Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.7. MINI PROJECT


TOPIK : TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIPERTENSI
PADA KADER KESEHATAN KECAMATAN PATUK
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh
Program Dokter Internsip di Puskesmas Patuk 1

Disusun Oleh :
dr. Rika Juita

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


KABUPATEN GUNUNG KIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
JUNI SEPTEMBER 2014

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.7. MINI PROJECT


TOPIK : TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI HIPERTENSI
PADA KADER KESEHATAN KECAMATAN PATUK
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh
Program Dokter Internsip di Puskesmas Patuk 1

Disusun Oleh :
dr. Rika Juita

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ___ September 2014


Oleh :
Pendamping Dokter Internsip

dr. Muromi Nurillah


NIP. 196810052002122004

I.
I.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan


kesakitan yang tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang
penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali. Hipertensi bisa
menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab
timbulnya penyakit jantung, stroke, dan ginjal.
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan cenderung
meningkat di masa yang akan datang karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok
dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya
pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai
seumur hidup.
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah di atas normal yaitu 140/90 mmHg. Kecenderungan
peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan pada golongan orang
dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta penduduk
Indonesia yang kontrol hanya 4%. Terdapat 50% penderita hipertensi tidak menyadari
dirinya sebagai penderita hipertensi. Terdiri dari 70% adalah hipertensi ringan dan
90% hipertensi esensial, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi dan tidak
diketahui penyebabnya. Keadaan ini tentu sangat berbahaya yang menyebabkan
kematian dan berbagai komplikasi seperti stroke. Hipertensi merupakan penyebab
kematian nomer tiga setelah penyakit stroke dan tuberkulosis mencapai 6,7% dari
populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7%. Pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7% naik

menjadi 16% pada kelompok umur 35-44 tahun dan kelompok umur 65 tahun atau
lebih menjadi 29%.
Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh,
hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Setiap tahun
hipertensi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta per tahun) di samping
menyebabkan kerusakan jantung, otak, dan ginjal. Di negara berkembang penyakit
yang menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80%
kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah
639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan
penduduk saat ini.
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 adalah 8.3% (pengukuran
standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90 mmHg). Pada tahun
2010 prevalensi penderita hipertensi di Indonesia mencapai 21% (pengukuran standar
Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139/89 mmHg). Selanjutnya akan
diestimasi akan meningkat menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada
tahun 2025.
Peran pemerintah sangat penting didukung juga oleh tingkat pengetahuan
keluarga maupun pasien dalam tindakan pencegahan komplikasi hipertensi
diharapkan dapat mengontrol tekan darah yaitu mengurangi konsumsi garam,
membatasi lemak, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum alkohol,
menghindari kegemukan atau obesitas. Pengetahuan dalam pencegahan komplikasi
hipertensi dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, tradisi keluarga, faktor pendukung meliputi
ketersediaan sumber fasilitas, faktor pendorong meliputi sikap, perilaku petugas
kesehatan, anggota keluarga dan teman dekat. Pengetahuan atau kognitif merupakan

faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over
behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih mudah dipahami,
mudah dipraktekkan dan mudah diingat daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan mengenai penyakit Hipertensi pada
kalangan Kader Kesehatan Kecamatan Patuk?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan mengenai Hipertensi pada kalangan Kader Kesehatan Kecamatan Patuk.
I.4 Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi
dan sebagai referensi untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi.
2) Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sekaligus
menambah wawasan mengenai hipertensi agar mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Manfaat Praktis
1) Bagi petugas kesehatan
Sebagai acuan dalam proses perbaikan program-program kesehatan untuk
menurunkan angka kejadian Hipertensi pada masyarakat dan mencegah
komplikasinya.

2) Bagi peneliti
Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang penyakit hipertensi serta komplikasinya.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana tekanan pada
pembuluh darah arteri diatas normal, jantung akan bekerja lebih berat dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, dimana
tekanan sistolik merupakan tekanan pada saat jantung berkontraksi dan tekanan
diastolik merupakan tekanan pada saat jantung berelaksasi.
Dikatakan hipertensi bila tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
B. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7, 2003), klasifikasi tekanan darah
untuk dewasa

C. Etiologi Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada
organ-organ penting di dalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan
masalah tekanan darah pada setiap individu sulit untuk dilacak dan masih belum
diketahui dengan jelas. Namun para ahli mengungkapkan bahkan paling tidak,

ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu faktor yang
tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
Beberapa faktor yang tidak dikontrol antara lain :
1) Keturunan
Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua menderita hipertensi
kemungkinan terkena penyakit ini sebesar 60 % karena menunjukkan ada
faktor gen keturunan yang berperan. Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya
kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai
50-60% tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada
perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka
yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding
yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar
dari pria. Tingginya angka penderita hipertensi secara langsung berhubungan
dengan tingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita.
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan
dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain :
1) Merokok
Kandungan nikotin dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan
diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak. Otak akan bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
(Adrenalin). Hormon yang kuat akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.
Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam

darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung
dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ
dan jaringan tubuh.
2) Konsumsi Alkohol
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormonhormon lain yang
membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan
natrium dan air. Minum minuman yang beralkohol berlebih dapat
menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium. Mengurangi
alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmHg dan diastolik 7 mmHg.
3) Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untuk
memompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut.
Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah dan
perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra dihilangkan tekanan darah dapat
turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. Mereduksi
berat badan hingga 5 - 10% dari bobot total tubuh dapat menurunkan resiko
kardiovaskular secara signifikan.
4) Stress
Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis.
Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas.
Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak
menentu. Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi.
5) Asupan Natrium
Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik

ke

luar,

Meningkatnya

sehingga

volume

volume

cairan

cairan

ekstraseluler

ekstraseluler
tersebut

meningkat.
menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya


hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya hipertensi adalah menurunnya tonus otot vaskuler
merangsang saraf simpatis yang diturunkan ke sel jugularis, dari sel jugularis ini
dapat meningkatkan tekanan darah, apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi ekskresi renin yang berkaitan dengan angiotensinogen, dengan
adanya perubahan angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi
pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah, selain itu dapat
meningkatkan hormon aldosteron yang menyebabkan retensi natrium, hal tersebut
akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan
darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ seperti kerusakan pada
ginjal dan mata, maka dari itu jika hipertensi itu tidak ditangani dengan baik,
dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, dan
gangguan penglihatan.
E. Tanda dan Gejala
Pada beberapa orang tidak memiliki tanda dan gejala, sehingga sangat
disarankan untuk rajin memeriksa tekanan darah secara rutin. Biasanya orang
yang mempunyai tekanan darah tinggi, gejala umum seperti :
Sakit kepala
Sakit kuduk
Sulit Tidur
Kelelahan
Mual
Muntah

Sesak nafas
Gelisah
Pandangan kabur
Jantung berdebar-debar
F.

Penatalaksanaan
Hipertensi dapat dikendalikan dengan dua cara, yaitu :
Terapi non farmakoterapi caranya antara lain :
1) Mengendalikan berat badan
2) Perubahan cara hidup
3) Mengurangi asupan garam dan lemak.
4) Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas.
5) Olahraga yang teratur
6) Meninggalkan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
7) Menghindari ketegangan.
8) Istirahat yang cukup
Terapi farmakoterapi caranya antara lain :
1) Penghambat saraf simpatis.
2) Beta Bloker.
3) Vasodilator.
4) Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor.
5) Calsium Antagonis.
6) Antagonis Reseptor Angiostensin II
7) Diuretik.

G. Komplikasi
1) Stroke dapat terjadi akibat hemoragik tinggi di otak atau akibat emboli yang
terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak berkurang. Arteri
pada otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang

menghambat aliran darah yang melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis
dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan resiko pembentukan trombus.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan
osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering
dijumpai pada hipertensi kronis.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi
pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di
sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
5) Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki
berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,
kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang
selama atau sebelum proses kehamilan.
H. Pencegahan
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar
penyakitnya tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obatobatan dari dokter. Agar tidak terjadi komplikasi dilakukan pencegahan antara
lain dengan cara mengurangi konsumsi garam, menghindari kegemukan,
membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, makan banyak sayur segar, tidak
merokok, tidak minum alkohol, latihan relaksasi atau meditasi, berusaha
membina hidup yang positif.
II.2 Pengetahuan
1.

Definisi

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seorang. Dari pengalaman ternyata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
2.

Tingkat Pengetahuan
A. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari dan rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatukan dan sebagainya.
B. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasiakan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang dipelajari.
C. Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang
diberikan.

D. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
sesuatu objek ke dalam komponen komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
E. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
F. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
sudah ada.
3.

Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi
kesehatan dengan praktik kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan secara terencana dan memiliki tujuan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, persepsi dan perilaku seseorang atau masyarakat dalam
menentukan pilihan tindakan yang berkaitan dengan upaya untuk mengatasi
masalah kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Pendidikan kesehatan di Indonesia sering disebut dengan
penyuluhan kesehatan.
Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang dapat merugikan kesehatan mereka dan
orang lain. Kesehatan tersebut bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge)
dan disikapi (attitude) tetapi juga dikerjakan atau dilaksanakan (practice) dalam

kehidupan sehari-hari. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan akhir yaitu agar


masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi
masyarakat atau berperilaku hidup sehat (healthy life style).
Pendidikan memiliki tiga unsur yaitu 1) input yang merupakan sasaran
pendidikan dan pendidik 2) proses, merupakan upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain 3) output, hasil yang diharapkan atau perilaku.
Perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang kondusif merupakan hasil (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan
kesehatan.
Berdasarkan teknik komunikasi, metode peyuluhan atau pendidikan
kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu metode langsung, dimana para petugas
langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya demonstrasi dan kontak
personal, dan yang kedua adalah metode tidak langsung, dimana pesan atau
informasi disampaikan tidak secara langsung oleh petugas tetapi melalui
perantara atau media. Misalnya pertunjukkan film, siaran radio atau televisi dan
penyebaran bahan tercetak.

III.
III.1

METODE
Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional, yang dilakukan


dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengukur tingkat pengetahuan
mengenai hipertensi pada Kader Kesehatan Kecamatan Patuk.

III.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada dua tempat, yang pertama pada pertemuan Kader
Kesehatan di Balai Desa Salam Kecamatan Patuk hari Senin tanggal 25 Agustus 2014
dan yang kedua pada pertemuan Kader Kesehatan di Puskesmas Patuk I hari Rabu
tanggal 27 Agustus 2014.
III.3

Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi target penelitian ini adalah seluruh Kader Kesehatan di wilayah


Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul. Populasi terjangkau penelitian ini adalah
para Kader Kesehatan Kecamatan Patuk dari berbagai Dusun. Sampel penelitian
adalah para Kader Kesehatan yang hadir dalam pertemuan rutin di Balai Desa Salam
pada hari Senin tanggal 25 Agustus 2014 dan para Kader Kesehatan yang hadir dalam
pertemuan rutin di Puskesmas Patuk I pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014.
Pengambilan sampel dilakukan secara convenience sampling, jadi sampel yang
diambil berdasarkan kemudahan akses peneliti dalam menemukan sampel penelitian.
III.4

Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan


terhadap penyakit Hipertensi.

III.5

Definisi Operasional

1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah persisten dengan
tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

2. Tingkat pengetahuan adalah tingkat pemahaman para Kader Kesehatan Kecamatan


Patuk Kabupaten Gunung Kidul mengenai penyakit Hipertensi baik sebelum dan
sesuadah pemberian informasi dengan metode hand out dan presentasi.
III.6

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner


ini berisikan 20 pertanyaan mengenai pengetahuan umum tentang Hipertensi dengan
memilih pilihan jawaban Benar dan Salah.
III.7

Langkah Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan
a. Melakukan screening awal untuk mengetahui prioritas masalah kesehatan di
wilayah Puskesmas Patuk I.
b. Menentukan prioritas masalah berdasarkan musyawarah dengan Puskesmas,
dokter pembimbing, dan tokoh masyarakat terutama para Kader Kesehatan
yang selalu berkecimpung dalam perkumpulan masyarakat.
c. Menyiapkan kuesioner.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Meminta kesediaan responden sebagai subjek penelitian.
b. Melaksanakan pengumpulan identitas responden.
c. Melaksanakan pengumpulan data pengetahuan tentang Hipertensi melalui
pengisian kuesioner.

III.8
1. Tahapan Pengolahan Data
a. Pengumpulan data

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan tentang
Hipertensi melalui pengisian kuesioner. Proses ini dilakukan untuk melihat dan
memastikan apakah semua data telah tersedia sehingga terhindar dari
kekurangan.
b. Pengelompokkan data
Pengelompokkan data yaitu data yang telah diperoleh dikelompokkan
dan disesuaikan dengan kategori untuk setiap variabel.
c. Tabulasi data
Data nilai yang telah dikelompokkan kemudian dilakukan tabulasi data
dalam bentuk master table agar mudah dibaca dan dipahami.
2. Analisa Data
Dalam penelitian ini data dianalisa dengan menggunakan analisa univariat.
Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

IV.

