Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dahulu dalam mengerjakan suatu pekerjaan kita sering sekali mengandalkan tenaga
kita yang menyebabkan keletihan dan dari keletihan tersebut akan menyebabkan
kurangnya konsentrasi dalam bekerja yang mengakibatkan pekerjaan yang kita lakukan
akan rusak atau tidak seperti yang kita harapkan dan juga akan menyebabkan kecelakaan
kerja yang merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu banyak orang yang mengharapkan
langkah atau jalan apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Sekarang ini sudah banyak orang yang menemukan langkah atau jalan apa yang harus
dilakukan seperti dengan menciptakan alat agar dapat mengurangi tingkat kecelakaaan
dan juga mempermudah dalam melakukan pekerjaan tanpa harus mengeluarkan banyak
tenaga. Dan sekarang ini kami akan merencanakan pembuatan alat yang mempunyai
tujuan seperti diatas yaitu alat untuk pemindah barang yang bisa dikerjakan secara
otomatis yang dapat dikontrol dengan PLC .
Dalam membuat alat ini kami akan memperhitungkan apa saja yang diperlukan yang
sesuai dengan standar operasional pengerjaan alat dan juga kami berusaha untuk
memaksimalkan kerja alat ini dengan tingkat keamanan bagi pengguna. serta mengacu
pada tingkat ekonomis pembuatan alat. Pada kasus ini maka owner (pemilik modal) akan
melakukan open tender untuk melakukan pekerjaan pembuatan alat ini. Dari keadaan
tersebut maka akan tercipta suatu keterikatan/hubungan antara pemilik modal dengan
perancang alat ini
Untuk melengkapi pekerjaan kami ini, kami sudah menyiapkan

dokumen

penawaran yang terdiri dari Bill Of Quantity (BQ), Analisa Harga Satuan (AHS),
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva S serta Metode Pekerjaan yang akan
dilakukan untuk melancarkan semua pekerjaan agar sesuai dengan yang kita harapkan
,walaupun pastinya nanti dalam proses pengerjaan akan ada hambatan yang akan
mengganggu pekerjaan pembuatan alat ini ,dan pada akhirnya semoga pekerjaan ini dapat
berjalan sesuai yang kami inginkan.

Proyek Mesin Pemindah Barang

2. Permasalahan
pembuatan alat perancangan kontrol mesin pemindah barang ini, terdapat
permasalahan yang mungkin timbul, antara lain:

Bagaimana agar perancangan yang akan kami buat dapat berjalan dengan baik

Bagaimana merancang alat ini agar dapat dijalankan dengan aman

Bagaimana agar alat ini dapat digunakan dalam waktu yang lama

Bagaimana menghemat biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan alat ini

Dokumen apa saja yang akan dibuat.

Bagaimana cara membuat Dokumen penawaran proyek yang meliputi Bill of


Quantity (BQ), Analisa Harga Satuan (AHS), Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Kurva S, dan Metode Kerja.

Berapa besar Penawaran yang akan dilakukan

Bagaimana pengendalian biaya yang dilakukan

Menentukan rangkaian kontrol yang dimengerti oleh PLC LG,

Memilih instruksi dan fasilitas pada PLC LG sehingga sehingga mendukung


dalam pembuatan rangkaian kontrol.

3. Maksud dan Tujuan

Mampu merencanakan dan membuat mesin yang diinginkan

Mampu memprediksi apa saja kendala yang akan terjadi pada saat membuat
mesin ini

Dapat membuat mesin yang mampu bekerja selama mungkin atau tahan lama
dan tingkat keamanan yang baik

Mampu membuat Dokumen yang diperlukan dalam melakukan penawaran

Mampu membuat Dokumen penawaran proyek yang meliputi Bill of Quantity


(BQ), Analisa Harga Satuan (AHS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan
Metode Kerja.

Mampu membuat besar penawaran yang akan diajukan.

Mampu membuat metode pengendalian biaya.

Proyek Mesin Pemindah Barang

4. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pelaporan proyek ini adalah sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, dan sistematika
penulisan yang digunakan.

Bab II: LANDASAN TEORI


Memberikan gambaran tentang teori-teori dasar yang dipergunakan, dalam
pembuatan plant ini

Bab III: Perancangan control berbasis PLC


Bahasan tentang sistem kerja mesin pencampur bahan berbasis PLC yang
terdiri dari deskripsi otomatis, deskripsi manual, deskripsi gangguan, dan
flow chartnya. Serta analisa rangkaian kontrol hingga perhitungan yang
dilengkapi dengan daftar bill of quantity, analisa pembuatan engineering
estimate, dan RKS ( Rencana kerja dan syarat-syarat).

Bab IV: PENUTUP


Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari pembahasan kerja mesin
pemindah barang otomatis dengan PLC .

Proyek Mesin Pemindah Barang

BAB II
LANDASAN TEORI
Pada saat membuat plant ini kami harus mampu mengerjakan plant yang diinginkan
oleh pemilik modal atau orang yang menginginkan pengerjaan alat ini, yakni harus
handal ,safety, dan mampu bekerja dalam waktu yang lama
Dan juga kami harus mampu membuat dokumen penawaran yakni yang berisi bill of
quantity, analisa harga satuan, rencana anggaran biaya, dan lain lain yang harus
dilengkapi. Semua itu bertujuan agar tender yang kita buat jelas dan mampu untuk
digunakan atau sesuai dengan standar yang dapat diterima oleh pemilik modal atau
pemesan.
1.

Bill Of Quantity (BQ)


Bill OF Quantity (BQ) akan memuat uraian-uraian pekerjaan yang akan
dilakukan dalam sebuah proyek, apa satuan dari pekerjaan tersebut serta volume
dari yang akan dikerjakan.

2.

Analisa Harga Satuan


Analisa Harga Satuan (AHS) akan berbicara mengenai biaya bahan dan biaya
Upah yang akan dikeluarkan untuk melaksanakan sebuah proyek Instalasi Listrik
dengan memperhitungkan faktor overhead dengan acuan uraian-uraian pekerjaan
yang telah ditetapkan sebelumnya pada Bill of Quantity (BQ), sehingga dalam hal
ini tidak ada penambahan uraian pekerjaan pada Analisa Harga Satuan (AHS).
Harga satuan dapat kita analisa dengan berbagai cara, salah satu cara yang lazim
digunakan oleh kontraktor adalah dengan mengumpulkan data-data histories dari
pengalaman-pengalaman kerjanya pada waktu yang lampau dan menyesuaikannya
dengan keadaan lapangan.
perlu diketahui bahwa didalam perhitungan masih harus dikalikan dengan faktorfaktor lainnya seperti pengaruh-pengaruh jam kerja efektif, macam tenaga kerja,

Proyek Mesin Pemindah Barang

lamanya kerja, lokasi pekerjaan, adanya persaingan tenaga kerja, adanya kepadatan
penduduk, adanya pinjaman dan tenaga pendatang, serta pengaruh-pengaruh
lainnyabaik yang secara langsung maupun yang tidak langsung, dan semoga
perhitungan analisa harga satuan yang kami buat ini akan sesuai dengan yang
diharapkan.
3.

Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang akan dituangkan pada TENDER
FORM memuat secara khusus tentang Harga Penawaran yang akan ditawarkan pada
pihak Owner sehingga akan didapatkan berapa besar Biaya Tender Proyek yang
akan dilaksanakan. Dibawah ini item-item yang tertuang pada TENDER FORM :
a. Uraian Pekerjaan
Berisi uraian-uraian pekerjaan yang akan dikerjakan selama waktu proyek
b. Satuan
Satuan yang dimaksud ialah satuan pekerjaan yang akan dikerjakan, seperti:
pekerjaan armatur dalam satuan buah; pekerjaan PP/LP dalam satuan pcs; dsb.
c. Volume
Volume yang dimaksud ialah banyaknya suatu pekerjaan dilaksanakan, seperti:
pekerjaan armatur sebanyak 100 buah; pekerjaan PP/LP sebanyak 200 pcs
d. Harga per satuan ( Rupiah )
Jumlah biaya untuk suatu pekerjaan yang dilakukan sebanyak satu kali
pekerjaan atau biaya pekerjaan per satuan (sudah termasuk barang & jasa
pemasangan).
e. Harga penawaran ( Rupiah )
Jumlah harga atau biaya yang merupakan hasil perkalian antara volume & harga
satuan
f. Keterangan

4. Prinsip Prinsip Dasar pembuatan plant ini


Proyek Mesin Pemindah Barang

Untuk pembuatan alat ini kami sudah memperhitungkan apasaja yang harus
dilakukan agar plant ini berjalan dengan baik yang mengacu pada prinsip- prinsip dasar
pembuatan alat yakni kehandalan, keamanan, tahan lama, serta ekonomis tanpa
menghasilkan polusi yang banyak merugikan.
a. Keamanan
Keamanan merupakan prinsip dasar yang paling utama dan terpenting di
antara prinsip dasar instalasi yang lainnya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam prinsip keamanan, yaitu:
a) Keamanan terhadap makhluk hidup.
Umumnya instalasi dioperasikan oleh operator atau makhluk hidup dan
akibat yang ditimbulkan oleh instalasi mekanik yang ceroboh adalah
kecelakaan yang dapat menyebabkan luka atau hilangnya nyawa
menyebabkan keamanan terhadap mekahluk hidup merupakan faktor
terpenting.
Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi antara lain:

Bagian tajam

Pada bagian-bagian mekanik yang terdapat disudut peralatan biasanya sudut


tersebut tajam, untuk mencegah hal itu maka bagian yang tajam dikikir atau
diampelas agar tidak tajam dan melukai pemakai.

