Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KEPADATAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI

2.1.

Jaringan Distribusi 1)

Gambar 2.1. a. Penyaluran Tenaga Listrik


b. Single line diagram dari a.)

1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

2.1.1.Jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua :


1.

Jaringan Distribusi Primer atau Jaringan Tegangan Menengah


(JTM). 1)

Gambar 2.2. Jaringan Distribusi Primer


2.

Jaringan Distribusi Sekunder atau Jaringan Tegangan Rendah

1)

Gambar 2.3. Jaringan Distribusi Sekunder

1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

2.1.2. Perencanaan Jaringan Distribusi


Perencanaan jaringan distribusi harus 3 ( tiga ) faktor penting yaitu :
1. Perkiraan Kebutuhan Energi Listrik ( Wh, MWh )
2. Pengembangan Jaringan
3. Keandalan Sistem
2.1.3. Struktur Jaringan Tegangan Menengah
Untuk kawasan dengan kepadatan beban yang besar digunakan Saluran
Kabel Tegangan Menengah ( SKTM ), untuk kelangsungan pelayanan, arah
perkembangan area, biaya pemeliharaan dan manfaat

ekonomis sistem

jaringan.
Dari segi keandalan yang ingin dicapai ada 2 pilihan struktur jaringan, yaitu:
1.

Jaringan dengan satu sumber pengisian, merupakan yang paling

sederhana, tetapi gangguan yang timbul akan mengakibatkan pemadaman.


2.

Jaringan dengan beberapa sumber pengisian, keandalan lebih tinggi,

namun biaya investasinya lebih mahal. Pemadaman akibat gangguan dapat


dikurangi atau ditiadakan sama sekali.
Struktur jaringan tegangan menengah juga ditentukan oleh aspek aspek :
1.

pentanahan netral sistem.

2.

penggunaan Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) atau SKTM.

3.

saluran fasa tunggal atau saluran fasa tiga

2.1.4. Struktur Jaringan Tegangan Menengah


1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

Pemilihan

macam

struktur

Jaringan

Tegangan

Menengah

(JTM)

tergantung pada kualitas pelayanan yang diinginkan. Kualitas pelayanan


mempunyai beberapa unsur antara kelangsungan pelayanan ( kontinuitas
pelayanan ), pengaturan tegangan dan kedip tegangan. Struktur jaringan
tersebut adalah :
1.

Radial
Untuk suplainya hanya dihubungkan dengan titik pengisian tanpa ada

sumber cadangan ( Gambar 2.2 ), oleh karena itu tingkat keandalannya relative
rendah. Bila terjadi gangguan atau perbaikan komponen pada jaringan, maka
akan terjadi pemutusan pelayanan pada daerah atau semua bagian penyulang
tersebut.

Gambar 2.4. Bentuk sederhana JTM sistem Radial

1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

Gambar 2.5. JTM Struktur Radial dengan Penyulang pemasok beberapa GD


Langkah lain untuk dapat meningkatkan keandalan pada struktur radial adalah
dengan menggunakan struktur spindle ( lihat gambar 2.4 ). Pada struktur ini
semua penyulang yang keluar dari Gardu Induk menuju kesatu titik pertemuan
sehingga membentuk suatu lingkaran yang terbuka pada titik pertemuan
tersebut. Titik ini disebut Gardu Hubung ( Switching Substation ).

Gambar 2.6. JTM Struktur Spindle


1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

Pada struktur spindle ada penyulang cadangan khusus yang biasa


dikenal dengan sebutan penyulang ekspres. Penyulang ekspres tidak mencatu
gardu gardu distribusi, tetapi merupakan penyulang penghubung antara Gardu
Induk dengan Gardu Hubung , hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan
pasokan tenaga listrik pada pelanggan bila terjadi gangguan pada suatu
penyulang yang memasok gardu distribusi. Penyulang ekspres ini dalam
keadaan normal merupakan kabel yang bertegangan sampai di gardu hubung
( tanpa beban ), kecuali pada saat terjadi gangguan pada salah satu atau lebih
penyulang lainnya dalam satu spindel.
Banyaknya penyulang dalam suatu spindel adalah maksimal 7 penyulang,
pada keadaan seperti ini koefisien penggunaannya adalah 85,6% atau 6/7. Jadi
masing-masing penyulang yang mencatu gardu gardu distribusi hanya boleh
dibebani 6/7 dari daya nominal kabel yang bersangkutan, sesuai dengan rumus :
2.

