Bab 1. Pendahuluan
2
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
2.1 Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava)
Tanaman jambu biji (Psidium guajava) dalam sistematika dunia tumbuhan
diklasifikasikan menjadi seperti di bawah ini:
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spessies : Psidium guajava, L. (Cronquist, 1981).
Tanaman jambu biji sering disebut jambu batu. Beberapa nama daerah untuk
tanaman tersebut antara lain glima breuen, glimeu beru, galiman, masiambu,
jambu biawas (Sumatra) dan kayawase, kayawusu, lainehatu, lutuhatu dan gayawa
(Maluku) (Wijayakusuma et al. 1994).
Tanaman jambu biji (Psidium guajava) merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika tropis, banyak ditanam sebagai tanaman buah-buahan yang tumbuh pada
ketinggian 1-1.200 m diatas permukaan laut dan merupakan tanaman perdu atau
pohon kecil, tinggi tanaman umumnya 3-10 m. Kulit batangnya licin, terkelupas
dalam potongan. Ruas tangkai teratas segi empat tajam. Daun muda berbulu abuabu, daun bertangkai pendek dan bulat memanjang. Bunga terletak di ketiak daun.
Tabung kelopak bunga berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5
cm;pinggiran tidak rontok, panjang 1cm. Daun mahkota bulat telur terbalik,
3
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
panjang 1,5-2 cm, putih segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga
yang berbulu, putih, pipih & lebar seperti halnya tangkai putik berwarna seperti
mentega. Bakal buah tenggelam beruang 4-5. Buah buni bundar dan berbentuk pir
(Steenis, 2008).
2.1.1 Kandungan Fitokimia Pada Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
Menurut Taiz dan Zeiger (2002) metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan merupakan bagian dari sistem pertahanan diri. Senyawa tersebut
berperan sebagai pelindung dari serangan infeksi mikroba patogen dan mencegah
pemakanan oleh herbivora.
Metabolit sekunder dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu terpen,
fenolik, dan senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid. Tanin pada
tanaman jambu biji dapat ditemukan pada bagian buah, daun dan kulit batang,
sedangkan pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun tanaman jambu
biji selain mengandung tanin, juga mengandung zat lain seperti asam ursolat,
asam lat, asam guajaverin, minyak atsiri dan vitamin (Thomas, 1989).
Daun-daun jambu biji memiliki kandungan zat-zat penyamak (psiditanin)
sekitar 9%, minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung eganol sekitar
0,4%, damar 3%, minyak lemak 6%, dan garam-garam mineral (Kartasapoetra,
2004).
Menurut Direkbusarakom (1997) et al. dalam Sipahutar (2000) Tanaman
jambu biji banyak digunakan sebagai obat. Tanaman tersebut bersifat anti diare,
anti radang (inflamasi), dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Daun
segarnya dapat digunakan untuk pengobatan luar pada luka akibat kecelakaan,
pendarahan akibat benda tajam, dan borok (ulcus) di sekitar tulang. Pengujian
daun jambu biji pada beberapa patogen yang menyerang ikan dan udang
menunjukan bahwa daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan terhadap
virus dan bakteri pada hewan yang hidup di air (akuatis) seperti infeksi Yellow
Head Virus (YHV) pada udang black tiger dan infeksi A.hydropila pada jenis ikan
lele. Hasilnya menunjukan bahwa daun jambu biji lebih efektif untuk pencegahan
infeksi bakteri pada jenis catfishdi bandingkan pencegahan infeksi YHV pada
udang.