HASIL

IV.1 Sumber Daya dan Sarana Pelayanan Kesehatan

Sumber daya kesehatan di beberapa Dusun Kecamatan Patuk terdiri dari para
Kader Kesehatan yang selalu berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang berada di
Puskesmas Patuk I.
Sedangkan untuk saran kesehatan yang tersedia, Puskesmas Patuk I telah
mempunyai Puskesmas Pembantu di beberapa Dusun yang merupakan cakupan
Puskesmas Patuk I. Ini dimaksudkan untuk menjaga efektivitas dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang lebih dekat kepada masyarakat.
IV.2

Data Kesehatan Masyarakat

1. Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan Sebelum Intervensi


Tabel 1. Hasil Pre test Penyakit Hipertensi
No
1
2
3
4

5
6
7

Pertanyaan Kuesioner
Jumlah (n=30)
Persentase (%)
Istilah tekanan darah tinggi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Batasan tekanan darah normal
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Definisi Hipertensi
Jawaban Benar
27
90
Jawaban Salah
3
10
Hipertensi merupakan penyakit keturunan
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34

Penyembuhan Hipertensi dapat secara permanen


Jawaban Benar
20
Jawaban Salah
10
Cara mengetahui menderita Hipertensi
Jawaban Benar
30
Jawaban Salah
0
Stroke merupakan komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
18
Jawaban Salah
12

66
34
100
0
60
40

8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18
19
20

Komplikasi stroke terjadi jika tidak mengontrol tekanan darah


Jawaban Benar
18
60
Jawaban Salah
12
40
Stroke dapat mengakibatkan kematian
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
Mengurangi asupan garam cara mencegah komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
Kebiasaan merokok menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
Minum-minuman alkohol menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
19
63
Jawaban Salah
11
37
Pengukuran tekanan darah secara teratur wajib untuk penderita Hipertensi
Jawaban Benar
21
70
Jawaban Salah
9
30
Gejala Hipertensi
Jawaban Benar
25
83
Jawaban Salah
5
17
Hubungan BB lebih dengan risiko komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
Menghindari komplikasi Hipertensi dengan mengkonsumsi makanan kaya
serat
Jawaban Benar
21
70
Jawaban Salah
9
30
Stroke mengakibatkan kelumpuhan
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34
Penderita Hipertensi dianjurkan mengkonsumsi durian
Jawaban Benar
17
56
Jawaban Salah
13
44
Stroke pasti terjadi pada penderita Hipertensi
Jawaban Benar
19
63
Jawaban Salah
11
37
Olahraga pada penderita Hipertensi dapat mencegah stroke
Jawaban Benar
20
66
Jawaban Salah
10
34

2.

Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan Setelah Intervensi

Tabel 2. Hasil Post test Penyakit Hipertensi


No
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10

Pertanyaan Kuesioner
Jumlah (n=30)
Persentase (%)
Istilah Tekanan Darah Tinggi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Batasan Tekanan Darah Normal
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Definisi Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Hipertensi merupakan Penyakit Keturunan
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Penyembuhan Hipertensi dapat secara Permanen
Jawaban Benar
25
83
Jawaban Salah
5
17
Cara mengetahui menderita Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Stroke merupakan komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Komplikasi stroke terjadi jika tidak mengontrol tekanan darah
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Stroke dapat mengakibatkan kematian
Jawaban Benar
26
86
Jawaban Salah
4
14
Mengurangi asupan garam cara mencegah komplikasi Hipertensi

11
12
13
14
15
16

Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Kebiasaan merokok menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Minum-minuman alkohol menyebabkan Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Pengukuran tekanan darah secara teratur wajib untuk penderita Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Gejala Hipertensi
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Hubungan BB lebih dengan risiko komplikasi Hipertensi
Jawaban Benar
25
83
Jawaban Salah
5
17
Menghindari komplikasi Hipertensi dengan mengkonsumsi makanan kaya
serat
Jawaban Benar
Jawaban Salah

17
18
19
20

28
2

93
7

Stroke mengakibatkan kelumpuhan


Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0
Penderita Hipertensi dianjurkan mengkonsumsi durian
Jawaban Benar
27
90
Jawaban Salah
3
10
Stroke pasti terjadi pada penderita Hipertensi
Jawaban Benar
28
93
Jawaban Salah
2
7
Olahraga pada penderita Hipertensi dapat mencegah stroke
Jawaban Benar
30
100
Jawaban Salah
0
0

3. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test

Tabel 3. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test Penyakit Hipertensi
No

Pertanyaan Kuesioner

Istilah Tekanan Darah

Tinggi
Batasan Tekanan Darah

3
4

Normal
Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan

Penyakit Keturunan
Penyembuhan Hipertensi
dapat secara Permanen

Cara mengetahui menderita

Hipertensi
Stroke merupakan

komplikasi Hipertensi
Komplikasi stroke terjadi
jika tidak mengontrol

tekanan darah
Stroke dapat mengakibatkan

10

kematian
Mengurangi asupan garam
cara mencegah komplikasi

11

Hipertensi
Kebiasaan merokok

12

menyebabkan Hipertensi
Minum-minuman alkohol

13

menyebabkan Hipertensi
Pengukuran tekanan darah
secara teratur wajib untuk

Persentase

Persentase

Nilai Benar

Nilai Benar

Pre test

Post test

100

100

Sama

100

100

Sama

90

100

Meningkat

66

93

Meningkat

66

83

Meningkat

100

100

Sama

60

93

Meningkat

60

93

Meningkat

66

86

Meningkat

66

100

Meningkat

66

100

Meningkat

63

100

Meningkat

70

100

Meningkat

Keterangan

14
15

penderita Hipertensi
Gejala Hipertensi
Hubungan BB lebih dengan

16

risiko komplikasi Hipertensi


Menghindari komplikasi
Hipertensi dengan
mengkonsumsi makanan

17

kaya serat
Stroke mengakibatkan

18

kelumpuhan
Penderita Hipertensi
dianjurkan mengkonsumsi

19

durian
Stroke pasti terjadi pada

20

penderita Hipertensi
Olahraga pada penderita
Hipertensi dapat mencegah

83

100

Meningkat

66

83

Meningkat

70

93

Meningkat

66

100

Meningkat

56

90

Meningkat

63

93

Meningkat

66

100

Meningkat

stroke
IV.3

Pembahasan

Penilaian tingkat pengetahuan ini kami bagi sesuai dengan jumlah pertanyaan
di kuesioner, dimana satu atau lebih pertanyaan mewakili satu topik tentang penyakit
Hipertensi. Pertanyaan nomor 1 adalah istilah tekanan darah tinggi, nomor 2 tentang
batasan tekanan darah dikatakan normal, nomor 3 adalah definisi Hipertensi, nomor 4
apakah Hipertensi merupakan penyakit keturunan, nomor 5 tentang penyembuhan
Hipertensi dapat secara permanen, nomor 6 bagaimana mengetahui menderita
Hipertensi, nomor 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17, dan 19 mengenai komplikasi dari Hipertensi
dan cara mencegahnya, nomor 11, 12, 18, dan 20 mengenai faktor risiko dari
Hipertensi, nomor 13 tentang cara mengontrol Hipertensi, dan nomor 14 tentang
gejala-gejala Hipertensi.

