sehingga dimungkinkan akan timbul athersklerosis.

Radikal bebas dapat mengakibatkan perubahan fluiditas membrane sel,sehingga


transport antar membrane di dalam sel dan mekanisme sel terganggu.
3.
Dapat melumpuhkan system enzim di dalam membrane maupun reseptor sehingga
seluruh rangkaian metabolism terganggu
4.
Kerusakan protein,telah diketahui bahwa asam amino dan protein bereaksi dengan
radikal bebas,yang akan mengakibatkan kerusakan pada jaringan dimana protein
berada. Diantara asam-asam amino penyusun protein yang paling rawan adalah sistein.
Sistein mengandung gugusan sulfhidril(SH) yang sangat peka terhadap serangan
radikal bebas seperti radikal hidroksil.
5.
Radikal bebas merupakan salah satu sebab terjadinya mutasi spesifik pada DNA
yang akan dapat menyebabkan penyakit kanker. Kerusakan dapat terjadi pada awal
fase transisi dan permanen. Radikal hidroksil dapat menimbulkan berbagai perubahan
pada DNA yang antara lain berupa:hidrosilasi basa timin dan sitosin,pembukaan inti
purin dan pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester.
6.
Radikal bebas akan dapat merusak lipid sehingga terbentuk lipid peroksida yang
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
7.
Radikal bebas dapat menyebabkan autoimun. Pada keadaan normal antibody
terbentuk bila ada antigen yang masuk dalam tubuh. Adanya anti bodi untuk sel tubuh
akan dapat merusak jaringan tubuh dan sangat berbahaya.
8.
Radikal bebas dapat merubah tonus otot pembuluh darah. Anion superoksida secara
tidak langsung dengan inaktivasi sindhotelium-derived relaxing factor(EDRF) atau
dengan merusak repinephrin. Radikal bebas hidriksil menyebabkan vasodilatasi
dengan bekrja langsung pada otot polos,pembuluh darah dan merangsang sel
endothelium untuk melepaskan nonprostanoid relaxing factor
9.
Radikal bebas oksigen sangat berperan pada gagal jantung. Pada gagal jantung
terjadi gangguan dari interaksi miokrad. Radikal bebas oksigen akan mencegah
ikatanCa oleh rreticulum sarcoplasma miosit sehingga dapat menurunkan kemampuan
kontraksi dari jantung.
10.
Oksigen reaktif merupakan oksidan yang kuat. Dampak negative timbul Karen
reaktivitasnya sehingga dapat merusak komponen sel yang penting untuk
mempertahankan integritas dan kehidupan sel.sedangkan diantara oksigen reaktif yang
paling berbahaya adalah radikal hidroksil yang dapat merusak tiga senyawa penting
untuk mempertahankan integritas sel yaitu:asam lemak,DNA,dan protein.
BAGAIMANA CARA MENGHADAPI RADIKAL BEBAS ?
Senjata yang paling ampuh untuk melawan atau memperlambat kerusakan akibat radikal bebas
adalah dengan ANTIOKSIDAN. Ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan internal dan
eksternal
1.Antioksidan internal yaitu atioksidan yang diproduksi oleh tubuh sendiri, disebut
pula sebagai &ldquo;Antioksidan Primer&rdquo; Secara alami tubuh mampu menghasilkan
antioksidan sendiri, tetapi kemampuan ini pun ada batasnya. Sejalan bertambahnya usia,
kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan alami pun akan semakin berkurang. Hal ini
lah yang menyebabkan stres oksidatif, yaitu suatu keadaan dimana jumlah radikal bebas melebihi
kapasitas kemampuan netralisasi antioksidan. Yang termasuk Antioksidan primer ini adalah :
- Super Oxide Dismutase (SOD)
2.

