PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dahulu dalam mengerjakan suatu pekerjaan kita sering sekali mengandalkan tenaga
kita yang menyebabkan keletihan dan dari keletihan tersebut akan menyebabkan
kurangnya konsentrasi dalam bekerja yang mengakibatkan pekerjaan yang kita lakukan
akan rusak atau tidak seperti yang kita harapkan dan juga akan menyebabkan kecelakaan
kerja yang merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu banyak orang yang mengharapkan
langkah atau jalan apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Sekarang ini sudah banyak orang yang menemukan langkah atau jalan apa yang harus
dilakukan seperti dengan menciptakan alat agar dapat mengurangi tingkat kecelakaaan
dan juga mempermudah dalam melakukan pekerjaan tanpa harus mengeluarkan banyak
tenaga. Dan sekarang ini kami akan merencanakan pembuatan alat yang mempunyai
tujuan seperti diatas yaitu alat untuk pemindah barang yang bisa dikerjakan secara
otomatis yang dapat dikontrol dengan PLC .
Dalam membuat alat ini kami akan memperhitungkan apa saja yang diperlukan yang
sesuai dengan standar operasional pengerjaan alat dan juga kami berusaha untuk
memaksimalkan kerja alat ini dengan tingkat keamanan bagi pengguna. serta mengacu
pada tingkat ekonomis pembuatan alat. Pada kasus ini maka owner (pemilik modal) akan
melakukan open tender untuk melakukan pekerjaan pembuatan alat ini. Dari keadaan
tersebut maka akan tercipta suatu keterikatan/hubungan antara pemilik modal dengan
perancang alat ini
Untuk melengkapi pekerjaan kami ini, kami sudah menyiapkan
dokumen
penawaran yang terdiri dari Bill Of Quantity (BQ), Analisa Harga Satuan (AHS),
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva S serta Metode Pekerjaan yang akan
dilakukan untuk melancarkan semua pekerjaan agar sesuai dengan yang kita harapkan
,walaupun pastinya nanti dalam proses pengerjaan akan ada hambatan yang akan
mengganggu pekerjaan pembuatan alat ini ,dan pada akhirnya semoga pekerjaan ini dapat
berjalan sesuai yang kami inginkan.
2. Permasalahan
pembuatan alat perancangan kontrol mesin pemindah barang ini, terdapat
permasalahan yang mungkin timbul, antara lain:
Bagaimana agar perancangan yang akan kami buat dapat berjalan dengan baik
Bagaimana agar alat ini dapat digunakan dalam waktu yang lama
Mampu memprediksi apa saja kendala yang akan terjadi pada saat membuat
mesin ini
Dapat membuat mesin yang mampu bekerja selama mungkin atau tahan lama
dan tingkat keamanan yang baik
4. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pelaporan proyek ini adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, dan sistematika
penulisan yang digunakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada saat membuat plant ini kami harus mampu mengerjakan plant yang diinginkan
oleh pemilik modal atau orang yang menginginkan pengerjaan alat ini, yakni harus
handal ,safety, dan mampu bekerja dalam waktu yang lama
Dan juga kami harus mampu membuat dokumen penawaran yakni yang berisi bill of
quantity, analisa harga satuan, rencana anggaran biaya, dan lain lain yang harus
dilengkapi. Semua itu bertujuan agar tender yang kita buat jelas dan mampu untuk
digunakan atau sesuai dengan standar yang dapat diterima oleh pemilik modal atau
pemesan.
1.
2.
lamanya kerja, lokasi pekerjaan, adanya persaingan tenaga kerja, adanya kepadatan
penduduk, adanya pinjaman dan tenaga pendatang, serta pengaruh-pengaruh
lainnyabaik yang secara langsung maupun yang tidak langsung, dan semoga
perhitungan analisa harga satuan yang kami buat ini akan sesuai dengan yang
diharapkan.
3.
