Anda di halaman 1dari 24

ANEMIA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Gizi dan Diet
Dosen Pengampu : Agus Mulyadi,Ns

Disusun Oleh :
1. F

8. D

2. H

9. D

3. F

10.

4. C

11.

5. D

12.

6. D

13.

7. D
14.
15.

16.

KATA PENGANTAR
17.

18.
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat serta kasih sayang dan karunia-Nya yang
telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya, shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
19.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan
Allah SWT, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
ANEMIA.
20.
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah
sebagai salah satu tugas mataajar KAP (Kecakapan Antar
Personil). Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki.
21.
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya. Aamiin.
22.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa
dalam Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk
membangun.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Penyusun
29.
30.
31.

Sukabumi,

Agustus 2013

32.
33.
34.
35.
36.
37.

38.

DAFTAR ISI

39.
40...............................................KATA PENGANTAR
........................................................................i
41.........................................................DAFTAR ISI
........................................................................ ii
42....................................................BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................Latar Belakang
...................................................................................1
1.2........................................................Rumusan Masalah
...................................................................................1
1.3...........................................................................Tujuan
...................................................................................2
1.4..........................................................Manfaat Makalah
...................................................................................2
43...........................................BAB II PEMBAHASAN
2.1............................................................Definisi Anemia
...................................................................................3
2.2.........................................................Penyebab Anemia
...................................................................................4
2.3..............................................................Gejala Anemia
...................................................................................5
2.4........................................................Jenis-jenis Anemia
...................................................................................6

2.5................................Pencegahan Primer pada Anemia


...................................................................................9
2.6............................Pencegahan Sekunder pada Anemia
.................................................................................10
2.7................................Pencegahan Tersier pada Anemia
.................................................................................13
2.8.....................................................Pengobatan Anemia
.................................................................................13
44...................................................................
45.................................................BAB III PENUTUP
3.1...................................................................Kesimpulan
.................................................................................14
3.2............................................................................Saran
.................................................................................15
46.
47.

DAFTAR PUSTAKA
48.
49.

50.
51.

BAB I

PENDAHULUAN

52.
1.1

Latar Belakang
53.

Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak

seimbangnya
penyakit

tubuh

manusia

dan

dapat

menimbulkan

lainnya. Masalah gizi adalah masalah kesehatan

masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan


dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, karena
itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan berbagai
sektor yang terkait.
54.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini

merupakan kondisi sakit seseorang yang disebabkan oleh


berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan, kekurangan
makanan yang mengandung besi, dan lain-lain. Anemia gizi
defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang
sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena
menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan
gizi zat besi yang tinggi karena proses pertumbuhan yang
cepat.
55.
1.2

Rumusan Masalah
1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia

7. Pencegahan Tersier pada Anemia


8. Pengobatan Anemia
56.
57.
58.
1.3

Tujuan

59.

Makalah ini tiada lain yaitu untuk memenuhi tugas

ilmu gizi, dimana memberi pengetahuan tentang kurangnya


gizi yang lebih khususnya pada anemia defisiensi besi dan
juga memberi pengetahuan bagi pembaca.
60.
1.4

Manfaat Makalah
1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna
memahami

materi

tentang

sistem

imunologi

dan

Hematologi yang berhubungan dengan Anemia.


2. Menambah

pengetahuan

kita

sebagai

mahasiswa

perawat tentang system Imunologi dan Hematologi.


61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.

74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.

BAB II

PEMBAHASAN
83.

2.1

Definisi Anemia
84.

Anemia adalah istilah yang menunjukan

rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar


hemoglobin

dan

hematokrit

di

bawah

normal

(Smeltzer, 2002 : 935).


85.

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah

nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin


dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per
100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian
anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit,

melainkan

merupakan

pencerminan

keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh


dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang
diuraikan

melalui

anemnesis

yang

seksama,

pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.


86.

