PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada manusia. Adapun masalah
kesehatan yang dipandang amat penting ialah yang menyangkut penyakit. Berbagai masalah
kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan
penyakit, jika tidak demikian maka penanggulangannya tidak terlalu diprioritaskan. Masalah
kesehatan haruslah menjadi perhatian pemerintah, sector-sektor kesehatan, dan masyarakat
dalam upaya menanganinya, terlebih lagi masalah penyakit ini sudah tersebar diberbagai tempat,
secara umum penyakit tersebar menurut faktor-faktor penjamu, agen, dan lingkungan. Dan untuk
menjelaskan distribusi itu dipergunakanlah model PPT (person, place, time). Berdasarkan PPT
ini, keadaan suatu masalah kesehatan terbagi atas epidemi, endemi, pandemi, sporadik, dan
wabah. Dan yang akan di bahas pada makalah ini ialah epidemi dan endemi.
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mempelajari defenisi epidemi, epidemi menurut cara transmisi, serta
perbedaan antara epidemi dan endemi.
1.4
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Epidemi
Epidemi merupakan kejadian luar biasa yaitu timbulnya suatu penyakit yang menimpa
masyarakat pada suatu daerah yang melebihi perkiraan kejadian yang normal dalam periode yang
singkat.mula-mula epidemi hanya ditujukan pada penyakit menular kemudian berkembang menjadi
epidemi penyakit infeksi yang tidak menular, bahkan berlaku juga untuk fenomena-fenomena
penyakit non infeksi dan non penyakit yang berkaitan dengan masalah sosial seperti kenakalan
remaja dan penyalahgunaan obat.
Ciri
Onset
Propagated epidemics
Lambat, kenaikan landai
Kurun waktu
tajam
Selesai dalam satu masa
inkubasi, (berlarut-larut,
dapat lebih lama) batas
Penurunan insidens
waktunya tegas
Cepat, bila sumber
lanjut
Terus-menerus berlangsung
di masyarakat (misal :
Masa inkubasi
waktunya pendek
Sebagian besar kasus lebih
pesta)
Lebih panjang
Sedikit
Penderita sakit berturut-
(satu kejadian)
Penemuan penderita &
yang jelas
Isolasi penderita aktif &
hilangkan
Penanggulangan
imunisasi
2.2
Penelitian akibat bom atom dilakukan pada tahun 1947-1957 . hasil penelitian
menunjukan gambar yang mirip dengan kurva epidemi sumber umum.
b. Hal yang sama terjadi pada kebocoran instalasi nuklir di Chernobyl Rusia pada
tahun 1986.
2. Epidemi benda bersama
Epidemi benda-benda bersama ialah suatu kejadian luar biasa yang penyebarannya terjadi
melalui pemakaian benda secara bersama-sama, misalnya pakaian, mainan dan alat-alat operasi.
Pajanan dapat terjadi sekali, berulang-ulang, terus-menerus.
Pada epidemi benda bersama menunjukkan suatu kejadian yang timbul dengan cepat dan
berakhir dengan cepat pula dan penyebarannya terbatas pada orang, waktu dan tempat tertentu
seperti pemakaian jarum suntik bergantian pada pecandu obat bius.
3. Epidemi dari orang ke orang
Epidemi ini berarti suatu kejadian luar biasa yang transmisinya dari orang yang terinfeksi ke
orang lain yang rentan. Epidemi ini sering disebut epidemi progresif.
Pada mulanya epidemi progresif tidak dipercaya oleh berbagai sarjana pada saat itu, bahkan
seorang sarjana bernama Prof max von Pettenkofer dari Munich yang skeptis terhadap epidemi
progresif mengadakan percobaan kepada dirinya sendiri dengan makan 1 cc bakteri kolera dari
perbenihan dan ternyata ia tidak sakit. Dari hasil percobaannya ini, ia menarik kesimpulan bahwa
untuk dapat menularkan penyakit, bakteri penyebab tidak secara langsung menularkan penyakit
pada orang lain, tetapi harus kontak dahulu dengan tanah kering yang meningkatkan virulensi
kemudian baru menularkan pada orang lain.
Selanjutnya baru diketahui bahwa untuk dapat menimbulkan penyakit, dibutuhkan bakteri
kolera dengan konsentrasi yang cukup tinggi agar dapat melewati asam lambung. Transmisi
epidemic progresif dapat terjadi :
1. Secara langsung melalui, pernapasan, oral, anal, dan genital misalnya:
a. Difteritis
b. Morbili
c. Pertusis, dan
d. Penyakit kelamin
2. Secara tidak langsung melalui insekta dan artropoda misalnya :
a. Malaria dan
b. Demam berdarah
2.3 Epidemi vs Endemi
Endemi yaitu penyakit-penyakit atau faktor penyebab penyakit yang selalu terdapat dalam
suatu daerah tertentu atau dikatakan sebagai prevelensi penyakit tertentu yang selalu
terdapat di suatu daerah yang melebihi kejadian normal yang diharapkan (Benenson,
1980).
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan, epidemi mempunyai arti yang luas:
1) Epidemi berkaitan dengan berbagai macam penyakit termasuk juga penyakit yang tidak
menular.
Pada epidemi tidak terdapat ketentuan yang baku tentang banyaknya kasus yang
dianggap melebihi kejadian normal hingga disebut sebagai epidemi, tetapi dikatakan
epidemi bila terjadi peningkatan jumlah kasus di suatu daerah yang melebihi kejadian
yang diharapkan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Jumlah kasus yang diharapkan
terjadi sangat bervariasi untuk berbagai penyakit dan kondisi tertentu.