Untuk pembuatan alat ini kami sudah memperhitungkan apasaja yang harus
dilakukan agar plant ini berjalan dengan baik yang mengacu pada prinsip- prinsip dasar
pembuatan alat yakni kehandalan, keamanan, tahan lama, serta ekonomis tanpa
menghasilkan polusi yang banyak merugikan.
a. Keamanan
Keamanan merupakan prinsip dasar yang paling utama dan terpenting di
antara prinsip dasar instalasi yang lainnya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam prinsip keamanan, yaitu:
a) Keamanan terhadap makhluk hidup.
Umumnya instalasi dioperasikan oleh operator atau makhluk hidup dan
akibat yang ditimbulkan oleh instalasi mekanik yang ceroboh adalah
kecelakaan yang dapat menyebabkan luka atau hilangnya nyawa
menyebabkan keamanan terhadap mekahluk hidup merupakan faktor
terpenting.
Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi antara lain:
Bagian tajam
Pada bagian yang menonjol misalnya seperti sekrup / baut dapat membuat
benda / bagian dari tubuh pemakai dapat tersangkut dan melukai. Untuk
mencegah hal itu maka begian yang menonjol dipotong dan dikikir dengan
syarat tidak mengganggu proses kerja alat
b)
Yaitu suhu udara di mana peralatan-peralatan akan dipasang. Yaitu akibat dari
semua peralatan lain yang dipasang dalam ruang/lokasi yang sama. Suhu sekitar
yang dipertimbangkan untuk peralatan adalah suhu tempat di mana peralatanperalatan akan dipasang dalam ruang/lokasi yang sama ketika beroperasi, tidak
diperhitungkan panas dari peralatan yang akan dipasang.
Adanya pengotoran
Adanya zat-zat yang dapat mengotori atau dapat menyebabkan karat peralatan.
Pengotoran ini menghasilkan debu-debu yang bersifat dapat mengikis untuk
mencegah hal itu maka peralatan tersebut dicat untuk mencegah karat yang
mungkin timbul.
c)
Keandalan
Keandalan
yang
dimaksud
adalah
instalasi
tersebut
dapat
Sistem pemasangannya
Agar peralatan yang direncanakan untuk pengaruh luar tak normal telah ditest
menurut spesifikasi peralatan yang sesuai dan ditandai sesuai dengan hasil
pengujian.
Spesifikasi yang umum dan diakui secara internasional adalah penggolongan
peralatan menurut IP (International Protection).
Angka pertama menunjukkan tingkat perlindungan terhadap sentuhan dengan
benda lain.
IP 0 x Tanpa perlindungan terhadap penyusupan benda padat dari luar
IP 1 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 50 mm
IP 2 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 12 mm
IP 3 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 2.5 mm
Proyek Mesin Pemindah Barang
Sistem pengoperasiannya
Kemudahan
kemudahan
pada
Merencanakan susunan peralatan yang baik, yaitu yang mudah dijangkau dalam
hal pemasangan dan pengawatan instalasi tersebut.
b)
Fungsi kerja
Ada keterangan yang jelas tentang fungsi kerja peralatan, misalnya sebuah
tombol tekan On Motor 1, maka tombol tersebut mempunyai identitas atau
keterangan On Motor 1 dan berwarna hijau / biru yang menandakan kondisi
Proyek Mesin Pemindah Barang
10
siap beroperasi. Sehingga jika tombol tersebut dioperasikan, maka motor 3 akan
on, bukan peralatan yang lain.
2)
Operasi alat
peralatan yang sama atau setara di pasaran sehingga apabila terjadi kerusakan
pada instalasi, komponen penggantinya mudah ditemukan di pasaran tanpa perlu
memodifikasi rangkaian instalasi tersebut dan instalasi dapat digunakan
kembali.