4
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
5
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
Asam malat pada daun jambu biji termasuk golongan fenol yang
bermanfaat sebagai anti bakteri, anti virus, anti fungi. Ekstrak daun jambu biji
biasanya digunakan sebagai astringent (Naini, 2002). Asam malat pada daun
jambu biji dapat menghambat petumbuhan virus berinti RNA seperti virus
Dengue yang merupakan virus RNA untai tunggal. Asam malat dapat
menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yaitu enzim yang diperlukan
oleh virus untuk mereplikasi diri (Maryanty, 2005).
d. Tanin
Jambu biji juga mengandung tanin, yang menimbulkan rasa sepat pada
buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan
berguna untuk menyerang virus (Kumalaningsih, 2007). Tanin mempunyai sifat
sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat
mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga menggangu
permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat
melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau
bahkan mati (Ajizah, 2004). Masduki (1996) menyatakan bahwa tanin juga
mempunyai daya anti bakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena
diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolat.
e. Fenilpropanoid
Senyawa fenilpropanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol
utama yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa-senyawa fenol ini mempunyai
kerangka dasar karbon yang terdiri dari cincin benzen yang terikat pada ujung
rantai karbon propana (Sovia, 2006). Fenilpropanoid diduga memiliki mekanisme
yang sama dengan senyawa tanin dalam menghambat pertumbuhan bakteri
(Ajizah, 2004). Ardiansyah (2007) mengatakan bahwa secara umum mekanisme
penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh
beberapa faktor: gangguan pada senyawa penyusun dinding sel bakteri,
peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan
komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi atau kerusakan
fungsi material genetik.
2.2. Ekstraksi
Destilasi Uap Langsung isolasi minyak atsiri
6
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
2.2.1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan
pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang
datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan
cara difusi. Terdapat bermacam-macam metode ekstraksi, yaitu metode ekstraksi
berdasarkan hasil isolat yang diperoleh, ekstraksi berdasarkan suhu, ekstraksi
berdasarkan bahan ekstraksi dan pelarut.
2.2.2.Macam-Macam Metode Ekstraksi
1. Metode Ekstraksi berdasarkan hasil isolat yang diperoleh :
a. Ekstraksi sampai habis (Exhaustive), caranya dengan soxhletasi dan perkolasi.
b.
caranya
dengan
refluks,
maserasi,
Soklet
Soklet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang terus menerus diganti
sehingga selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat khusus sehingga
terjadi ekstraksi berkeseimbangan sampai bahan tersari sempurna.
c.
Digesti
Digesti adalah ekstraksi dengan perendaman namun dilakukan pada suhu
yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30-50C.
c.
Infundasi
Infundasi adalah ekstraksi dengan cara perebusan, di mana pelarutnya adalah
air pada temperatur 96-98C selama 14-20 menit.
e.
Dekoksi
7
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
Dekoksi (perebusan) hampir sama dengan infundasi dengan waktu lebih dari
30 menit pada temperatur 100C.
B. Cara Dingin
a. Maserasi
Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara perendaman bahan dengan pelarut. Maserasi kinetik merupakan
metode maserasi yang menggunakan bantuan suatu alat untuk mengaduk. Hal
ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan ekstrak lebih banyak atau baik,
melainkan untuk mempercepat penyeimbangan konsentrasi sehingga waktu
ekstraksi menjadi lebih cepat.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut secara kontinyu
sampai semua zat terekstraksi.
3.
a.
b.
Ekstraksi cair-cair
Bahan yang diekstraksi berupa cairan dan menggunakan pelarut cair.Cara
ekstraksi dengan menggunakan corong pisah dan dengan ekstraksi cair-cair
sinambung (perforator jalade) dengan pemanasan.
2.3 Isolasi
Hampir sama dengan ekstraksi, tetapi maksudnya memisahkan sejenis zat dan
atau menarik sejenis zat dari suatu bahan. Hasil ekstraksi umumnya komponen
yang terdiri dari berbagai jenis zat, dimana masing masing zat tersebut masih
dapat diisolasi dari komponennya. Tetapi juga ada sejenis zat yang langsung dapat
diisolasi dari bahan bakunya, misalnya isolasi vitamin, isolasi asam amino, isolasi
zat warna dari tumbuhan.
2.4. Destilasi
2.4.1 Pengertian Destilasi
8
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
2.4.2 Jenis-Jenis Destilasi
1. Distilasi Air
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam
secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri
khas metode ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih.
Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung.
Penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya
rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu
minyak yang diperoleh.
