Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN LAKTASI

Definisi
Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari
siklus reproduksi mamalia termasuk manusia
Tugas utama petugas kesehatan
memberdayakan ibu untuk melakukan perawatan payudara, cara menyusui,
merawat bayi, merawat talipusat dan memandikan bayi

mengatasi masalah laktasi

memantau keadaan ibu dan bayi

jangan berikan cairan atau makanan apapun kepada BBL kecuali ada indikasi
medis

jangan berikan dot kepada bayi


KEGIATAN MANAJEMAN LAKTASI
MASA ANTENATAL

KIE manfaat dan keunggulan ASI

meyakkinkan ibu untuk menyusukan anaknya

melakukan pemeriksaan kesehatn, kehamilan dan payudara

memantau kecukupan gizi ibu hamil

menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan kehamilan ibu


SEGERA SETELAH BAYI LAHIR
IMD skin to skin dan memeberikan ASI dini

membina ikatan emosional dan kehangatan ibu-bayi (bonding attachment)

jangan berikan cairan atau makanan apapun kecuali ada indikasi medis
MASA NEONATAL
Menjamin pelaksanaan ASI ekslusif

Rawat gabung ibu - bayi

jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan (on demand)

melaksanakan tehnik menyusui yang benar

upayakan bayi mendapatkan ASI apabila bayi tidak bersama dengan ibu

Vitamin A dosis tinggi (20.000 SI) bagi ibu nifas


bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah mendapatkan ASI yang
cukup

Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup

Perhatikan kecukupan gizi ibu

rujuk ke konselor ASI apabila ibu mengalami masalah laktasi


MASA MENYUSUI SELANJUTNYA
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan

berikan MP-ASI setelah bayi berusia 6 bulan

memantau kecukupan gizi dan memberikan cukup waktu istirahat bagi ibu
menyusui
Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan menyusui

mengatasi masalah menyusui


A.
Pendahuluan
Wanita hamil sering khawatir tentang mampu tidaknya mereka memberikan ASI.
Namun, sebagian besar wanita dapat menyusui bayinya dengan sukses, selama
mereka menerima bahwa diperlukan sedikit waktu untuk memantapkan pola
makan yang baik dan tidak perlu harus menyerah kalah. Karena kita tahu bahwa

ASI sangat baik untuk bayi apalagi dengan adanya ASI ekslusif diharapkan bayi
tersebut mendapatkan nutrisi serta zat-zat anti bodi yang dibutuhkan dengan
baik.

B.

Uraian Materi

Ada berbagai macam posisi menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan
duduk ataupun berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi
tertentu seperti ibu pasca operasi besar, bayi diletakkan di samping kepala ibu
dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang
bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang
memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.
Langkah-langkah menyusui yang benar
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu . payudara
q Ibu duduk atau berbaring dan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah (kaki ibu tidak tergantung) dan punggung ibu besandar pada
sandaran kursi.
q Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengukung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan.
q Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu didepan
q Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi)
q Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
q Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah, sehingga jari telunjuk membentuk topangan di bagian dasar
pada payudara. Ibu dapat menekan lembut payudaranya dengan ibu jari.
Cara ini dapat memerbaiki bentuk payudara sehingga mempermudah bayi
untuk melekat dengan baik. Sebaiknya ibu tidak memegang payudara
terlalu dekat dengan puting, menekan puting susu atau areolanya saja.
2. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
:
q Menyentuh pipi dengan puting susu atau

q Menyentuh sisi mulut bayi


1. Setelah bayi membuka mulut dengan lebar, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi.
q Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
1. Jelaskan dan tunjukkan pada ibu cara mendekatkan bayi ke payudara
dengan cepat, ketika mulut bayi terbuka lebar.
q Ibu harus mendekatkan bayi ke payudara, bukannya mendekatkan badan atau
payudaranya ke bayi
q Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi ke bawah puting, sehinga dagu bayi
menyentuh payudara
1. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya.
2. Menyendawakan bayi.

Sebaiknya menyusui bayi secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5 7 menit dan ASI dalam tambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengeruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui birjadwal sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin
timbul.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap
kali menyusui harus dengan kedua payudara dan diusahakan sampai payudara
kosong, agar produksi ASI akan lebih baik.
Bidan memastikan sudah menjelaskan 4 butir penting dalam memegang bayi
yaitu:
1. Kepala dan badan bayi dalam garis lurus
2. Wajah bayi menghadap payudara ibu dan hidungnya berhadapan dnegan
puting
3. Badan bayi dekat dengan badan ibu
4. Jika bayi baru lahir, ibu menyangga seluruh badan bayi
Bidan juga harus memperhatikan pelekatan bayi yaitu CALM

C=== Chin, dagu menempel pada payudara


A=== Areola, areola bagian bawah tampak lebih sedikit daripada areola bagian
atas
L=== Lips, bibir bawah terputar keluar
M=== Mouth, mulut terbuka lebar

q Masalah dalam pemberian ASI


Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah, baik masalah paa ibu maupun pada bayi.

