Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA 1

TAQWA
AJENG NOVIASARI
201214500959
DIAN ANNISA 201214500929
SITI FITHRIYAMAH
201214500948
DOSEN PENGAJAR: Bahrudin Salim,
S.ag., M.Ag.

UNIVERSITAS INDRAPRASTA
2012/2013

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Pemelihara semesta alam. Shalawat serta salam
sejahtera semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada
keluarga, dan para sahabatnya serta para pengikut mereka yang selalu Istiqomah hingga
yaumil akhir.
Taqwa adalah sebuah aspek yang menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari,
dalam kata lain taqwa menjadi salah satu sikap yang menjadi tolak ukur seberapa besar kita
mengenal Allah Swt dan seberapa besar rasa keimanan kita terhadap Allah Swt. Inti makna
dari kata taqwa itu tersendiri yakni menjauhi segala sesuatu yang di larang oleh Allah swt dan
mematuhi apa pun perintah dari Allah Swt.
Tidak ada maksud lain dari penyajian makalah ini melainkan agar wawasan
keagamaan para umat muslim menjadi bertambah khususnya dalam hal ketaqwaan terhadap
Allah Swt dan jauh dari sikap ataupun prilaku yang tidak disukai oleh Allah Swt dan kami
pun berharap makalah ini bukan hanya sekedar menjadi bacaan semata tapi mampu menjadi
panduan untuk mengimplementasikan makna ketaqwaan tersebut dalam kehidupan seharihari.
Dan kami menghanturkan rasa terima kasih kami terhadap kalangan yang telah sudi
ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah yang sederhana ini dan tak lupa kami sangat
mengharapkan kritik serta saran guna perbaikan makalah ini di lain waktu.
Akhir kata dari kami, semoga apa yang kami sajikan mengenai ilmu tentang
ketaqwaan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan semoga pula mampu diterima disisi
Allah Taala sebagai amal shaleh. Amin ya robalallamin.
Akhirulkallam wabillahittaufiq wal hidayah
Wassalamualaikum.Wr.Wb

Taqwa
Pengertian ruang lingkup taqwa dan kedudukan taqwa.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang mempunyai arti takut,
menjaga, dan memelihara ataupun melindungi. Sesuai makna secara etimologis taqwa
dapat diartikan sebagai sikap seorang insan dalam memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran-ajaran agama islam secara utuh dan istiqomah
(konsisten).
Dalam sebuah firman Allah swt dalam al-quran surat al-baqarah ayat 177
menjelaskan mengenai karaktersistik orang yang bertaqwa yang secara umum terbilang
dapat dikategorikan menjadi lima kategori atau bisa disebut juga sebagai indikator taqwa.
Indikator yang pertama menjelaskan mengenai instrumen ketaqwaan itu tersendiri
yang dapat dikatakan dengan memelihara fitrahnya keimanan. Iman kepada allah, para
malaikat, kitab-kitab dan para nabi itu adalah salah satu sikap atau prilaku untuk
memelihara fitrahnya keimanan. Indikator yang kedua menjelaskan mengenai mahabbah
(mencintai) antar sesama umat manusia yang diimplementasikan melalui kesanggupan
mengorbankan harta benda dengan cara mengeluarkan harta yang dikasihinya kepada
kerabat, anak yatim, fakir miskin ataupun hamba sahaya. Indikator yang ketiga
menjelaskan mengenai ibadah formal dengan cara mendirikan salat dan menunaikan
ibadah zakat. Indikator atau kategori yang keempat adalah mampu untuk menepati janji
yang dalam pengertian lain memelihara kehormatan diri. Dan yang terakhir atau kelima
indikator ini menjelaskan mengenai semangat perjuangan didalam kondisi apapun.
Taqwa yang ditunjukan dalam ayat diatas dengan lima indikator pada dasarnya
dapat disimpulkan atau disarikan dalam 2 kecenderungan sikap, yaitu :
a.sikap konsisten seorang muslim dan muslimah dalam memelihara hubungan secara
vertikal dengan allah swt yang diwujudkan melalui iktikad dan keyakinan yang lurus,
ketulusan dalam menjalankan ibadah dan kepatuhan terhadap ketentuan dan aturan yang
dibuat-Nya. Bisa diartikan pula dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya dengan hati yang tulus dan ikhlas serta niat karena allah taala.
b.sikap konsisten seorang muslim dan muslimah pula dalam memelihara hubungan
secara horinzontal. Sikap seperti ini dapat diartikan yakni cinta dan kasih sayang kepada
sesama umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan.
Melihat karekteristik taqwa di atas, maka taqwa dapat dikatakan meliputi
keseluruhan aspek kemanusiaan, baik dalam keyakinannya, ucapan maupun perbuatan
yang mencerminkan konsistensi seseorang terhadap nilai-nilai ajaran islam. Karena itu,
taqwa merupakan nilai tertinggi yang hendak dicapai oleh setiap muslim. Nilai-nilai lain
yang dimiliki oleh manusia tidak mempunyai arti apa-apa di hadapan allah sebagaimana
dijelaskan di dalam firmannya allah swt dalam al-quran surat al-hujurat ayat 13 yang
menjelaskan mengenai sesungguhnya tiada kedudukan yang paling mulia di sisi allah
ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Firman allah jelas membuka mata kita
sebagai umat manusia bahwasanya hanya ketaqwaan yang dapat membuat kita menjadi
lebih dekat dan erat dengan sang Pencipta. Tanpa kita sadari secara tidak langsung ayat
ini juga memaparkan ketegasan allah kepada umat manusia bahwasanya apabila kita

meningkatkan secara konsisten ketaqwaan kita allah akan memberikan kemuliaan di sisiNya.
Taqwa
Hubungan antara ketaqwaan dengan Allah swt.
Seorang yang bertaqwa (muttaqi) adalah orang yang menghambakan diri-Nya
kepada Allah dan selalu senantiasa menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat.
Memelihara hubungan dengan allah secara terus menerus itu akan menjadi kendali dari
dirinya sehingga dapat menghindarkan diri dari kelam dan hitamnya kejahatan dan
kemungkaran dan secara tidak langsung akan membentuk kepribadian yang membuatnya
akan konsisten terhadap aturan-aturan Allah Swt. Karena inti sebenarnya dari sebuah
ketaqwaan dalah melaksanakan perintah allahdan menjauhi larangannya.
Memelihara hubungan dengan allah dimulai dengan melaksanakan tugas
penghambaan kita diantaranya, dengan melaksanakan ibadah secara sungguh-sungguh
(khusyuk) dan ikhlas seperti mendirikan salat dengan khusyuk dan penuh penghayatan
sehingga salat yang kita lakukan dapat memberikan bekas dan warna serta nuansa dalam
kehidupan kita. Tak hanya itu melaksanakan puasa secara ikhlas dapat melahirkan
kesabaran dan pengendalian diri, ini juga menjadi salah satu sikap kita dalam
melaksanakan tugas penghambaan kita terhadap Allah swt. Masih banyak suatu prilaku
positif yang dapat menunjukan konsistensi kita dalam memelihara hubungan dengan
allah.
Memelihara hubungan dengan Allah Swt bisa dilakukan juga dengan menjauhi
perbuatan yang dilarang allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran. Melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan Allah Swt pada dasarnya adalah bentuk-bentuk perilaku
yang lahir dari pengendalian diri atau pengendalian hawa nafsu yang ada dalam dirinya.
Hubungan seseorang dengan Allah swt yang dilakukan secara terus menerus
dengan selalu menginggat allah dapat menjadikan kita terasa dekat dan erat dengan Allah
swt. Apabila ini telah terjadi wujud allah akan dirasakan hadir setiap saat sehingga tidak
ada kesempatan untuk tidak melaksanakan perintah atau melanggar-Nya.
Agama islam menyerukan kepada manusia agar menghambakan dirinya kepada
Allah swt, menyandarkan diri kepada-Nya, meminta bantuan dan pertolongan dari-Nya,
dan mencari rida serta cinta-Nya. Sebab allah adalah sumber segala kebenaran,
kemuliaan, kesucian, ketenangan, keharmonisan dan keselamatan. Segala aktifitas hidup
manusia apabila ditujukan kepada Allah Swt itu akan memperoleh kebahagiaan dan
keselamatan dalam kehidupan kita. Dan selain ibadah formal, segala amal perbuatan kita
yang baik yang dikerjakan dengan berlandasan iman di nilai sebagai ibadah. Dengan
demikian, instrumen ketaqwaan yang paling utama adalah iman yang diwujudkan melalui
kecenderungan untuk menghambakan diri kepada allah Swt semata dan menyelaraskan
kiprah hidup secara konsisten terhadap islam. Yakni berpegang teguh dan berpedoman
secara utuh serta menyeluruh kepada Al-quran dan Sunnah Nabi-Nya.

Dari semua pembahasan diatas kita bisa memahami pentingnya ketaqwaan di dalam
hidup kita khususnya diri kita sendiri. Karena dari ketaqwaan pun menghasilkan sebuah

nuansa yang berbeda didalam hidup kita, dan Allah Swt pun kembali menegaskan di dalam
firman di Al-quran di surat Al-Hujurat ayat 13 yang menjelaskan mengenai kedudukan
seseorang yang bertaqwa akan mulia di hadapan Allah Swt. Saat ini manusia harus dan musti
merubah pola pikirnya yang matang karena bukan harta benda atau pun yang lain yang akan
buat kita hidup bahagia akan tetapi tanamkan niat dalam hati untuk terus meningkatkan
ketaqwaan kita sebagai umat beragama dengan cara menjauhi larangannya dan menuruti apa
yang di perintahanya. Dan dari rasa ketaqwaan ini kita bisa mengontrol diri kita sendiri dan
bisa mulai untuk menentukan mana yang baik dan mana yang benar.
Berkaca dari zaman sekarang ini rasanya kalimat taqwa jauh dari kepribadian seorang
muslim. Bahkan mungkin hanya segilintir manusia yang hanya bisa benar-benar memahami
makna dari ketaqwaan itu tersendiri. Padahal kalau kita benar-benar bisa menyadari dan
memahami hanya ketaqwaan yang mampu membuat kita bisa menjadi amat dekat dengan
sang pencipta.

KESIMPULAN
Banyak penjelasan yang telah dijelaskan mengenai taqwa di atas, mulai dari
pengertian sampai kedudukan dan karakteristik tentang ketaqwaan. Dan dari itu semua kita
bisa menarik sebuah kesimpulan atau inti dari ketaqwaan tersebut dimana seorang hamba
allah di tuntut untuk selalu mengabdikan dirinya kepada allah swt. Banyak hal pula yang bisa
dan mampu dilakukan oleh kita untuk menunjukan dedikasi kita terhadap allah diantaranya
dengan cara menjauhi larangan-Nya dan mematuhi perintah-Nya. Dan allah swt pun tak
segan-segan memberikan reward yang sangat berharga yaitu sebuah kemuliaan apabila kita
terus menerus mencoba konsisten dengan ketaqwaan. Dalam al-quran surat al-hujurat ayat 13
dengan gamblang menjelaskan bahwasanya manusia yang mendapatkan kedudukan mulia
disisi allah adalah manusia yang bertaqwa. Jadi cukup jelas apabila kita terus konsisten
dengan rasa ketaqwaan kita kita akan mendapatkan kedudukan yang mulia disisi allah swt
dan kita pun sebagai umat islam mampu untuk membentuk kepribadian yang hakiki dengan
selalu berpegang teguh kepada Al-quran dan Sunnah Nabi-Nya.
SARAN
Arti taqwa secara universal adalah menjalankan perintah yang ditetapkan oleh Allah
swt dan menjauhi larangan yang ditetapkan oleh Allah Swt. Taqwa pun bisa menjadi tolak
ukur seberapa besar rasa mahabah (cinta) kita terhadap allah swt. Dengan makalah ini kami
menghimbaukan kepada seluruh umat manusia untuk selalu istiqomah dengan ketaqwaannya,
karena dengan terus meningkatkan ketaqwaan kita akan mendapatkan predikat orang yang
mulia disisi allah swt dan tak hanya itu ketaqwaan juga dapat membentuk kepribadian
seorang manusia menjadi manusia yang hakiki.

DAFTAR PUSTAKA

Hanya kamu
Disini ku berdiri
Menanti ,, menunggu kedatangan mu.
Tapi Terkadang aku jengah dengan semua ini.
Terkadang aku pun merasa lelah menunggu kepastian ini.
Hanya keyakinan yg menguatkan aku.
Yg memberikan aku semangat untuk trus menanti kepastian ini.
Saat ini ,, hanya kamu dan hanya kamu yg aku mau.
Bukan dia ataupun mereka.
Tapi sosok kamu yg aku mau.

Kalaukah tidak karena wanita, tidak ada keindahan di dunia ini.


Dunia menjadi menarik dan cantik, karena ada tangan-tangan wanita
yang menyentuhnya yang terlihat kasar dibuatnya menjadi halus, yang
berantakan dibuatnya menjadi teratur, yang kaku dibuatnya menjadi
lentur yang binal dibuatnya menjadi jinak dan yang kotor dibuatnya
menjadi bersih.
Tanpa kehadirannya, mungkin kita tidak bisa mengenal seni dan
sastra, tidak tahu mana yang madu dan mana yang racun. Tuhan telah
memberikan kepada kaum yang terbiasa disebut kaum hawa sebagai
mahluk pembangkit rasa dan penabur selera. Manusia tanpa punya rasa
tidak akan pernah tahu gimana nikmatnya dunia. Allah swt telah
menjadikan wanita sebagai isi dunia yang begitu amat menyenangkan.
Menelaah didalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh HR.Muslim
beliau menjelaskan dari abdullah bin amr r.a bahwa Rasulullah SAW
bersabda : dunia,seluruhnya adalah kesenangan dan sebaik-baiknya
kesenangan dunia adalah wanita shalehah.
Wanita yang shalehah bagi kaum laki-laki bagaikan sebuah payung,
memberikan rasa keteduhan di saat rasa panas dan di saat rasa hujan
turun. Benarkan, wanita tuh menjadi salah satu sumber inspirasi,
melahirkan sajak nan puisi disaat lelaki sedang jatuh hati.
Tapi inti dari seegala hal yang berbau mendespriksikan tentang
wanita adalah wanita sebuah penenang dikala kaum lelaki hilang arah dan
ketenangan penyejuk bagaikan suasana semi serta memberikan rasa
kenyaman dan kedamaian disaat hati ini gundah gulana.
4 kebahagian kata baginda Rasulullah SAW yang pertama adalah
wanita yang shalehah, yang kedua rumah yang lapang, kemudian yang
ketiga tetangga yang baik dan yang terakhir adalah kendaraan yang
empuk(nyaman) kan tetapi ada pun 4 hal yang menyengsarakan pertama
wanita yang jahat, yang kedua rumah yang sempit ketiga kendaraan yang
jelek dan tetangga yang amat jahat.

Anda mungkin juga menyukai