Bagian yang menonjol

Pada bagian yang menonjol misalnya seperti sekrup / baut dapat membuat
benda / bagian dari tubuh pemakai dapat tersangkut dan melukai. Untuk
mencegah hal itu maka begian yang menonjol dipotong dan dikikir dengan
syarat tidak mengganggu proses kerja alat
b)

Keamanan terhadap lingkungan sekitar alat

Keamanan terhadap lingkungan sekitar adalah keamanan peralatan tersebut dari


pengaruh lingkungan sekitarnya.
Di antara pengaruh-pengaruh lingkungan yang dapat membahayakan keamanan
peralatan:

Suhu sekitar alat

Proyek Mesin Pemindah Barang

Yaitu suhu udara di mana peralatan-peralatan akan dipasang. Yaitu akibat dari
semua peralatan lain yang dipasang dalam ruang/lokasi yang sama. Suhu sekitar
yang dipertimbangkan untuk peralatan adalah suhu tempat di mana peralatanperalatan akan dipasang dalam ruang/lokasi yang sama ketika beroperasi, tidak
diperhitungkan panas dari peralatan yang akan dipasang.

Terdapatnya zat cair

Terdapatnya zat cair pada lingkungan peralatan tersebut yang memiliki


kemungkinan untuk mempengaruhi, merusak fungsi kerja dari peralatan
tersebut.

Adanya pengotoran

Adanya zat-zat yang dapat mengotori atau dapat menyebabkan karat peralatan.
Pengotoran ini menghasilkan debu-debu yang bersifat dapat mengikis untuk
mencegah hal itu maka peralatan tersebut dicat untuk mencegah karat yang
mungkin timbul.
c)

Keamanan terhadap instalasi/peralatan listrik

Yaitu keamanan yang diperhatikan dalam mengamankan instalasi listrik agar


saat terjadi gangguan, maka gangguan tersebut tidak merusak peralatan atau
instalasi listrik.
b.

Keandalan

Keandalan

yang

dimaksud

adalah

instalasi

tersebut

dapat

dipertanggungjawabkan kemampuannya pada saat digunakan. Keandalan yang


tinggi dimaksudkan untuk memiliki daya tahan terhadap gangguan secara tidak
sengaja maupun disengaja oleh operator, lingkungan sekitar dan lain-lain.
Untuk mencapai tingkat keandalan instalasi yang tinggi perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini:
a)

Keandalan dalam pemasangan peralatan

Keandalan dalam pemasangan peralatan tergantung dari kemampuan instalasi


tersebut dari pengaruh-pengaruh mekanis yang terjadi secara sengaja maupun
tidak sengaja dalam batas-batas normal.
Proyek Mesin Pemindah Barang

Misalnya ada kemungkinan adanya gangguan mekanis yang terjadi dalam


sistem instalasi peralatan tersebut seperti pengaruh cairan, debu, tekanan, pada
peralatan di mana dalam keadaan batas-batas normal sistem instalasi yang
terpasang harus kuat dan mampu menahan gangguan tersebut.
Untuk mempertinggi keandalan dalam hal pemasangan peralatan tersebut dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1)

Memperhatikan pengaruh luar yang mungkin terjadi di sekitar peralatan

yang akan dipasang.


2)

Memperhatikan sistem penyambungan peralatan dalam pengawatan pada

terminalnya. Pengawatannya harus kuat agar tidak ada penghantar yang


sambungannya terlepas pada saat sistem instalasi tersebut dioperasikan.
b)

Keandalan dalam penggunaan peralatan

Keandalan dalam penggunaan peralatan dapat ditinjau dari:


1)

Sistem pemasangannya

Peralatan yang digunakan pada instalasi tersebut harus sesuai dengan


penggunaannya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

Kondisi kerja peralatan tersebut

Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan keperluannya

Lokasi pemasangan peralatan tersebut

Agar peralatan yang direncanakan untuk pengaruh luar tak normal telah ditest
menurut spesifikasi peralatan yang sesuai dan ditandai sesuai dengan hasil
pengujian.
Spesifikasi yang umum dan diakui secara internasional adalah penggolongan
peralatan menurut IP (International Protection).
Angka pertama menunjukkan tingkat perlindungan terhadap sentuhan dengan
benda lain.
IP 0 x Tanpa perlindungan terhadap penyusupan benda padat dari luar
IP 1 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 50 mm
IP 2 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 12 mm
IP 3 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 2.5 mm
Proyek Mesin Pemindah Barang

IP 4 x Terlindung terhadap benda lain dengan ukuran diameter < 1 mm


IP 5 x Terlindung terhadap endapan benda
IP 6 x Terlindung terhadap penyusupan debu
Angka kedua menunjukkan tingkat perlindungan terhadap air.
IP 0 x Tanpa penunjukan tingkat perlindungan terhadap air
IP 1 x Terlindung terhadap tetesan air secara vertikal
IP 2 x Terlindung terhadap tetesan air secara miring/tetesan tak langsung
IP 3 x Terlindung terhadap semburan air yang halus (spray proof)
IP 4 x Terlindung terhadap cipratan air (splash proof)
IP 5 x Terlindung terhadap semprotan air (hose proof)
IP 6 x Terlindung terhadap gelombang air (wave)
IP 7 x Terlindung terhadap celupan air yang bersifat sementara
IP 8 x Terlindung terhadap rendaman air
(Sumber TEDC Bandung, Instalasi Listrik I,2.1.1.1.-2)
Peralatan yang digunakan pada instalasi harus memperhatikan keseragaman
peralatan-peralatan listrik secara internasional. Beberapa negara di dunia
memiliki lembaga pengujian atau laboratorium untuk memeriksa peralatan
listrik dari gangguan mekanis. Pengujian ini mengikuti standar minimum yang
disetujui oleh IEC dan standar suatu negara. Tiap peralatan yang telah diuji
diberi penandaan oleh lembaga yang mengujinya.
2)

Sistem pengoperasiannya

Pada saat pengoperasian haruslah memiliki kehandalan yang tinggi yang


disesuaikan dengan fungsi kerja alat. Misalnya penempatan panel haruslah
ditempat yang mudah dijangkau sehingga apabila seseorang ingin memakainya
tidak harus menggunakan peralatan Bantu lainnya misalnya tangga.
c.

Kemudahan

Prinsip kemudahan dalam instalasi listrik meliputi

kemudahan

pada

pengoperasian, pengawasan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan.


Kemudahan dalam instalasi listrik tersebut harus terpenuhi dalam hal-hal
berikut ini:
a)

Kemudahan dalam pemasangan peralatan

Proyek Mesin Pemindah Barang

Dalam perencanaan instalasi listrik harus jelas tentang penandaan dan


keterangan lainnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemasangan dan
pengawatan peralatan tersebut.
Kemudahan tersebut akan tercapai bila memperhatikan beberapa hal tersebut:
1)

Adanya standarisasi penandaan peralatan yang jelas

Penggunaan/pemilihan warna penghantar disesuaikan dengan gungsi atau


standar yang telah ditetapkan. Warna merah untuk L1, Warna kuning untuk L2,
warna hitam untuk L3, warna biru untuk netral, dan warna hijau-kuning sebagai
warna penghantar PE. Dengan demikian tidak menimbulkan kesalahpahaman
atau kesimpangsiuran dalam penyambungan antar peralatan.
2)

Adanya penandaan yang jelas pada terminal sambungan

Untuk memudahkan pemasangan penghantar pada terminal, penandaan


sambungan harus memberi keterangan yang jelas mengenai nomor dan
warna penghantar. Penghantar yang menghubungkan antar terminal harus
berbeda dan berjauhan lokasi dari panel, harus mempunyai penandaan yang
berupa kode penghantar pada bagian ujung penghantar.
3)

Penandaan fungsi alat sesuai dengan fungsi kerja

Pada saat perencanaan instalasi baru penandaan fungsi peralatan dilakukan


untuk memberi keterangan pada saat pemasangan atau pengawatan tersebut.
4)

Pemasangan peralatan yang baik

Merencanakan susunan peralatan yang baik, yaitu yang mudah dijangkau dalam
hal pemasangan dan pengawatan instalasi tersebut.
b)

Kemudahan dalam pengoperasian peralatan


Instalasi tersebut harus mudah dioperasikan dan tidak menimbulkan
kebingungan atau kesalahpahaman pada saat operator menggunakannya
sehingga dapat menimbulkan kesalahan yang tidak perlu terjadi. Diperlukan
keterangan yang jelas untuk mengoperasikan instalasi tersebut dengan
memperhatikan:
1)

Fungsi kerja

Ada keterangan yang jelas tentang fungsi kerja peralatan, misalnya sebuah
tombol tekan On Motor 1, maka tombol tersebut mempunyai identitas atau
keterangan On Motor 1 dan berwarna hijau / biru yang menandakan kondisi
Proyek Mesin Pemindah Barang

10

siap beroperasi. Sehingga jika tombol tersebut dioperasikan, maka motor 3 akan
on, bukan peralatan yang lain.
2)

Operasi alat

Penandaan yang digunakan peralatan disesuaikan dengan operasi peralatan


tersebut, misalnya rotary switch yang mempunyai penandaan On-Off. Pada saat
dioperasikan pada posisi On, maka rangkaian harus on, dan pada saat
dioperasikan Off, maka rangkaian harus off.
c)

Kemudahan dalam perawatan dan perbaikan peralatan


Perawatan dan perbaikan peralatan dalam suatu instalasi untuk masa yang akan
datang setelah instalasi tersebut terpasang, haruslah memiliki:
1)

Kemudahan untuk mendapatkan peralatan yang telah rusak dengan

peralatan yang sama atau setara di pasaran sehingga apabila terjadi kerusakan
pada instalasi, komponen penggantinya mudah ditemukan di pasaran tanpa perlu
memodifikasi rangkaian instalasi tersebut dan instalasi dapat digunakan
kembali.
2)

Kemudahan dalam menelusuri kerusakan atau kesalahan dalam instalasi

tersebut dengan berpedoman pada diagram pengawatan instalasi kontrol


tersebut.
4.