Anemia , dalam bahasa yunani tanpa

darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai


dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah
(eritrosit)

lebih

rendah

dibandingkan

normal.Jika

kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit

kurang dari 41%

pada pria , maka pria tersebut

dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita ,


wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari
12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita
itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.
87.

Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut

anemia ringan.
88.

Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia

saedang.
89.

Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut

anemia berat.
90.

Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah

merah , setiap ganguan pembentukan sel darah


merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat
menyebabkan terjadinya anemia.ganguan tersebut
dapat terjadi pabrik pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun

ganguan

karena

kekurangan

komponen penting seperti zat besi , asam folat


maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara Mudah
Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta
2009)
91.
2.2

Penyebab Anemia
92.

Anemia

umumnya

disebabkan

oleh

perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau gangguan


penyerapan

nutrisi

oleh

usus.

Juga

adapat

menyebabkan seseorang mengal;ami kekurangan


darah.

Demikian

juga

pada

wanita

hamil

atau

menyusui, jika asupan zat besi berkurang, besar

kemungkinan

akan

terjadi

anemia.

Pendarahan

saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah


di ginjal, menstruasi yang berlerbihan, serta para
pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi
yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
93.
Perdarahan
akut
juga

dapat

menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi


pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia
belum tampak transfusi darah merupakan tindakan
penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari.
Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit
demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini
tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :
94.
1. Penghancuran sel darah merah

yang

berlebihan.
95. Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul
saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal (umur sel darah merah normalnya
120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah
merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan sel darah merah.
2. Kehilangan darah.
96. Kehilangan darah dapat menyebabkan
anemia

karena

berlebihan,pembedahan

perdarahan
atau

permasalahan

dengan pembekuan darah.Kehilangan darah


yang banyak karena menstruasi pada remaja
atau perempuan juga dapat menyebabkan
anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi

dibutuhkan untuk membuat sel darah merah


baru.
3. Produksi

sel

darah

merah

yang

tidak

optimal.
97. Ini terjadi saat sumsum tulang tidak
dapat

membentuk

jumpah

sel

cukup.ini

darh

merah

diakibatkan

dalam
infeksi

virus,paparan terhadap kimia beracun atau


obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat
kanker).
98.
2.3

Gejala Anemia

99.

Gejala yang sering kali muncul pada penderita

anemia di antaranya:
Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
Wajah tampak pucat.
Mata berkunang-kunang.
Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
Sering sakit.
Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala
seperti kulit pucat atau berkurangnya warna
merah

muda

pada

bibir

dan

bawah

kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahanlahan sehingga sulit disadari.


Jika

anemia

disebabkan

penghancuran

berlebihan dari sel darah merah ,makaterdapat


gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada
bagian putih mata ,pembesaran limpa dan
warna urin seperti teh.
100.

101.
102.
2.4

Jenis-jenis Anemia

a) Anemia Defisiensi zat besi


103.
Anemia yang paling banyak terjadi
adalah anemia akibat kurangnya zat besi . Zat
besi

merupakan

bagian

dari

molekul

hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh


kekurangan zat besi , produksi hemoglobin
akan menurun. Meskipun demikian , penurunan
hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika
cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh sudah
benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam
tubuh bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan
zat

besi

pada

bayi

mungkin

disebabkan

prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari


seorang ibu yang menderita kekurangan zat
besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang mengandung zat
besi

Sedabgkan

pada

orang

dewasa

kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir


selalu disebabkan oleh pendaraah menahun
atau berulang-ulang yang bisa berasal dari
104.

semua bagian tubuh.


Faktor resiko
memang

lebih

besar

terjadinya

pada

anemia

perempuan

di

bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam


tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria
,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih
tinggin .setiap harinya seorang wanita akan
kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui

ekskresi secara normal .pada saat mentruasi


,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1
mg lagi.
105.
juga

Kebutuhan zat besi pada wanita

meningkat

pada

saat

hamil

dan

melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut


untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk
dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan
zat besi untuk pertumbuhan janinya.selain
itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak
zat besi.
106.
107. b)Anemia Defisiensi Vitamin C
108.
Anemia karena kekurangan vitamin c
adalah sejenis anemia yang jarang terjadi,yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat
dalam jangka waktu lama. Penyebab kekurangan
vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin
c dalam makanan sehari hari.
109. Salah satu fungsi

vitamin

adalah

membantu menyeret zat besi,sehingga jika terjadi


kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang
diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia.
Untuk

mendiagnosa

penyakit

ini

dilakukan

pengukuran kadar vitamin c dalam darah. Pada


anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel
darah merah berukuran kecil.
110.
111. c)Anemia Makrositik
112.
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh
kekurangan vitamin B12 atau asam folat. Anemia ini
memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran

besar (Makrositer) dengan kadar hemoglobin per


eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom)
dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume
merupakan salah satu karakteristik sel darah merah.
Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah
anemia pernisiosa.
113. Selain menggangu proses pembentukan
sel darah merah kekurangan vitamin b12 juga
mempengaruhi

sistem

saraf,sehingga

penderita

anemia ini akan merasakan kesemutan ditangan dan


kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati
rasa,serta kaki dalam bergerak.gejala lain yang
dapat

terlihat

diantaranya

tertentu,termasuk

warna

adalah

kuning

buta
dan

warna

biru,luka

terbuka dilidah atau lidah seperti terbakar,penurunan


berat

badan,warna

kulit

menjadi

lebih

gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.


114. Biasanya
kekurangan
vitamiin
b12
terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk
anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah
mikroskop ,tampak selah merah berukuran besar
.juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam
jangka

waktu

kekurangan

yang

,maka

lama.jiika

dilakukan

diduga

pengukuran

terjadi
kadar

vitamin b12 dalam darah.


115.
116. d) Anemia Hemolitik
117.

Anemia hemolitik terjadi bila sel darah

merah dihancurkan jauh lebih cepatdari normal.umur

sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia


hemolitik,umur

sel

darah

merah

lebih

pendek

sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah


tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.
118. e) Anemia Sel Sabit
119.

Anemia sel sabit (sickle cell anemia)

adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai


dengan sel darah merah yang berbentuk sabit
,kaku ,dan anemia hemolitik kronik.pada penyakit sel
sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(prootein
pengangkut

oksigen)

abnormal,sehingga

yang

mengurangi

bentuknya

jumlah

oksigen

dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi


seperti

sabit.sel

yang

berbentuk

sabit

akan

menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil


dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya
,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke
organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah
pada

saat

melewati

pembuluh

darah,kerusakan

organ ,bahkan sampai pada kematian.


120.
121. f) Anemia Aplastik
122.

Merupakan jenis anemia yang berbahaya,

karena dapat mengancam jiwa.


123. Anemia aplastik terjadi bila pabrik(sumsum
tulang )pembuatan darah merah terganggu .Pada
anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel
darah

(eritrosit,

leukosit

dan

trombosit).Anemia

aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan


,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang
lain.
2.5

Pencegahan Primer pada Anemia

124. a)Pendidikan
125. Pendidikan

dan

upaya

yang

ada

kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi


melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat
menimbulkan

efek

samping

yang

mengganggu

sehingga orang cenderung menolak tablet yang


diberikan. Agar mengerti, harus diberikan pendidikan
yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin
terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan
bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi
zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :
a) Pemastian

konsumsi

mengandung

kalori

makanan
sebesar

yang

yang

cukup

semestinya

dikonsumsi.
126. b.) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi
yang

dimakan,

yaitu

dengan

jalan

mempromosikan makanan yang dapat memacu


dan menghindarkan pangan yang bisa mereduksi
penyerapan zat besi.
127. c.) peningkatan gizi berupa makan makanan
yang mengandung vitamin zat bezi, seperti sayursayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.
128.

