Carbonate Reservoir Characterization
Carbonate Reservoir Characterization
FAKULTAS TEKNIK
PASCA SARJANA TEKNIK GEOLOGI
PETROLEUM GEOSCIENCE
Reservoir Characterization
MPG721
Dosen : Ir. Budianto Toha, M.Sc
JAKARTA
2013
pengendapan.
Heterogenitas
skala
mega
merupakan
Ramp
Rimmed Shelf
Isolated Platform
Porositas batuan karbonat sendiri ditentukan oleh Proses deposisi dan proses
diagenesanya yang dapat berupa pengisian pori dengan semen karbonat dan
pelarutan batuan matriks. Proses diagenesa batuan karbonat sendiri dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu fase eogenesis, fase mesogenesis dan fase telogenesis. Fase
eogenesis diantaranya adalah :
-
Presipitasi semen sparry calcite ketika air laut digantikan air tawar.
Karena tidak stabil, aragonit mengalami leaching, digantikan kalsit pada zona
air tawar.
Pelarutan dari vuggy porosity plus rekristalisasi dari mikirit dalam zona
vadose air tawar
Fracturing
Gambar 1.8. Heterogenitas pada reservoir karbonat dilihat dari model velocity
interval pada seismic PSDM (bastian,2010)
Karena proses yang kompleks inilah, dikarenakan banyaknya material yang mudah
larut, sehingga perkembangan tubuh batuan karbonat ini tidak sama satu sama lain,
walaupun dalam satu lingkungan pengendapan yang sama. Karena bisa saja dalam
satu tubuh batuan karbonat, yang terekspos keatas permukaan laut dan
berinteraksi dengan meteoric water sehingga terjadi pelarutan hanyalah beberapa
bagian saja, sehingga hasilnya adalah terbentuknya porositas sekunder yang
beragam ragam dari satu tubuh batuan karbonat. Selain itu juga kondisi rangka
yang dapat teralterasi sehingga komposisi mineral dan kimianya berubah. Hal ini
yang mengakibatkan terjadinya karakter yang berbeda-beda pada reservoir batuan
karbonat.
dimana : Vp
Vb
Vg
= porositas batuan
dimana :
V
= permeabilitas, darcy
Sehingga
dengan
adanya
lingkungan
pengendapan
akan
Gambar 2.1. Tipe Porositas Batuan Karbonat (Choquete and Pray, 1970)
tetapi dalam batuan karbonat, hubungan porositas dan permeabilitas tidaklah selalu
sebanding dengan nilai porositasnya.
Hal ini diakibatkan dalam batuan karbonat memiliki dua tipe porositas, yakni
intragrain dan intergrain. Dari kedua tipe porositas ini dalam karakteristik
petrofisikalnya dapat dibedakan juga menjadi :
-
Macroconnected
Porosity
yang
kadang
ditemukan
pada
allochems
Intergrain Porosity
Intergrain Porosity
Intragrain Porosity
Gambar 2.3. Porositas pada batuan sedimen. Pada contoh kiri merupakan contoh pada batuan
silisiklastik, pada gambar kanan merupakan contoh pada batuan karbonat.
penyusun yang tidak seragam ini, akan menghasilkan tubuh batuan yang berbedabeda, dimana apabila dilihat dari sifat fisikanya, akan memiliki modulus bulk yang
berbeda-beda juga. Nilai modulus bulk inilah yang nantinya akan berpengaruh pada
nilai densitas dalam batuan tersebut. Contoh pada silisiklastik, nilai densitas
berkisar pada angka 2,65 gr/cc, dan nilai pada jenis batuan yang sama dengan
lingkungan pengendapan yang sama tidak akan jauh dari nilai tersebut. Pada batuan
karbonat, karena memiliki nilai modulus bulk yang berbeda untuk penyusun
batuannya, sehingga ketika batuan karbonat tersebut terbentuk, akan memiliki nilai
densitas yang berbeda-beda walaupun dalam satu lingkungan pengendapan yang
sama, seperti pada gambar 2.4 dibawah.
gelombang primer dan sekunder akan relatif cepat dan tidak sensitif terhadap
perubahan tekanan. Porositas Channel biasanya mudah dideformasi, dengan
demikian cepat rambat gelombang seismik di batuan seperti ini biasanya lebih
rendah.
4. Porositas Fenestral
Porositas sekunder yang satu ini mempunyai lubang lebih besar daripada kisikisi batuan karbonat grain-supported. Kecepatan gelombang seismik di
karbonat tipe porositas fenestral sama yang ada di tipe porositas interkristalin.
5. Porositas Breksia/Rekahan
Porositas rekahan berevolusi ke tipe breksia, dengan pertambahan jarak antara
dinding-dinding yang merekah. Satu hal yang menarik dari rekahan adalah baik
gelombang primer maupun sekunder bergantung pada arah rambatan
gelombang relatif terhadap orientasi rekahan tersebut. Jika rekahannya banyak
dan berorientasi acak, maka batuan akan bersifat isotropis. Meskipun rekahan
tidak banyak berkontribusi pada porositas total, mereka sangat berpengaruh
dalam menurunkan cepat rambat gelombang seismik pada batuan karbonat.
Pada batuan yang terletak sangat dalam, rekahan-rekahan kecil kemungkinan
sudah rapat dan tidak berpengaruh pada kecepatan gelombang primer.