Anda di halaman 1dari 22

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

BAB III
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
3.1 Konsep Logika
3.1.1 Konsep Binari
Konsep binari bukanlah sesuatu yang baru. Konsep ini merupakan suatu konsep
sederhana mengenai keberadaan dari dua kondisi yang di definsiakan sebagai contoh,
lampu dapat hidup ( ON ) atau mati ( OFF ) , switch terbuka ( OPEN ) atau tertutup, motor
running atau stopped , yang mana dalam system digital, kedua kondisi di atas dapat
dianggap sebagai suatu sinyal yang ada atau tidak ada , aktif atau non-aktif , tinggi atau
rendah , dll . kedua kondisi ini merupakan dasar dalam membuat keputusan.
Untuk selanjutnya , 1 menyajikan keberadaan suatu sinyal atau suatu kejadian ,
sementara 0 adalah kebalikanya.

3.1.2 Fungsi Logika


Pada konsep binary , variable binary dapat dilihat sebagai 1 atau 0 . kombinasi
dua atau lebih variable ini dapat menghasilkan kondisi BENAR atau SALAH yang juga di
sajikan dalam 1 atau 0, PLC/SR akan membuat keputusan dari pernyataan ini.
Operasi-operasi yang dilakukan peralatan digital , seperti hanya PLC/SR, adalah
berdasarkan ketiga fungsi dasar operasi dasar logika AND, OR, NOT. Operasi ini
digunakan untuk mengkombinasikan variable binary untuk membentuk suatu pernyataan .
masing-masing fungsi memiliki aturan dalam menghasilkan keluaran ( BENAR atau
SALAH ) dan jaga juga symbol yang digunakan.

3.1.3 Fungsi AND


Simbol dibawah ini memperlihatkan diagram logika yang disebut AND. Output
fungsi AND adalah adalah benar (1) hanya jika semua input adalah benar (1) . jumlah
input dalam diagram logika AND adalah tidak terbatas ,tetapi hanya memiliki suatu output.
Output
Input

&

Gambar 1.1 Input dan Output Logika Fungsi AND


Sumber : Dokumentasi Pribadi
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi jika tombol tekan PB1 dan PB2 adalah 1
pada waktu yang bersamaan.

ALARM
HORN

PB1

&
PB2

Gambar 1.2 Logika Fungsi AND


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Logika Fungsi AND


PB1

PB2

ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Silent (0)

Not-Pushed (0)

Pushed

(1)

Silent (0)

Not-Pushed (0)

Silent (0)

Pushed

Sound (1)

Pushed
Pushed

(1)
(1)

(1)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

PB1

PB2

ALARM
HORN

Electronic Representation

Gambar 1.3 Electronic Representation


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Line Voltage
L1

Line Voltage (common)


L2

PB2

PB1

Electrical ladder Circuit


Gambar 1.4 Electrical Ladder Circuit
Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.1.4 Fungsi OR
Symbol di bawah ini diagram logika OR. Pada fungsi OR, output akan benar (1)
apabila salah satu atau lebih input adalah benar (1). Sebagaimana fungsi AND, jumlah
input pada OR adalah tidak terbatas dan outputnya hanya satu.

Output
Input

>=1

Gambar 1.5 Input dan Output Logika Fungsi OR


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi apabila salah satu tombol tekan PB1 atau
PB2 adalah 1 adalah bernilai 1(ON).

PB1

>=1

ALARM
HORN

PB2

Gambar 1.6 Logika Fungsi OR


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Tabel 1.2 Tabel Kebenaran Logika Fungsi OR
PB1

PB2

ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Silent (0)

Not-Pushed (0)

Pushed

(1)

Sound (1)

Not-Pushed (0)

Sound (1)

Pushed

Sound (1)

Pushed
Pushed

(1)
(1)

(1)

Sumber : Dokumentasi Pribadi


PB1

PB2
ALARM
HORN

Electronic Representation

Gambar 1.7 Electrical Representation


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Line Voltage
L1

Line Voltage (common)


PB1

PB2

Electrical ladder Circuit

Gambar 1.8 Electrical Ladder Circuit


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

L2

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


3.1.5 Fungsi NOT
Symbol di bawah ini menyajikan secara grafis fungsi NOT. Output fungsi NOT
selalu terbalik dengan input oleh sebab itu fungsi NOT sering disebut juga dengan
INVERTER.

