Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERALATAN & PENGENDALIAN PROSES

THERMOCOUPLE & BIMETAL THERMOMETERS

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Rifki Venoaldista
Siska Mayangsari
Arfiani Intan Algusta
Desy Wahyu Ariyani

2312 030 017


2312 030 023
2312 030 045
2312 030 050

JURUSAN DIII TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
Sensor Thermocouple

Berasal dari kata Thermo yang berarti energi panas dan Couple yang berarti
pertemuan dari dua buah benda. Thermocouple adalah transduser aktif suhu yang tersusun dari
dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan titik yang lain
sebagai outputnya. Thermocouple merupakan salah satu sensor yang paling umum digunakan
untuk mengukur suhu karena relatif murah namun akurat yang dapat beroperasi pada suhu panas
maupun dingin.
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman,
Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara
kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum
kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi
pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum
kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk melihat
kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan
dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan
kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan
penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun
1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Sir William Thomson, menemukan arah arus
mengalir dari titik panas ke titik dingin dan sebaliknya. Efek Seebeck, Peltier, dan Thomson inilah
yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik (Permadi, Sumardi, &
Setiawan, 2012).

Prinsip Kerja Thermocouple


Thermocouple adalah salah satu jenis alat ukur temperatur yang menggunakan prinsip
termoelektris pada sebuah material. Alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material yang
berbeda yang dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor
tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi daripada konduktor lainnya sehingga ada
diferensial temperatur, maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik.
Besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan,
serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.

Gambar 1. Thermocouple
Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor listrik yang
berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu logam terkena sumber
panas, sedangkan logam yang lain dijaga di temperatur yang tetap, maka rangkaian tersebut akan
menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan temperatur sumber panas.
Penentuan kombinasi logam konduktor yang digunakan pada thermocouple mempengaruhi besar
energi listrik yang akan dibangkitkan. Penentuan nilai tegangan listrik dari beberapa kombinasi
konduktor dapat digambarkan pada Gambar 3 di bawah ini, data tersebut didapatkan dari
pengujian laboratorium. Karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kombinasi logam konduktor
ini akan bermanfaat bagi kita dalam menentukanthermocouple yang tepat untuk digunakan pada
berbagai rentan temperatur dan media yang berbeda-beda.

Gambar 2. Prinsip Kerja Thermocouple


Komponen konduktor thermocouple dapat dirangkai secara seri maupun paralel sesuai
dengan kebutuhan yang ada. Jika dirangkai secara seri, maka nilai tegangan total adalah jumlah
dari keseluruhan tegangan yang dibangkitkan oleh masing-masing pasangan konduktor.
Sedangkan jika disusun secara paralel, dan dengan syarat tiap-tiap pasangan konduktor memiliki
nilai tahanan yang sama, maka besar tegangan total yang dibangkitkan adalah nilai rata-rata dari
tegangan yang dibangkitkan oleh masing-masing konduktor. Kemampuan thermocouple untuk
dirangkai secara seri maupun paralel ini bermanfaat pada saat dibutuhkannya pengukuran
temperatur dengan rentan yang kecil serta ketelitian yang tinggi.

Gambar 3. Grafik Tegangan Beberapa Kombinasi Logam Konduktor


Setiap kombinasi konduktor yang digunakan pada thermocouple menentukan rentan
temperatur yang dapat dibaca oleh thermocouple tersebut. Penentuan material konduktor yang
cocok pada rentan temperatur kerja tertentu sangat dipengaruhi oleh ketahanan material tersebut
terhadap proses oksidasi yang terjadi pada temperatur kerja yang diinginkan. Sedangkan
keawetannya dipengaruhi oleh ukuran kawat yang digunakan, jenis osilator yang digunakan, serta
kondisi lingkungan kerjanya. Sebagai contoh, tabel berikut menjabarkan beberapa jenis kombinasi
konduktor serta karakteristik temperatur kerjanya.

Gambar 4. Jenis-jenis Thermocouple Berdasarkan Penggunaannya


Semua jenis thermocouple dengan berbagai tipe material, akan mengalami penurunan
fungsi jika digunakan untuk mengukur temperatur di atas batas kemampuan ukurnya. Hal ini
terutama terjadi jika digunakan untuk mengukur temperatur gas atau udara. Untuk mengatasi

masalah ini digunakan sistem insulasi untuk melindungi kawat thermocouple dari efek penurunan
fungsi tersebut. Jenis insulasi yang umum digunakan adalah magnesium oksida. Magnesium
oksida ini membungkus kawat thermocouple, dan selanjutnya bahan dari baja digunakan sebagai
pembungkus yang paling luar.

Gambar 5. Thermocouple Dengan Insulasi


Ada

dua

jenis thermocouple yang

menggunakan

insulasi,

yaitu grounded

type dan ungrounded type. Kawat sensor thermocouple grounded type ter-grounding pada lapisan
baja yang terluar, menghasilkan hasil sensor temperatur yang responsif untuk perubahan
temperatur yang cepat namun thermocouple jenis ini tidak dapat dirangkai secara seri maupun
paralel. Sedangkan thermocouple tipe ungrounded, kawat sensor tidak ter-grounding pada sisi
luarnya. Tipe thermocouple yang kedua ini sangat cocok jika digunakan untuk dirangkai secara
paralel maupun seri.

Gambar 6. Contoh Instalasi Thermocouple pada Sebuah Pipa Boiler


Gambar di atas merupakan salah satu contoh instalasi thermocouple pada sebuah bagian
pipa boiler dengan tujuan untuk mengukur temperatur metal pipa boiler tersebut. Kawat
sensor thermocoupleyang terinsulasi ditanamkan kesebentuk logam (pad) sebelum dilas pada pipa
boiler. Jika pad dari thermocouple tersebut terekspos oleh temperatur luar yang berbeda dengan
temperatur bagian yang diukur, maka cara instalasi ini tidak cocok untuk digunakan, karena
bagian pad tersebut akan menyerap panas dari sumber luar tersebut. Untuk metode
instalasi thermocouple yang lainnya akan kita bahas pada artikel selanjutnya.
Sinyal yang keluar dari thermocouple adalah berupa voltase listrik berukuran milivolt.
Maka pada rangkaian thermocouple diperlukan potensiometer untuk membaca sinyal listrik
tersebut. Selain itu diperlukan juga alat konverter milimeter menjadi nilai temperatur sesuai
dengan yang dibutuhkan. Alat konverter ini harus terkalibrasi dengan sempurna untuk
mendapatkan hasil pembacaan yang baik. Ada juga potensiometer jenis lain yang ia juga sekaligus
sebagai konverter, sehingga hasil pembacaan yang keluar dari potensiometer tersebut sudah
berupa temperatur aktual benda yang diukur.

Anda mungkin juga menyukai