Masalah pada ibu

1. Masalah menyusui paa masa pasca persalinan dini


q Puting susu lecet

Cek bagaimana perlekatan ibu bayi

Apakah terdapat Infeksi Candida (mulut bayi perlu dilihat), kulit merah,
berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik
(flaky).

Pada keadaan puting susu lecet, yang kadang kala retak-retak atau luka, maka
dapat dilakukan cara-cara seperti ini :

Bangun percaya diri ibu

Perbaiki pelekatan dan teruskan menyusui

Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.

Olesi puting susu dengan Asi akhir (bird milk), jangan sekali-kali
memberikan obat lain seperti krim, salep dll

Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan
dengan sabun.

q Payudara bengkak
Perbedaan payudara penuh dan payudara bengkak yaitu

Payudara penuh:
Tersa panas, berat, keras, asi mengalir, dan ibu tidak demam
Payudara bengkak:
Terasa sakit, edema, tegang, terutama puting, kulit payudara mengkilat,
mungkin tampak merah, asi tidak mengalir dan mungkin mengalami demma
selama 24 jam.
Penyebab payudara bengkak yaitu:

ASI terllalu banyak

Terlambat mulai menyusui

Pelekatan kurang baik

Pengosongan ASI tidak sering

Pembatasan lama menyusui

Payudara bengkak dapat dicegah dengan:

Mulai menyusui segera setelah persalinan

Pastikan pelekatan yang baik

Anjurkan menyusui tanpa dijadwal

Penanganan payudara bengkak:


Mengeluarkan ASI sangat penting untuk mengatasi pembengkakan. Bila ASI tidak
dikeluarkan maka bisa terjadi mastitis, abses, dan produksi ASI berkurang. Jadi
jangan dianjurkan ibu nya untuk mengistirahatkan payudara

Bila bayi mampu menyusu, bayi sebaiknya menyusu lebih sering. Ini
merupakan cara terbaik untuk mengeluarkan ASI.

Bila bayi tak mampu menyusu , bantu ibu untuk memerah ASI-nya

Sebelum menyusui atau memerah, rangsanglah refleks oksitosin ibu:

Letakkan kompres hangat pada payudara ibu atau mandi air hangat

Pijat tengkuk dan punggung ibu

Pijat payudara dengan ringan

Rangsang payudara dan kulit puting

Banu ibu untuk rileks

Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi udem.


Pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.


Bangun rasa percaya diri ibu. Jelaskan pada ibu bahwa ia akan bisa
menyusui lagi dengn nyaman.
Cara Merangsang refleks Oksitosin
Bantu ibu secara psikologis:

Bangkitkan rasa percaya dirinya

Cobalah mengurangi sumber-sumber nyeri dan kecemasannya

Bantu ia membangun pikiran dan perasaan yang positif tentang


bayinya.
Bantu ibu secara praktis, bantu ibu untuk:

Duduk tenang dan sendirian atau dengan dengan teman yang


mendukung. Beberapa ibu dapat memerah dengan mudah dalam kelompok ibu
lain yang juga memerah ASI

Mendekap bayi dengan kontak kulit jika memungkinkan. Ib udapat


mendekap bayi di pangkuannya sambil memrah. Jika ini tidak memungkinkan ib
dapat memandangi bayinya. Jika tidak mungkin juga, kadang hanya dengan
menatap fotonya bisa membantu.

Minum minuman hangat yang menyenagkan. Tidak dianjurkan minum


kopi karena mengandung kafein

Menghangatkan payudaranya, dengan cara menempelkan kompres


hangat atau mandi di pancuran air hangat.

Merangsang puting susunya. Ibu dapat memutar dan menarik puting


susunya secara perlahan dengan jari-jarinya.

Memijat dan mengurut payudaranya dengan ringan. Beberapa ibu


merasa terbantu bila mereka mengurut hati hati dengan ujung jari atau dengan
sisir.