Struktur Loop
Yang dimaksud dengan struktur loop adalah suatu bentuk jaringan yang

dipasok dari satu sumber yang sama seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.7. JTM Struktur Loop ( dipasok dari satu sumber )


1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

3.

Struktur Anyaman (Mesh)


Struktur ini umumnya dipakai pada jaringan tegangan rendah yang

kepadatannya tinggi. Penerapan struktur mesh ini pada jaringan tegangan


menengah relatif jarang digunakan, dikarenakan perlengkapan peralatan
hubungnya menjadi mahal.

Gambar 2.8. JTM Struktur Mesh dipasok beberapa sumber

2.1.6. Komponen Komponen Jaringan Distribusi


1.

Gardu Induk
Untuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan menengah

serta mendistribusikan energi listrik melalui penyulang .


2.

Jaringan Primer
Jaringan ini berfungsi sebagai penyalur energi listrik dari gardu induk ke

trafo-trafo distribusi.
1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

3.

Gardu Hubung
Berfungsi sebagai penghubung (titik temu) dua atau lebih penyulang

primer. Peralatan penting yang terdapat dalam suatu Gardu Hubung (GH) adalah
saklar pemisah, peralatan kontrol dan alat ukur.
4.

Gardu Distribusi
Berfungsi menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah

220/380 V. Peralatan peralatannya saklar pemisah, saklar pemutus beban


( Load Break Switch ) dan trafo distribusi.
2.1.7. Konfigurasi Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan Tegangan Rendah ( jaringan sekunder ) berfungsi melayani
konsumen konsumen dengan beban kecil. Tegangan rendah ini berupa saluran
3 fasa 3 kawat, saluran 3 fasa 4 kawat.

Gambar 2.9. Konfigurasi Jaringan Tegangan Rendah


a. 3 fasa 3 kawat b. 3 Fasa 4 kawat
1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

2.2.

Kepadatan beban
Kepadatan beban( load density ) adalah suatu nilai yang menunjukkan

kebutuhan tenaga listrik suatu daerah, satuannya bisa berupa KVA/m 2 atau
MVA/km2. Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-ratanya
terhadap beban puncaknya pada suatu periode tertentu ; harian, bulanan atau
tahunan.

Gambar 2.10. Kurva Beban Harian

2.2.1.

Klasifikasi Beban 2)
Dalam jaringan distribusi terdapat beberapa kelas ( tarif ) beban. Berikut

adalah tarif beban yang berlaku di PT.PLN ( Persero ) TUL 2012 :


1.

Beban Sosial dikelompokkan ke beberapa besarnya daya listrik yang


digunakan :
1. S.1/ 220 VA
2. S.2 / 450 VA
3. S.2 / 900 VA
4. S.2 / 1.300 VA
5. S.2 / 2.200 VA
1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

6. S.2 / 3.500 VA s/d 200 KVA


7. S.3 / 200 KVA
2.

Beban Rumah Tangga dikelompokkan ke beberapa besarnya daya listrik


yang digunakan:
1. R.1 / 450 VA
2. R.1 / 900 VA
3. R.1 / 1.300 VA
4. R.1 / 2.200 VA
5. R.2 / 3.500 VA s/d 5.500 VA
6. R.3 / 6.600 VA keatas

3.

Beban Bisnis dikelompokkan ke beberapa besarnya daya listrik yang


digunakan:
1. B.1 / 450 VA
2. B.1 / 900 VA
3. B.1 / 1.300 VA
4. B.1 / 2.200 VA s/d 5.500 VA
5. B.2 / 6.600 VA s/d 200 kVA
6. B.3 / > 200 kVA

4.

Beban Industri dikelompokkan ke beberapa besarnya daya listrik yang


digunakan:
1. I.1 / 450 VA
2. I.1 / 900 VA
3. I.1 / 1.300 VA
4. I.1 / 2.200 VA
1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

5. I.1 / 3.500 s/d 14 kVA


6. I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA
7. I.3 / > 200 kVA
8. I.4 / 30.000 kVA keatas

5.

Beban Pemerintah dikelompokkan ke beberapa besarnya daya listrik yang


digunakan:
1. P.1 / 450 VA
2. P.1 / 900 VA
3. P.1 / 1.300 VA
4. P.1 / 2.200 VA s/d 5.500 VA
5. P.1 / 6.600 VA s/d 200 kVA
6. P.2 / > 200 kVA

1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

1)Basri,Hasan,Ir.Sistem Distribusi Daya Listrik( Jakarta:Penerbit ISTN,1997)

Anda mungkin juga menyukai