Disusun Oleh :
dr. Rika Juita
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun Oleh :
dr. Rika Juita
I.
I.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan kelompok umur 65 tahun atau
lebih menjadi 29%.
Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh,
hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Setiap tahun
hipertensi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta per tahun) di samping
menyebabkan kerusakan jantung, otak, dan ginjal. Di negara berkembang penyakit
yang menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80%
kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah
639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini.
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 adalah 8.3% (pengukuran
standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90 mmHg). Pada tahun
2010 prevalensi penderita hipertensi di Indonesia mencapai 21% (pengukuran standar
Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139/89 mmHg). Selanjutnya akan
diestimasi akan meningkat menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada
tahun 2025.
Peran pemerintah sangat penting didukung juga oleh tingkat pengetahuan
keluarga maupun pasien dalam tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
diharapkan dapat mengontrol tekan darah yaitu mengurangi konsumsi garam,
membatasi lemak, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum alkohol,
menghindari kegemukan atau obesitas. Pengetahuan dalam pencegahan komplikasi
hipertensi dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung meliputi
ketersediaan sumber fasilitas, faktor pendorong meliputi sikap, perilaku petugas
kesehatan, anggota keluarga dan teman dekat. Pengetahuan atau kognitif merupakan
faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih mudah dipahami,
mudah dipraktekkan dan mudah diingat daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan mengenai penyakit Hipertensi pada
kalangan Kader Kesehatan Kecamatan Patuk?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan mengenai Hipertensi pada kalangan Kader Kesehatan Kecamatan Patuk.
I.4 Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi
dan sebagai referensi untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi.
2) Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus
menambah wawasan mengenai hipertensi agar mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Manfaat Praktis
1) Bagi petugas kesehatan
Sebagai acuan dalam proses perbaikan program-program kesehatan untuk
menurunkan angka kejadian Hipertensi pada masyarakat dan mencegah
komplikasinya.
2) Bagi peneliti
Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang penyakit hipertensi serta komplikasinya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Hipertensi
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana tekanan pada
pembuluh darah arteri diatas normal, jantung akan bekerja lebih berat dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, dimana
tekanan sistolik merupakan tekanan pada saat jantung berkontraksi dan tekanan
diastolik merupakan tekanan pada saat jantung berelaksasi.
Dikatakan hipertensi bila tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
B. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7, 2003), klasifikasi tekanan darah
untuk dewasa
C. Etiologi Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada
organ-organ penting di dalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan
masalah tekanan darah pada setiap individu sulit untuk dilacak dan masih belum
diketahui dengan jelas. Namun para ahli mengungkapkan bahkan paling tidak,
ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu faktor yang
tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
Beberapa faktor yang tidak dikontrol antara lain :
1) Keturunan
Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua menderita hipertensi
kemungkinan terkena penyakit ini sebesar 60 % karena menunjukkan ada
faktor gen keturunan yang berperan. Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya
kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai
50-60% tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada
perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka
yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding
yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar
dari pria. Tingginya angka penderita hipertensi secara langsung berhubungan
dengan tingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita.
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan
dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain :
1) Merokok
Kandungan nikotin dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan
diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak. Otak akan bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
(Adrenalin). Hormon yang kuat akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.
Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam
darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung
dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ
dan jaringan tubuh.
2) Konsumsi Alkohol
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormonhormon lain yang
membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan
natrium dan air. Minum minuman yang beralkohol berlebih dapat
menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium. Mengurangi
alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmHg dan diastolik 7 mmHg.
3) Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untuk
memompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut.
Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah dan
perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra dihilangkan tekanan darah dapat
turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. Mereduksi
berat badan hingga 5 - 10% dari bobot total tubuh dapat menurunkan resiko
kardiovaskular secara signifikan.
4) Stress
Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis.
Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas.
Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak
menentu. Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi.
5) Asupan Natrium
Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik
ke
luar,
Meningkatnya
sehingga
volume
volume
cairan
cairan
ekstraseluler
ekstraseluler
tersebut
meningkat.
menyebabkan
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan kabur
Jantung berdebar-debar
F.
Penatalaksanaan
Hipertensi dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu :
Terapi non farmakoterapi caranya antara lain :
1) Mengendalikan berat badan
2) Perubahan cara hidup
3) Mengurangi asupan garam dan lemak.
4) Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas.
5) Olahraga yang teratur
6) Meninggalkan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
7) Menghindari ketegangan.