9
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
yang digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat panas dengan tekanan
lebih dari 1 atmosfer.
10
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
efektivitas prosedur, dihitung dengan membagi jumlah produk yang didapatkan
dalam mol dengan rendemen teoritis dalam mol:
Rendemen =
.................. (1)
11
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri
komestik dan wewangian.
2.6.2 Komponen Minyak Atsiri
Walaupun minyak atsiri mengandung bermacam-macam komponen kimia
yang berbeda, namun komponen-komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam
empat kelompok besar yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu,
(Guenther, 1987);
1. Terpen, yang ada hubungan dengan iso prena atau iso pentana
2. Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang
3. Turunan benzena
4. Bermacam-macam persenyawaan lain.
2.6.3 Contoh Tanaman Sebagai Sumber Minyak Atsiri
Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia
dan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, yaitu (Guenther,1987);
a. Akar
: Akar wangi, Kemuning
b. Daun
: Nilam, lemon, sereh wangi, mentha, kayu nilam, cengkeh,
kayu putih, gandapura, jeruk purut, karmiem, krangen,
c. Biji
d. Buah
e. Bunga
12
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
3.1
Alat-Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.2
Bahan-bahan
1.
2.
13
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
3.3
Prosedur Percobaan
a) Bahan (daun serai wangi) dibiarkan layu 1 hari disuhu kamar.
b) Bahan dipotong-potong kecil sampai ukurannya lebih kurang 0,5 cm.
c) Bahan yang sudah dipotong kemudian ditimbang dalam jumlah 512,32
gram dan dimasukkan ke dalam ketel alat distilasi uap.
d) Ke dalam ketel ditambahkan juga akuades sampai batas yang ditentukan.
e) Setelah itu, kita rangkai unit destilasi uap yang terdiri dari ketel uap,
clavenger dan kondensor.
f) Distilasi kita lakukan dan biarkan destilat ditampung di dalam clavenger.
Jika sudah terlalu banyak air yang ada di clavenger, kita buang airnya
sedikit demi sedikit agar tidak ada minyak yang mengendap di clavenger.
g) Setelah selesai proses distilasi, kita pisahkan minyak dengan air yang ada
di clavenger. Lalu minyak yang didapat dimasukkan ke dalam botol dan
ditimbang berat perolehannya.
h) Kita catat warna minyak serta hitung rendemen dan densitasnya.
14
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Statif
Kondensor
Aliran air masuk dari kran
Aliran keluar dari kondensor
Unit Clavenger
Ketel Uap
Pemanas/Sumber arus
Elemen Pemanas
Sekat tempat sampel
15
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
4.1 Data Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
= 600 gram
= 14.05 WIB
= 19.05 WIB
= 5 jam
= 19,726 gram
= 20,949 gram
= Kuning pucat
= Seperti aroma jambu biji
Waktu
01,76
02,09
02,19
02,42
02,55
01,99
01,91
01,62
01,54
10
01,58
4.2 Hasil/Perhitungan
Berat minyak atsiri = (Berat minyak atsiri + berat botol) berat botol
= 20,949 gram 19,726 gram
= 1,223 gram
Rendemen =
x 100%
16
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
terbuka, memiliki aroma yang khas seperti tumbuhan aslinya, tidak larut dalam air
namun larut dalam pelarut organik, serta tidak berwarna namun akan berwarna
gelap apabila mengalami oksidasi (Firdaus 2009). Minyak atsiri dapat diekstrak
dengan
macam
cara,
yaitu:
Penyulingan
(Destilation),
Pengepresan
permukaan agar mudah untuk diekstraksi. Ketel uap yang telah dibersihkan
sebelumnya diisi dengan air hingga batas yang telah ditentukan, lalu diberi sekat
kemudian baru diisi dengan daun jambu biji yang telah dipotong tadi dan ditutup.
Ketel uap berfungsi sebagai wadah pemanas air, sedangkan sekat yang digunakan
berpori, hal ini dimaksudkan untuk lewatnya air yang akan membawa minyak
atsiri. Selanjutnya unit alat dirangkai dengan benar baru dipasang clavenger dan
kondensor, pastikan tidak ada kebocoran. Lalu alirkan air pada kondensor melalui
selang, pasang stok kontak kemudian hidupkan alat pemanas.
Uap air akan naik melewati celah membawa partikel minyak atsiri ke
kondensor karena proses pemanasan. Di kondensor terjadi proses pendinginan
sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi fasa cair, selanjutnya air akan
membawa minyak ke clavenger. Di clavenger air dan minyak akan terpisah karena
perbedaan berat jenis, di mana minyak berada di atas air karena berat jenis minyak
lebih kecil daripada berat jenis air. Proses ini terus terjadi hingga proses destilasi
berakhir (proses berlangsung selama 5 jam). Setelah proses selesai maka alat
pemanas dimatikan dan dibiarkan hingga dingin pada suhu kamar 25 oC. Setelah
mencapai suhu kamar, maka air dan minyak dipisahkan pada corong pisah. Air
dikeluarkan dari corong pisah, lalu minyak yang tinggal dikeluarkan dan disimpan
pada botol kaca (botol tempat penyimpanan minyak telah ditimbang terlebih
dahulu beratnya). Kemudian ditimbang berat minyak yang berada dalam botol,
17
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
sehingga diperoleh berat minyak atsiri hasil percobaan 1,223 gram dan didapat
rendemen sebesar 0,20383 %.
Rendemen yang diperoleh dari hasil percobaan lebih kecil dari referensi,
rendemen pada referensi adalah sebesar 0,5%-1,2%. Disebabkan oleh :
1. Proses pemisahan air dan minyak yang kurang sempurna, proses ini harus
dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan tertutup (karena sifat minyak atsiri
yang mudah menguap). Hal ini mempengaruhi kadar minyak atsiri yang didapat
karena pada saat pemisahan minyak menguap tanpa dapat dicegah, disebabkan
botol tempat penyimpanan minyak baru bisa ditutup setelah semua minyak habis
pada tempat pemisahan. Sehingga dapat menyebabkan kadar minyak yang
diperoleh rendah.
2. Pemotongan daun daun jambu biji yang kurang kecil, karena luas permukaan
mempengaruhi proses ekstraksi. Semakin kecil potongan daun serai maka
semakin besar luas permukaannya, sehingga akan semakin mudah proses
ekstraksi minyak atsiri.
3. Lama waktu ekstraksi, semakin lama ekstraksi berlangsung maka akan semakin
banyak minyak atsiri yang diperoleh. Pada percobaan ini lama waktu
ekstraksinya
18
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
1. Destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu campuran
zat, berdasarkan perbedaan titik didih.
2. Berat minyak atisiri yang diperoleh dari percobaan adalah sebesar 1,223
gram.
3. Rendemen yang diperoleh adalah sebesar 0,20383 % dengan waktu destilasi
selama 5 jam. Sedangkan secara teoritis rendemennya berkisar antara 0,20,4 %.
5.2 Saran
1. Pada percobaan ini rangkai alat dengan hati-hati dan benar, serta jangan lupa
mengolesi vaseline. Pelepasan rangkaian alat dilakukan apabila alat telah
dingin (ditunggu dingin terlebih dahulu baru dilepas). Pada pemisahan air dan
minyak dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan tertutup, karena sifat
minyak atisiri yang mudah menguap dapat mengurangi rendemen yang
diperoleh.
2. Praktikan harus lebih teliti dalam menimbang suatu bahan karena
dapatmempengaruhi hasil perhitungan.
3. Selama proses destilasi, praktikan perlu melakukan pengurangan kadar air
yang berada dibawah minyak, agar minyak yang dihasilkan tidak
menggumpal dan masuk kembali ke clavenger.
Lampiran B. Perhitungan
1.
Menghitung Densitas
19
Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014
Berat minyak yang didapat = 1,223 g
Volume minyak yang didapat = 1,4 ml
Menghitung Rendemen
Berat sampel mula-mula = 600 g
Berat hasil yang diperoleh = 1,223 g