Meminta seseorang membantu memijat punggungnya

Ibu duduk, bersandar ke depan, melipat lengan di atas meja di depannya, dan
meletakkan kepala di atas lengannya. Payudara tergantung bebas, tanpa
pakaian. Petugas memijat punggung di sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu.
Menggunakan kedua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan, tekan
kuat-kuat membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jarinya. Pada
saat bersamaan, ia memijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari
leher sampai ke arah tulang belikat, selama 2 sampai 3 menit.

q Mastitis / abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak


kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa
ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit menjadi merah.
Tindakan yang dapat dilakukan :

Cari penyebabnya

Susi bayi sesering mungkin

Beri analgesik : paracetamol/ibuprofen

Pijatan perlahan pada payudara sementara bayi menyusu

Kompres hangat/panas di sela-sela menyusui

Rangsang oxytocin, dimulai pada payudara yang tidak sakit, y.i. stimulasi
puting, pijat leher, punggung dan lain-lain.

Pemberian antibiotik; flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari.

Bila perlu bisa diberikan istirahat total

Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang akit tidak boleh
disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.

q Puting yang masuk ke dalam


Perawatan antenatal mungkin tidak membantu. Bantuan terpenting adalah
segera setelah persalinan, saat bayi mulai menyusu, yaitu:

Bangun rasa percaya diri ibu. Jelaskan awalnya mungkin akan sulit, tetapi
dengan kesabaran dan ketekunan ibu dapat berhasil, payudara ibu akan
membaik dan melunak di minggi pertama atau kedua setelah melahirkan.

Jelaskan bahwa bayi menyusu bukan dari puting tetapi dari payudara. Bayi
perlu memasukkan sebagian besar areola dan jaringan di belakangnya ke
dalam mulut bayi. Sewaktu bayi menyusu, bayi akan menarik payudara
dan puting ibu ke arah luar.

Bantu ibu sebanyak mungkin melakukan kontak kulit dan membiarkan


bayinya mengeksplorasi payudaranya. Biarkan bayi melekat sendiri pada
payudara, kapanpun dia mau. Sebagian bayi paling baik belajar sendiri.

Bantu ibu mengatur posisi bayi. Jika bayi tidak bisa melekat sendiri
dengan baik, bantu ibu mengatur posisi sehingga bayi dapat melekat
dengan baik. Berilah bantuan ini sedini mungkin, di hari pertama, sebelum
ASI keluar dan payudara penuh.

Bantu ibu mencoba beberapa posisi berbeda memeluk bayi. Meletakkan


bayi ke payudara dengan berbagai posisi dapat mempermudah bayi untuk

melekat. Misalnya ibu merasakan bahwa posisi di bawah lengan lebih


membantu.

Bantu ibu supaya putingnya lebih menonjol sebelum menyusui.


Menonjolkan puting sebelum menyusui memebnatu bayi melekat.
Merangsang puting adalah salah satu cara yang perlu ibu lakukan dan ibu
dapat menggunakan pompa payudara mnaual atau sebuah alat suntik
untuk menarik puting keluar

1. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut


q Sindrom ASI kurang
Sering kenyatannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang mungkin
saja ASI benar kurang antara lain :

Bayi tidak puas setiap setelah menyusui,

Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu

Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau

Payudara tidak membesar selama kehamilan

Cara mengatasinya diseusikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4


kelompok faktor penyebab :
1. Faktor teknik menyusui
2. Faktor psikologis
3. Faktor fisik ibu
4. Faktor kondisi bayi

q Ibu bekerja seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti


menyusui.
Ada beberapa cara yang dapat dianjurkan paa ibu menyusui yang bekerja :

Susuilah bayi sebelum ibu bekerja

ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja

Pengosongan payudara ditempat kerja, setiap 3 4 jam

ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan bayi saat ibu
bekerja, dengan cangkir.

Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui, dan ganti jadwal
menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari

Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya


telah mulai dipraktekan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.

Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan
selama menyusui bayinya.

1. Masalah menyusui pada keadaan khusus


1)

Ibu melahirkan dengan bedah sesar

Ibu yang mengalami bedah sesar dengan pembiusan umum tidak mungkin
segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum dasar akibat pembiusan.
Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1. Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang
ditopang bantal, semenetara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.
2. Apabila ibu sudah dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal dia tas
pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah
lengan ibu.
3. Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang dan
bayi berada diketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu
memegang kepala bayi.
2)

Kondisi ibu sakit

Masalah pada bayi

q Bingung puting
Adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam
botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi karena
mekanisme menyusui pada puting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu
pada botol
Tanda-tanda bayi bingung puting :
q Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
q Mengisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar
q Bayi menolak menyusu
q Kondisi bayi (BBLK, Ikterik, Sumbing, dll)

Evaluasi
1. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang benar sesuai dengan urutan
2. Jelaskan masalah-maslah dalam pemberian ASI !