Ketersediaan

Ketersediaan adalah prinsip mempertimbangkan kemungkinan pengmbangan


suatu instalasi di masa yang akan datang, di antaranya adalah:
a)

Ketersediaan daya

Ketersediaan daya perlu dipertimbangkan karena umumnya sesuai dengan


kebutuhan daya yang cenderung semakin besar pada saat terjadi penambahan,
pengembangan, modifikasi instalasi tersebut di masa yang akan datang.
Untuk itu perlu diantisipasi dengan menggunakan peralatan yang dapat
digunakan pada pengembangan instalasi yang akan datang , misalnya
penggunaan kabel daya yang setingkat lebih tinggi dari penggunaan masa
sekarang. Karena apabila daya pada masa yang akan datang lebih besar, maka
penghantar tersebut masih bisa digunakan. Apabila daya bertambah besar dan
Proyek Mesin Pemindah Barang

11

kabel daya tersebut diganti dengan luas penampang yang sesuai akan menjadi
tidak ekonomis dan tidak efisien.
b)

Ketersediaan alat

Ketersediaan alat dan bahan diperlukan dalam perubahan atau modifikasi


instalasi pada masa yang akan datang. Misalnya adanya penghantar yang
dijadikan sebagai cadangan yang belum digunakan dan dapat digunakan pada
saat modifikasi instalasi tersebut.
c)

Ketersediaan tempat

Ketersediaan tempat untuk penambahan peralatan yang mungkin terjadi


modifikasi pada masa yang akan datang. Misalnya menyisakan ruangan pada
panel untuk penambahan peralatan.
5.

Pengaruh terhadap Lingkungan

Instalasi tersebut harus diperhatikan akan pengaruhnya terhadap lingkungan


sekitarnya agar tidak memberi pengaruh buruk pada lingkungan sekitarnya.
Seperti:
Kebisingan, polusi, getaran yang diakibatkan instalasi, dan estetika (keindahan).
Kebisingan, polusi dan getaran dapat menyebabkan penyakit bagi lingkungan
sekitar instalasi.
Keindahan dan kerapian dalam pekerjaan instalasi tersebut harus dibuat
sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan berantakan yang berdampak
kurang baik pada lingkungan sekitar. Dengan instalasi yang rapi maka akan
memudahkan pula untuk menelusuri kerusakan yang terjadi.
6.

Ekonomis

Dalam perencanaan instalasi listrik perlu memperhatikan prinsip ekonomis agar


instalasi tersebut tidak terlalu mahal walaupun hal tersebut relatif, tetapi dengan
kualitas yang baik. Tahap-tahap agar mendapatkan instalasi yang ekonomis
adalah:
a)

Ekonomis dalam perencanaan

Proyek Mesin Pemindah Barang

12

Pada saat perencanaan instalasi terutama pada saat rancangan, perlu sekali
mendapatkan rancangan yang sesuai deskripsi dengan menggunakan komponen
yang diperlukan dengan efisien dan dengan jumlah komponen yang lebih
sedikit, maka waktu pemasangan dan pengawatan instalasi akan lebih cepat.
b)

Ekonomis dalam pemilihan peralatan

Peralatan yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan pada instalasi


tersebut baik spesifikasi teknis, jumlah dan mutunya.
c)

Ekonomis dalam pemasangan

Pemasangan

peralatan

dalam

suatu

instalasi

harus

dipasang

dengan

memperhatikan hubungannya terhadap peralatan lainnya dalam suatu lokasi


sehingga pengawatannya tidak terlalu jauh dan berbelit-belit, dan dalam
pemasangannya harus memperhatikan kemudahannya sehingga waktu yang
diperlukan dalam memasang instalasi tersebut relatif cepat.
Contoh sebagian tentang kerja peralatan yang digunakan:
A. Push Button
Push button merupakan jenis saklar yang dalam prinsip kerjanya melalui
penekanan. Fungsi dari peralatan ini adalah sebagai pemutus atau pemisah dan
penghubung pada suatu rangkaian. Dari segi konstruksi mdan operasi kerjanya, tombol
tekan ini terdiri dari :
1. Momentary Contact
Merupakan tombol tekan tanpa penguncian, dimana akan bekerja bila
mendapatkan penekanan. Bila penekanan dilepas maka tombol ini akan
kembali ke keadaan semula. Tombol tekan jenis ini terdiri dari dua jenis
kontak yaitu :
- Normally Open (NO), yaitu pada kondisi normal kontak dalam keadaan
terbuka dan akan menutup bila mengalami penekanan.
- Normally Close (NC), yaitu dalam keadaan normal kontak dalam keadaan
tertutup dan akan membuka bila mengalami penekanan.
2. Fix Contact, yaitu tombol tekan dengan penguncian dan akan bekerja bila
mengalami penekanan. Bila penekanan dilepas tombol akan tetap bekerja
Proyek Mesin Pemindah Barang

13

sesuai kondisi terakhir yang dilakukan. Tombol tekan jenis ini terdiri dari dua
jenis kontak yaitu :
- Normally Open (NO), yaitu pada kondisi normal, kontak dalam keadaan
terbuka dan akan menutup bila mengalami penekanan.
- Normally Close (NC), yaitu pada kondisi normal, kontak dalam keadaan
tertutup dan akan membuka bila mengalami penekanan.

Gambar. Push Button dan


Simbol dengan kontak NO
dan NC
NO

NC

B. Limit Switch
Limit switch merupakan sebuah alat yang dapat mendeteksi suatu keadaan
dimana akan bekerja bila ditekan. Limit switch ini dapat berfungsi untuk membatasi
kerja dari suatu peralatan listrik. Berdasarkan cara kerja limit switch ini terdiri dari dua
macam yaitu:
a. Slow break kontak, akan bekerja apabila mengalami sentuhan dan apabila
sentuhan dilepas maka kontak akan kembali lepas.
b. Snap action kontak
Apabila saklar pembatas tersentuh, maka kontak akan terkunci secara
mekanis dan bila aksi ini dilepas, kontak akan tetap terkunci. Kontak akan
lepas kembali bila mengalami sentuhan.

Proyek Mesin Pemindah Barang

14

Gambar. Limit switch dan simbolnya.

Gambar. Limit switch


C. Emergency Switch
Emergency switch merupakan sebuah saklar yang digunakan pada kondisi
tertentu atau pada kejadian-kejadian khusus. Kontak yang digunakan pada emergency ini
adalah kontak Normally Close (NC) yang dipakai untuk memutuskan rangkaian pada
keadaan darurat. Bila tombolnya ditekan maka tombol akan mengunci sampai tombol
tersebut diputar dengan arah sesuai dengan penunjukannya sehingga kontaknya kembali
pada keadaan semula.

