KAK SPV Grindulu - Rev
KAK SPV Grindulu - Rev
Kementerian Negara/
Lembaga
Unit Eselon
Program
Hasil (Outcome)
1.
Latar Belakang
luas 6.072 km2, Bengawan Solo Hilir dengan luas 6.273 km2 dan
Kali Madiun dengan luas 3.755 km2.
Secara administratif, wilayah kerja meliputi 2 (dua) propinsi,
yakni Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bagian terbesar
Sub SWS Bengawan Solo Hulu masuk ke wilayah Propinsi Jawa
Tengah, sedangkan bagian terbesar Sub SWS Kali Madiun dan
Bengawan Solo Hilir masuk ke wilayah Propinsi Jawa Timur.
Pada akhir Tahun 2007 dan awal tahun 2008, telah terjadi
kejadian banjir yang cukup besar pada aliran Sungai Bengawan
Solo yang meluap dan menggenangi wilayah padat penduduk.
Banjir kali ini bukan saja melanda kota Solo, tetapi meliputi
seluruh wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan
Solo, termasuk Kabupaten/Kota seperti Sukoharjo, Solo, Sragen,
Ngawi, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, Blora, Lamongan, Tuban
dan Gresik. Curah hujan yang terjadi di DAS Bengawan Solo
tercatat antara 150 - 200 mm.
Bertitik tolak dari kejadian banjir tersebut, maka Pemerintah
melalui Departemen Pekerjaan Umum, khususnya Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo akan melaksanakan Pekerjaan
sarana/ prasarana pengendali banjir yang dibangun berupa
Perbaikan dan Pengaturan Kali Grindulu, Kali Lorog dan Anak
anak Sungainya TA. 2014. Untuk mendukung terjaminnya
kualitas mutu pekerjaan konstruksi tersebut maka BBWS
Bengawan Solo akan melaksanakan pekerjaan Supervisi
Perbaikan dan Pengaturan Kali Grindulu dan Kali Lorog Serta Anak
anak Sungainya TA. 2014.
2.
Maksud dan
Tujuan
3.
Sasaran
Aspek kuallitas
a. Aspek kuantitas
b. Aspek biaya
c. Aspek waktu
d. Aspek manfaat
Untuk mendapatkan kualitas maupun kuantitas hasil pelaksanaan
pembangunan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknik,
Lokasi Kegiatan
5.
Sumber
Pendanaan
Nama dan
Organisasi
Pejabat Pembuat
Komitmen
7.
Data Dasar
8.
Standar Teknis
9.
Studi-Studi
Terdahulu
10. Referensi
Hukum
b.
c.
d.
Konstruksi.
e.
tentang
Penyelenggaraan
f.
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
umum
43/PRT/M/2007
tentang
Standard
dan
Pengadaan Jasa Konstruksi.
g.
Nomor:
Pedoman
Ruang Lingkup
11. Lingkup
Kegiatan
12. Keluaran
13. Peralatan,
Material,
Personil dan
Fasilitas dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen
15. Lingkup
Kewenangan
dan Tugas
Penyedia Jasa
Konsultansi
Tenaga Teknisi.
c. Peralatan komputer, baik perangkat keras maupun perangkat
lunaknya.
d. Kantor/Studio/basecamp lengkap dengan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti: peralatan
gambar, peralatan tulis dan barang-barang yang habis pakai
lainnya. Kantor/Studio harus beralamat/berdomisili di kota
Madiun dan sekitarnya, yaitu dekat lokasi proyek.
e. Biaya akomodasi, perjalanan Dinas serta penginapan untuk
pengawasan lapangan.
f. Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4
(empat) dan roda 2 (dua) yang layak untuk inspeksi
lapangan beserta pengemudinya.
g. Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi umum;
h. Biaya pengadaan tenaga harian dan pembantu, pembuatan
serta pemasangan titik tetap yang diperlukan oleh Penyedia
Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
i. Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan
lapangan di lokasi Proyek (sudah termasuk di dalam Biaya
Langsung Personil).
Hal-hal yang berkaitan dengan domisili ini dijelaskan sebagai
berikut:
a. Semua kegiatan pelaksanaan supervisi, review desain dan
kegiatan konsultan lainnya dilakukan di kantor Konsultan
yang berada disekitar Lokasi Site sehingga memudahkan
koordinasi dengan PPK Sungai dan Pantai - III hari per
hari (day by day).
b. Untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan/ diskusi
dan asistensi, maka Tenaga Ahli yang ditugaskan harus
berdomisili/ menetap di sekitar lokasi pekerjaan sesuai
dengan jadwal penugasannya.
Pekerjaan supervisi ini dilaksanakan untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan Sarana dan Prasarana Pengendali Banjir
yang Dibangun berupa Perbaikan Dan Pengaturan Kali Grindulu
dan Kali Lorog Serta Anak-anak Sungainya. Hasil kegiatan detail
desain dan review desain seperti diuraikan pada Sub Bab di atas,
juga harus diawasi oleh Konsultan untuk pekerjaan konstruksi
fisiknya. Untuk rencana-rencana pekerjaan konstruksi yang sudah
siap detail desainnya, maka Konsultan harus melakukan review
desain terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan pekerjaan supervisi/
pengawasan ini, Konsultan harus memberikan layanan jasa
secara "task concept", yang meliputi:
a. Konsultan harus bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaan, baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan
spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak pekerjaan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
fisik.