8) Istirahat yang cukup
Terapi farmakoterapi caranya antara lain :
1) Penghambat saraf simpatis.
2) Beta Bloker.
3) Vasodilator.
4) Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor.
5) Calsium Antagonis.
6) Antagonis Reseptor Angiostensin II
7) Diuretik.
G. Komplikasi
1) Stroke dapat terjadi akibat hemoragik tinggi di otak atau akibat emboli yang
terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak berkurang. Arteri
pada otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah yang melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis
dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan resiko pembentukan trombus.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan
osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering
dijumpai pada hipertensi kronis.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di
sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
5) Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki
berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,
kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang
selama atau sebelum proses kehamilan.
H. Pencegahan
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar
penyakitnya tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obatobatan dari dokter. Agar tidak terjadi komplikasi dilakukan pencegahan antara
lain dengan cara mengurangi konsumsi garam, menghindari kegemukan,
membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, makan banyak sayur segar, tidak
merokok, tidak minum alkohol, latihan relaksasi atau meditasi, berusaha
membina hidup yang positif.
II.2 Pengetahuan
1.
Definisi
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seorang. Dari pengalaman ternyata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
2.
Tingkat Pengetahuan
A. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari dan rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatukan dan sebagainya.
B. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasiakan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang dipelajari.
C. Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang
diberikan.
D. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
sesuatu objek ke dalam komponen komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
E. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
F. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
sudah ada.
3.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi
kesehatan dengan praktik kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan secara terencana dan memiliki tujuan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, persepsi dan perilaku seseorang atau masyarakat dalam
menentukan pilihan tindakan yang berkaitan dengan upaya untuk mengatasi
masalah kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Pendidikan kesehatan di Indonesia sering disebut dengan
penyuluhan kesehatan.
Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang dapat merugikan kesehatan mereka dan
orang lain. Kesehatan tersebut bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge)
dan disikapi (attitude) tetapi juga dikerjakan atau dilaksanakan (practice) dalam
III.
III.1
METODE
Rancangan Penelitian
III.2
Penelitian dilakukan pada dua tempat, yang pertama pada pertemuan Kader
Kesehatan di Balai Desa Salam Kecamatan Patuk hari Senin tanggal 25 Agustus 2014
dan yang kedua pada pertemuan Kader Kesehatan di Puskesmas Patuk I hari Rabu
tanggal 27 Agustus 2014.
III.3
Variabel Penelitian
III.5
Definisi Operasional
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah persisten dengan
tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Instrumen Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan screening awal untuk mengetahui prioritas masalah kesehatan di
wilayah Puskesmas Patuk I.
b. Menentukan prioritas masalah berdasarkan musyawarah dengan Puskesmas,
dokter pembimbing, dan tokoh masyarakat terutama para Kader Kesehatan
yang selalu berkecimpung dalam perkumpulan masyarakat.
c. Menyiapkan kuesioner.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Meminta kesediaan responden sebagai subjek penelitian.
b. Melaksanakan pengumpulan identitas responden.
c. Melaksanakan pengumpulan data pengetahuan tentang Hipertensi melalui
pengisian kuesioner.
III.8
1. Tahapan Pengolahan Data
a. Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan tentang
Hipertensi melalui pengisian kuesioner. Proses ini dilakukan untuk melihat dan
memastikan apakah semua data telah tersedia sehingga terhindar dari
kekurangan.
b. Pengelompokkan data
Pengelompokkan data yaitu data yang telah diperoleh dikelompokkan
dan disesuaikan dengan kategori untuk setiap variabel.
c. Tabulasi data
Data nilai yang telah dikelompokkan kemudian dilakukan tabulasi data
dalam bentuk master table agar mudah dibaca dan dipahami.
2. Analisa Data
Dalam penelitian ini data dianalisa dengan menggunakan analisa univariat.
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
IV.
HASIL
Sumber daya kesehatan di beberapa Dusun Kecamatan Patuk terdiri dari para
Kader Kesehatan yang selalu berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang berada di
Puskesmas Patuk I.
Sedangkan untuk saran kesehatan yang tersedia, Puskesmas Patuk I telah
mempunyai Puskesmas Pembantu di beberapa Dusun yang merupakan cakupan
Puskesmas Patuk I. Ini dimaksudkan untuk menjaga efektivitas dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang lebih dekat kepada masyarakat.