2)
Ketersediaan
Ketersediaan daya
11
kabel daya tersebut diganti dengan luas penampang yang sesuai akan menjadi
tidak ekonomis dan tidak efisien.
b)
Ketersediaan alat
Ketersediaan tempat
Ekonomis
12
Pada saat perencanaan instalasi terutama pada saat rancangan, perlu sekali
mendapatkan rancangan yang sesuai deskripsi dengan menggunakan komponen
yang diperlukan dengan efisien dan dengan jumlah komponen yang lebih
sedikit, maka waktu pemasangan dan pengawatan instalasi akan lebih cepat.
b)
Pemasangan
peralatan
dalam
suatu
instalasi
harus
dipasang
dengan
13
sesuai kondisi terakhir yang dilakukan. Tombol tekan jenis ini terdiri dari dua
jenis kontak yaitu :
- Normally Open (NO), yaitu pada kondisi normal, kontak dalam keadaan
terbuka dan akan menutup bila mengalami penekanan.
- Normally Close (NC), yaitu pada kondisi normal, kontak dalam keadaan
tertutup dan akan membuka bila mengalami penekanan.
NC
B. Limit Switch
Limit switch merupakan sebuah alat yang dapat mendeteksi suatu keadaan
dimana akan bekerja bila ditekan. Limit switch ini dapat berfungsi untuk membatasi
kerja dari suatu peralatan listrik. Berdasarkan cara kerja limit switch ini terdiri dari dua
macam yaitu:
a. Slow break kontak, akan bekerja apabila mengalami sentuhan dan apabila
sentuhan dilepas maka kontak akan kembali lepas.
b. Snap action kontak
Apabila saklar pembatas tersentuh, maka kontak akan terkunci secara
mekanis dan bila aksi ini dilepas, kontak akan tetap terkunci. Kontak akan
lepas kembali bila mengalami sentuhan.
14
15
16
Pada PLC, modul input/output berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal yang datang
dari peralatan input menjadi besaran tegangan dengan level rendah sehingga dapat
diproses oleh CPU menjadi sinyal-sinyal dengan level tertentu untuk mengontrol katup.
Masing-masing input dan output mempunyai catu daya terpisah. Besarnya catu
daya tergantung dari spesifikasi PLC itu sendiri. Biasanya catu daya pada input sudah
tersedia berupa keluaran tegangan DC dengan level rendah yang digunakan hanya
sebagai input PLC, sedangkan output mempunyai catu daya tersendiri yang sesuai dengan
peralatan output.
Untuk kapasitas input/output PLC, sangat tergantung dari tipe PLC. Bila ingin
menambahkan input/output dengan cara memakai input/output extension yang telah
disesuaikan dengan PLC yang digunakan.
B. Konsep dasar perancangan kontrol PLC
17
BAB III
PERANCANGAN KONTROL BERBASIS PLC
III.1 DESKRIPSI MESIN PEMINDAH BARANG
A. Kondisi Kerja Normal
Rangkaian ini dikontrol secara otomatis dengan switch control berada pada posisi
1. Tombol tekan start ditekan maka MC2 ON dan PN1 ON, maka tempat box akan
keatas. Kemudian menyentuh LS1 sehingga MC1 ON lalu box diatas konvetor 1
bergerak menuju tempat box dan menyentuh LS2 sehingga MC1 off dan 3 detik
kemudian PN1 OFF. Karena PN1 OFF, maka tempat box turun ke kereta barang
bersama box yang sudah dibawanya. Saat turun ke bawah, box menyentuh LS3,
sehingga MF ON yang menyebabkan kereta barang bergerak menuju ke konveyor
2.Setelah sampai konveyor 2, kereta barang menyentuh LS4, sehingga MF OFF dan
PN2 On untuk mendorong barang ke konvetor 2. Setelah 5 detik saat LS4 ON, maka
PN2 OFF dan 5 detik setelah PN2 OFF, MR ON. Sehingga kereta barang bergerak
mundur dan menyentuh LS5 dan tempat box siap menerima box kembali seperti
kondisi awal.