Gambar. Emergency Switch dan Simbolnya


D . Pengertian PLC
PLC adalah suatu peralatan elektronik yang menggunakan mikroprosesor dan
dirancang khusus untuk memenuhi tuntutan dari sistem kontrol di industri yang terus
berkembang, sehingga memerlukan sistem kontrol yang dapat dikembangkan pula yang
akhirnya dapat mengikuti kemajuan proses industri yang semakin kompleks.
Proyek Mesin Pemindah Barang

15

Adapun prinsip kerja dari peralatan elektromekanis tersebut meliputi adanya


kondisi ON dan kondisi OFF atau kondisi 1 dan 0, dimana kondisi ON-OFF tersebut
dapat terjadi serentak, berurutan sendiri-sendiri atau bergantian baik langsung atau tidak
langsung, sehingga sistem kontrol eletromekanis ini disebut pula system kontrol ONOFF.
Dari urutan mengenai sistem kontrol elektromekanis diatas, maka pengembangan
sistem kontrol PLC dilakukan atas dasar prinsip kerja yang sama, yaitu sama-sama
menggunakan kontak sebagai komponen untuk membentuk proses kerja rangkaian
kontrol sehingga kerja PLC banyak kesamaannya dengan sistem kontrol yang memakai
relay-relay. Hal ini disebabkan karena rangkaian-rangkaian dan internal logic pada PLC
yang menggunakan relay-relay, timer, counter dan lain sebagainya. Tetapi relay, timer,
dan counter yang terdapat pada PLC lebih fleksibel. Sistem kontrol PLC adalah
pengembangan dari system elektromekanis yang merupakan suatu sistem kontrol yang
menggunakan peralatan/perangkat yang diaktifkan dengan menggunakan sinyal-sinyal
listrik, selanjutnya proses kerjanya diubah menjadi gerakan mekanis untuk menggerakkan
kontak-kontak. Perubahan posisi kontak, apakah terbuka atau tertutup atau pindah ke
posisi lain dapat digunakan lagi untuk mengaktifkan peralatan elektromekanis lainnya.
A. Bagian-bagian dari PLC
Dalam system PLC terdapat 4 (empat) komponen utama, yaitu :
1. CPU (Central Processing Unit)
Merupakan otak dari PLC, yang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
a. Mikroprosesor merupakan otak dari PLC yang difungsikan untuk
operasi matematika dan operasi logika.
b. Memori, merupakan daerah CPU yang digunakan untuk melakukan
proses penyimpanan dan pengiriman data pada PLC.
c. Catu daya/ Power Supply, yang berfungsi untuk mengubah sumber
masukan tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah.
2. Programmer/monitor
3. Raks dan chasis
4. Modul input/output
Proyek Mesin Pemindah Barang

16

Pada PLC, modul input/output berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal yang datang
dari peralatan input menjadi besaran tegangan dengan level rendah sehingga dapat
diproses oleh CPU menjadi sinyal-sinyal dengan level tertentu untuk mengontrol katup.
Masing-masing input dan output mempunyai catu daya terpisah. Besarnya catu
daya tergantung dari spesifikasi PLC itu sendiri. Biasanya catu daya pada input sudah
tersedia berupa keluaran tegangan DC dengan level rendah yang digunakan hanya
sebagai input PLC, sedangkan output mempunyai catu daya tersendiri yang sesuai dengan
peralatan output.
Untuk kapasitas input/output PLC, sangat tergantung dari tipe PLC. Bila ingin
menambahkan input/output dengan cara memakai input/output extension yang telah
disesuaikan dengan PLC yang digunakan.
B. Konsep dasar perancangan kontrol PLC

Perancangan kontrol adalah penuangan suatu deskripsi kerja ke dalam rangkaian


peralatan-peralatan kontrol seperti relay-relay, timer, relay impuls dan peralatan-peralatan
kontrol lainnya, sehingga dapat menghasilkan suatu sistem kerja alat yang sesuai dengan
deskripsi kerja yang diinginkan. Rangkaian kontrol untuk pada PLC ini berbeda dengan
rangkaian kontrol konvesional. Rangkaian kontrol untuk PLC disebut sebagai Diagram
Tangga atau Ladder Diagram yang dibuat berdasarkan deskripsi kerja alat, setelah itu
baru barulah PLC diprogram, agar dapat dibaca oleh PLC. Setelah diprogram maka PLC
dapat terus menerus menjalankan rangkaian kontrol yang dikehendaki.

Proyek Mesin Pemindah Barang

17

BAB III
PERANCANGAN KONTROL BERBASIS PLC
III.1 DESKRIPSI MESIN PEMINDAH BARANG
A. Kondisi Kerja Normal
Rangkaian ini dikontrol secara otomatis dengan switch control berada pada posisi
1. Tombol tekan start ditekan maka MC2 ON dan PN1 ON, maka tempat box akan
keatas. Kemudian menyentuh LS1 sehingga MC1 ON lalu box diatas konvetor 1
bergerak menuju tempat box dan menyentuh LS2 sehingga MC1 off dan 3 detik
kemudian PN1 OFF. Karena PN1 OFF, maka tempat box turun ke kereta barang
bersama box yang sudah dibawanya. Saat turun ke bawah, box menyentuh LS3,
sehingga MF ON yang menyebabkan kereta barang bergerak menuju ke konveyor
2.Setelah sampai konveyor 2, kereta barang menyentuh LS4, sehingga MF OFF dan
PN2 On untuk mendorong barang ke konvetor 2. Setelah 5 detik saat LS4 ON, maka
PN2 OFF dan 5 detik setelah PN2 OFF, MR ON. Sehingga kereta barang bergerak
mundur dan menyentuh LS5 dan tempat box siap menerima box kembali seperti
kondisi awal.
B. Kondisi Gangguan
Gangguan yang terjadi pada mesin dapat berupa hal-hal overload dari motor
MC1, MC2, dan MFR. Gangguan juga terjadi apabila box yang dipindahkan dari
konveyor 1 menuju tempat box menyentuh LS6. Maka alarm akan berbunyi dan plant
berhenti bekerja.. Fungsi dari LS6 adalah untuk mencegah agar box tidak terjatuh dari
tempat box

Proyek Mesin Pemindah Barang

18

Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masingmasing ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm
akan OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.

C. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari Motor Conveyor 1, Motor Conveyor 2 , Motor F-R dilengkapi
dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk phasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor dirangkai dengan system Direct On Line

III.2 TABEL IDENTIFIKASI I / O


A.Tabel Identifikasi Input
No

Jenis Masukan Luar

Notasi

1
2

Limit Switch 1
Limit Switch 2

LS 1
LS 2

3
4

Limit Switch 3
Limit Switch 4

LS 3
LS 4

Proyek Mesin Pemindah Barang

Kode
Masukan
PLC

Fungsi
Meng-ON-kan Motor Conveyor1
Meng-OFF-kan Motor
Conveyor1 dan Pneumatic 1
Meng-ON-kan motor F R
Meng-OFF-kan motor F R dan
meng-ON-kan Pnumatic2
19

5
6

Limit Switch 5
Limit Switch 6

LS5
LS 6

7
8
9

Tombol Reset
Tombol Start
Tombol Stop

SR
START
STOP

Kembali ke kondisis awal


Indikator agar box tidak terjatuh
dan mematikan kerja sistem
Mereset kembali kerja sistem
Start kontrol kerja sistem
Stop kontrol kerja sistem

B. Tabel Identifikasi Output


No

Jenis Masukan Luar

Notasi

1
2
3
4
5

Motor Konveyor 1
Motor Konveyor 2
Motor Forward
Motor Reverse
Pneumatic 1

K1M
K2M
K3M
K4M
PN1

Pneumatic 2

PN2

Lampu
Tanda
Motor HON F
Forward
Lampu
Tanda
Motor HON R
Reverse
Lampu Tanda Overload HOL F
pada motor forward
Lampu Tanda Overload HOL R
pada motor reverse
Lampu tanda gangguan
HON
motor
gangguan
Alarm
HON
Alarm
Buzzer
HON

8
9
10
11
12
13

Proyek Mesin Pemindah Barang

Kode
Masukan
PLC

Fungsi
Alat switching motor konveyor1
Alatswitching motor konveyor2
Alatswitcing motor forward
Alatswitching motor reverse
Mengangkat dan menurunkan
tempat box
Mendorong box ke motor
konveyor 2
Indikasi Motor forward sedang
bekerja
Indikasi Motor reverse sedang
bekerja
Indikasi gangguan beban lebih
pada Motor Forward
Indikasi gangguan beban lebih
pada Motor Reverse
Indikasi untuk gangguan emsin
kondisi kerja
Indikasi suara saat motor
mengalami beban lebih
Indikasi suara terjadi gangguan

20

START
Supply on
N

START

III.3 FLOW CHART DAN DIAGRAM KONTROL MESIN PEMINDAH BARANG


Y

PN1 = ON
MC2 = ON

Tempat Box
menyentuh LS1
Y

MC1 = ON

Box menyentuh
LS2
Y

MC1 = OFF
3 Detik

PN1 = OFF

Box menyentuh
LS3
Y

MF = ON

Kereta barang
menyentuh3LS4
Detik
Y

MF = OFF
PN2 = ON
10 Detik

PN2 = OFF
MR = ON

Kereta barang bergerak


mundur dan menyentuh
LS5

Proyek Mesin Pemindah Barang

21
RESET

STOP

Proyek Mesin Pemindah Barang

22

Proyek Mesin Pemindah Barang

23

Proyek Mesin Pemindah Barang

24

Proyek Mesin Pemindah Barang

25

Proyek Mesin Pemindah Barang

26

Proyek Mesin Pemindah Barang

27

Proyek Mesin Pemindah Barang

28

Proyek Mesin Pemindah Barang

29

Proyek Mesin Pemindah Barang

30

Proyek Mesin Pemindah Barang

31

Proyek Mesin Pemindah Barang

32

Proyek Mesin Pemindah Barang

33

Proyek Mesin Pemindah Barang

34

Proyek Mesin Pemindah Barang

35

Proyek Mesin Pemindah Barang

36

Penghantar
(mm2)

No Grup

4 X 10

30

4 X 2,5

36

4 X 2,5

32

4 X 2,5

34

2 x 1,5

53

2 x 1,5

62

2 x 1,5

66

2 x 1,5

72

2 x 1,5

73

2 x 1,5

75

2 x 1,5

76

2 x 1,5

78

2 x 1,5

81

2 x 1,5

82

2 x 1,5

83

2 x 1,5

84

2 x 1,5

85

2 x 1,5

86

No
Terminal
L1
L2
L3
N
PE
U
V
W
N
PE
U
V
W
N
PE
U
V
W
N
PE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Hubungan dengan
Terminal