Tabel 1 menunjukkan tingkat pengetahuan Kader Kesehatan tentang


Hipertensi sebelum intervensi dilakukan atau pre test, sedangkan tabel 2
menunjukkan tingkat pengetahuan Kader Kesehatan tentang Hipertensi setelah
intervensi dilakukan post test. Perbandingan antara pre test dan post test dirangkum
pada tabel 3, dimana pada tabel tersebut menunjukkan peningkatan pengetahuan
Kader Kesehatan. Pertanyaan mengenai istilah tekanan darah tinggi sama hasilnya
100%, tentang batasan tekanan darah normal sama hasilnya 100%, tentang definisi
Hipertensi meningkat dari 90% menjadi 100%, tentang Hipertensi merupakan
penyakit keturunan meningkat dari 66% menjadi 93%, tentang penyembuhan
hipertensi dapat secara permanen meningkat dari 66% menjadi 83%, tentang cara
mengetahui menderita Hipertensi sama dengan hasil 100%, tentang Stroke
merupakan komplikasi Hipertensi meningkat dari 60% menjadi 93%, tentang
komplikasi stroke terjadi jika tidak mengontrol tekanan darah meningkat dari 60%
menjadi 93%, tentang stroke dapat mengakibatkan kematian meningkat dari 66%
menjadi 86%, tentang mengurangi asupan garam sebagai cara mencegah komplikasi
Hipertensi meningkat dari 66% menjadi 100%, tentang kebiasaan merokok sebagai
penyebab Hipertensi meningkat dari 66% menjadi 100%, tentang minuman alkohol
merupakan penyebab Hipertensi meningkat dari 63% menjadi 100%, tentang
pentingnya rutin mengukur tekanan darah untuk penderita Hipertensi meningkat dari
70% menjadi 100%, tentang gejala Hipertensi meningkat dari 83% menjadi 100%,
tentang hubungan kelebihan berat badan dengan risiko komplikasi Hipertensi
meningkat dari 66% menjadi 83%, tentang menghindari komplikasi Hipertensi
dengan mengkonsumsi makanan kaya serat meningkat dari 70% menjadi 93%,
tentang Stroke mengakibatkan kelumpuhan meningkat dari 66% menjadi 100%,
tentang penderita Hipertensi dianjurkan mengkonsumsi durian meningkat dari 56%
menjadi 90%, tentang Stroke pasti terjadi pada semua penderita Hipertensi meningkat
dari 63% menjadi 93%, dan terakhir mengenai olahraga merupakan salah satu
pencegahan Stroke pada penderita Hipertensi meningkat dari 66% menjadi 100%.
Meskipun tidak seluruhnya mencapai 100% pada hasil post test, bagi kami yang

terpenting adalah terjadinya peningkatan pengetahuan para Kader Kesehatan tentang


penyakit Hipertensi.

V.

SIMPULAN DAN SARAN


V.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal,


yaitu :
1. Terjadi peningkatan hasil pada semua pertanyaan mengenai penyakit
Hipertensi.
2. Terdapat hasil yang sama dengan persentase 100% mengenai istilah tekanan
darah tinggi, batas normal tekan darah, dan cara mengetahui menderita
Hipertensi.
3. Terdapat beberapa peningkatan yang mencapai 100%, yaitu definisi
Hipertensi, mengurangi asupan garam sebagai cara mencegah komplikasi
Hipertensi, kebiasaan merokok dapat menyebabkan Hipertensi,

minum-

minuman alkohol dapat menyebabkan Hipertensi, pengukuran tekanan darah


secara teratur wajib untuk penderita Hipertensi,

gejala-gejala Hipertensi,

Stroke mengakibatkan kelumpuhan, olahraga pada penderita Hipertensi dapat


mencegah stroke.
4. Meskipun terdapat beberapa yang tidak mencapai hasil 100% pada post test,
diantaranya Hipertensi merupakan Penyakit Keturunan (93%), penyembuhan
Hipertensi dapat secara permanen (83%),

Stroke merupakan komplikasi

Hipertensi (93%), komplikasi stroke terjadi jika tidak mengontrol tekanan

darah (93%), Stroke dapat mengakibatkan kematian (86%), hubungan BB


lebih dengan risiko komplikasi Hipertensi (83%), menghindari komplikasi
Hipertensi dengan mengkonsumsi makanan kaya serat (93%), penderita
Hipertensi dianjurkan mengkonsumsi durian (90%), Stroke pasti terjadi pada
penderita Hipertensi (93%), tetapi tetap terjadi peningkatan dari hasil pre test.
V.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Kepada pihak pelayanan kesehatan agar senantiasa meningkatkan penyuluhan
kepada Kader Kesehatan yang lain bahkan masyarakat lingkupan Puskesmas
Patuk I, sehingga pengetahuan mereka dapat terus meningkat, karena dengan
meningkatnya pengetahuan akan berpengaruh kepada perilaku hidup seharihari, sehingga derajat kesehatan masyarakat juga ikut meningkat.
2. Kepada para Kader Kesehatan agar dapat menerapkan apa yang telah mereka
ketahui dan pahami tentang hidup sehat dengan pola hidup yang baik demi
mencegah penyakit terutama penyakit Hipertensi, sekaligus para Kader
Kesehatan juga dapat memberikan informasi dan contoh yang baik kepada
masyarakat demi menjaga kesehatan.
3. Kepada peneliti selanjutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih
besar dan metode penelitian yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. Jakarta
Green, L.W. and Kreuter, M.W. 2005. Health Program Planning : An Educational
and Ecological Approach. Fourth Edition. Mc Graw Hill. New York
Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. PT.
Rineka Cipta. Jakarta
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, K., Setiati, S. 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Suprapto, T. dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek.
Arti Bumi Intaran. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai