Anda di halaman 1dari 7

ANIMAL PHYSIOLOGY

HORMON PROTEIN
(Hormon Glukagon)

YUSNIRA
121 444 1 011
ICP A OF BIOLOGY

BIOLOGY DEPARTMENT
MATHEMATICS AND SCIENCE FACULTY
STATE UNIVERSITY OF MAKASSAR
2014

HORMON GLUKAGON
A. Definisi Glukagon
Glukagon adalah antagonis dari insulin, yang disekresi pada saat kadar gula
darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia
diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang
disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari
prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain
di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum
dan Kolon).
Hormon Glucagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni :
1. Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak
2. Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot
3. Gluconeogenesis dan Glykogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati
4. NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan
gemuk dari Henle tubulus yakni ginjal.
B. Struktur Glukagon
Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan
mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-SerLys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.
C. Efek Glukagon pada Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
Banyak ahli fisiologi memandang sel-sel pankreas penghasil insulin dan selsel pankreas penghasil glukagon sebagai pasangan sistem endokrin yang sekresinya
kombinasinya merupakan faktor utama dalam mengatur metabolisme bahan bakar.
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolisme yang juga dipengaruhi oleh insulin
dan berlawanan dengan efek insulin. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon
ini menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yaitu:
1. Efek pada karbohidrat, merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis. Dalam
proses glikogenoisis, glukagon merangsang adenincyclase dari sel hati. Proses ini
menuju aktivasi phosphorylase, oleh sebab itu pemecahan glikogen menjadi
meningkat. Glucagon tidak menyempurnakan glikogenolisis pada otot.
Glikoneogenesis pada hati meningkat banyak sebagai satu fungsi dari tersedianya
asam amino. mengakibatkan peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa
oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
a. Glukagon meningkatan glikogenolisis
Glukagon mengaktifasi adenilil siklase pada membran sel hati
Menyebabkan pembentukan siklik adenosin monofosfat
Akan mengaktifkan protein kinase regulator protein
Akan mengaktifkan protein kinase
Akan mengaktifkan fosforilase b kinase
Menyebabkan pengubahan fosforilase b menjadi fosforilase a
Menyebabkan peningkatan pemecahan glikogen menjadi glukosa 1 fosfat
Mengalami defosforilasi dan glukosa akan keluar sel liver
b. Glukogen meningkatkan glukoneogenesis

Glukagon meningkatkan jumlah pengambilan asam amino oleh sel liver


kemudian mengubahnya menjadi glukosa dengan glukoneogenesis dengan
cara mengaktifkan multipel enzim terutama aktivasi sistem enzim untuk
merubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat yang berperan dalam
glukoneogenesis.
2. Efek pada lemak, mendorong penguraian lemak dan menghambat sintesa trigliserida.
Glukagon meningkatkan pembentukan keton (ketogenesis) di hati dengan mendorong
perubahan asam lemak menjadi badan keton. Lemak intraseluler dalam jaringan
adiposa yang ditransformasi ke trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol,
juga peka terhadap peranan glukagon. Mekanisme ini seperti tergambar dalam skema
di bawah ini:

Dengan demikian, proses lipolisis ini dapat dipastikan diakibatkan ada peranan dari
glukagon yang juga berpartisipasi dalam meningkatnya asam lemak bebas yang
dihasilkan selama latihan. Oleh karena itu, ada hubungan yang parallel antara tingkat
latihan dengan kadar glukagon darah dan asam lemak bebas.
3. Efek pada protein, glukagon menghambat sintesa protein dan meningkatkan
penguraian protein di hati. Stimulasi glukoneogenesis juga memperkuat efek
katabolik glukagon pada metabolisme protein di hati. Walaupun meningkatkan
katabolisme protein di hati, glukagon tidak memiliki efek bermakna pada kadar asam
amino darah karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot, simpanan protein
yang utama di tubuh. Secara ekematik ditunjukkan oleh Gambar,

Seperti sekresi insulin, faktor utama yang mengatur sekresi glukagon adalah
efek langsung konsentrasi glukosa darah pada pankreas endokrin. Ketika glukosa darah
mengalami penurunan maka sel pankreas meningkatkan sekresi glukagon. Efek
hiperglikemik hormon ini cenderung memulihkan konsentrasi glukosa darah ke tingkat
normal. Sebaliknya peningkatan glukosa darah seperti yang terjadi setelah makan akan
menghambat sekresi glukagon yang juga cenderung memulihkan kadar glukosa ke kadar
normal, seperti ditunjukkan gambar berikut:

D. Mekanisme kerja Glukagon


Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah rezeptor (hormon-Rezeptor
komplex), maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger
di dalam sel reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase akan
menjadi Gliserol selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau
sel lemak Adrenalin atau Noradrenalin juga menstimulasi lipolisis lewat 3 rezeptor.
Pada individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau Diabetes
militus jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg
hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan rezeptor 3
lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan rezeptor buat hormon cortisol.
Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi penting bagi individu dalam keadaan
lapar atau diabetes militus, jika tubuh tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.
Kelebihan hormon glukagon bisa disebabkan walaupun sangat jarang oleh
tumor dari sel-sel pankreas. Glucagonom adalah merupakan sebuah gambaran gangguan
adalah tingginya rate glukosa dalam darah dan dapat menimbulkan diabetes mellitus
akibat kekurangan insulin relatif.
E. Kontrol Glukagon Selama Latihan
Selama aktivitas fisik , tubuh manusia berusaha mengembangkan suatu
mekanisme kompleks dari mobilisasi hormon yang mengatur dan menyesuaikan jalur
metabolisme ke suatu kondisi yang spesifik. Ketika aktivitas fisik kepekaan insulin
meningkat yang menyebabkan penurunan kadar glukosa plasma. Oleh karena itu insulin
mungkin tidak berperan dalam meningkatkan transpor glukosa ke dalam otot yang

sedang bekerja. Selama latihan, glukosa dan asam lemak bersamaan dibutuhkan sebagai
bahan bakar metabolisme, maka glukagon meningkat sedangkan insulin menurun.
Dengan turunnya kadar glukosa plasma maka tubuh berusaha untuk
mengembalikan kadar glukosa plasma yakni dengan menskresi hormon glukagon.
Hormon ini mempunyai peran yang berlawanan dengan fungsi dari hormon insulin.
Mekanisme kerja dari kedua hormon insulin dan glukagon ketika terjadi aktivitas fisik
atau latihan olahraga masih memerlukan penjabaran dan kajian lebih lanjut. Untuk itu di
bagian ini akan diungkap bagaimana kerja kedua hormon ini ketika latihan dan
adaptasinya yang terjadi ketika latihan.
Sebagai suatu hormon yang kerjanya berlawanan langsung dengan hormon
insulin, glukagon meningkat sebagai respons dari latihan. Efek ini telah ditunjukkan oleh
latihan yang makin lama makin bertambah dan latihan daya tahan yang lama. Pada studi
yang dilakukan oleh Galbo, ditemukan bahwa glucagon lebih meningkat pada skenario
latihan dengan waktu yang lebih panjang (peningkatan tiga kali lipat diatas nilai istirahat)
dibandingkan di latihan incremental (meningkatnya 35% dari istirahat ke VO2max).
Mekanisme kontrol sekresi glukagon selama latihan dapat digolongkan ke
dalam dua kategori :
1) Glukagon Aktivator
Meningkatnya penghantaran simpatis yang dihasilkan selama latihan, atas
bantuan jalur - adrenergic, merangsang sekresi dari glucagon. Untuk alasan ini,
suatu beta-blocker (agen penghambat -adrenergic) selama latihan menata
meningkatnya sekresi glucagon. Beberapa peneliti (Galbo, Holst, Christensen, 1975)
menemukan suatu hubungan antara kadar glucagon dan kadar dari adrenaline dan
noradrenaline selama latihan yang intensif; walau korelasi ini hanya berpengaruh
nyata pada adrenaline selama latihan dengan intensitas moderat. Efek Adrenergic ini
mungkin dimediasi oleh konsentrasi siklik cAMP. Ini kemungkinan untuk
menjelaskan bahwa peningkatan konsentrasi dari cAMP masuk ke dalam pankreas
yang terisolasi meningkatkan sekresi dari glucagon (Weir, Knowton dan Martin,
1975). Di samping itu,sekali ditegaskan bahwa terjadi kenaikan dari konsentrasi
cAMP selama aktivitas.
Penurunan dari konsentrasi dari glukosa darah merupakan suatu mekanisme
kuat dari sekresi glukagon. Bagaimanapun, pengurangan dari konsentrasi glukosa
darah hanya terjadi setelah latihan yang intensif dan keras. konsekuensinya adalah
suatu penurunan konsentrasi glukosa darah mempunyai pengaruh nyata sebagai satu
rangsangan untuk sekresi glukagon dalam kondisi ini (latihan yang keras).
2) Glukagon Inhibitor
Kenaikan dari kadar asam lemak bebas di darah secara umum merupakan
suatu mekanisme penghambat untuk sekresi glukagon.Hasilnya adalah suatu kontrol
negatif oleh asam lemak bebas harus diberikan bergantung kepada latihan untuk
individu itu sendiri. Kenaikan dari konsentrasi glukagon selama latihan
mengindikasikan bahwa glukagon aktivator lebih berperan dominan daripada efek
glukagon inhibitor.
Contoh Hormon polipeptide: Hormon hipotalamus, hormon hipofisis, parathormon,
kalsitonin, insulin dan glukagon.

CARA KERJA
Hormon polipeptide dan katekolamin (larut air) bergabung dengan reseptor dalam
membran sel mengaktifkan adenil siklase untuk mengubah ATP siklik AMP respon
fisiologi.
HORMON PROTEIN
1. Mengandung satu atau lebih gugus asam amino, satu ataulebih rantai peptida
2. Hormon glikoprotein hormon protein yang mengandunggugus karbohidrat (contoh:
hormon hipofise anterior)
3. Fungsi: bermacam-macam, mulai dari yang spesifik hanyauntuk satu jaringan target saja
hingga yang mempengaruhiseluruh tubuh secara umum (target sangat luas).
Hormon Glukagon
STRUKTUR

Anda mungkin juga menyukai