- Gluthation Peroxidase (GPx)


- Katalase (Cat)
2. Antioksidan eksternal tidak dihasilkan oleh tubuh tetapi berasal dari makanan seperti Vitamin
A, beta karoten, Vitamin C, Vitamin E, Selenium, Flavonoid, dll. Antioksidan yang berasal dari
makanan atau didapat dari luar tubuh disebut juga antioksidan sekunder.
Antioksidan
Antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menghambat / memperlambat
proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen,
pelepasan hydrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi
di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita.
Manfaat Antioksidan
Berubahnya minyak menjadi tengik dan berubahnya warna coklat pada apel setelah dikupas
adalah contoh proses oksidasi. Kedua hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan.
Pencoklatan pada apel setelah dikupas atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol
teroksidasi, bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung satu sama lain membentuk
senyawa makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa makromolekul ini nantinya bisa
membuat jus apel menjadi keruh. Hal ini tentu saja tidak diinginkan di industri sebab akan
mengurangi nilai estetika sebuah produk. Uraian diatas adalah contoh manfaat antioksidan bagi
industri.
Lalu apa manfaat antioksidan bagi tubuh kita? Tubuh kita terdiri dari triliunan sel. Disetiap sel
terjadi reaksi metabolisme yang sangat kompleks. Diantara reaksi metabolisme tersebut
melibatkan oksigen, seperti yang kita ketahui oksigen adalah unsur yang sangat reaktif.
Keterlibatan oksigen dalam reaksi metabolisme di dalam sel dapat menghasilkan apa yang
disebut sebagai reaktif spesies oksigen seperti H2O2, radikal bebas hydroksil (OH), dan anion
superoksida ( O2-).
Molekul-molekul ini memang diperlukan tubuh misalnya untuk menjalankan sistem metabolisme
dan memberi signal pada sistem syaraf akan tetapi apabila jumlahnya berlebihan seperti
pengaruh gaya hidup (merokok, stress, konsumsi obat, polusi lingkungan, pengaruh zat kimia
tertentu pada tubuh, radiasi, dll) maka dapat merusak sel dengan cara memulai reaksi berantai
lipid, mengoksidasi DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya mutasi dan timbulnya
kanker sedangkan oksidasi protein mengakibatkan nonaktifnya enzim yang dapat menghambat
proses metabolisme. Disinilah pentinganya kita engkonsumsi antioksidan.
Cara Kerja Antioksidan
Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping
berupa radikal bebas (OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal bebas ini akan
menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan radikal
bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan terbentuk reaksi
berantai yang sangat membahayakan.
Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan
membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai disini.
Tanpa adanya antioksidan
Reaktan -> Produk + OH

OH + (DNA,protein, lipid) -> Produk + Radikal bebas yang lain


Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang sama dengan molekul yang ada diekitarnya.