SUPPLY

MOTOR FORWARD
REVERSE

MOTOR CONVEYOR 1

MOTOR CONVEYOR 2

H1
H2
H3
H4
H5
H6
ALARM
BUZZER
LIMIT SWITCH 1
LIMIT SWITCH 2
LIMIT SWITCH 3
LIMIT SWITCH 4
LIMIT SWITCH 5
LIMIT SWITCH 6

III.4 ANALISA RANGKAIAN KONROL


Proyek Mesin Pemindah Barang

37

Ketika Selector Switch diposisikan ke posisi 1 tekan tombol start, maka PN1 akan ON
dan MC2 juga akan ON ditandai dengan lampu tanda.
Karena tempat barang menyentuh LS1, maka MC1 ON
Kemudian box berjalan menuju tempat barang dan menyentuh LS2 sehingga 3 detik
kemudian PN1 OFF
Saat PN1 OFF, tempat barang akan menyentuh LS3 sehingga menjalankan motor
forward dan kereta barang pun bergerak maju.
Ketika kereta barang sampai ditempat tujuan, maka kereta barang tersebut menyentuh
LS4 sehingga motor forward OFF. 5 detik kemudian PN2 ON dan mendorong barang
ke konvetor 2. 10 detik kemudian motor reverse ON dan kereta batang bergerak
mundur.
Kereta akan menyentuh LS5, sehingga akan mereset rangkain dan kereta barang pun
siap menerima box kembali atau kembali k eke kondisi awal
Gangguan yang terjadi pada mesin dapat berupa hal-hal overload dari motor MC1,
MC2, dan MFR. Gangguan juga terjadi apabila box yang dipindahkan dari konveyor 1
menuju tempat box menyentuh LS6. Maka alarm akan berbunyi dan plant berhenti
bekerja.. Fungsi dari LS6 adalah untuk mencegah agar box tidak terjatuh dari tempat
box
Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masing-masing
ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm akan
OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.

Proyek Mesin Pemindah Barang

38

III.5 PERHITUNGAN KOMPONEN KONTROL DAN PENGAMAN


Setting TOR
Motor F R In = 8,5 A
Type TOR : LRD 14 Range 7-10 A
Motor Conveyor 1 In = 5 A
Type TOR : LRD 14 Range 7-10 A
Motor Conveyor 2 In = 5 A
Type TOR : LRD 14 Range 7-10 A
Rating Pengaman
M1 (Conveyor 1) : F2 = 2,5 In = 2,5 5 = 12,5 A
MCB Standar = 16 A
M2 (Conveyor 2) : F3 = 2,5 In = 2,5 5 = 12,5 A
MCB Standar = 16 A
M3 (Forward Reverse) : F2 = 2,5 In = 2,5 8, 5 = 21,25 A
MCB Standar = 20 A
Q1 = In + nilai pengaman motor terbesar
= (8,5 + 5 +5) + 20 = 18,5 + 20 = 38,5 A
MCCB Standar = 40 A
F1 = Diambil 1 tingkat diatas Q1 = 50 A
Penentuan kabel
1. Kabel a ditanam diatas tanah jenis kabel NYFGbY
Vs = 380V ; l = 300m ; XCu = 56
Drop tegangan = 3% = 0,03 380 V = 11,4 Volt
kabel a = l p beban = 300.(2200+2200+4000) = 10,38 mm
XCu V V

56.11,4.380

Kabel a dipilih = NYFGbY 4 10 mm

Proyek Mesin Pemindah Barang

39

2. Kabel b dipasang diatas rak kabel jenis kabel NYY


Vs = 380V ; l = 150m ; P = 2200 W : XCu = 56 : V = 7,6 V
kabel b =

l p

150.2200 =2,04 mm

XCu V V 56.7,6.380
kabel b adalah NYY 5 2,5 mm
3. Kabel 3 dipasang diatas rak kabel jenis kabel NYY
Vs = 380V ; l = 150m ; P = 2200 W : XCu = 56 : V = 7,6 V
kabel c =

l p

= 150.2200 =2,04 mm

XCu V V 56.7,6.380
kabel c adalah NYY 5 2,5 mm
4. Kabel d dipasang diatas rak kabel jenis kabel NYY
Vs = 380V ; l = 150m ; P = 2200 W : XCu = 56 : V = 7,6 V
kabel d =

l p

150.4000 =3,7 mm

XCu V V 56.7,6.380
kabel d adalah NYY 5 4 mm

Kabel b1 => KHA = 1,25 x In MM1 = 1,25 x 5 = 6,25 A


Dipilih kabel c1 standar : NYY 4 x 1,5 mm
Kabel c1 => KHA = 1,25 x In MM2 = 1,25 x 5 = 6,25 A
Dipilih kabel d1 standar : NYY 4 x 1,5 mm
Kabel d1 => KHA = 1,25 x In MC = 1,25 x 8,5 = 10,625 A
Dipilih kabel b1 standar : NYY 4 x 1,5 mm

Proyek Mesin Pemindah Barang

40

Dari LVMDP, 3 phasa, 380 V, N, PE

a
F1

Q1

F2

F3

F4
c

b1

MC
3 Ph
Motor DOL
( Conveyor 1 )
2,2 KW
380 V
8,5 A

c1

M1
3 Ph
Motor DOL
(Conveyor 2)
2,2 KW
380 V
5A

d1

M3
3 Ph
Motor F-R
2,2 KW
380 V
5A

BILL OF QUANTITY FORM


Proyek Mesin Pemindah Barang

41

NO
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
III
1

URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan pemasangan limit switch 1
Pekerjaan pemasangan limit switch 2
Pekerjaan pemasangan limit switch 3
Pekerjaan pemasangan limit switch 4
Pekerjaan pemasangan limit switch 5
Pekerjaan pemasangan limit switch 6
Pekerjaan pemasangan motor F - R
Pekerjaan pemasangan pneumatik 1
Pekerjaan pemasangan pneumatik 2
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 1
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 2
Pekerjaan pembuatan kerangka plant
Pekerjaan pemasangan PLC
Pekerjaan Penginstalasian Alat
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
1
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
2
PekerjaanPenginstalasian limit switch
3
Pekerjaan Penginstalasian limit switch
4
PekerjaanPenginstalasian limit switch
5
PekerjaanPenginstalasian limit switch
6
PekerjaanPenginstalasian motor F - R
Pekerjaan Penginstalasian pneumatik
1
Pekerjaan pemasangan pneumatik 2
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 1
Pekerjaan pemasangan motor
conveyor 2
Pekerjaan Pembuatan Kontrol
Pada Panel
Pekerjaan pembuatan kontrol
otomatis
Proyek Mesin Pemindah Barang

SATUA
N
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah

VOLUM
E
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Unit

Unit
Unit
Unit

1
1
1

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah

Buah
Buah

1
1

Buah
Buah

1
1

Buah

Buah

Unit

KETERANGAN

42

Pekerjaan pembuatan kontrol manual


Pekerjaan pembuatan kontrol
3 gangguan
Pekerjaan Penarikan Kabel NYM 3
IV X 2,5 mm2
Pekerjaan penarikan kabel panel ke
1 plan
Pekerjaan penarikan kabel panel ke
2 daya

Unit

Unit

Meter

20

Meter

III.8 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )


Proyek: MESIN PEMINDAH BARANG dengan perancangan kontrol berbasis PLC
PENJELASAN UMUM
Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek MESIN PEMINDAH BARANG
DENGAN PERANCANGAN KONTROL BERBASIS PLC yang berlokasi di
Politeknik Negeri Jakarta, Depok.
Supply utama adalah 380V/220V, 50 Hertz dilayani oleh PLN. Sumber tersebut akan
menuju ke PP ( Power Panel ), diteruskan ke panel kontrol yang telah dilengkapi dengan
peralatan PLC serta mikrokontroller, dan koneksi terakhir adalah berupa hubungan
langsung ke plant ( sistem kerja ).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang kontrol listrik pada proyek tersebut
adalah sebagai berikut:
Pasal 1
Syarat Umum
Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah:
Politeknik Negeri Jakarta
Kampus baru UI, Jl. Margonda raya
Proyek Mesin Pemindah Barang

43

Depok 16424
Pelaksana
Pelaksana adalah : Fahry Ahmad Hasan dan Fajar Harianto
PT. D2A
Electrical Contractors & Consultant

Direksi pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran

pelaksanaan

pekerjaan, memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan. Dalam proyek ini yang ditunjuk sebagai direksi pelaksanaan pekerjaan
adalah

Drs. A Tatang selaku dosen Rancangan Listrik Politeknik Negeri Jakarta

Syarat-syarat peserta pelelangan


1. Yang diperkenankan mengikuti pelelangan adalah :
a) Peserta yang tercatat dalam DRM propinsi DKI Jakarta untuk tahun

anggaran

2008/2009 dan diundang mengikuti pelelangan;


b) Peserta yang telah mengambil dokumen lelang;
c) Peserta pelelangan yang telah mengikuti penjelasan pekerjaan.
2. Yang tidak diperkenankan sebagai peserta atau penjamin adalah :
a) Pegawai Negeri;
b) Pegawai badan usaha milik negara (BUMN);
c) Pegawai bank milik pemerintah;
d) Perusahaan yang dinyatakan pailit;
e) Perusahaan yang memiliki catatan hitam;
f) Perusahaan yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya;.
Proyek Mesin Pemindah Barang

