Wind Turbine With Winglet and Sistem Controller
Wind Turbine With Winglet and Sistem Controller
Dalam mendesain blade dibutuhkan panjang Chrod disetiap section, twist angle, pitch angle
dan profil airfoil sebagai variabel untuk membuat blade, faktor yang penting dari mendesain blade
adalah mengetahui panjang karakteristik dari blade dapat di gambarkan sebagai berikut
Jadi dari seketsa tersebut, panjang blade yang optimum memberikan pengaruh gaya-gaya
yang akan dikonversi menjadi Daya turbin adalah 126 cm, sedangkan bagian struktural sebagai akar
kekuatan blade sebesar 35 cm
Besarnya HUB dapat dicari degan menggunakan
L HUB = 0.1 x R
L = panjang (m)
R = jari-jari blade (m)
profil airfoil yang akan digunakan pada setiap section dalam blade adalah yang memiliki
Gaya lift yang tinggi pada kecepatan angin rendah, karena input dari kecepatan angin hanya berkisar
antara 4-6 m/s, oleh karena itu perlu mencari jenis airfoil tersebut pada database
3.1.
Desain Sudu
Dari penjelasan diatas dapat dibuat rancangan turbin dengan mengasumsikan Tempertaur
lingkungan diabaikan karena perubahan temperatur di wilayah Bantul tidak terlalu besar sehingga
berpengaruh kecil pada (massa jenis fluida), maka dapat ditulis sebagai berikut
Pangin = anginA V3
Pturbin = angin R2V3Cp
ket :
Kecepatan angin = V = 4-6 m/s
Kerapatan udara = = 1,225 kg/m3
Daerah sapuan = A =
R2
Jari-jari blade = R
Dengan nilai koefisien power (Cp) sebesar 0,45. Koefisien power (Cp) adalah perbandingan
antara daya ideal yang dapat diserap oleh turbin dengan daya realnya. Pada turbin angin daya ideal
yang bisa diserap hanyalah 59% dari bezt Limit. Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa semakin besar
Luas penampang atau Swept area maka semakin besar daya yang dikeluarkan maka kami membuat
Rmax = 3/2= 1,5m
Pturbin = .1,225 . 3,14 . 1,52 .53 .0.45
Pturbin = 243,4 watt
Daya output yang kan dikonvert dari mekanik ke elektrik dengan menggunakan generator
dengan effisisensi() 0,9 adalah
Pelectrik = 0,9 . Pturbin
= 219 watt
Gambar 3.1.b Kurva perbandingan Cp, CT dan untuk berbagai jenis turbin angin
Dari gambar kurva diatas dapat dilihat bahwa turbin dengan jumlah blade 3 memiliki
koefisien yang paling besar dengan TSR(tip speed ratio) max 4-5. Dari konsep di atas, maka kami
memilih jumlah sudu sebanyak tiga buah. Untuk pemilihan TSR dapat menggunakan grafik diatas
atau dengan menggunakan persamaan TSR max yaitu :
Rumus :
=4
/B
= 4,2
ket: B = jumlah sudu yang akan digunakan yaitu tiga buah.
untuk mendesain blade dibutuhkan pemilihan kecepatan angin rata-rata agar desain blade maximal
mengkonversi angin pd kecepatan tersebut, sedangkan dalam memperkirakan kekuatan blade dapat
menggunakan kecepatan angin maximum atau lebih agar struktur blade tetap awet meskipun dalam
kondisi kecepatan angin yang besar. Maka dapat diketahui bahwa kecepatan angin rata-rata adalah
5m/s sedangkan maximum dapat diambil 15m/s.
Untuk mengetahui kecepatan pada tip blade dapat dicari dengan rumus :
R
V
R
R
V
Maka :
karena R adalah kecepatan blade pada ujung maka dapat dicari distribusi kecepatan blade pada
setiap radius, untuk mengetahui kecepatan blade pada daerah root maka
r=
r ( x)
R
xR
R=
RPM x xD
60
sehingga RPM =
R x 60
Dx
R
(150cm
r
(24cm)
RPM
) (tip)
16,8
(root)
3,2
21
25,2
4,8
29,4
5,6
33,6
6,4
37,8
7,2
10
42
11
46,2
8,8
12
50,4
9,6
13
54,6
10,4
14
58,8
11,2
15
63
12
107,00636
9
133,75796
2
160,50955
4
187,26114
6
214,01273
9
240,76433
1
267,51592
4
294,26751
6
321,01910
8
347,77070
1
374,52229
3
401,27388
5
Desain
Dari informasi diatas dapat diambil data kecepatan angin 5 m/s untuk pembuatan blade karena
pengambilan rata-rata kecepatan angin pada area bantul berkisar antara 4-6 m/s, maka dari seketsa
awal dapat diambil range jari-jari pada blade yang memberikan pengaruh aerodynamic
Re =
Ket :
x Vr x l
u
- viskositas absolut fluida dinamis = 1,79 10-5
- kerapatan (densitas) fluida = 1,225 kg/m3
Vs - kecepatan resultan fluida (m/s)
l - lebar karakteristik pada blade (chord ) (m)
untuk mengetahui kecepatan resultan antara kecepatan angin dan kecepatan putaran blade maka dapat
dihitung dengan penjumlahan vektor yaitu
Vr
V result
V
angin(m/s)
r (m/s)
0,24
3,36
0,3
4,2
0,36
5,04
0,42
5,88
0,48
6,72
0,54
7,56
0,6
8,4
0,66
9,24
0,72
10,08
Vresulta
n (m/s)
Re
6,02408
5
6,52993
1
7,09940
8
7,71844
5
8,37606
1
9,06386
2
9,77548
61839,4
2
67032,1
1
72878,0
1
79232,6
5
85983,3
1
93043,8
4
100348,
8
107848,
7
115505,
4
10,5060
7
11,2519
5
(degree
)
56,0989
49,9697
4
44,7717
3
40,3758
5
36,651
33,4796
8
30,7627
2
28,4189
5
26,3828
7
0,78
10,92
0,84
11,76
0,9
12,6
0,96
13,44
1,02
14,28
1,08
15,12
1,14
15,96
1,2
16,8
1,26
17,64
1,32
18,48
1,38
19,32
1,44
20,16
1,5
21
12,0102
6
12,7787
9
13,5558
1
14,3399
3
15,1300
5
15,9252
8
16,7248
8
17,5282
6
18,3349
3
19,1444
6
19,9565
1
20,7707
9
21,5870
3
123289,
7
131179
139155,
3
147204,
6
155315,
5
163478,
7
171687
179934
188214,
7
196524,
8
204860,
8
213219,
7
221598,
7
24,6018
8
23,0337
4
21,6444
4
20,4064
19,2971
9
18,2984
2
17,3949
16,5740
1
15,8252
1
15,1396
2
14,5097
5
13,9292
13,3925
Maka dari hasil tersebut aliran pada blade saat kecepatan 5 m/s termasuk aliran laminar (Re<500.000)
dan bagus dalam konversi gaya pada airfoil nanti, dan dari sini dapat dilihat bahwa sudut pada
posisi Xi menuju Xj semakin kecil sehingga diperlukan posisi sudut pada airfoil yang berbeda-beda
untuk dapat menerima kecepatan angin resultan, maka bentuk blade dapat dipluntir agar mengikuti
inflow angle dan tercapai hasil yang bagus secara teori
Jadi pada gambar tersebut dalam pemilihan jenis airfoil diperlukan characteristic
yang baik dari segi Lift dan drag karena untuk memberi gaya lift pada blade
diperlukan airfoil dengan coefficient Lift(Cl) yang cukup tinggi dibandingkan
coefficient Drag(Cd) sehingga blade akan terangkat, karena ada poros maka
gerak blade menjadi berputar
Pemilihan jenis airfoil menggunakan Clark Y karena mamiliki Cl/Cd yang tinggi
dibandingkan dengan airfoil lainnya
Nama Airfoil
Thickness
Chamber
: Clark Y
: 11,73 %
: 3,4 %
Untuk melihat kinerja dari foil maka dibutuhkan Renolds Number, dan angle
(jarak sudut yang akan dianalisa), dengan asumsi viscous karena termasuk
incompressible. Dengan menggunakan rata-rata kecepatan resultan yang
berada disepanjang blade yaitu sebesar 13,36965 m/s sehingga didapatkan Re
sebesar 137244, kemudian angle airfoil dianalisa dari 0 30 (derajat) dengan
menggunakan software didapatkan hasil
Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa Cl/Cd tertinggi Clark Y berada pada
sudut 5(derajat)
Dari gambar tersebut pada angle 5(derajat) terlihat tidak terjadi separasi (aliran
fluida yang lepas dari permukaan airfoil) di sepanjang streamline pada airfoil
sehingga semua aliran fluida dapat dikonversi
sehingga pada inflow angle dapat diatur agar Angle Of Attack (AoA) tepat pada
5(derajat) terhadap Kecepatan resultan dengan mengatur Twist dan pitch angle
maka
= rotor solidity
= Angle Of Attack
+ p
dengan
dengan a =
cB
2 R
ket
c
sehingga dengan data inflow angle dan AoA yang telah didapat dapat dicari nilai
twist dan pitch angle. Dari variable-variable yang telah diketahui dapat dicari panjang chord dan
twist yang akan dibuat pada masing-masing belahan pada blade dengan menggunakan metode
optimize yaitu
c ( r )=
16 r 2 1
R
sin ( tan1
)
BC l
3
r
( )
Ket :
- c = Chord (m)
- R = radius luar (m)
- r = radius di setiap section (m)
- Cl = koefisien Lift
- B = jumlah Blade
- = 4,2
Dari metode diatas dapat diketahui distribusi chord dan twist dengan menggunakan software
dan didapat bentuk blade sebagai berikut :
S : luas blade ,
c : chord airfoil
L = V2
S
CL ( , lengkungan air
D = V2 S
CD ( , lengkungan air
M = V2 S c CM ( , lengkungan air
(note Max pitch 4)