LESSON PLAN TEORI

Mata kuliah
Kode MK

:
:

Bd. 303

Semester
Topik

Asuhan Kebidanan Ibu III

:
:

Sub topik bahasan :

II
Proses laktasi dan menyusui
Cara menyusui yang benar

Masalah dalam pemberian ASI


Waktu
Dosen

:
:

60 menit
Rinela Padmawati

OPS
: Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat
menjelaskan proses laktasi dan menyusui yang benar.
Sumber pustaka

1.

Bahan bacaan modul manajemen laktasi, 2003.

2.

Kerrie Lee, 1998, Segala Sesuatu Tentang Payudara, Arcan, Jakarta, 23 32.

3.

Kumpulan makalah : Pelatihan manajemen laktasi. 2003.

Program Manajemen laktasi perkumpulan perinatologi Indonesia


4. Soetjiningsih, 1997, SI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta, 105
123
bahan

Plip Chart

White Board

OHT

Wakt
ISI
u

Media /
alat
bantu

PENDAHULUAN

1. Salam
10

2. Review topik sebelumnya


3. Menguraikan objektif perilaku siswa
4. Menjelaskan topik sebelumnya dengan topik sekarang

METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

Objektif Perilaku Siswa

1. Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat


menjelaskan cara menyusui yang benar tanpa melihat
catatan sesuai dengan urutan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah dlam
pemberian ASI tanpa melihat catatan dengan tepat.

URAIAN MATERI

OHT

Explanation :

25

Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan


pengetahuan mengenai teknik-teknik yang benar.

q OHT
q Plip
Chart

Dalam memberikan ASI pada bayi, ada berbagai macam posisi


q Brain
menyusui yang benar. Posisi yang biasa dilakukan adalah
storming
dengan duduk ataupun berbaring.
Wakt
ISI
u

Langkah-langkah menyusui yang benar


1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areolanya
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu . payudara
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu
atau areolanya saja.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting
reflex) dengan cara :
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
6. Melepaskan isapan bayi
7. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
8. Menyendawakan bayi.

Sebaiknya menyusui bayi secara on demand (tidak dijadwal)


karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.

Activity :
Mahasiswa diminta untuk menjodohkan langkah-langkah
menyusui yang benar

Media /
alat
bantu

Summary :
Keberhasilan menyusui ditentukan oleh teknik, posisi, serta
cara yang benar selain psikologis ibu yang baik

Wakt
ISI
u

20

Media /
alat bantu

Explanation :

q OHT

q Masalah dalam pemberian ASI

q Plipchart

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena q Brain


timbulnya beberapa masalah, baik masalah paa ibu maupun storming
pada bayi.

Masalah pada ibu

1. Masalah menyusui paa masa pasca persalinan dini


q Puting susu lecet
q Payudara bengkak
q Mastitis / abses payudara
q Puting yang masuk ke dalam
1. Masalah menyusui paa masa pasca persalinan lanjut
q Sindrom ASI kurang
q Ibu bekerja seringkali alasan pekerjaan membuat seorang
ibu berhenti menyusui.
1. Masalah menyusui pada keadaan khusus
1. Ibu melahirkan dengan bedah sesar
2. Kondisi kesehatan ibu

Masalah pada bayi

q Bungung puting

q Kondisi bayi (BBLK, Ikterik, Sumbing, dll)

Activity :
Mahasiswa diminta untuk menyebutkan kembali masalahmasalah dalam pemberian ASI

Wakt
ISI
u

Media
/ alat
bantu

Summary :
Proses menyusui akan megnalami kegagalan bila terdapat
masalah-masalah dalam menyusui. Masalah tersebut juga bis
timbul karena cara menyusui yang tidak ebnar. Untuk itu bidan
hraus bisa mendeteksi secara dini untuk mengatasinya.

KESIMPULAN

Dalam memberikan ASI ada berbagai macam posisi menyusui


yang benar, yang biasanya dilakukan adalah duduk ataupun
berbaring. Langkah menyusui yang benar dapat disimpulkan
menjadi 3 tahap yaitu persiapan sebelum menyusui, saat
menyusui dan setelah menyusui diantaranya yaitu
menyendawakan bayi. Bayi disusui on demand (tidak diwaktu)
karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Tidak selueruhnya ibu menyusui akan berhasil karena kadang ada
masalah-masalah yang timbul dalam proses menyusui. Masalah
ini bisa timbul dari ibu maupun bayinya. Untuk itu bidan harus
bisa mendeteksi masalah-maslah yang timbul dan mengatasinya.

Evaluasi

OHT

1. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang benar sesuai


dengan urutan !
2. Jelaskan masalah-masalah dalam pemberian ASI !

Anda mungkin juga menyukai