Input

Output

Gambar 1.9 Input dan Output Logika Fungsi NOT


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tidak seperti halnya fungsi AND dan OR, fungsi NOT hanya memiliki satu Input
dan satu Output, dan juga jarang sekali berdiri sendiri tetapi sering digabungkan dengan
AND dan OR.
Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi jika tombol tekan PB1 bernilai 1 (ON) dan
tombol PB2 bernilai 0.

ALARM
HORN

PB1

>=1
PB2

Gambar 1.10 Logika Fungsi AND


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.3 Tabel Kebenaran Logika Fungsi NOT


PB1

PB2

ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Silent (0)

Not-Pushed (0)

Pushed

(1)

Silent (0)

Not-Pushed (0)

Sound (1)

Pushed

Silent (0)

Pushed
Pushed

(1)
(1)

(1)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


PB2

PB1

ALARM
HORN

Electronic Representation

Gambar 1.11 Electronic Representation


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Line Voltage (common)


L1

L2

PB2

PB1

Electrical ladder Circuit


Gambar 1.12 Electrical Ladder Circuit
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Contoh di atas memperlihatkan fungsi NOT diletakkan pada input. Sedangkan NOT
yang diletakkan pada output akan membalikkan hasil outputnya. Apabila diletakkan pada
output fungsi AND, maka output kombinasi ini akan membalikkan fungsi AND. Operasi
ini merupakan operasi fungsi ANAD (NOT-AND).

&
B

Gambar 1.13 Logika Fungsi ANAD


Sumber : Dokumentasi Pribadi

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Tabel 1.4 Tabel Kebenaran Logika Fungsi AND
Input
Output
A

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Apabila NOT diletakkan pada output OR, maka outpunya merupakan kebalikan
output fungsi OR. Operasi ini adalah operasi fungsi NOR (NOT-OR).

>=1
B

Gambar 1.14 Input dan Output Logika Fungsi NOR


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.5 Tabel Kebenaran Logika Fungsi NOR


Input
Output
A

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2 Prinsip Dasar Aljabar Boolean dan Logic


Pemahaman teknik mengekspresikan pernyataan logika yang kompleks akan
merupakan suatu alat yang sangat membantu apabila menciptakan program pengontrolan
dari pernyataan Boolean dan Ladder Diagram. Manfaat aljabar ini adalah untuk membantu
dalam pengertian Logic dalam implementasi digital. Dengan kata lain, aljabar Boolean
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


adalah untuk mempermudah penulisan maupun pemahaman kombinasi pernyataan logika
(BENAR atau SALAH).
Tabel di bawah ini menyimpulkan dasar pengoperasian aljabar Boolean
sehubungan dengan dasar digital fungsi AND, OR dan NOT dimana tanda ( . ) adalah
operasi AND, (+) operasi OR, dan (-) adalah operasi NOT.

Tabel 1.6 Tabel Dasar Pengoperasian Aljabar Boolean


Logical Symbol

Logic Statement

Boolean Equation

Y is1if A and B is 1

Y = A.B or Y = AB

Y is1if A or B is 1

Y=A+B

Y is1if A is 0
Y is0if A is 1

Y=

&
B

>=1
B

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Aturan Dasar Aljabar Boolean :


A+B=B+A

Hukum Komutatif

AB = BA

A+(B+C)=(A+B)+C

Hukum Asosiatif

A (BC) = (AB) C

A ( B + C ) = AB + AC

Hukum Distributif

A + (BC) = ( A + B ) ( A + C )

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


A(A+B)=A

Hukum Absorbsi

A + (AB) = A

A=A

Involusi

(A+B)=A.B

Hukum Inversi (Teori De Morgan)

(A.B)=A+B

Urutan pengoperasian pernyataan Boolean adalah sangat penting karena urutan akan
mempengaruhi hasil ekspresi logic.
Prioritas pertama urutan operasi dalam Boolean diberikan pada operasi NOT, kedua
AND dan ketiga adalah OR.

3.3 Tegangan Listrik


Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V). Besaran ini mengukur energi
potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor
listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan
sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Tegangan adalah gaya yang
mengakibatkan terjadinya arus listrik. Terjadinya tegangan akibat beda / selisih potensial
dan dikatakan ada tegangan ( voltage ).
Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan perbedaan potensial
antara dua titik, yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja yang diperlukan untuk
memindahkan arus dari satu titik ke titik lainnya, maka rumus dasar tegangan antara 2 titik
adalah:

Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh
rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi
antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian,
maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan
electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari
tegangan tersebut tidak ada artinya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat
pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan
hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative
antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk
menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik.

3.4 Arus Listrik


Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran elektron atau
aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik yang biasa disebut sebagai
konduktor. Konduktor yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
kabel logam.
Ketika dua ujung kabel disambungkan pada sumber tegangan, misalnya baterai,
maka elektron akan mengalir melalui kabel penghantar dari kutub negatif menuju kutub
positif baterai. Aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran listrik.
Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik (elektron) yang mengalir
melalui konduktor dalam tiap satuan waktu. Untuk aliran yang kontinu (steady), arus listrik
dirumuskan dalam persamaan berikut:

Keterangan :
I = arus listrik
Q = muatan listrik
t = waktu

3.5 Tahanan Listrik/Hambatan Listrik


Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang
mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Keterangan :
R = hambatan listrik
V = tegangan listrik
I = arus listrik

3.5.1 Jembatan Wheatstone


Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur
suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan
Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir
pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. . Rangkaian ini dibentuk oleh empat
buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini
dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0),dimana tahanan
tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton
atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari
rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan
penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita
ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari
material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada
penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, R = .L/A. Perubahan
hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus
dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 1.15 Gambar Rangkaian Jembatan Wheatstone


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Wheatstone

Gambar 1.16 Gambar Rangkaian Jembatan Wheatstone


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Wheatstone

3.5.2 Galvanometer
Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena
komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung. Galvanometer bisa
digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika
pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut
hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang
ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan
akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 1.17 Galvanometer


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Galvanometer
3.6 Daya Listrik
Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik
tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat
pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas,
energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam
bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah
(aki).
Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap satuan waktu
(detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai berikut:
3.7 Hubungan Tegangan, Arus, Tahanan, dan Daya Listrik
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan P. Mengikuti definisi ini daya dapat
dirumuskan sebagai:

Dimana :
P = daya (watt)
W = Usaha (Joule)
t = waktu
V = Tegangan/beda potensial (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan/Hambatan/Beban (Ohm)
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran
ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran
listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya,
suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra
tinggi.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.

Arus listrik dapat diukur dalam satuan

Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari
yang sangat lemah dalam satuan mikro Ampere (A) seperti di dalam jaringan tubuh
hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah
konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Tahanan/beban/resistansi adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain


untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Arus hanya dapat mengalir jika ada tegangan/beda potensial. Sumber arus sampai
saat ini umumnya berasal dari PLN, sedangkan arus listrik di daerah Jawa Tengah ini
disupply dari pembangkit listrik Karangkates yang ada di daerah Malang. Untuk bisa
mengalirkan arus sampai daerah Jawa Tengah, maka harus diberi tegangan yang sangat
besar (sekitar 500.000 V) melalui sebuah jalur kabel yang dinamakan Sutet (Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi), walaupun begitu tetap setelah jarak tertentu saluran sutet ini
tegangannya harus dinaikkan kembali melalui sebuah gardu listrik (menggunakan trafo
Step-up) dikarenakan karena pengaruh hambatan, panjang, dan luas penampang
penghantar (kabel) akan mempengaruhi penurunan tegangan. Arus listrik adalah suatu
energi yang ditimbulkan akibat perpindahan elektron dari suatu unsur.Untuk memudahkan
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


analisa arah arus arus akan mengalir dari kutub positif (+) menuju ke kutub negatif (-),
sedangkan elektron bergerak berbalikan arah dengan arah arus yang mengalir dari kutub
negatif (-) menuju kutub positif (+) .

Gambar 1.18 Arah Arus dan Elektron pada Sumber Tegangan DC


Sumber : https://www.google.com/search?q=arah+arus+listrik

Berikut merupakan berbagai jenis tegangan :


1.

Tegangan AC (Alternating Current) adalah tegangan yang besarnya selalu berubahubah secara periodik. Tegangan AC dapat dilihat dengan menggunakan CRO
(Cathode Ray Oscilloscope). Contoh : tegangan PLN memiliki besar 220 VAC
dengan periode ayunan 50-60 kali per detik atau biasa dalam bahasa teknik dituliskan
dengan istilah frekuensi = 50-60Hz. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan
AC rasanya seperti bergetar dan bergoyang inul.

Gambar 1.19 Tegangan AC Ideal/Sempurna Tanpa Cacat


Sumber : http://riandyerlangga.ilearning.me/2013/09/11/hubungan-daya-arus-tegangandan-tahanan/

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 1.20 Tegangan AC dilihat dari CRO


Sumber : https://cahyokrisma.wordpress.com/2010/07/23/pert-i-pengertian-daya-arusdan-tegangan/comment-page-1/

2.

Tegangan DC (Direct Current) adalah tegangan yang memiliki besar tetap (tidak
berubah) secara periodik. Contoh tegangan keluaran dari adaptor, tegangan keluaran
dari Power Supply komputer dll. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan DC
rasanya seperti dicubit tanpa merasakan getaran.

Gambar 1.21 Tegangan DC Ideal/Sempurna


Sumber : http://riandyerlangga.ilearning.me/2013/09/11/hubungan-daya-arus-tegangandan-tahanan/

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 1.22 Tegangan DC dilihat Dari CRO


Sumber : https://cahyokrisma.wordpress.com/2010/07/23/pert-i-pengertian-daya-arusdan-tegangan/comment-page-1/
3.8 AVO meter
Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk
mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O
artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari
ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum,
pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik
tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena
dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya
dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
AVO meter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3
komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi
sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm,
Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya.
Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah
pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital
sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik,Nilai yang diinginkan dapat langsung
terbaca

asalkan

sesuai

atau

Benar

cara

pemasangan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

alat

ukurnya.

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

Gambar 1.23 Bagian-Bagian Multimeter


Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

Bagian-Bagian Multimeter :
1.

Sekrup Pengatur Jarum, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup
ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang
jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran,
Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.

2.

Tombol Pengatur Nol OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum,
hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan
angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM.

3.

Saklar pemilih ,Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin diukur,
misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka saklar diatur/putar hingga
menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, begitu pula saat mengukur
tegangan DC, maka saklar diatur hingga menyentuh DCV.
Skala sangat penting dalam pengukuran menggunakan AVOmeter. Skala
tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, semua
skala dapat digunakan untuk membaca, hanya saja tidak semua skala dapat
memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai
Baterai 9 Volt DC, kemudian saklar pemilih diatur untuk memilih skala tegangan DC
pada posisi 2,5 dan menghubungkan terminal merah dengan positif (+) baterai dan

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


hitam dengan negatif (-) baterai. Jarum akan bergerak ke ujung kanan dan tidak
menunjukkan angka 9Volt, sebab nilai maksimal yang dapat diukur bila saklar pemilih
diposisikan pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai
9 Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang lebih besar dari tegangan yang
di ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang
diinginkan.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter
analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital
(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya,
tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang
dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.

3.8.1 AVO Meter Analog


AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk
memperoleh hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi.
Keakuratan hasil pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala
pointer, getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah
rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan
pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan (paralax).

Gambar 1.24 Multimeter Analog


Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


3.8.2 AVO Meter Digital
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan
pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur,
harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan
karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.

Gambar 1.25 Multimeter Digital


Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

3.8.3

Cara Membaca AVO Meter


a. Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage)

Gambar 1.26 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik Menggunakan AVOmeter Analog


Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula
menggunakan rumus:

b. Mengukur Arus Listrik (Ampere)

Gambar 1.27 Hasil Pengukuran Arus Listrik Menggunakan AVOmeter Analog


Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

Mengukur nilai tahanan/resistasi resistor menggunakan AVO


meter analog dapat menggunakan rumus :

c. Mengukur Nilai Tahanan / Resistansi Resistor (Ohm)

Gambar 1.28 Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Listrik Menggunakan AVOmeter Analog
Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS


Mengukur nilai tahanan/resistasi resistor menggunakan AVO
meter analog dapat menggunakan rumus :

Tahanan Terukur = Skala yang ditunjuk x Skala Pengali

Jika dimisalkan ketika mengukur, dihasilkan nilai


ditunjukkan oleh skala seperti di atas maka nilai tahanannya adalah :
Nilai yang di tunjuk jarum : 26
Skala pengali

: 10 k

Maka nilai resitansinya

: 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

yang

Anda mungkin juga menyukai