B. Kondisi Gangguan
Gangguan yang terjadi pada mesin dapat berupa hal-hal overload dari motor
MC1, MC2, dan MFR. Gangguan juga terjadi apabila box yang dipindahkan dari
konveyor 1 menuju tempat box menyentuh LS6. Maka alarm akan berbunyi dan plant
berhenti bekerja.. Fungsi dari LS6 adalah untuk mencegah agar box tidak terjatuh dari
tempat box
18
Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masingmasing ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm
akan OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.
C. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari Motor Conveyor 1, Motor Conveyor 2 , Motor F-R dilengkapi
dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk phasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor dirangkai dengan system Direct On Line
Notasi
1
2
Limit Switch 1
Limit Switch 2
LS 1
LS 2
3
4
Limit Switch 3
Limit Switch 4
LS 3
LS 4
Kode
Masukan
PLC
Fungsi
Meng-ON-kan Motor Conveyor1
Meng-OFF-kan Motor
Conveyor1 dan Pneumatic 1
Meng-ON-kan motor F R
Meng-OFF-kan motor F R dan
meng-ON-kan Pnumatic2
19
5
6
Limit Switch 5
Limit Switch 6
LS5
LS 6
7
8
9
Tombol Reset
Tombol Start
Tombol Stop
SR
START
STOP
Notasi
1
2
3
4
5
Motor Konveyor 1
Motor Konveyor 2
Motor Forward
Motor Reverse
Pneumatic 1
K1M
K2M
K3M
K4M
PN1
Pneumatic 2
PN2
Lampu
Tanda
Motor HON F
Forward
Lampu
Tanda
Motor HON R
Reverse
Lampu Tanda Overload HOL F
pada motor forward
Lampu Tanda Overload HOL R
pada motor reverse
Lampu tanda gangguan
HON
motor
gangguan
Alarm
HON
Alarm
Buzzer
HON
8
9
10
11
12
13
Kode
Masukan
PLC
Fungsi
Alat switching motor konveyor1
Alatswitching motor konveyor2
Alatswitcing motor forward
Alatswitching motor reverse
Mengangkat dan menurunkan
tempat box
Mendorong box ke motor
konveyor 2
Indikasi Motor forward sedang
bekerja
Indikasi Motor reverse sedang
bekerja
Indikasi gangguan beban lebih
pada Motor Forward
Indikasi gangguan beban lebih
pada Motor Reverse
Indikasi untuk gangguan emsin
kondisi kerja
Indikasi suara saat motor
mengalami beban lebih
Indikasi suara terjadi gangguan
20
START
Supply on
N
START
PN1 = ON
MC2 = ON
Tempat Box
menyentuh LS1
Y
MC1 = ON
Box menyentuh
LS2
Y
MC1 = OFF
3 Detik
PN1 = OFF
Box menyentuh
LS3
Y
MF = ON
Kereta barang
menyentuh3LS4
Detik
Y
MF = OFF
PN2 = ON
10 Detik
PN2 = OFF
MR = ON
21
RESET
STOP
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Penghantar
(mm2)
No Grup
4 X 10
30
4 X 2,5
36
4 X 2,5
32
4 X 2,5
34
2 x 1,5
53
2 x 1,5
62
2 x 1,5
66
2 x 1,5
72
2 x 1,5
73
2 x 1,5
75
2 x 1,5
76
2 x 1,5
78
2 x 1,5
81
2 x 1,5
82
2 x 1,5
83
2 x 1,5
84
2 x 1,5
85
2 x 1,5
86
No
Terminal
L1
L2
L3
N
PE
U
V
W
N
PE
U
V
W
N
PE
U
V
W
N
PE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Hubungan dengan
Terminal
SUPPLY
MOTOR FORWARD
REVERSE
MOTOR CONVEYOR 1
MOTOR CONVEYOR 2
H1
H2
H3
H4
H5
H6
ALARM
BUZZER
LIMIT SWITCH 1
LIMIT SWITCH 2
LIMIT SWITCH 3
LIMIT SWITCH 4
LIMIT SWITCH 5
LIMIT SWITCH 6
37
Ketika Selector Switch diposisikan ke posisi 1 tekan tombol start, maka PN1 akan ON
dan MC2 juga akan ON ditandai dengan lampu tanda.