IV.2
5
6
7
Pertanyaan Kuesioner
Jumlah (n=30)
Persentase (%)
Istilah tekanan darah tinggi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Batasan tekanan darah normal
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Definisi Hipertensi
Jawaban Benar
27
90
Jawaban Salah
3
10
Hipertensi merupakan penyakit keturunan
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
66
34
100
0
60
40
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2.
9
10
Pertanyaan Kuesioner
Jumlah (n=30)
Persentase (%)
Istilah Tekanan Darah Tinggi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Batasan Tekanan Darah Normal
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Definisi Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Hipertensi merupakan Penyakit Keturunan
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Penyembuhan Hipertensi dapat secara Permanen
Jawaban Benar
25
83
Jawaban Salah
5
17
Cara mengetahui menderita Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Stroke merupakan komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Komplikasi stroke terjadi jika tidak mengontrol tekanan darah
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Stroke dapat mengakibatkan kematian
Jawaban Benar
26
86
Jawaban Salah
4
14
Mengurangi asupan garam cara mencegah komplikasi Hipertensi
11
12
13
14
15
16
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Kebiasaan merokok menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Minum-minuman alkohol menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Pengukuran tekanan darah secara teratur wajib untuk penderita Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Gejala Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Hubungan BB lebih dengan risiko komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
25
83
Jawaban Salah
5
17
Menghindari komplikasi Hipertensi dengan mengkonsumsi makanan kaya
serat
Jawaban Benar
Jawaban Salah
17
18
19
20
28
2
93
7
Tabel 3. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test Penyakit Hipertensi
No
Pertanyaan Kuesioner
Tinggi
Batasan Tekanan Darah
3
4
Normal
Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan
Penyakit Keturunan
Penyembuhan Hipertensi
dapat secara Permanen
Hipertensi
Stroke merupakan
komplikasi Hipertensi
Komplikasi stroke terjadi
jika tidak mengontrol
tekanan darah
Stroke dapat mengakibatkan
10
kematian
Mengurangi asupan garam
cara mencegah komplikasi
11
Hipertensi
Kebiasaan merokok
12
menyebabkan Hipertensi
Minum-minuman alkohol
13
menyebabkan Hipertensi
Pengukuran tekanan darah
secara teratur wajib untuk
Persentase
Persentase
Nilai Benar
Nilai Benar
Pre test
Post test
100
100
Sama
100
100
Sama
90
100
Meningkat
66
93
Meningkat
66
83
Meningkat
100
100
Sama
60
93
Meningkat
60
93
Meningkat
66
86
Meningkat
66
100
Meningkat
66
100
Meningkat
63
100
Meningkat
70
100
Meningkat
Keterangan
14
15
penderita Hipertensi
Gejala Hipertensi
Hubungan BB lebih dengan
16
17
kaya serat
Stroke mengakibatkan
18
kelumpuhan
Penderita Hipertensi
dianjurkan mengkonsumsi
19
durian
Stroke pasti terjadi pada
20
penderita Hipertensi
Olahraga pada penderita
Hipertensi dapat mencegah
83
100
Meningkat
66
83
Meningkat
70
93
Meningkat
66
100
Meningkat
56
90
Meningkat
63
93
Meningkat
66
100
Meningkat
stroke
IV.3
Pembahasan
Penilaian tingkat pengetahuan ini kami bagi sesuai dengan jumlah pertanyaan
di kuesioner, dimana satu atau lebih pertanyaan mewakili satu topik tentang penyakit
Hipertensi. Pertanyaan nomor 1 adalah istilah tekanan darah tinggi, nomor 2 tentang
batasan tekanan darah dikatakan normal, nomor 3 adalah definisi Hipertensi, nomor 4
apakah Hipertensi merupakan penyakit keturunan, nomor 5 tentang penyembuhan
Hipertensi dapat secara permanen, nomor 6 bagaimana mengetahui menderita
Hipertensi, nomor 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17, dan 19 mengenai komplikasi dari Hipertensi
dan cara mencegahnya, nomor 11, 12, 18, dan 20 mengenai faktor risiko dari
Hipertensi, nomor 13 tentang cara mengontrol Hipertensi, dan nomor 14 tentang
gejala-gejala Hipertensi.
V.
minum-
gejala-gejala Hipertensi,
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. Jakarta
Green, L.W. and Kreuter, M.W. 2005. Health Program Planning : An Educational
and Ecological Approach. Fourth Edition. Mc Graw Hill. New York
Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. PT.
Rineka Cipta. Jakarta
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, K., Setiati, S. 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Suprapto, T. dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek.
Arti Bumi Intaran. Yogyakarta