PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan kontribusi yang
unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relative,
berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standar
dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan
dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan berkelanjutan.
Perawatan sudah dilaksanakan sejak adanya manusia dan yang jadi
sasarannya adalah manusia dari sejak lahir sampai dengan datangnya kematian. Di
Indonesia pekerjaan perawat dikerjakan berdasarkan naluri perasaan keibuan
untuk
merawat
anak-anaknya
(Mother
Instinct).
Sejarah
perkembangan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sejarah Keperawatan Komunitas
1 | Page
2 | Page
perbedaan pendidikan, waktu serta pergeseran paradigma dari sakit menjadi sehat
mempengaruhi terhadap perbedan keperawatan komunitas saat dulu dan sekarang.
a. Zaman / Era Keperawatan Komunitas
1) Empirical Health Era ( Sebelum tahun 1850)
Pendekatan lebih kearah penjelasan gejala yang dikeluhkan pasien yang
berorientasi pada gejala penyakit yang ditimbulkan.
2) Basic Science Era ( Tahun 1850 1900)
Orientasi ilmu kesehatan yang meliputi :
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Penelitian kesehatan
Mulai berkembang kearah penyebab terjadinya penyakit yang dibuktikan
secara laboratories.
3) Clinical Science Era (1900-1950)
Dalam perkembangan selanjutnya dari :
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Penelitian kesehatan
Agar mengetahui bagaimana cara :
Mendiagnosis individu
Mengobati individu
Memulihkan individu
Berorientasi kepada yang menderita sakit (patient oriented)
4) Public Health Science Era (1950 sekarang)
Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
yang tidak hanya ditujukan pada orang sakit saja tetapi juga kepada
bagaimana:
a) Mencegah penyakit (kuratif)
b) Meningkatkan status kesehatan dari orang yang masih sehat
5) Political Health Science Era (sekarang masa yang akan datang)
Merupakan perkembangan terakhir dari ilmu kesehatan masyarakat.
Menggunakan konsep pendekatan terhadap semua penduduk (individu,
keluarga, komunitas masyarakat). Masalah luas yang dihadapi berupa
masalah :
a) Lingkungan
b) Pelayanan kesehatan
c) Perilaku
d) Keturunan
Juga melibatkan sektor lain (lintas sektoral)
3 | Page
4 | Page
5 | Page
6 | Page
7 | Page
Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai
dengan perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan
yang lebih baik. Di bidang kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena
masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan derajat
kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara
tetangga. Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima
fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan yaitu perubahan pada dinamika kependudukan, temuan
substansial IPTEK kesehatan/kedokteran, tantangan global, perubahan lingkungan
dan demokrasi disegala bidang.
Berdasarkan
pemahaman
terhadap
situasi
dan
adanya
perubahan
pemahaman terhadap konsep sehat sakit, serta makin kayanya khasanah ilmu
pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan bersifat multifaktoral,
telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu
paradigma sehat.
Paradigma sehat yang diartikan disini adalah pemikiran dasar sehat,
berorientasi pada peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya
penyembuhan pada orang sakit, sehingga kebijakan akan lebih ditekankan pada
upaya promotif dan preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan
orang sehat menjadi lebih sehat dan produktif serta tidak jatuh sakit. Disisi lain,
dipandang dari segi ekonomi, melakukan investasi dan intervensi pada orang sehat
atau pada orang yang tidak sakit akan lebih
terhadap orang sakit. Pada masa mendatang, perlu diupayakan agar semua pihak
terutama pemerintah selalu berwawasan kesehatan, motto-nya akan menjadi
"Pembangunan Berwawasan Kesehatan".
Pergeseran pola masyarakat agikultural ke masyarakat industri dan dari
masyarakat tradisonal berkembang menjadi masyarakat maju., menimbulkan
dampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia termasuk aspek
kesehatan. Kendatipun masih ada masyarakat yang menderita penyakit terkait
dengan kemiskinan seperti infeksi, penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi dan
8 | Page
pemukiman tidak sehat. Angka kamatian bayi dan angka kematian ibu sehingga
indicator derajat kesehatan masih tinggi. Peningkatan umur harapan hidup juga
mengakibatkan masalah kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia
seperti penyakit generatif.