129.
130. b) Pola istirahat
131. Mengacu

pada

kegiatan/aktifitas

yang

mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko terkena


anemia.menghindari
mengalami

kondisi

gangguan

dimana

pembentukan

tubuh

sel

darah

merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal


8 jam per hari.
132.
b) Pola Hidup
133.

menjaga

hemoglobin

agar

dalam

sedikitnya
eritrosit.

jumlah

Kekurangan

hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah


mengikat oksigen berkurang.
134.
c) Pola Aktifitas
135.

Menjaga

kondisi

dimana

tubuh

kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis


eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi

seperti

perdarahan,

kelainan

genetik,

penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.


Menghindari

situasi

kekurangan

oksigen

atau

aktivitas yang membutuhkan oksigen.


136.

Melakukan tes darah secara rutin untuk

melihat profil darah dan mencegah terjadinya


anemia.
137. d)
138.

Melakukan tes laboratorium


Mengetahui kandungan B12 dalam darah

sehingga bisa membedakan antara anemia biasa

dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar


vitamin

B12

pemberian

normal,

asam

maka

folat

dapat

dengan

dilakukan

dosis

0,1-1,0

mg/hari.
139.
2.6

Pencegahan Sekunder pada Anemia

140. a) . Pengawasan penyakit infeksi


141. Pengobatan yang efektif dan tepat waktu
dapat mengurangi dampak gizi yang tidak diingini.
Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil
dikurangi, pelayanan pengobatan yang tepat telah
terbukti dapat menyusutkan lama serta beratnya
infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan
selama penyakit berlangsung adalah mendidik
keluarga penderita tentang cara makan yang
sehat selama dan sesudah sakit. Pengawasan
penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan
seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi
lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi
infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa
cacing tambang (Ancylostoma dan Necator) serta
Schistosoma

yang

menjadi

penyebabnya.

Sementara peran parasit usus yang lain terbukti


sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa
parasit

parasit

dalam

jumlah

besar

dapat

menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena


itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin.
Bagaimanapun juga, jika pemusnahan parasit
usus tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan
sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga

memerlukan
cacing

itu

obat

lebih

sendiri

banyak.

dapat

efektif

Pemusnahan
dalam

hal

menurunkan parasit, tetapi manfaatnya di tingkat


hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi
bertambah, baik melalui pemberian suplementasi
maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin
akan

bertambah

meskipun

parasitnya

sendiri

belum tereliminasi.
142.
143.

b) Fortifikasi makanan pokok dengan

zat besi
144. Fortifikasi

makanan

yang

banyak

dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat


merupakan inti pengawasan anemia di berbagai
negara. Fortifikasi makanan merupakan salah satu
cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi
yang lazim adalah tepung gandum serta roti
makanan yang terbuat dari jagung dan bubur
jagung. Di negara sedang berkembang lain telah
dipertimbangkan

untuk

memfortifikasi

garam,

gula, beras dan saus ikan.


145. c). Tranfusi Darah
146. Suatu

tindakan

medis

yang

bertujuan

mengganti kehilangan darah pasien. Darah yang


tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke
dalam tubuh melalui selang infus.
147.
148. d) . Pemberian tablet atau suntikan zat
besi

149. Pemberian tablet tambah darah pada pekerja


atau lama suplementasi selama 3- 4 bulan untuk
meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan
sel

darah

merah

hanya

sekitar

bulan

atau

kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120


hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari
atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi perhari.
Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari
makanan

sebanyak

itu

setiap

hari,

maka

suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat


penting dilakukan. Suplementasi dijalankan dengan
memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut
hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian
besar disebabkan karena kekurangan
150. zat besi.
151. e) .Melakukan tes laboratorium
152.

Mengetahui kandungan B12 dalam darah

sehingga bisa membedakan antara anemia biasa


dengan
vitamin

anemia
B12

pernicious.
normal,

Bila

maka

ternyata
dapat

kadar

dilakukan

pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.