Misalnya, terjadinya beberapa kasus variola di Indonesia telah dianggap melebihi
keadaan yang diharapkan, sedangkan di Afrika terjadi 100 kasus dalam satu tahun dan itu
dianggap biasa.
2) Epidemi tidak terdapat pembatasan geografis.
Oleh karena itu, epidemic dapat mengenai beberapa bagian atau seluruh wilayah atau
seluruh Negara, bahkan seluruh dunia seperti pandemic influenza.
3) Epidemi tidak terdapat batasan waktu.
Oleh karena itu, epidemi dapat terjadi dalam beberapa jam atau hari seperti pada
keracunan makanan atau keracunan bahan kimia. Epidemi dapat juga terjadi selama
beberapa minggu seperti influenza dan hepatitis atau epidemi terjadi selama beberapa
tahun seperti kecanduan obat terlarang.
Perbedaan antara endemik dan epidemi dapat ditampilkan secara visual:
Tingkat penyakit endemik diukur oleh sistem surveilans yang sedang berlangsung.B
eberapa fluktuasi biasanya terjadi.
Transisi dari endemik epidemi dapat terjadi dalam hari, minggu, bulan, atau bahkan
bertahun-tahun, tergantung pada penyakit. Mungkin sulit untuk mengatakan kapan pergeseran
dimulai.
- Sifat antigenic.
b. Kemampuan daya infeksi terhadap host.
- Mode of action
- Infectious dose-nya.
Kedua hal diatas menentukan secara bersama terhadap kemampuan daya infeksi terhadap
agent. Kemampuan ini justru timbal balik juga ikut menentukan terhadap hal-hal berikut.
a. Infeksivitas.
Yaitu daya kemampuan mikroorganisme untuk dapat mengadakan invansi yang kemudian
meyesuaikan diri, tumbuh, dan berkembang biak, serta akhirnya kemampuan
memproduksi toksinnya. Infektivitas suatu mikriba berbeda pada berbagai host
(penjamu).
b. Patogenitas
Yaitu daya kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan reaksi pada host (pejamu)
agar timbale balik menimbulkan sakit. Patogenitas mikroba dapat berubah dan tidak sama
derajatnya bagi berbagai host (pejamu).
c. Antigenitas
Yaitu daya kemampuan mikroorganisme merangsang terhadap timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh (antibody) pada pejamu.
d. Virulensi
Yaitu derajat kegagasan mikroorganisme untuk menimbulkan kerusakan tubuh,
menimbulkan komplikasi atau fatalitas. Dalam lingkungan yang tidak menguntungkan,
kualitas virulensinya menjadi berkurang.
2. Faktor Host
Factor ini dikaitkan dengan sejauh mana kemampuan pertahanan (daya tahan) host di
dalam menghadapi invasi mikroorganisme yang infeksius tersebut. Berbicara tentang
daya tahan, kita dapat membedakan daya tahan (imunitas) host, yaitu sebagai berikut.
a. Daya tahan alamiah (natural immunity)/
b. Didapat kemudian setelah seseorang lahir (acquired immunity).
3. Cara penyebaran ( mode of transmission)
Cara penyebaran (mode of transmission ) pada penyakit-penyakit infeksi menular pada
garis besarnya dibedakan dalam dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Mechanical Transmission
Disebut transmisi dari agent ke susceptible host.
b. Biological Transmission
Mekanisme lebih kompleks, yaitu selama transmisi mikroorganisme (agent) berubah
secara biologis.
Pada interaksi (Gordon) ada beberapa kaedah sebagai berikut.
1. Makin kuat daya tahan host atau pengobatan antibiotika yang diberikan tidak
tuntas justru mendorong mikroorganisme makin cenderung mutative menjadi
strain lain yang lebih kuat terhadap perubahan lingkungan maupun antibiotika
yang sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemi merupakan kejadian luar biasa yaitu timbulnya suatu penyakit yang
menimpa masyarakat pada suatu daerah yang melebihi perkiraan kejadian yang normal
dalam periode yang singkat.
Endemi yaitu penyakit-penyakit atau faktor penyebab penyakit yang selalu terdapat
dalam suatu daerah tertentu atau dikatakan sebagai prevelensi penyakit tertentu yang selalu
terdapat di suatu daerah yang melebihi kejadian normal yang diharapkan.
Epidemi menurut cara transmisi terbagi menjadi tiga yaitu epidemi sumber umum,
epidemic benda bersama, epidemi dari orang ke orang. Penyebaran penyakit yang terjadi
pada infeksi penyakit menular, penyakit ini dipengaruhi oleh fakor agent, host dan cara
penyebaran.
3.2 Saran
Diharapkan bagi tenaga kesehatan masyarakat dapat menanggulangi masalah epidemi
maupun endemi yang dialami masyarakat baik itu masalah penyakit menular, penyakit
tidak menular, penyakit infeksi maupun non infeksi dengan melihat prevalensi penyakit
yang selalu terdapat disuatu daerah serta mempredikisi puncak insiden. selain itu tenaga
kesehatan masyarakat juga diharapkan mampu mengadakan evaluasi dampak
penanggulangan yang telah dilaksanakan agar lebih relevan, efektif serta efisien.
DAFTAR PUSTAKA
M. Nadjib Bustan, MD., MPH, Dr. PH, 2012, Pengantar Epidemiologi, Jakarta: Rineka Cipta
Budiarto, Eko, dan Dewi Anggraeni (2003) Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : EGC.