Dengan adanya antioksidan


Reaktan -> Produk + OH

OH + antioksidan -> Produk yang stabil


Mengapa antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal bebas terlebih dahulu dibandingkan
dengan molekul yang lain? Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau bersifat reduktor
kuat disbanding dengan molekul yang lain. Jadi keefektifan antioksidan bergantung dari seberapa
kuat daya oksidasinya dibanding dengan molekul yang lain. Semakin mudah teroksidasi maka
semakin efektif antioksidan tersebut.
Jenis Antioksidan
Antioksidan dibagi dalam dua golongan besar yaitu yang larut dalam air dan larut dalam lemak.
Setiap golongan dibagi lagi dalam grup yang lebih kecil. Sebagai contoh adalah antioksidan dari
golongan vitamin, yang paling terkenal adalah Vitamin C dan Vitamin E. Vitamin C banyak kita
peroleh pada buah-buahan sedangkan vitamin E banyak diperoleh dari minyak nabati.
Antioksidan dari golongan Enzim seperti golongan enzim Superoksida Dismutse (SODs),
Katalase, dan Peroksidase. Antioksidan golongan Karotenoid seperti likopen dan Karoten yang
banyak terdapat pada buah dan sayuran.
Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah antioksidan dari senyawa polifenol dan yang
paling banyak diteliti adalah dari golongan flavonoid yang terdiri dari flavonols, flavones,
catechins, flavanones, anthocyanidins, dan isoflavonoids. Sumber senyawa polifenol adalah dari
teh, kopi, buah-buahan, minyak zaitun, cinnamon, dan sebagainya.
Contohnya yang terkenal adalah Resveratrol yang ditemukan pada buah anggur,
Epigalokatekingalat adalah contoh senyawa polifenol yang terdapat pada teh hijau, theaflavin
pada teh hitam dan sebaginya.
Jadi antara satu makanan dengan yang lain tidak akan bisa kita simpulkan mana yang paling
banyak mengandung antioksidan yang sangat potensial, sebab mungkin saja diantara kedua
makanan tersebut mengandung jenis antioksidan yang berbeda. Lalu mana antioksidan yang
terbaik? Saya rasa perpaduan diantara antioksidan adalah yang terbaik sebab memberikan efek
sinergi jadi sebaiknya kita mengkonsumsi aneka buah dan sayuran.
Antioksidan, penangkal radikal bebas
Hasil berbagai penelitian dengan menggunakan hewan percobaan telah mendukung teori bahwa
mengkonsumsi antioksidan yang memadai dapat mengurangi terjadinya berbagai penyakit seperti
kanker, kardiovaskuler, katarak serta penyakit degeneratif lain.
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat pembentukan karsinogenik dan menghalanginya
untuk menetap dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengna cara menangkap radikal bebas sehingga
karsinogoenik tidak memiliki kesempatan untuk menempel dan merusak DNA. Beberapa vitamin yang
bersifat antioksidan adalah vitamin A, C, E dan D.
Vitamin-vitamin tersebut terdapat dalam buah dan sayuran. Sayuran dan buah selain mengandung
vitamin juga mengandung klorofil atau zat hijau daun, karotenoid pada buah berwarna merah dan
kuning, flavonoid, polifenol yang banyak terdapat dalam teh, isoflavon pada kacang kedelai, gingerol
pada jahe yang semuanya berfungsi sebagai antioksidan. Anti oksidan tidak saja mampu mencegah
kanker pada tahap inisiasi tapi juga mampu menghambat pertumbuhan kanker pada tahap progesi.

Pertahanan antioksidan secara alami dalam LDL kolesterol dengan jumlah yang cukup dapat
melindungi LDL dari proses oksidasi tapi masih dipertanyakan apakah perlindungan ini terjamin pada
setiap orang. Antioksidan alam terbanyak dalam LDL adalah vitamin E. Sehingga penambahan
suplemen vitamin E dalam makanan dapat meningkatkan kandungan vitamin E dalam LDL serta
meningkatkan perlindungan terhadap proses oksidasi. Beta karoten merupakan antioksidasi yang
cukup kuat yang secara teoritis juga dapat melindungi oksidasi LDL.
Sebab itu tubuh kita memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini.
Sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas, secara
alami telah ada dalam tubuh kita. Dari asal terbentuknya, antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau pun dari makanan. Dari sini antioksidan
tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:
Antioksidan primer
Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegah pembentuk senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah
radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas
ini sempat bereaksi. Contoh antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung
hancurnya sel-sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD
sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi
mineral seperti mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se) juga berperan sebagai antioksidan. Jadi,
jika ingin menghambat gejala dan penyakit degeneratif, mineral-mineral tersebut hendaknya tersedia
cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Antioksidan sekunder
Antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh
antioksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.
Antioksidan tersier
Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas.
Contoh enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidan reduktase. Adanya
enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah penyakit kanker, misalnya.
Mekanan yang mengandung antioksidan:
1. Betakarotin. Dapat ditemukan di banyak makanan berwarna oranye, seprti ubi merah, wortel, labu,
aprikot, mangga dan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan sawi.
2. Lutein. Berlimpah ruah di sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkungdan sawi.
3. Lycopene. Adalah antioksidan manjur yang dapat ditemukan pada tomat, semangka, jambu biji,
pepaya, aprikot dan jeruk.
4. Selenium. Merupakan zat besi yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi salah satu sistem enzim
antioksidan tubuh. Beras dan gandum adalah sumber utama selenium.
5. Vitamin A. Banyak dikandung oleh hati, ubi, wortel, susu, kuning telur dan keju muzarella.

6. Vitamin C. Bisa ditemukan melimpah di banyak buah dan sayuran seperti delima, kiwi, strawberry,
parika hijau, kol, bayam, brokoli dan kangkung.
7. Vitamin E. Terdapat pada almond, beberapa jenis minyak seperti minyak wheatgerm, minyak
safflower, minyak jagung dan minyak kedelai, serta mangga, kacang dan brokoli.
8.flavonoid: teh hijau

APA PERBEDAAN ANTIOKSIDAN PRIMER DAN SEKUNDER ?


Antioksidan internal (SOD) bekerja dengan cara menangkal terbentuknya radikal bebas, atau
dapat dikatakan sebagai Antioksidan Primer. Sedangkan antioksidan eksternal bekerja dengan
cara meredam/menetralisir antioksidan yang sudah terbentuk sehingga dikatakan sebagai
antioksidan sekunder. Pandangan masyarakat saat ini bahwa Vitamin E dan Vitamin C
sebagai antioksidan yang potensial dan banyak dikonsumsi. Selama ini pasaran suplemen
Vitamin umumnya dijual dalam dosis relatif tinggi. Berdasarkan penelitian terbaru menunjukan
asupan sehari Vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko kematian. Asupan Vitamin
E yang berlebihan dapat mengganggu proses pembekuan darah jika terjadi luka. Selain itu
Vitamin E akan terakumulasi di jaringan tubuh yang mengandung lemak, seperti liver, dan
berpotensi meracuni liver tersebt. Dosis konsumsi Vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8
&ndash; 10 IU per hari. Beberapa produk mengandung Vitamin C 1.000 mg per tablet. Padahal
kecukupan gizi Vitamin C orang dewasa normal sekitar 60 &ndash; 75 mg per hari. Jika asupan
Vitamin C terlalu berlebihan akan menyebabkan Vitamin C radikal yang sifatnya sama dengan
radikal bebas, dan dapat menjadi pengkristalan di dalam ginjal. Penelitian Dr. Aditya Baria dari
Mayo Clinic in Rochester, Minnesota, menyebutkan bahwa antioksidan betakaroten dapat
meningkatkan resiko kanker.
APA ITU SOD ?
Super Oxide Dismutase (SOD) merupakan antioksidan alami berupa enzim, yang berasal dari
tubuh
sendiri, berefek sangat kuat dan merupakan pertahanan tubuh pertama dalam menghadapi
serangan radikal bebas.
SOD berbeda dengan suplemen antioksidan lainnya karena SOD bekerja memperkuat sistem
internal untuk
mengaktifkan dan mengoptimalkan pertahanan tubuh alami. Semakin tinggi kadar SOD di dalam
tubuh semakin optimal
pertahanan tubuh terhadap radikal bebas di seluruh sel dan organ tubuh. SOD merupakan enzim
antioksidan alami
yang paling kuat dan memiliki beberapa peranan yang penting
- Mengubah radikal bebas paling reaktif dan paling berbahaya, yaitu superoksida menjadi ion-ion
yang tidak reaktif lagi.
- Memberikan sinyal kepada sel lain agar lebih banyak menghasilkan SOD.
- Mengaktifkan dan menggerakan seluruh kekuatan sistem pertahanan antioksidan, termasuk
antioksidan sekunder.
&ldquo;Jika diumpamakan SOD ini sebagai pemadam kebakaran yang bertugas
24 jam di garis terdepan dan akan segera beraksi

memadamkan serangan radikal bebas.&rdquo; Tetapi kadar SOD akan menurun seiring
bertambahnya usia. Suplemen
SOD apabila langsung dimakan atau ditambahkan pada makanan akan segera dicerna dan akan
rusak oleh asam
lambung. Namun sekarang dengan teknologi terkini, SOD sudah dapat dikonsumsi tanpa dirusak
oleh asam lambung.
Sehingga suplementasi SOD dapat digunakan untuk meningkatkan antioksidan alami tubuh
manusia dalam mencegah
terjadinya kerusakan sel akibat radikal bebas.

Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral adalah kelompok
mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita.
Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral. Padahal dalam struktur kimia
kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki beberapa fungsi yang hampir
sama.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro
mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K
(kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam
jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co),
dan Se (selenium).
Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam
mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh Anda.
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium
juga berperan penting untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem
imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.
Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangung, daun
singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.
2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus
juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda
terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas,
telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.

3. Natrium atau sodium (Na)


Fungsi utam natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur
tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga
keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam
transmisi sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui
membran sel.
4. Kalium atau Potasium (K)
Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Kalium juga
berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein.
Buah dan sayuran yang mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat,
kentang, kacang polong, dan wortel.
5. Sulfur (S)
Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak. Selain itu
sulfur bersama-sama dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh dan membantu melawan infeksi akibat bakteri.
Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur : kacang-kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan
kubis-kubisan.
6. Kromium (Cr)
Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin,
kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.
Buah dan sayuran yang mengandung Kromium : kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel,
dan jeruk.
7. Zat besi (Fe)
Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Hemaglobin
bertanggung jawab dalam pendistribusian oksigen dari paru-paru ke keseluruh jaringan tubuh. Zat
besi juga berperan dalam metabolisme energi, termasuk sintesis DNA oleh beberapa enzim, serta
dalam sistem kekebalan tubuh.
Buah dan sayuran yang mengandung Zat besi : sayuran hijai seperti bayam, kangkung, daun
singkong, dan daun pepaya.
8. Yodium (I)
Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan lemak tubuh; serta
menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi.
Buah dan sayuran yang mengandung Yodium : bawang merah atau tanaman lain yang ditanam di
daerah dekat pantai.
9. Magnesium (Mg)
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magensium
bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang
berkaitan dengan metabolisme energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu,

magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen DNA
Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
10. Mangan (Mn)
Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme.
Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat
dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam
pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan untuk
pengontrolan neurotransmiter.
Buah dan sayuran yang mengandung Mangan : kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, bit, dan
gandum.
11. Molibdenum (Mo)
Molibdenum bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi, penawar
racun alkholm metabolisme sulfur, dan mencegah anemia.
Buah dan sayuran yang mengandung Molibdenum : kembang kol, kacang polong, bayam, bawang
putih, jagung, kentang, bawang bombay, kacang tanah, semangka, wortel, dan kubis.
12. Selenium (Se)
Selenium bekerja sama denga vitamin E berberan sebagai antioksidan dalam sistem enzim. Di
samping, selenium juga berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas, melindungi
membran dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hodrogen pada tahap akhir rantai
metabolisme, serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai kekebalan tubuh.
Buah dan sayuran yang mengandung Selenium : bawang, tomat, brokoli, kubis dan gandum.
13. Seng (Zn)
Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata, menghambat virus,
mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses
penyembuhan luka.
Buah dan sayuran yang mengandung Seng : kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gangum.
14. Boron (Bo)
Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan osteoprosis dan osteoartritis dengan cara
meningkatkan penggunaan kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut bersifat sinergis dengan
vitamin D dalam memperkuat tulang. Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi sarat.
Selain itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang berhubungan dengan fungsi membran sel
sarat serta terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi (antiperadangan). Aktivitasnya sangat
signitifkan, terutama untuk pencegahan penyakit pradangan, seperti rematoid, artritis, dan asama.
Buah dan sayuran yang mengandung Boron : jamur, kacang-kacangan dan asparagus.

Anda mungkin juga menyukai