153. f). Suplemen asam folat dapat merangsang
pembentukan sel darah
154. merah.
155.
156.
157.
2.7

Pencegahan Tersier pada Anemia

a) pemberian

suntikan

untuk

menghentikan

pendarahan
158.

pemberian suntikan untuk menghentikan

pendarahan seperti vitmin B12 atau B kompleks.


159. b)

Mengonsumsi

bahan

makanan

sumber

utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan


vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai
kecukupan gizi yang dianjurkan.
160. c)

Melakukan

mengetahui

tes

kandungan

laboratorium

untuk

B12

darah

dalam

sehingga bisa membedakan antara anemia biasa


dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar
vitamin

B12

pemberian

normal,

asam

folat

maka

dapat

dengan

dilakukan

dosis

0,1-1,0

mg/hari.
161. d) Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat
merangsang pembentukan sel darah merah.
162. e) Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan
zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit,
antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya
kondisi

merupakan

seperti

akibat

perdarahan,

dari

kelainan

beragam
genetik,

penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.


Menghindari

situasi

kekurangan

oksigen

atau

aktivitas yang membutuhkan oksigen.


163.
2.8

Pengobatan Anemia
164. Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah

gejala dan menemukan penyebabnya adalah langkah


penting dalam penanganan anemia.Pada dasarnya

pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab


terjadinya anemia .
2.9

Penanganan Anemia

165.
Berikut ini adalah beberapa langkah
praktis untuk menjaga agar makanan yang kita
konsumsi tidak menyebabkan kita kurang darah;
1. Makan makanan tinggi zat besi, yaitu:
a. Hati
b. Kacang-kacangan
c. Tiram
d. Tahu
e. Sayuran hijau, seperti bayam
f. Daging merah tanpa lemak
g. Ikan
h. Buah kering seperti kismis
2. Makan dan minum makanan yang dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam
tubuh, yaitu:
a Jus jeruk
b Stroberi
c Brokoli
d Buah
dan
sayuran
mengandung vitamin C
2 Jangan minum kopi atau
Minuman
ini mencegah
besi dalam tubuh.

yang

banyak

teh saat makan.


penyerapan
zat

3 Konsumsi makanan yang mengandung vitamin


B12 seperti:Hati sapi dan tiram
a. Hati sapi dan tiram

b. Ikan, daging, unggas, telur, susu, dan


produk susu lainnya yang mengandung
vitamin B12
c. Beberapa produk sereal, ragi, dan produk
makanan lain yang mengandung vitamin
B12.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.

BAB III
PENUTUP

174.
3.1

Kesimpulan
175. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,

seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau


kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen
darah

dan

ada

banyak

tipe

anemia

dengan

beragam

penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)


176.
177.

.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:

178.

Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia

ringan.
179.

Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia

saedang.
180.

berat.
181.

Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia

182.

Kemungkinan dasar penyebab anemia:


183.

184. 1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


185. Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah
merah dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah
merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah
merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
186.
187. 2.Kehilangan darah.
188. Kehilangan darah

dapat

menyebabkan

anemia

karena perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan


dengan pembekuan darah.Kehilangan darah yang banyak karena
menstruasi

pada

remaja

atau

perempuan

juga

dapat

menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan


kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk
membuat sel darah merah baru.
189.
190. 3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
191. Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat
membentuk sel darh merah dalam jumpah cukup.ini diakibatkan
infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan
(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
192.
3.2

Saran

193.

Bagi

pembaca

dan

masyarakat

sebaiknya

harus menjaga kesehatan lingkungan dan makanan serta pola


makan

agar

memenuhi

kecukupan

akan

Fe

pada

tubuh

kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di


sebabkan karena kurangnya zat besi untuk memproduksi darah.
194.
195.

DAFTAR PUSTAKA

196.
197.

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-

anemia-penyebab-faktor-risiko.html
198.

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

199.

http://anemia029.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai