Anda di halaman 1dari 4

Nama

Nim
Prodi

: Iqbal Fathan A
:130662
:Teknik Arsitektur 2013
Hakikat dan Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia

Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan


berbagai macam kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan
tersebut meliputi tujuh unsur kebudayaan saja. Ketujuh unsur kebudayaan
tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada pada setiap
kebudayaan masyarakat yang ada dibelahan dunia.
Hakikat dan Makna
Menurut Kluchkhon sebagai mana dikutip Koentjaraningrat (1996), bahwa
ketujuh
unsur
pokok
kebudayaan
tersebut
meliputi
peralatan
hidup(teknologi), sistem mata pencaharian hidup(ekonomi), sistem
kemasyarakat (organisasi sosial), Sistem bahasa, kesenian (seni), sistem
pengetahuan (ilmu pengatehuan/sains), serta sistem kepercayaan
(religi),ketujuh unsur budaya tersebut sebagai unsur-unsur budaya yang
bersifat universal, atau unsur-unsur kebudayaan universal.
Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian (seni)
atau sering disingkat IPTEKS, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari
kebudayaan universal tersebut. Maka dapat dipastikan IPTEKS akan kita
jumpai pada setiap kehidupan masyarakat manusia dimanapun berada, baik
yang telah maju,sedang berkembang, sampai masyarakat yang masih
sangat rendah tingkat perdabannya. Bahkan pada kehidupan masyarakat
purba atau pada zaman prasejarah sekalipun, ketujuh unsur-unsur budaya
universal tersebut telah ada, termasuk Ipteks, meskipun tentunya pada
tingkatan yang sangat sederhananatau primitif sekali.
Salah satu bukti bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsur-unsur
budaya universal adalah pada zaman itu manusia telah mengenal adanya
peralatan hidup atau teknologi berupa alat-alat sederhana yang terbuat dari
batu maupun tulang yang digunakan untuk mencari makanan (berburu,
meramu makanan, atau bercocok tanam secara sederhana atau berladang).
Kemudian juga telah dikenal adanya sistem pengetahuan dalam pelayaran
yang menggunakan sandaran pengetahuan pada perbintangan.
Demikianlah pada masa-masa sesudahnya, pelan tapi pasti Ipteks terus
berkembang semakin maju sejalan dengan kemajuan penalaran yang telah
dicapai oleh umat manusia. Bahkan, kini Ipteks yang pada awal
perkembangannya berasal dari embrio filsafat, sekarang pertumbuhannya
telah bercabang-cabang menjadi puluhan, bahkan ratusan disiplin ilmu

ataupun teknologi yang masing-masing memiliki karakteristik serta dasar


keilmiahannya sendiri-sendiri.
Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk
sarana bagi kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar
aktivitas kehidupannya menjadi lebih muda, lancar, efisien, dan efektif,
sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna dan produktif.
Oleh karena itu, khususnya dalam ilmu antropologi, istilah atau pengertian
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sering dipakai untuk merujuk pada
keterkaitan antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan. Hal ini
dikarenakan dalam berinteraksi menghadapi lingkungannya, manusia mau
tidak mau pasti akan berusaha menggunakan sarana-sarana berupa
pengetahuan yang dimiliki serta menciptakan peralatan hidup untuk
membantu kehidupannya.
"Dengan demikian, Iptek bagi manusia selalu berkaitan dengan usaha
manusia untuk menciptakan taraf kehidupannya yang lebih baik."
Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu), istilah Iptek
(ilmu, pengetahuan, teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau
sendiri-sendiri, karena masing-masing ketiga istilah itu dianggap memiliki
bobot keilmiahan yang berbeda-beda. Menurut pengertian ini, pengetahuan
merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh
sejak ia dilahirkan.
Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah atu tidak sekolah, sudah pasti
dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia
karena dua hal, pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat
mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi
informasi tersebut; kedua, manusia mempunyai kamampuan berpikir
menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan menalar.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir menurut suatu proses berpikir
dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Pengetahuan yang sifatnya acak perlu ditingkatkan lagi derajat atau bobot
keilmiahannya sehingga berubah menjadi ilmu. Dengan demikian
pengetahuan yang bersifat acak serta terbuka itu dengan melalui proses
yang cukup panjang, dapat diorganisasikan dan disusun menjadi bidangbidang ilmu filsafat, humaniora, serta ilmu.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut
selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak
dari pengertian ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok
sebagai berikut:

Berisi pengetahuan (knowledge)


Tersusun secara sistematis

Menggunakan penalaran
Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Dalam kajian filsafat, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikategorikan)
sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria sebagai berikut:
1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah
memiliki objek studi/kajian yang jelas, artinya dapat diidentifikasikan,
dapat diberi batasan, serta dapat diuraikan sifat-sifatnya yang
esensial. Objek studi suatu ilmu itu sendiri terdapat dua macam, yaitu
objek material serta objek formal.
2. Adanya aspek epistemologi, yang artinya bahwa bidang studi yang
bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal ini
terdapat tiga metode kerja suatu bidang studi, yaitu dedukasi, induksi,
serta eduksi.
3. Adanya aspek aksiologi, yang artinya bahwa bidang studi yang
bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatanya. Misalnya,
bidang studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai teoretis, hukum,
generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan yang
logis, sistematis, dan koheren. Selain itu, bahwa dalam teori serta
konsep tersebut tidak menunjukkan adanya kerancuan, kesemrawutan
pikiran, atau penentangan kontradiktif di antara satu sama lain.
Sains atau ilmu pengetahuan (di dalamnya menyangkut pula bahwa
teknologi), tidak bisa bebas dari nilai-nilai. Jadi, sesuai dengan sifat sains itu
sendiri yang kebenarannya bersifat tidak mutlak.
Sedangkan berbicara masalah teknologi, dimana istilah teknologi sendiri
sebenarnya sudah mengandung pengertian sains dan teknik atau
engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa
didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan
praktis dari sains. Walaupun pada dasarnya teknologi juga memilliki
karakteristik objektif dan netral, namun dalam kenyataannya teknologi tidak
bisa netral seluruhnya karena memerlukan juga sentuhan-sentuhan estetika
yang bersifat objektif.
Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa Latin,
yaitu ars yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan
sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan
sesuatu.
Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur
tangan (sentuhan) manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia
secara tekun untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan

jasmani manusia. Seni merupakan ekpresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi
tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia.
Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa
dipisahkan.
Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, di dalamnya
mendapat sentuhan keindahan atau estetika.
Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi
bagaikan pohon tak berakar (science without technology has no fruit,
technology without science has no root). Sains hanya mampu mengajarkan
fakta dan nonfakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang
harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains di sini
hanyalah
mengoordinasikan
semua
pengalaman
manusia
dan
menempatkannya ke dalam suatu sistem yang logis, sedangkan fungsi seni
sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan
menempatkan suatu keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi
adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah
dari manusia.

Anda mungkin juga menyukai