44

3. Peserta pelelangan harus menyertakan pada surat penawarannya :


a) Neraca perusahaan terakhir;
b) Daftar susunan pemilikan modal;
c) Susunan pengurus;
d) Copy akta pendirian beserta perubahan-perubahannya;
e) Ijin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan
diserahkan.
f) Pengalaman kerja dalam pekerjaan sejenis;
g) Daftar peralatan yang diperlukan;
h) Rekaman surat fiscal yang masih berlaku;
i) Referensi bank;
j) Surat jaminan dari bank pemerintah atau bank lain atau lembaga keuangan lain
yang ditetapkan oleh menteri keuangan;
k) Perincian biaya;
l) Harga satuan pekerjaan;
m) Harga satuan bahan atau upah;
n) Metoda pelaksanaan yang memuat antara lain : perincian kegiatan dan cara
pelaksanaan pekerjaan. Bila akan menggunakan metoda yang berhubungan
dengan perkembangan teknologi agar hal ini diuraikan dengan jelas.
o) tata cara pelaksanaan (construction schedule) yang memuat antara lain perincian
bagian-bagian pekerjaan, serta jadwal pelaksanaannya dengan menggunakan BarChart.
p) Struktur organisasi pelaksanaan yang menyatakan bagan organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan dilengkapi dengan nama petugas inti disertai dengan
keterangan mengenai pendidikan, dan pengalaman pekerjaan yang pernah
dilakukan;
q) Struktur organisasi perusahaan yang dilengkapi dengan daftar tenaga ahli;
r) Daftar perkiraan volume pemakaian bahan dan upah kerja.
Syarat Administrasi
1) Jangka waktu pelaksanaan dalam proyek ini adalah selambat-lambatnya 3
minggu setelah mengambil dokumen lelang.
Proyek Mesin Pemindah Barang

45

2) Pekerjaan harus diserahkan pada tanggal 25 Januari 2009

Pengawas pelaksana
a) Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang
telah ditunjuk oleh Politeknik Negeri Jakarta, yang kemudian disebut sebagai
pengawas pelaksana.
b) Untuk pengawasan di tempat akan ditunjuk pengawas pelaksana lapangan yang
akan diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontraktor.
c) Kontraktor setuju atas pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban untuk
membantu pelaksanaan tugasnya. Kontraktor wajib memenuhi petunjuk dan atau
perintah pengawas pelaksana dan pengawas pelaksana, sepanjang petunjuk atau
perintah tersebut mengenai lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kontraktor menurut perjanjian ini.
Kontraktor
Kontraktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya.
Pelelang
Pelelang adalah Politeknik Negeri Jakarta, yang berkedudukan di Jl. Kampus baru UI,
Depok.
Pelaksana pembangunan proyek
Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Drs. A Tatang selaku dosen
perancangan listrik semester V.
Pemimpin proyek
Proyek Mesin Pemindah Barang

46

Dalam mengelola proyek ini telah ditunjuk sebagai wakil dari Politeknik Negeri
Jakarta, Drs. A Tatang sebagai pemimpin proyek dan dibantu oleh staf-staf dari Politeknik
Negeri Jakarta yang telah ditunjuk untuk itu.

Pasal 2
Dokumen RKS
Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari
dokumen RKS.
Isi dokumen RKS adalah sebagai berikut :
1. peraturan dan persyaratan administrasi;
2. spesifikasi teknik;
2. peraturan dan persyaratan penawaran;
3. gambar rencana;
4. berita acara rapat penjelasan
Pasal 3
Rapat Penjelasan Pekerjaan
Rapat penjelasan pekerjaan akan diselenggarakan pada :
Hari

Kamis

Tanggal

22 Desember 2009

Waktu

Pukul 09.00 -15.00 WIB

Tempat

Aula Gedung Q lantai 3 Politeknik Negeri Jakarta

Catatan

Rapat penjelasan akan dilanjutkan dengan peninjauan ke lokasi


proyek. Peserta lelang harus hadir.

Berita acara rapat penjelasan di atas harus disahkan oleh kedua wakil peserta lelang dan
Panitia Pelelangan.
Berita acara rapat dapat diambil peserta lelang mulai :
Proyek Mesin Pemindah Barang

47

Hari

Kamis

Tanggal

28 Desember 2009

Waktu

09.00 -15.00 WIB

Tempat

Aula Gedung Q lantai 3 Politeknik Negeri Jakarta

Peserta lelang yang tidak mengikuti rapat penjelasan dan peninjauan lokasi proyek,
dianggap menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak Politeknik Negeri
Jakarta dengan peserta lelang.

Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS
atau dokumen pelelangan.

Walaupun para peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat penjelasan dari
panitia lelang, dianjurkan kepada para peserta lelang untuk membuatr catatan
mengenai hal yang telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar suoaya tidak hilang
waktu, untuk menunggu penggandaan berkas berita acara.

Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat
penjelasan, tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.

Pasal 4
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan
lapangan tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau
pedoman atau dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia
lelang dan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat
penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal
rapat penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat
penjelasan.
Proyek Mesin Pemindah Barang

48

Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.
Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan
akan disahkan oleh dua wakil peserta lelang. Berita acara rapat dapat diambil oleh peserta
lelang sesuai dengan jadwal dalam bagian pasal 3, di atas.
Pasal 1
PERSYARATAN TEKNIS

D. Kondisi kerja normal


Rangkaian ini dikontrol secara otomatis dengan switch control berada pada posisi
1. Tombol tekan start ditekan maka MC2 ON dan PN1 ON, maka tempat box akan
keatas. Kemudian menyentuh LS1 sehingga MC1 ON lalu box diatas konvetor 1
bergerak menuju tempat box dan menyentuh LS2 sehingga MC1 dan 3 detik
kemudian PN1 OFF. Karena PN1 OFF, maka tempat box turun ke kereta barang
bersama box yang sudah dibawanya. Saat turun ke bawah, box menyentuh LS3,
sehingga MF ON yang menyebabkan kereta barang bergerak menuju ke konveyor
2.Setelah sampai konveyor 2, kereta barang menyentuh LS4, sehingga MF OFF dan
PN2 On untuk mendorong barang ke konvetor 2. Setelah 5 detik saat LS4 ON, maka
PN2 OFF dan 5 detik setelah PN2 OFF, MR ON. Sehingga kereta barang bergerak
mundur dan menyentuh LS5 dan tempat box siap menerima box kembali seperti
kondisi awal.
E. kondisi gangguan
Gangguan yang terjadi pada mesin dapat berupa hal-hal overload dari motor
MC1, MC2, dan MFR. Gangguan juga terjadi apabila box yang dipindahkan dari
konveyor 1 menuju tempat box menyentuh LS6. Maka alarm akan berbunyi dan plant
berhenti bekerja.. Fungsi dari LS6 adalah untuk mencegah agar box tidak terjatuh dari
tempat box

Proyek Mesin Pemindah Barang

49

Untuk gangguan overload dapat terjadi pada M1 (motor F-R) dan masingmasing ditandai dengan lampu tanda. Juga ditandai dengan bunyi alarm ,bunyi alarm
akan OFF secara manual dengan menekan tombol reset pada panel.
F. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari Motor Conveyor 1, Motor Conveyor 2 , Motor F-R dilengkapi
dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk phasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor dirangkai dengan system Direct On Line
G. Hal-hal lainnya
a. Untuk supply utama rangkaian control menggunakan trafo control
b. Dan supply masuk menggunakan main power switch
c. Kondisi kerja dari M1 (motor F-R) dilengkapi dengan lampu tanda
d. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan tombol emergency yang juga berfungsi
sebagai tombol OFF.
e. Untuk kondisi gangguan overload, rangkaian kontrol baru dapat di start jika
overload relaynya di RESET
f. Panel control dilengkapi dengan lampu penunjuk fasa dan lampu tanda masingmasing gangguan.
g. Motor yang dipakai pada mesin adalah motor F R (Forward - Reverse)

Proyek Mesin Pemindah Barang

50

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS
Ruang lingkup pekerjaan
Politeknik Negeri Jakarta menyerahkan pekerjaan borongan kepada kontraktor seperti
kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari Politeknik Negeri Jakarta dan
berjanji untuk melaksanakan pekerjaan kelistrikan. Dalam hal ini melakukan perancangan
kontrol berbasis PLC untuk Mixture Machine Plant yang berlokasi di Politeknik Negeri
Jakarta, kampus baru UI Depok.
Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan
perancangan kontrol PLC Mixture Machine Plant. Pekerjaan perancangan ini adalah
seluruh perancangan sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, setelah
diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan listrik disini adalah :
1. Perancangan sistem kontrol elektrik untuk Mixture Machine Plant, mulai dari :

Perancangan sistem kontrol kodisi otomatis serta gangguan menggunakan PLC,

Pemilihan peralatan,

Perancangan Kontrol Daya.