Karena tempat barang menyentuh LS1, maka MC1 ON
Kemudian box berjalan menuju tempat barang dan menyentuh LS2 sehingga 3 detik
kemudian PN1 OFF
Saat PN1 OFF, tempat barang akan menyentuh LS3 sehingga menjalankan motor
forward dan kereta barang pun bergerak maju.
Ketika kereta barang sampai ditempat tujuan, maka kereta barang tersebut menyentuh
LS4 sehingga motor forward OFF. 5 detik kemudian PN2 ON dan mendorong barang
ke konvetor 2. 10 detik kemudian motor reverse ON dan kereta batang bergerak
mundur.
Kereta akan menyentuh LS5, sehingga akan mereset rangkain dan kereta barang pun
siap menerima box kembali atau kembali k eke kondisi awal
Gangguan yang terjadi pada mesin dapat berupa hal-hal overload dari motor MC1,
MC2, dan MFR. Gangguan juga terjadi apabila box yang dipindahkan dari konveyor 1
menuju tempat box menyentuh LS6. Maka alarm akan berbunyi dan plant berhenti
bekerja.. Fungsi dari LS6 adalah untuk mencegah agar box tidak terjatuh dari tempat
box
Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masing-masing
ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm akan
OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.
38
56.11,4.380
39
l p
150.2200 =2,04 mm
XCu V V 56.7,6.380
kabel b adalah NYY 5 2,5 mm
3. Kabel 3 dipasang diatas rak kabel jenis kabel NYY
Vs = 380V ; l = 150m ; P = 2200 W : XCu = 56 : V = 7,6 V
kabel c =
l p
= 150.2200 =2,04 mm
XCu V V 56.7,6.380
kabel c adalah NYY 5 2,5 mm
4. Kabel d dipasang diatas rak kabel jenis kabel NYY
Vs = 380V ; l = 150m ; P = 2200 W : XCu = 56 : V = 7,6 V
kabel d =
l p
150.4000 =3,7 mm
XCu V V 56.7,6.380
kabel d adalah NYY 5 4 mm
40
a
F1
Q1
F2
F3
F4
c
b1
MC
3 Ph
Motor DOL
( Conveyor 1 )
2,2 KW
380 V
8,5 A
c1
M1
3 Ph
Motor DOL
(Conveyor 2)
2,2 KW
380 V
5A
d1
M3
3 Ph
Motor F-R
2,2 KW
380 V
5A
41
NO
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
III
1
URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan pemasangan limit switch 1
Pekerjaan pemasangan limit switch 2
Pekerjaan pemasangan limit switch 3
Pekerjaan pemasangan limit switch 4
Pekerjaan pemasangan limit switch 5
Pekerjaan pemasangan limit switch 6
Pekerjaan pemasangan motor F - R
Pekerjaan pemasangan pneumatik 1
Pekerjaan pemasangan pneumatik 2
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 1
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 2
Pekerjaan pembuatan kerangka plant
Pekerjaan pemasangan PLC
Pekerjaan Penginstalasian Alat
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
1
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
2
PekerjaanPenginstalasian limit switch
3
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
4
PekerjaanPenginstalasian limit switch
5
PekerjaanPenginstalasian limit switch
6
PekerjaanPenginstalasian motor F - R
Pekerjaan Penginstalasian pneumatik
1
Pekerjaan pemasangan pneumatik 2
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 1
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 2
Pekerjaan Pembuatan Kontrol
Pada Panel
Pekerjaan pembuatan kontrol
otomatis
Proyek Mesin Pemindah Barang
SATUA
N
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
VOLUM
E
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Unit
Unit
Unit
Unit
1
1
1
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
1
1
Buah
Buah
1
1
Buah
Buah
Unit
KETERANGAN
42
Unit
Unit
Meter
20
Meter
43
Depok 16424
Pelaksana
Pelaksana adalah : Fahry Ahmad Hasan dan Fajar Harianto
PT. D2A
Electrical Contractors & Consultant
Direksi pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran
pelaksanaan
anggaran
44
45
Pengawas pelaksana
a) Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang
telah ditunjuk oleh Politeknik Negeri Jakarta, yang kemudian disebut sebagai
pengawas pelaksana.
