Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Rifki Venoaldista
Siska Mayangsari
Arfiani Intan Algusta
Desy Wahyu Ariyani
Berasal dari kata Thermo yang berarti energi panas dan Couple yang berarti
pertemuan dari dua buah benda. Thermocouple adalah transduser aktif suhu yang tersusun dari
dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan titik yang lain
sebagai outputnya. Thermocouple merupakan salah satu sensor yang paling umum digunakan
untuk mengukur suhu karena relatif murah namun akurat yang dapat beroperasi pada suhu panas
maupun dingin.
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman,
Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara
kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum
kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi
pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum
kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk melihat
kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan
dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan
kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan
penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun
1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Sir William Thomson, menemukan arah arus
mengalir dari titik panas ke titik dingin dan sebaliknya. Efek Seebeck, Peltier, dan Thomson inilah
yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik (Permadi, Sumardi, &
Setiawan, 2012).
Gambar 1. Thermocouple
Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor listrik yang
berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu logam terkena sumber
panas, sedangkan logam yang lain dijaga di temperatur yang tetap, maka rangkaian tersebut akan
menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan temperatur sumber panas.
Penentuan kombinasi logam konduktor yang digunakan pada thermocouple mempengaruhi besar
energi listrik yang akan dibangkitkan. Penentuan nilai tegangan listrik dari beberapa kombinasi
konduktor dapat digambarkan pada Gambar 3 di bawah ini, data tersebut didapatkan dari
pengujian laboratorium. Karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kombinasi logam konduktor
ini akan bermanfaat bagi kita dalam menentukanthermocouple yang tepat untuk digunakan pada
berbagai rentan temperatur dan media yang berbeda-beda.
masalah ini digunakan sistem insulasi untuk melindungi kawat thermocouple dari efek penurunan
fungsi tersebut. Jenis insulasi yang umum digunakan adalah magnesium oksida. Magnesium
oksida ini membungkus kawat thermocouple, dan selanjutnya bahan dari baja digunakan sebagai
pembungkus yang paling luar.
dua
menggunakan
insulasi,
yaitu grounded
type dan ungrounded type. Kawat sensor thermocouple grounded type ter-grounding pada lapisan
baja yang terluar, menghasilkan hasil sensor temperatur yang responsif untuk perubahan
temperatur yang cepat namun thermocouple jenis ini tidak dapat dirangkai secara seri maupun
paralel. Sedangkan thermocouple tipe ungrounded, kawat sensor tidak ter-grounding pada sisi
luarnya. Tipe thermocouple yang kedua ini sangat cocok jika digunakan untuk dirangkai secara
paralel maupun seri.