2. Perancangan sistem suplai utama


3. Instalasi panel kontrol dengan peralatan output dan peralatan input.
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalasi seperti yang dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti
Proyek Mesin Pemindah Barang

51

ditunjukan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini juga termasuk
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci dalam
buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem kontrol.
Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan konstruksi plant, pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembuatan
kerangka plant dan dudukan untuk peralatan Pneumatik dan peralatan input di luar
panel. Dan juga pekerjaan pemasangan konveyor.
2. Pemasangan instalasi Pneumatik, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi
Pneumatik yang digunakan untuk menggerakkan silinder silinder, seperti
pemasangan solenoid valve dan silinder.
3. Pekerjaan instalasi kontrol dan daya, pekerjaan ini termasuk pemasangan box
panel serta pengadaan komponen komponen instalasi kontrol dan daya, yaitu
peralatan input dan output serta melakukan penginstalasian rangkain kontrol
sesuai gambar kerja.

Pasal 3
PEDOMAN PEMILIHAN MOTOR
Syarat syarat memilih motor
Pada suatu sistem mesin terdapat dua unsur pokok yaitu beban yang digerakkan dan
motor sebagai penggeraknya.
Pada beban, faktor faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. Daya motor
2. Tegangan input
3. Arus nominal
4. Putaran permenit
5. Karakteristik putaran torsi beban
6. Jenis siklus kerja ( kontinyu, sesaat, berubah ubah, atau kerja siklus)
7. jenis pengasutan
Proyek Mesin Pemindah Barang

52

8. Metode pengereman beban


9. Perlukah dibalik arah putarannya.
10. Lokasi dimana motor itu dipergunakan (berkenaan dengan suhu dan kelembapan
udara )
11. Kondisi lingkungan tempat motor dipergunakan (tetesan air, cairan korosif, debu,
gas yang mudah meledak, dll)
12. Metode Kopling motor (langsung, bergigi, atau sabuk)
13. Metode instalasi yang dipergunakan.
Ketentuan Instalasi Motor Berdasarkan PUIL :
Motor yang akan dipasang haruslah memiliki persyaratan-persyaratan sbb :
1. Harus memiliki data-data yang jelas
2. Motor dan perlengkapannya harus dalam keadaan baik serta dirancang dengan
tepat untuk maksud penggunaannya
3. Motor mempunyai kualitas yang sesuai dengan lingkungan ( tahan percikan,
semburan air, dll )
4. Motor harus dapat dijalankan, diperiksa dan dapat diperiksa dengan mudah dan
aman
5. Tersedia vebntilasi sebagai pendingin motor
6. Perlengkapan kontrolnya haruslah dapat dicapai dengan mudah sekalipun motor
sedang dalam keadaan berputar
7. Pemasangan motor sedemikian rupa sehingga plat nama dapat mudah terbaca
8. motor dipasang / dikuatkan dengan sekrup / baut
9. Motor harus dilindugi dengan tepat ditempat yang kemungkinan besar
menimbulkan kerusakan mekanik.
10. Motor harus tertutup rapat pada tempat yang berdebu atau dirancang khusus.
Plat Nama Motor :
Plat nama atau name plate biasanya terbuat dari plat baja atau lempengan aluminium.
Berdasarkan PUIL setiap plat nama motor paling tidak harus mencantumkan :
1. Simbol atau nama pabrik pembuat
2. Tegangan nominal
3. Arus beban nominal
Proyek Mesin Pemindah Barang

53

4. Daya nominal
5. Frekuensi nominal dan jumlah fasa untuk motor bolak-bailk
6. Kecepatan putar permenit (rpm)
7. Suhu lingkungan nominal dan kenaikkan suhu nominal
8. Kelas isolasi
9. Tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit
10. Jenis lilitan : shunt, kompon, serie untuk motor DC
11. Jenis selungkup pelindung
12. Daur kerja

Pasal 4
SISTEM KONTROL DAYA DAN PANEL UTAMA
Ketentuan umum
1. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dari supply PLN ke pusat-pusat beban
digunakan kabel tegangan menengah NYY sampai ke panel distribusi.
2. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII atau
standard-standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat rekomendasi
dari LMK.
3. Data teknis.
1. jenis kabel

: NYY

2. bahan konduktor

: tembaga

3. isolasi

: PVC

4. tegangan nominal

: 500V

5. ukuran kabel

: sesuai dengan gambar perencanaan

4. Persyaratan pemasangan kabel :


Proyek Mesin Pemindah Barang

54

Pemasangan kabel distribusi daya harus sesuai dengan peraturan PLN dan PUIL
atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Kabel harus diatur dengan rapih dan dilengkapi dengan notasi


terminal masing masing.

Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press,
ukuran sesuai dengan diameter penampang kabel.

Sebelum dilakukan penyambungan kabel daya, bagian ujung dan bagian awal
kabel harus dilindungi dengan sealing and cable, sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolator tidak rusak.

Pasal 5
INSTALASI PANEL KONTROL
Syarat Umum
a) Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas :
1. Nama pembuat dan merk dagang
2. Daya, tegangan, dan arus nominal
3. Data teknis lain yang menunjang dan sesuai dengan jenis perlengkapan tersebut
b) Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika:

Mendapat izin atau pengesahan dari instalasi yang berwenang, atau memiliki
sertifikat standarisasi yang tercantum pada komponen tersebut.

c) Setiap perlengkapan listrik tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.


Syarat Mekanis

Perlengkapan listrik harus terpasang kokoh pada tempatnya


sehingga tidak berubah oleh gangguan mekanis.

Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.
Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman
dan jika perlu harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya

Pelindung perlengkapan listrik harus kuat dan terpasang secara kokoh.

Proyek Mesin Pemindah Barang

55

Semua sambungan atau hubungan harus dibuat sedemikian rupa


sehingga tidak dapat lepas atau kendur sendiri.

Syarat Listrik

Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam
keadaan terbuka atau tidak terhubung, selain itu penghantar yang terpasang harus
memiliki jarak aman agar tidak menggangu pergerakkan peralatan tersebut.

Tegangan nominal perlengkapan yang digunakan

harus sesuai

dengan tegangan nominal rangkaian / sirkuit.

Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus


diamankan terhadap bahaya sentuhan langsung.

Semua pengawatan harus dipasang sedemikian

rupa sehingga

bebas dari hubung singkat (Short Circuit) dan hubung bumi.

Semua penghantar harus mempunyai KHA (Kemampuan Hantar


Arus) sekurang-kurangnya sama dengan arus yang akan melaluinya.

Syarat Khusus

Pemasangan instalasi pneumatik harus dilengkapi peredam pada saluran


pembuangan udara untuk mengurangi suara bising yang diakibatkan oleh udara
hasil pembuangan tersebut.

Pergerakan kecepatan silinder dapat diatur oleh katup aliran udara untuk
kepentingan setting plant.

Untuk pemutus arus harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama


dengan hasil perkalian tegangan nominal dan arus putus.

Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau
menimbulkan bunga api, busur api atau logam

leleh, harus diberi selungkup,

kecuali jika terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.

Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama


dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi ditempat pemutus daya.

Proyek Mesin Pemindah Barang

56

Konstruksi panel kontrol

Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka terbuat dari besi siku atau besi plat
yang dibentuk dan dicat dasar dengan meni tahan karat serta difinis dengan cat
bakar warna abu-abu. Dengan ketebalan plat baja :
-

Dinding : 1,6 mm

Pintu

Dalam panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan

: 2,0 mm

( grounding ) serta busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung


kabel pentanahan.
-

Pada bagian panel bagian sisi kiri dan sisi kanan panel harus
diberikan lubang udara agar udara dapat bersikulasi dengan baik di dalam
panel dibagian dalamnya diberikan pelindung agar panel tidak mudah kotor.

Panel dilengkapi dengan kunci. Ukuran panel didalam gambar perancangan


sifatnya tidak mengikat, dapat disesuaikan dengan ukuran komponen dan
peralatan penunjang yang dipilih serta standard pabrik pembuat.

Pada pintu bagian dalam harus di siapkan lubang lubang untuk


pemasangan sakelar sakelar, tombol dan lampu lampu indikato

Pasal 6

METODE PEMILIHAN ALAT KERJA INSTALASI


Dalam penentuan spesifikasi, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kondisi kerja.
Untuk memilih barang yang dibutuhkan kita harus mengetahui kondisi kerja
daripada alat atau komponen-komponen yang dibutuhkan.

Kondisi kerja dari

peralatan meliputi:
- Tegangan maksimal dan dan tegangan minimum perlatan.
- Arus maksimal dan minimal yang diijinkan.
- Frekuensi peralatan daya yang memilki baik maksimum maupun minimun.