b) Untuk pengawasan di tempat akan ditunjuk pengawas pelaksana lapangan yang
akan diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontraktor.
c) Kontraktor setuju atas pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban untuk
membantu pelaksanaan tugasnya. Kontraktor wajib memenuhi petunjuk dan atau
perintah pengawas pelaksana dan pengawas pelaksana, sepanjang petunjuk atau
perintah tersebut mengenai lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kontraktor menurut perjanjian ini.
Kontraktor
Kontraktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya.
Pelelang
Pelelang adalah Politeknik Negeri Jakarta, yang berkedudukan di Jl. Kampus baru UI,
Depok.
Pelaksana pembangunan proyek
Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Drs. A Tatang selaku dosen
perancangan listrik semester V.
Pemimpin proyek
Proyek Mesin Pemindah Barang
46
Dalam mengelola proyek ini telah ditunjuk sebagai wakil dari Politeknik Negeri
Jakarta, Drs. A Tatang sebagai pemimpin proyek dan dibantu oleh staf-staf dari Politeknik
Negeri Jakarta yang telah ditunjuk untuk itu.
Pasal 2
Dokumen RKS
Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari
dokumen RKS.
Isi dokumen RKS adalah sebagai berikut :
1. peraturan dan persyaratan administrasi;
2. spesifikasi teknik;
2. peraturan dan persyaratan penawaran;
3. gambar rencana;
4. berita acara rapat penjelasan
Pasal 3
Rapat Penjelasan Pekerjaan
Rapat penjelasan pekerjaan akan diselenggarakan pada :
Hari
Kamis
Tanggal
22 Desember 2009
Waktu
Tempat
Catatan
Berita acara rapat penjelasan di atas harus disahkan oleh kedua wakil peserta lelang dan
Panitia Pelelangan.
Berita acara rapat dapat diambil peserta lelang mulai :
Proyek Mesin Pemindah Barang
47
Hari
Kamis
Tanggal
28 Desember 2009
Waktu
Tempat
Peserta lelang yang tidak mengikuti rapat penjelasan dan peninjauan lokasi proyek,
dianggap menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak Politeknik Negeri
Jakarta dengan peserta lelang.
Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS
atau dokumen pelelangan.
Walaupun para peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat penjelasan dari
panitia lelang, dianjurkan kepada para peserta lelang untuk membuatr catatan
mengenai hal yang telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar suoaya tidak hilang
waktu, untuk menunggu penggandaan berkas berita acara.
Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat
penjelasan, tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.
Pasal 4
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan
lapangan tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau
pedoman atau dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia
lelang dan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat
penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal
rapat penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat
penjelasan.
Proyek Mesin Pemindah Barang
48
Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.
Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan
akan disahkan oleh dua wakil peserta lelang. Berita acara rapat dapat diambil oleh peserta
lelang sesuai dengan jadwal dalam bagian pasal 3, di atas.
Pasal 1
PERSYARATAN TEKNIS
49
Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masingmasing ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm
akan OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.
F. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari Motor Conveyor 1, Motor Conveyor 2 , Motor F-R dilengkapi
dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk phasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor dirangkai dengan system Direct On Line
G. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari M1 (motor F-R) dilengkapi dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk fasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor yang dipakai pada mesin adalah motor F R (Forward - Reverse)
50
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS
Ruang lingkup pekerjaan
Politeknik Negeri Jakarta menyerahkan pekerjaan borongan kepada kontraktor seperti
kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari Politeknik Negeri Jakarta dan
berjanji untuk melaksanakan pekerjaan kelistrikan. Dalam hal ini melakukan perancangan
kontrol berbasis PLC untuk Mixture Machine Plant yang berlokasi di Politeknik Negeri
Jakarta, kampus baru UI Depok.
Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan
perancangan kontrol PLC Mixture Machine Plant. Pekerjaan perancangan ini adalah
seluruh perancangan sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, setelah
diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan listrik disini adalah :
1. Perancangan sistem kontrol elektrik untuk Mixture Machine Plant, mulai dari :
Pemilihan peralatan,
51
ditunjukan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini juga termasuk
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci dalam
buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem kontrol.
Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan konstruksi plant, pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembuatan
kerangka plant dan dudukan untuk peralatan Pneumatik dan peralatan input di luar
panel. Dan juga pekerjaan pemasangan konveyor.
2. Pemasangan instalasi Pneumatik, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi
Pneumatik yang digunakan untuk menggerakkan silinder silinder, seperti
pemasangan solenoid valve dan silinder.
3. Pekerjaan instalasi kontrol dan daya, pekerjaan ini termasuk pemasangan box
panel serta pengadaan komponen komponen instalasi kontrol dan daya, yaitu
peralatan input dan output serta melakukan penginstalasian rangkain kontrol
sesuai gambar kerja.
Pasal 3
PEDOMAN PEMILIHAN MOTOR
Syarat syarat memilih motor
Pada suatu sistem mesin terdapat dua unsur pokok yaitu beban yang digerakkan dan
motor sebagai penggeraknya.
Pada beban, faktor faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. Daya motor
2. Tegangan input
3. Arus nominal
4. Putaran permenit
5. Karakteristik putaran torsi beban
6. Jenis siklus kerja ( kontinyu, sesaat, berubah ubah, atau kerja siklus)
7. jenis pengasutan
Proyek Mesin Pemindah Barang
52
53
4. Daya nominal
5. Frekuensi nominal dan jumlah fasa untuk motor bolak-bailk
6. Kecepatan putar permenit (rpm)
7. Suhu lingkungan nominal dan kenaikkan suhu nominal
8. Kelas isolasi
9. Tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit
10. Jenis lilitan : shunt, kompon, serie untuk motor DC
11. Jenis selungkup pelindung
12. Daur kerja
Pasal 4
SISTEM KONTROL DAYA DAN PANEL UTAMA
Ketentuan umum
1. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dari supply PLN ke pusat-pusat beban
digunakan kabel tegangan menengah NYY sampai ke panel distribusi.
2. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII atau
standard-standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat rekomendasi
dari LMK.
3. Data teknis.
1. jenis kabel
: NYY
2. bahan konduktor
: tembaga
3. isolasi
: PVC
4. tegangan nominal
: 500V
5. ukuran kabel
54
Pemasangan kabel distribusi daya harus sesuai dengan peraturan PLN dan PUIL
atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press,
ukuran sesuai dengan diameter penampang kabel.
Sebelum dilakukan penyambungan kabel daya, bagian ujung dan bagian awal
kabel harus dilindungi dengan sealing and cable, sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolator tidak rusak.
Pasal 5
INSTALASI PANEL KONTROL
Syarat Umum
a) Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas :
1. Nama pembuat dan merk dagang
2. Daya, tegangan, dan arus nominal
3. Data teknis lain yang menunjang dan sesuai dengan jenis perlengkapan tersebut
b) Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika:
Mendapat izin atau pengesahan dari instalasi yang berwenang, atau memiliki
sertifikat standarisasi yang tercantum pada komponen tersebut.
Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.
Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman
dan jika perlu harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya
55
Syarat Listrik
Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam
keadaan terbuka atau tidak terhubung, selain itu penghantar yang terpasang harus
memiliki jarak aman agar tidak menggangu pergerakkan peralatan tersebut.
harus sesuai
rupa sehingga
Syarat Khusus
Pergerakan kecepatan silinder dapat diatur oleh katup aliran udara untuk
kepentingan setting plant.
Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau
menimbulkan bunga api, busur api atau logam
kecuali jika terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.
56
Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka terbuat dari besi siku atau besi plat
yang dibentuk dan dicat dasar dengan meni tahan karat serta difinis dengan cat
bakar warna abu-abu. Dengan ketebalan plat baja :
-
Dinding : 1,6 mm
Pintu
: 2,0 mm
Pada bagian panel bagian sisi kiri dan sisi kanan panel harus
diberikan lubang udara agar udara dapat bersikulasi dengan baik di dalam
panel dibagian dalamnya diberikan pelindung agar panel tidak mudah kotor.
Pasal 6
peralatan meliputi:
- Tegangan maksimal dan dan tegangan minimum perlatan.
- Arus maksimal dan minimal yang diijinkan.
- Frekuensi peralatan daya yang memilki baik maksimum maupun minimun.
57
58
tembaga.
NYAF banyak
59
3.
4.
Spiral kabel
Alat ini berfungsi adalah untuk menyatukan beberapa penghantar NYAF pada
kondisi yang teratur.
5.
Label
Label digunakan untuk penandaan yang dapat mempermudah pengawatan yang
dilakukan, atau di dalam pengecekan rangkaian biasanya label ini digunakan pada
komponen instalsi yang dianggap penting atau untuk informasi agar orang lain
mengerti fungsi dan keadaan peralatan yang dipasang.
60
Pasal 7
SYARAT PELAKSANAAN
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta suratsurat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun
surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana
lapangan.
Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun
kuantitasnya.
Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak
PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan
layak untuk dipergunakan.
Pasal 8
SISTEM INSTALASI
Dalam pemasangan instalasi kontrol berbasis PLC Mesin Pemindah Barang di lokasi
proyek kampus Politeknik Negeri Jakarta ini, diharuskan menggunakan sistim
penginstalasian onbow.
GAMBAR-GAMBAR
Pasal 1
Gambar Perancangan
-
ini,
gambar-gambar
penjelasan
dan
segala
gambar-gambar
beserta
addendumnya.
Proyek Mesin Pemindah Barang
61
Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut sesuai
dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik, dalam hal
ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal
tersebut diatas.
Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan /
ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat
penjelasan selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum masalah tersebut terlibat
dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.
Pasal 2
Gambar kerja ( shop drawing )
-
Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara
pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung.
62
1. Gambar-gambar, seperti :
a. Gambar perancangan
b. Gambar layout mesin
c. Gambar kontrol daya
d. Dan gambar-gambar lainnya
2. Detail-detail, seperti :
a. Detail panel dan intalasi IO PLC.
b. Detail pemasangan panel.
c. Detail pemasangan peralatan.
d. Detail-detail lain yang diperlukan.
e. Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan
pekerjaan
yang
sedang dikerjakan.
f.
g.
h.
i.
Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti,
Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat
kejelasan tentang hal tersebut.
j.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Proyek Mesin Pemindah Barang
63
Pasal 1
Syarat Pelaksanaan pekerjaan lainnya
Persyaratan bagi kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan adalah :
a. Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta
surat-surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah
setempat, maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun
pengawas pelaksana lapangan.
b. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang
telah digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan
maupun kuantitasnya.
c. Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi
pihak PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari
penyerahan pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur
instalasi baik dan layak untuk dipergunakan.
Pasal 2
Syarat Pemasangan Bahan
Syarat pemasangan bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini :
a. semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
b. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam
SPLN, LMK, SII, dan PUIL.
64
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah mengerjakan Proyek Mesin Pemindah Barang, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dokumen Lelang merupakan dokumen yang berfungsi sebagai Perancang atau
Pengawas.
2. Dalam Dokumen Lelang, bagian bagian utamanya terdiri atas gambar
perancangan, RKS, BQ serta Engineering Estimate.
3. Dalam proyek Mesin Pemindah Barang ini, perancangan kontrol menggunakan
modul otomasi, yakni PLC dengan 30 I/O.
4. Plant ini dapat di kontrol secara otomatis.
65
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
66
67