Konsultan berkewajiban meneliti, mengoreksi dan
mengesahkan gambar-gambar construction drawing dan
as built drawing yang dibuat oleh Kontraktor, sebelum
mendapatkan pengesahan dari PPK Sungai dan Pantai III.
Melakukan review design (bila diperlukan) untuk
bangunan sipil yang disesuaikan menurut kondisi dan
kebutuhan di lapangan.
Pengawasan dan pengendalian kualitas serta kuantitas
progres
pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja, biaya,
waktu dan keamanan pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pekerjaan
pengujian, baik pengujian laboratorium
maupun pengujian lapangan.
Memeriksa,
menganalisa dan memberikan saran
untuk persetujuan atas usulan Kontraktor, meliputi
antara lain : program, metode pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan, usulan bahan/ material yang akan
digunakan, gambar-gambar desain yang dibuat oleh
Kontraktor/ Supplier.
Mengkaji dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan
semua bangunan dan fasilitas-fasilitasnya,
gambargambar kerja,
gambar-gambar fabrikasi,
program
kerja dan jadwal pelaksanaan dan lain-lain yang dibuat
oleh Kontraktor/ Supplier.
Melakukan inspeksi, pengujian dan saksi (witnessing)
pada pengujian di bengkel/ pabrik
dari
Kontraktor/
Supplier sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan
dan menerbitkan sertifikat pengujian jika diminta oleh
PPK Sungai dan Pantai - III.
Bersama PPK Sungai dan Pantai - III atau Pejabat yang
ditunjuk, mengadakan penelitian dan menyetujui gambar
kerja, gambar pabrikan, program dan jadwa! pelaksanaan
yang disampaikan oleh Kontraktor/ Supplier.
Melakukan inspeksi / pengawasan pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan.
Mencatat aktifitas pelaksanaan dan progres pekerjaan
untuk penyiapan laporan penyelesaian pekerjaan.
Meneliti dan certify pembayaran kepada Kontraktor.
Melakukan inspeksi dan pengujian akhir running test pada
saat pekerjaan selesai.
Membuat laporan penyelesaian pekerjaan untuk
seluruh pekerjaan bangunan termasuk gambar puma
bangun (as build drawing) seluruh bangunan dan fasilitas
pelengkapnya.
Jml.Org
1
f.
g.
h.
i.
j.
2. Tenaga Ahli
Struktur
Bangunan
Air
dokumen
penting.
Sebagai Ahli harus mampu
menyelesaikan
masalah
dan
menjadi penanggung jawab akhir
ahli dibawahnya.
e.
f.
g.
h.
3. Tenaga Ahli
Quality dan
Control
proyek
pengairan sekurang-kurangnya 4
(empat) tahun dengan dilengkapi
referensi kerja dari Pengguna
Jasa;
d. Mempunyai Sertifikat Keahlian
(SKA) yang diterbitkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah
terakreditasi oleh Lembaga yang
berwenang.
e. Menentukan
jenis
material/
bahan bangunan, mengadakan
uji/testing
secara
periodik
proyek
pengairan sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dengan dilengkapi
referensi kerja dari Pengguna
Jasa;
d. Mempunyai Sertifikat Keahlian
(SKA) yang diterbitkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah
terakreditasi oleh Lembaga yang
berwenang
e. Membantu tugas tugas yang
dilakukan oleh Tenaga Ahli
Quality dan Control.
6. Juru Gambar
(CAD
Operator)
7. Laboran
8. Pengawas
Lapangan
9. Tenaga
Penunjang
Lain
18. Jadwal
Pelaksanaan
Kegiatan
1
1
2
4
Laporan
19. Rencana Mutu
Kontrak
20. Laporan
Pendahuluan
21. Laporan
Bulanan
24. Laporan
Penunjang
27. Persyaratan
Kerjasama
d.
e.
f.
g.
28. Pedoman
Pengumpulan
Data Lapangan
b. Pekerjaan Pengukuran
Keseluruhan pekerjaan pengukuran meliputi :
1) Referensi Koordinat
Referensi minimal dibuat 2 (dua) titik koordinat yang
diambilkan dari data referensi pada Geographic
Positioning System (GPS).
2) Referensi Ketinggian
Titik referensi ketinggian tiap jarak 1 km diikatkan
minimal pada 1 (satu) patok Bench Mark (BM) bangunan
Kali Madiun terdekat, dan digambar di peta dengan notasi
koordinat yang jelas.
3) Pemasangan Patok
a) Pemasangan patok tidak tersembunyi/mudah dicari
kembali, ditempatkan pada lokasi yang aman dan
tidak mudah hilang untuk ikatan sementara dibuat
dari patok kayu dan untuk Patok Control Point (CP)
terbuat dari beton;
b) Patok Control Point (CP) dicat warna biru dipasang
pada struktur tanah yang stabil/keras, dipasang pada
kanan dan kiri sungai di setiap interval maksimum 100
m yang berfungsi sebagai titik kontrol ketinggian
untuk jalur sungai yang lurus, sedangkan jalur sungai
yang berkelok maksimal 50 m.
4) Pengukuran Poligon
a) Pengukuran poligon sebagai kerangka dasar
horisontal pemetaan harus diikatkan terhadap 2 (dua)
Control Point (CP) yang telah diketahui koordinat dan
elevasinya;
b) Pengukuran sudut poligon dilakukan secara 2 (dua)
seri ganda (B,LB,B,LB) selisih sudut hasil pengamatan