Begitupun masalah kesehatan yang berhubugan dengan urbanisasi,
pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja cenderung meningkat
sejalan dengan pembangunan industri. Selain masalah kesehatan yang makin
kompleks pergeseran nilai-nilai, keluarga pun turut terpengaruh dimana
berkembang kecenderungan keluarga terhadap anggotanya menjadi berkurang.
Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan kelompok
lanjut usia yang cenderung meningkat jumlahnya dan sangat memerlukan
dukungan keluarga. Selain daripada itu, kesempatan mendapatkan pendidikan
yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar membuat masyarakat
Indonesia lebih kritis dan mampu membayar pelayanan kesehatan yang bermutu
dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Tantangan Dalam Praktek
Perawat mempunyai tantangan yang sangat banyak salah satunya yaitu
menjalakan tanggung jawab dan tanggung gugat yang besar. Tantangan dalam
profesi keperawatan salah satunya yaitu mempunyai tanggung jawab yang tinggi,
tanggung jawab tersebut tidak hanya kepada kliennya saja tetapi tanggung jawab
yang diutamakan yaitu tanggung jawab terhadap Tuhannya (Responsibility to
God), tanggung jawab tehadap klien dan masyarakat (Responsibility to Client and
Society), dan tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan (Responsibility
to Colleague and Supervisor).
Tanggung jawab secara umum, yaitu;
1) Menghargai martabat setiap pasien dan keluargannya.
2) Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obatobatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan
orang-orang yang tepat di tempat tersebut.
3) Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi.
9 | Page
pemikiran
etis
dan
(rumah
sakit/puskesmas)
hanyalah
tamatan
SPK
(sederajat
SMA/SMU). Berangkat dari kondisi tersebut, maka dalam kurun waktu 19902000 dengan bantuan dana dari World Bank, melalui program health project
(HP V) dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di setiap kabupaten.
Selain itu bank dunia juga memberikan bantuan untu peningkatan kualitas guru
dan dosen melalui program GUDOSEN. Program tersebut merupakan suatu
percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata hanya
berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi keperawatan).
Tujuan lain dari program ini diharapkan bisa memperkecil gap antara perawat dan
dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan tangan dokter
(Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam pemberian
pelayanan kesehatan(Yusuf, 2006).
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sisitem pendidikan
keperawatan di Indonesia adalah UU no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan
nasional, Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi dan
11 | P a g e
12 | P a g e
5) Etik : keputusan dan tindakan perawat atas nama pasien ditentukan dengan
cara etis
6) Kolaborasi : perawat melakukan kolaborasi dengan pasien, kerabat lain,
dan pemberi perawatan kesehatan dalam memberikan perawatan pada
pasien
7) Riset : perawat menggunakan temuan riset dala praktik
8) Penggunaan sumber : perawat mempertimbangkan factor-faktor yang
berhubunngan
dengan
keamanan.
Keefektifan
dan
biaya
dalam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standar dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik dan berkelanjutan. Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka
cukup jelas perbedaan antara masa lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masa lalu paradigma yang digunakan
adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang berperan adalah upaya kuratif. Saat
sekarang tenaga perawat sangatlah banyak, hampir separuh tenaga perawat adalah
perawat komunitas. Paradigma sakit telah bergeser pada paradigma sehat dimana
upaya promotif dan preventif lebih ditekankan dari pada upaya kuratif. Tujuannya
tidak lain untuk menumbuhkan kemandirian kepada masyarakat. Tantangan
perubahan paradigma ini Perawat Komunitas harus berusaha lebih keras agar
keberadaan Asuhan Keperawatan Komunitas tidak hanya Nampak pada tataran
akademik tetapi harus ada realisasi kegiatan yang dapat dirasakan langsung
kegiatannya dalam masyarakat pada umumnya. Kinilah saatnya perawat
komunitas menampakkan jati dirinya di masyarakat. Mencegah terjadinya
penyakit lebih baik daripada mengobati.
13 | P a g e
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan khususnya dalam mata kuliah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusnanto,S.Kp, M.Kes. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : EGC. 2003
2. Nursalam.
Tantangan
Keperawatan
Indonesia
Dalam
Proses
Profesionalisme.
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?
name=News&file=print&sid=78. Diakses tangggal 15 Maret 2015.
3. Priharjo, Robert. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC. 2008.
14 | P a g e