Proyek Mesin Pemindah Barang

57

2. Penyesuaian dangan standar.


Definisi standarnisasi menurut ISO, standarnisasi adalah proses perancangan,
penyusunan dan pemakaian aturan-aturan tertentu untuk melaksanakan kegiatan
dengan teratur dari keuntungan kerjasama semua pihak yang berkepentingan
khususnya demi peningkatan ekonomi secara menyeluruh dengan memperhatikan
kondisi-kondisi fungsional dan persyaratan dari hasil ilmu pengetahuan, teknologi
dan pengalaman.
Penghantar dan bahan penunjang Instalasi.
Secar umum pengertian penghantar adalah suatu media untuk menghantarkan
listrik atau elektron, dimana elektron bergerak dengan mendapatkan hambatan yang
kecil. Inti penghantar umumnya terbuat dari tembaga. Dengan satuan diameter dalam
milimeter persegi (mm ). Istilah penghantar ada dua jenis yakni wire/kawat dan kabel.
Wire/kabel adalah penghantar dengan inti tunggal dan berisolasi seperti NYA sedangkan
kabel adalah penghantar dengan inti lebih dari satu dilengkapi dengan isolasi dan
selubung luar seperti NYY.
Dengan demikian dalam kabel ada 3 hal pokok yang perlu diketahui yaitu:
a. Konduktor/inti merupakan media untuk menghantarkan listrik.
b. Isolasi merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasi dari yang satu dengan yang
lain dan juga terhadap lingkungan sekitar.
c. Selubung luar atau pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap
kerusakan mekanis, pengaruh bahan kimia, elektrolisis, api atau pengaruh luar
lainnya yang merugikan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh dalam melakukan pemilihan penghantar :
a. Hambatan
b. Tahanan jenis
Jenis-jenis penghantar yang digunakan:
a. NYA dan NYAF
NYA merupakan wire, karena NYA hanya mempunyai satu inti yang dilengkapi
dengan isolasi. NYA merupakan penghantar berinti pejal dan terbuat dari bahan
Proyek Mesin Pemindah Barang

58

tembaga.

Penghatar NYA mempunyai batas tegangan 1000 VAC. NYA banyak

digunakan untuk instalasi rumah atau gedung, maupun peralatan kontrol.


Arti kode penghantar :
N = Kabel jenis standar dengan inti lembaga
Y = Isolasi PVC
A = Kawat berisolasi
re = penghantar padat bulat
ra = penghantar bulat berkawat banyak
NYA penghantar berinti tembaga, berisolasi PC. Dengan kawat berisolasi (1000V).
dipasaran NYA banyak didapat dengan diameter 1-630 mm.
NYAF adalah penghantar berinti tunggal serabut dan fleksibel.

NYAF banyak

digunakan untuk pengawatan peralatan kontrol panel. NYAF mempunyai V normal


= 1000 V dan dipasaran didapat dengan = 0.5-400mm.
b. NYM
NYM adalah kabel penghantar yang mempunyai inti lebih dari satu, dan
dilengkapi dengan isolasi dan selubung luar. NYM merupakan kabel yang
berinti pejal/solid atau pilih pejal. Intinya terbuat dari tembaga dan V nominal =
500 VAC. Isolasi dan selubung terbuat dari PVC.

Arti kode penghantar:


N = Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai inti
Y = Isolasi PVC
M = Selubung luar PVC
Untuk menunjang instalsi listrik bahan yang digunakan antara lain :
1. Terminal
Terminal dibutuhkan untuk penyambungan antar komponen-komponen listrik.
Biasanya digunakan untuk penyambungan yang tidak terletak dalam satu ruangan.
Macam-macam teminal antar lain:
1. Line up terminal,
Proyek Mesin Pemindah Barang

59

2. Terminal block dan


3. Terminal strip.
2. Kabel Lis.
Bahan ini dibutuhkan untuk dapat memudahkan dalam merapikan penghantar.
3. Sepatu Kabel
Bahan ini berfungsi membuat sambungan penghantar dengan terminal menjadi
kuat dan kokoh sehingga dapat terselubung dengan baik.
4. Wiring channel
Peralatan ini berfungsi untuk merapikan jalur kabel instalasi terutama kabel yang
berada pada panel kontrol.
2.

Profil G, C, dan Din profil


Profil G berfungsi sebagai dudukan line up terminal agar posisinya dapat kuat saat
dihubungkan dengan kabel-kabel instalasi. C profil untuk dudukan peralatan kontrol
seperti relay, kontraktor, timer, MCB , dan sebagainya. Din profil berfungsi untuk
dudukan wiring channel. Semua bahan ini diletakkan pada panel instalasi.

3.

Klem kabel dan pipa


Klem kabel dipergunakan untuk merapikan kabel yang terletak diluar panel,
sehingga akan menghasilkan suatu penginstalasian yang teratur dan rapi.
Pipa dipergunakan untuk instalasi out bow atau pengawatan luar tembok.
Kawat/kabel diletakkan dalam pipa . Hal ini dimaksudkan untuk menambah tingkat
keamanan dan keindahan.

4.

Spiral kabel
Alat ini berfungsi adalah untuk menyatukan beberapa penghantar NYAF pada
kondisi yang teratur.

5.

Label
Label digunakan untuk penandaan yang dapat mempermudah pengawatan yang
dilakukan, atau di dalam pengecekan rangkaian biasanya label ini digunakan pada
komponen instalsi yang dianggap penting atau untuk informasi agar orang lain
mengerti fungsi dan keadaan peralatan yang dipasang.

Proyek Mesin Pemindah Barang

60

Pasal 7
SYARAT PELAKSANAAN
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta suratsurat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun
surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana
lapangan.
Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun
kuantitasnya.
Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak
PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan
layak untuk dipergunakan.

Pasal 8
SISTEM INSTALASI
Dalam pemasangan instalasi kontrol berbasis PLC Mesin Pemindah Barang di lokasi
proyek kampus Politeknik Negeri Jakarta ini, diharuskan menggunakan sistim
penginstalasian onbow.
GAMBAR-GAMBAR
Pasal 1
Gambar Perancangan
-

Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang menyertai


buku

ini,

gambar-gambar

penjelasan

dan

segala

gambar-gambar

beserta

addendumnya.
Proyek Mesin Pemindah Barang

61

Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya


melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-hal yang dianggap
harus jelas, dalam waktu tidak kurang dari 3 ( tiga ) minggu setelah diadakan rapat
pra-pelaksanaan.

Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk mencantumkan


semua detail konstruksi detail pemasangan terutama yang berhubungan dengan
peralatan yang akan disediakan / dipasang oleh kontraktor.

Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut sesuai
dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik, dalam hal
ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal
tersebut diatas.

Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan /
ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat
penjelasan selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum masalah tersebut terlibat
dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.

Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan pada gambar


perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran-ukuran efektif.

Pasal 2
Gambar kerja ( shop drawing )
-

Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara
pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung.

Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat gambar


kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan dilapangan terdiri
atas :

Proyek Mesin Pemindah Barang

62

1. Gambar-gambar, seperti :
a. Gambar perancangan
b. Gambar layout mesin
c. Gambar kontrol daya
d. Dan gambar-gambar lainnya

2. Detail-detail, seperti :
a. Detail panel dan intalasi IO PLC.
b. Detail pemasangan panel.
c. Detail pemasangan peralatan.
d. Detail-detail lain yang diperlukan.
e. Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan

pekerjaan

yang

sedang dikerjakan.
f.

Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar


perancangan, spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang sebenarnya, sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.

g.

Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada


manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.

h.

Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan


sesuai yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan
dengan bahan, unit mesin atau peralatan yang dipasang.

i.

Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti,
Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat
kejelasan tentang hal tersebut.

j.

Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka


pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang
berwenang.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
Proyek Mesin Pemindah Barang

63

Pasal 1
Syarat Pelaksanaan pekerjaan lainnya
Persyaratan bagi kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan adalah :
a. Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta
surat-surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah
setempat, maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun
pengawas pelaksana lapangan.
b. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang
telah digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan
maupun kuantitasnya.
c. Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi
pihak PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari
penyerahan pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur
instalasi baik dan layak untuk dipergunakan.

Pasal 2
Syarat Pemasangan Bahan
Syarat pemasangan bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini :
a. semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
b. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam
SPLN, LMK, SII, dan PUIL.

Proyek Mesin Pemindah Barang

64

BAB IV
KESIMPULAN
Setelah mengerjakan Proyek Mesin Pemindah Barang, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dokumen Lelang merupakan dokumen yang berfungsi sebagai Perancang atau
Pengawas.
2. Dalam Dokumen Lelang, bagian bagian utamanya terdiri atas gambar
perancangan, RKS, BQ serta Engineering Estimate.
3. Dalam proyek Mesin Pemindah Barang ini, perancangan kontrol menggunakan
modul otomasi, yakni PLC dengan 30 I/O.
4. Plant ini dapat di kontrol secara otomatis.

Proyek Mesin Pemindah Barang

65

DAFTAR PUSTAKA
1.

Asrizal, IR,DRS. 2000. RANCANGAN LISTRIK, MANAJEMEN


PROYEK DAN PERENCANAAN.

2.

SM. Yunan, 2000. Diktat Kuliah Rancangan Listrik Semester 3 , Politeknik


Negeri Jakarta.

3.

SM Yunan, Ir, Amd.TE. Diktat Mata Kuliah


Rancangan Listrik Semester 4, Power And Control Installation.

4.

Yayasan PUIL, 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik. ( PUIL 2000 ).

Proyek Mesin Pemindah Barang

66

Proyek Mesin Pemindah Barang

67

Anda mungkin juga menyukai